You are on page 1of 43

1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran matematika di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama selalu mengacu dan berorientasi pada kurikulum/GBPP Matematika yang dikeluarkan oleh Depertemen Pendidikan Nasional. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis dalam mengajarkan mata pelajaran matematika ternyata sampai saat ini hasil belajar matematika siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto nilai rata-rata kelasnya masih kurang. Kurang berhasilnya siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto ini dalam pelajaran matematika adalah kurangnya minat atau gairah belajar dalam mengikuti pelajaran mtematika. Hal dapat di amati dari kurang diperhatikannya alat-alat pelajaran yang mendukungnya antar lain mistar, jangka, busur derajat atau buku paket (Buku Pegangan Siswa) dan, pensil serta penghapus. Apabila di berikan tugas atau pekerjaan rumah (PR) dari 34 orang siswa, yang mengerjakannya hanya 10 15 orang dan mengumpulkan di meja guru untuk diperiksa dan diberikan nilai. Hal ini juga merupakan suatu tanda bahwa gairah atau minat belajar matematika siswa masih kurang, tidak lebih dari 50% dari seluruh siswa. Kerana kurangnya minat atau gairah belajar maka bila mengikuti proses pembelajaran ada materi materi yang belum dimengerti tidak mau bertanya kepada guru. Dengan demikian semakin banyak materi materi yang tidak diketahui karena materi yang satu selalu berkaitan atau menjadi dasar materi-materi selanjutnya. Oleh

karena itulah, tidak dipungkiri lagi hasil belajar masih rendahdan tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan oleh guru. B. PERMASALAHAN Berdasarkan atas latar belakang tersebut diatas maka masalah pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto dalam pembelajaran matematika, belum sesuai dengan yang diharapkan atau diinginkan guru. C. CARA PEMECAHAN MASALAH Masalah tentang kurangnya minat atau gairah siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto dalam memepelajari mata pelajaran matematika serta kurangnya hasil belajar matematika, maka akan dilakukan langkah-langkah sebagai solusi dalam pemecahannya yaitu dengan menyampaikan tujun pembelajaran khusus pada setiap awal pembelajaran serta pemberian kuis pada setiap akhir pembelajaran. D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN a. Tujuan Penelitian Berdasarkan atas permasalahan tersebut diatas maka tujuan pada penelitian ini adalah: 1. untuk memberi motivasi kepada siswa dalam belajar matematika dengan menyampaikan tujuan khusus pembelajaran pada setiap awal pembelajaran dan pemberian kuis pada setiap akhir pembelajaran.

2. Meningkatkan kualitas siswa dalam belajar matematika. 3. Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar. 4. Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika. 5. Sebagai bahan alternatif bagi rekan-rekan guru atau bagi peneliti sendiri dalam mengajarkan matematika pada siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto. b. Manfaat Hasil Penelitian Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan ataupun bagi institusi: 1. Bagi guru : dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru dapat sedikit demi sedikit mengetahui strategi pembelajaran matematika yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem

pembelajaran di kelas. Dengan demikian permasalah yang dihadapi guru atau siswa maupun hal-hal yang lain dapat diatasi. Disamping itu, dengan penelitian tindakan kelas ini guru akan terbiasa mengadakan penelitian di kelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya. 2. Bagi siswa: Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa yang bermaslah dalam mengikuti setiap proses pembelajaran matematika sehingga hasil belajarnya lebih dapat ditingkatkan. 3. Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan proses pembelajaran matematika di SLTP Negeri 2 Jeneponto

BAB II KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.

KERANGKA TEORETIK

1. Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup yang utama bagi setiap insan yang hidup di muka bumi ini. Dalam perkembangannya, setiap manusia pasti mengalami apa yang dikatakan dengan belajar. Pengertian belajar memang beraneka ragam, namun beberapa orang ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar antara lain Hudoyo (1990:1-2) mengemukakan pendapatnya bahwa: Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk dimodifikasikan dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu seorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu, menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Dengan demikian dapat diamati bahwa seseorang dikatakan telah belajar apabila dia telah mengalami suatu proses kegiatan tertentu sehingga dalam dirinya terjadi suatu perubahan tingkah laku yang kelihatan atau nampak. Nasution (1986:38-39) mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar: a. Belajar adalah penambahan pengetahuan, defenisi ini banyak dianut di sekolah-sekolah dimana guru-guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin dan murid bergiat mengumpulkannya, sering belajar disamakan dengan menghafal. b. Belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa seseorang telah belajar apabila dalam dirinya itu telah terjadi penambahan pengetahuan berkat adanya pengalaman dan latihan-latihan. Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa seseorang telah dikatakan belajar apabila dalam dirinya itu telah terjadi perubahan tingkah laku yaitu penambahan pengetahuan berkat adanya proses kegiatan berupa pengalaman dan latihan-latihan. 2. Pengertian Matematika Hudoyo (1990 :1-2) mengemukakan pendapatnya tentang matematika bahwa: a. kalau kita telaah matematika itu, tiak hanya berhubungan dengan bilanganbilangan serta operasi-operasinya melainkan juga unsur-unsur ruang sebagai sasarannya. b. Dengan sasaran dan penelaahan matematika kita dapat mengetahui hakekat matematika sekaligus kita ketahui cara berfikir matematika itu. Sasaran penelaahan matematika itu tidaklah konkrit tetapi abstrak. Selaras dengan pendapat tersebut di atas maka matematika itu adalah suatu ilmu yang tidak saja berhubungan dengan bilangan-bilangan, melaikan suatu ilmu yang tersususn secara teratur, sistematik penuh memuat gagasan atau ide-ide yang abstrak sehingga perlu dipelajari terus menerus dan berkesinambungan karena materi yang satu merupakan dasar atau landasan untuk mempelajari materi berikutnya. Seseorang dalam belajar khususnya dalam belajar matematika agar supaya apat mencapai hasil yang maksimal maka sebaiknya para pemberi pelajaran dalam

hal ini guru, dari awal telah merencanakan suatu bentuk pembelajaran yang beraneka ragam agar supaya tujuan yang telah dirumuskannya dapat dicapai sebagai seseorang guru perlu kita menyadari bahwa hasil pembelajaran yang telah dimiliki oleh siswa akan menjadi dasar atau bekal untuk belajar matematika selanjutnya pada jenjang yang lebih tinggi. 3. Pengertian Hasil Belajar Hudoyo (1990 :139) mengemukakan pendapatnya tentang hasil belajar bahwa: Hasil belajar dan proses belajar kedua-duanya penting. Di dalam belajar ini, terjadi proses berfikir. Seseorang dikatakan berfikir bila orang itu malakukan kegiatan mental, bukan kegiatan motorik walaupun kegiatan motorik ini dapat pula bersama-sama dengan kegiatan mental tersebut. Dalam kegiatan mental itu orang menyususn hubungan antara bagianbagian informasi yang telah diperoleh sebagai pengertian. Karena itu orang menjadi memahami dan menguasai hubungan tersebut sehingga orang itu dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari, inilah yang merupakan hasil belajar. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar apabila orang tersebut telah melakukan kegiatan-kegiatan mental sehingga ia mampu menguasai hubungan antara bagian-bagian informasi-informasi yang telah diperoleh dan dapat memahami serta menguasai bahan-bahan yang dipelajari sehingga ia mampu menampilkannya dalam perilakunya sehari-hari. Dengan demikian orang lain dapat melihat adanya perubahan tingkah laku akibat adanya kegiatan-kegiatan mental.

4. Pengertian Tujuan Pembelajaran Khusus Mohamad Ali (1987: 32) mengemukakan bahwa: Dalam sistem pengajaran tujuan adalah arah dan sasaran yang dituju. Suatu sasaran harus jelas menggambarkan suatu keadaan. Jadi tujuan pengajaran harus bisa memberikan gambaran secara jelas tentang perilaku yang diharapkan dapat dimiliki. Oleh karena itu harus merupakan suatu rumusan yang bersifat sempit dan spesifik (khusus). Namun demikian kekhususan hanya digali atau dikembangkan dari perumusan bentuk perilaku yang bersifar umum. Jadi tujuan pembelajaran khusus adalah suatu rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang sifatnya sempit dan spesifik (khusus) dan merupakan gambaran bentuk perilaku yang jelas dan dapat diamati. Dengan demikian setiap tujuan merupakangambaran bentuk perilaku yang dapat diamati denga jelas yang sifatnya khusus dan dapat dievaluasi. Tujuan pembelajaran khusus dapat diartikan sebagai rumusan tujuan yang berisis kualifikasi khusus yang diharapkan dimiliki oleh setiap siswa (murid) setelah selesai mengikuti kegiatan proses belajar mengajar tertentu. Tujuan pembelajaran khusus adalah tujuan yang hendak dicapai guru setiap kali mengajar. 5. Pemberian Kuis Dalam kamus umum Bhasa Indonesia Kuis berarti pertanyaan untuk menguji yang dilakukan secara lisan ataupun secara tertulis yang singkat, seperti biasa dilakukan pada acara hiburan dalam radio dan televisi yang berbentuk perlombaan adu kecepatan dalam menjawab pertanyaan untuk memperebutkan hadiah. Dalam majalah berupa daftar pertanyaan-pertanyaan sederhana yang

berhadiah dan kadang-kadang mengundanfg unsur-unsur promosi barang. Pemberian kuis pada setiap akhir proses pembelajaran matematika yang dimaksudkan adalah pemberian soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Soalsoal atau pertanyaan-pertanyaan diberikan 15 menit menjelang proses belajar mengajar berakhir yang disesuaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada saat itu (pada setiap pertemuan). Hasil pembelajaran siswa dalam menjawab atau mengerjakan soal-soal kuis dikumpul dan diperiksa kemudian diberi nilai disertai dengan komentar atau catatan pembetulan yang salah kemudian dikembalikan lagi pada siswa. B. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan kerangka teoretik tersebut, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah jika pada setiap awal proses pembelajaran disampaikan tujuan pembelajaran khusus dan pemberian kuis pada akhir pembelajaran, maka hasil belajar siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto mengalami peningkatan.

BAB III METODE PENELITIAN

A.

JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (clasroom action

research) yang pelaksanaannya menjadi 4 tahap yaitu: (1) Perencanaan, (2) Melaksanakan Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. B. LOKASI PENELITIAN DAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SLTP Negeri 2 Jeneponto Kelas I1 dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang yang terdiri dari 16 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa laki-laki. Alasan pemulis mengambil subjek peneitian kleas I1 adalah kelas ini relatif homogen dalam hal nilai matematika pada semester pertama. Penelitian ini dilaksanakan pada semester kedua dengan alasan karena pada semester ini siswa telah menyesuaikan diri dengan lingkungannya termasuk guru dan teman-temannya serta mengacu untuk kenaikan kelas. C. PROGRAM KERJA PENELITIAN Prosedur kerja pada penelitian ini dirancang pelaksanaannnya dalam dua siklus yakni: Siklus I Siklus II : (4 minggu) : (4 minggu)

10

Adapun jumlah pertemuan tiap minggu 3 kali pertemuan. Jadi setiap siklus ada 12 kali pertemuan, dan tiap pertemuan waktunya selama 2 x 45 menit. Secara rinci prosedur kerja penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 2. Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah sebagai berikut: a. b. Telaah kurikulum/GBPP matematika kelas I SLTP Membuat lembar observasi, hal ini untuk mengetahui minat dan gairah

serta keaktifan dalam mengikuti proses belajar matematika c. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus dan membuat kuis, hal ini juga

digunakan untuk mengetahui minat dan gairah siswa dalam belajar matematika sekaligus untuk mengevaluasi setiap proses pembelajaran setiap pertemuan. d. Membuat angket, hal ini dilakukan untuk mengetahi pendapat dan

tanggapan dan saran-saran dari siwa tentang metode serta cara mengajar yang diterapkan oleh guru pada saat mengajar matematika. 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. 3. Observasi Kegiatan yang dilakukan pada tahap observasi adalah mengadakan observasi terhadap situasi dan kondisi belajar siswa di dalam kelas antara lain:

11

a. b. c. d. e.

Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran Jumlah siswa yang tidak mencatat TKP Jumlah siswa yang tidak membawa buku paket serta alat pembelajaran Jumlah siswa yang bertanya dan mengerjakan soal di papan tulis Jumlah siswa yang mengerjakan PR dan mengumpulkan di meja guru.

Semua ini dicatat pada pada lembar observasi 4. Refleksi Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis dan dari hasil yang diperoleh, guru dapat menrefleksikan diri dengan melihat data observasi, apakah yang dilakukan sudah dapat memotivasi siswa atau belum. Dalam hal ini apakah sudah nampak minat atau gairah belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika lebih baik dari sebelumnya. Refleksi yang dilakukan pada tahap ini akan dipergunakan untuk bahan acuan pada pelaksanaan siklus berikutnya. Sesuai dengan hakeket tindakan, maka sisklus kedua merupakan perbaikan siklus pertama dan begitu seterusnya. Gambaran kegiatan siklus I (pertama). Untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui penyampaian tujuan pembelajaran khusus dan pemberian kuis pada akhir pembelajaran siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto. Penyampaian tujuan pembelajaran khusus disampaikan setiap awal periode pembelajaran pada setiap pertemuan dan diakhiri dengan pemberian kuis 15 menit menjelang proses pembelajaran berakhir. Untuk lebih jelasnya kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

12

KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Siklus ke I Pertemua n ke 1 Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan 9.1. Sudut dan peta mata angin 9.1.1. Sudut - Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan pertama - Membahas pengertian sudut sebagai bentuk dengan peragaan - Siswa diberi tugas memberikan contoh bentuk-bentuk sudut disekitar kelas - Membahas kaki sudut, titik sudut, dan daerah sudut. - Siswa mengerjakan Latihan I - Membahas sudut siku-siku melalui peragaan dilanjutkan membahas arah vertikal dan arah horizontal. - Memberikan kuis (15 menit sebelum proses pembelajaran berakhir). Uraian Kegiatan Pembelajaran

13

Siklus ke

Pertemua n ke 2

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan

Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan pertemuan kedua. - Membahas cara menyatakan besar sudut sebagai jarak putar. - Siswa mengerjakan soal latihan 4 No. 3, 4 - Dengan contoh-contoh dijelaskan cara menamakan sudut dengan sudut simbol < - Diberikan gambar sudut, siswa diberikan tugas menyebutkan namanya. - Siswa diberikan PR soal latihan No. 5 - Memberikan kuis - Menyampaikan tujuan pertemuan ketiga - Dengan contoh-contoh yang diperagakan menjelaskan alat. - Siswa mengerjakan soal latihan 6 No. 1 dan 2 dengan bimbingan guru - Membahas jenis-jenis sudut dengan contoh-contoh dan gambarnya. - Siswa mengerjakan soal latihan buatan cara menggambar dan mengukur besar sudut menggunakan tujuan pembelajaran

khusus yang telah dirumuskan pada

pembelajaran

khusus yang telah dirumuskan pada

14

guru Siklus ke Pertemua n ke 4 Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan 9.1.2. Peta, mata angin dan jurusan tiga angka - Memberikan kuis Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran

khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan keempat. - Dengan metode ceramah, mengingatkan kembali tentang mata angin - Siswa diberi tugas menggambar peta mata angin - Dengan tanya jawab membahas cara menentukan besar sudut antara dua arah mata angin - Siswa mengerjakan soal latihan 7 No. 1, 2, 3 - Membahas pengertian jurusan tiga angka dilanjutkan memberi contoh menggambar arah letak suatu tempat dari tempat lain dengan jurusan tiga angka - Siswa mengerjakan soal latihan 8 No. 1, 2 dengan bimbingan guru - Siswa diberikan PR soal latihan 8 No. 3 - Memberikan kuis

15

Siklus ke

Pertemua n ke 5

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan

Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan pertemuan kelima. - Membahas cara menentukan jurusan tiga angka tempat A dan B jika jurusan tiga angka tempat B dan A diketahui - Siswa mengerjakan soal latihan 8 No. 4 dengan bimbingan guru - Dengan contoh-contoh dibahas cara menentukan sudut putar dari suatu arah ke arah lain - Siswa mengerjakan soal lat 9 No. 5, 6 - Siswa diberikan PR soal latihan 8 No. 3 - Memberikan kuis - Menyampaikan tujuan pertemuan keenam - Dengan contoh-contoh gambar dijelaskan sudut yang saling berpelurus - Siswa mengerjakan soal lat 9 No. 1, 2 - Dijelaskan sudut yang salig berpenyiku dengan contoh-contoh - Siswa mengerjakan soal lat 10 No. 1, 2 - Dengan menggunakan contoh-contoh gambar dibahas sudut-sudut yang saling bertolak belakang - Siswa mengerjakan soal latihan 10 No. 4 tujuan pembelajaran

khusus yang telah dirumuskan pada

pembelajaran

khusus yang telah dirumuskan pada

16

- Siswa diberikan PR soal lat 9,10 No. 3, 5 Siklus ke Pertemua n ke 7 Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan - Memberikan kuis Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran

khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan ketujuh. - Dengan metode ceramah, disertai dengan peragaan guru menjelaskan sifat sudut yang saling berpelurus - Siswa mengerjakan soal latihan 9 No. 2 - Menjelaskna sifat seberang sudut yang saling bertolak belakang - Siswa mengerjakan soal lat 10 No. 4 - Menjelaskan sifat sudut-sudut yang saling berpenyiku - Siswa mengerjakan soal lat 10 No. 3 8 9.1.4. Gambar skala elevasi dan sudut depresi - Memberikan kuis - Menyampaikan tujuan pertemuan kedelapan - Dengan skala - Siswa mengerjakan soal lat 11 No. 1, 2 - Membahas cara menghitung salah satu dari skala, jarak pada gambar dan jarak sebenarnya jika dua diantaranya diketahui dengan contoh-contoh - Siswa mengerjakan soal lat 11 No. 3, 4 - Siswa diberikan PR soal lat 11 No. 5 menggunakan contoh-contoh gambar bersakala, kembali pengertian pembelajaran

khusus yang telah dirumuskan pada

17

- Memberikan kuis Siklus ke Pertemua n ke 9 Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran

khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan kesembilan - Membahas pengertian sudut elevasi dan sudut depresi dengan gambar - Siswa mengerjakan soal latihan 12 No. 1 - menggunakan contoh 8 membahas cara tinggi jarak dengan gambar skala dan sudut elevasi atau sudut depresi - Siswa mengerjakan soal latihan 12 No. 3 - Membahas cara menghitung tinggi jarak dengan gambar skala dan sudut elevasi atau sudut depresi melalui contoh - Siswa mengerjakan No. 4 - Memberikan kuis soal latihan 12

18

Siklus ke

Pertemua n ke 10

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan -

Uraian Kegiatan Pembelajaran Memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan PR atau kuis mulai kurang pertemuan Mengadaka n pemantapan materi yang telah dibahas pertama yang sampai dirasa pertemuan kesembilan

11

Memberikan kuis akhir siklus pertama sekaligus dipakai sebagai ulangan harian pertama

12

untuk menuju siklus kedua

Mengkaji ulang hasil kuis akhir siklus pertaman

19

Siklus I berlagsung pada bulan Maret 2005 dan dilaksanakan selama 4 minggu atau 12 kali pertemuan dengan materi yang dibawakan adalah sebagai berikut: Sudut dan Peta Mata Angin Sudut Peta mata angin dan jurusan tiga angka Hubungan antara sudut Gambar skala sudut elevasi dan sudut depresi

Pada saat siklus I berlangsung yaitu mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan keduabelas, penulis mengadakan observasi. Observasi dilakukan dengan mencatat semua kejadian yang dianggap penting baik mengenai minat atau gairah dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan bertanya dan mengerjakan soal-soal maupun tanggapan-tanggapan yang diberikan siswa. Pad a pertemuan ke sepuluh diadakan pemantapan ulang materi yang telah dibahas mulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan kesembilan. Pada pertemuan kesebelas diberikan kuis akhir siklus pertama sebagai ulangan harian pertama hasil kuis akhir ini diperiksa dan dianalisis kemudian dikaji ulang pada pertemuan keduabelas, materi-materi mana yang perlu diperbaiki dan diulang kembali sebagai acuan untuk melangkah ke siklus berikutnya.

20

Pada siklus kedua kegiatan yang dilakukan penulis adalah menindaklanjuti pelaksanaan siklus pertama. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama untuk meningkatkan hasil belajar matematika, maka tindakan yang dilakukan pada siklus kedua adalah sebagai berikut: a. Tetap melanjutkan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang dilakukan pada siklus pertama b. Memberikan penekanan tentang penggunaan alat-alat pelajaran yang sangat mendukung pada proses pembelajaran sehingga siswa tidak mengalami hambatan dalam mengikuti pembelajaran. Siklus kedua berlangsung pada bulan April 2005 dan dilaksanakan selama 4 minggu atau 12 kali pertemuan, dengan materi yang dibahas adalah sebagai berikut: Persegi panjang Persegi Keliling dan Luas Jenis-jenis Segitiga Untuk lebih jelasnya kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:

KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

21

Siklus ke II

Pertemua n ke 1

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan 12..1. Persegi panjang dan persegi

Uraian Kegiatan Pembelajaran

12.1.1. Persegi panjang - Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan pertama - Dengan metode demonstrasi atau

perayaan dijelaskan pengertian persegi panjang dan unsur-unsurnya - Siswa mengerjakan soal Latihan I No. 1 - Dengan menggunakan gambar persegi panjang dan jiplakannya diperagakan bahwa persegi panjang dapat

menempati bingkainya dengan 4 cara - Siswa mengerjakan soal Latihan I No. 2, 3 - Siswa diberikan PR soal Latihan I No. 4, 5 - Memberikan kuis

22

Siklus ke

Pertemua n ke 2

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan

Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan kedua - Dengan metode ceramah disertai dengan peragaan dijelaskan sifat-sifat persegi panjang - Dengan metode ceramah mendefenisikan persegi panjang dari pengamatan sifat-sifatnya jga dengan contoh satu sifat yang digunakan. - Siswa diberi tugas mendefenisikan persegi panjang dari pengamatan sifat yang lainnya - Memberikan kuis - Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan ketiga - Menjelaskan cara menyelesaikan soal menggunakan 4 No. 1 - Siswa mengerjakan soal Latihan 4 No. 3 - Siswa diberikan PR soal Latihan 4 No. 5 - Memberikan kuis sifat-sifat persegi panjang dengan membahas soal latihan

23

Siklus ke

Pertemua n ke 4

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan 12.1.2. Persegi

Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan keempat - Dengan metode ceramah disertai

dengan perayaan model bangun datar dijelaskan pengertian persegi

dilanjutkan dengan bangun datar yang lainnya - Siswa diberi tugas menuliskan

perbedaan persegi dan segi tiga atau layang-layang. - Dengan menggunakan gambar persegi dan jiplakannya dijelaskan secara

persegi dapat menempati bingkainya dengan 8 cara - Siswa diberi tugas menggambar letak persegi menempati bingkainya dari 1-8 - Memberikan kuis

24

Siklus ke

Pertemua n ke 5

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan

Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan kelima - Dengan peragaan memutar atau membalik dijelaskan sifat-sifat persegi - Salah seorang disuruh menyebutkan sifat-sifat persegi, siswa yang lain mendengarkan - Dengan contoh dijelaskan persegi cara dari mendefenisikan - Siswa

pengamatan sifat-sifatnya diberi tugas mendefenisikan persegi yang lain dar pengamatan sifatsifat yang lainnya 6 - Memberikan kuis - Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada pertemuan keenam - Dengan membahas contoh lat 2 hal 120 dijelaskan cara penyelesaian soal-soal menggunakan sifat-sifat persegi - Siswa mengerjakan soal Latihan 5No. 3, 4 - Siswa diberikan PR soal Latihan 5 No. 5 - Memberikan kuis

25

Siklus ke

Pertemua n ke 7

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan 12.1.3 Keliling dan luas

Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan - Dijelaskan pengertian keliling dan luas persegi panjang dan persegi dengan menggunakan datar - Diberikan gambar persegi panjang dan persegi siswa diberi tugas menyatakan keliling dan luasnya. - Dengan contoh-contoh menjelaskan cara menghitung keliling dan luas persegi panjang dan persegi - Siswa mengerjakan lat 6 No 1, 2, 3 - Memberikan kuis - Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan - Dijelaskan genjang cara menghirung rumus luas luas bangun datar lainnya seperti jajaran menggunakan persegi panjang - Siswa diberi tugas mengerjakan soal Latihan 7 No. 1, 2 - Dijelaskan cara menghitung luas segi tiga menggunakan rumus luas persegi panjang dengan sontoh - Siswa mengerjakan soal lat 7 No 6 - Siswa diberi PR soal Lat 7 No.5, 7 - Memberikan kuis model-model bangun

26

Siklus ke

Pertemua n ke 9

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan

Uraian Kegiatan Pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran

khusus yang telah dirumuskan - Dengan peragaan dijelaskan cara

mendapatkan atau memperoleh segi tiga siku-siku dan persegi panjang yang dipotong doagonalnya. - Siswa diberi tugas menggambar persegi panjang dan salah satu diagonalnya kemudian diberi tugas menyebutkan segi tiga siku-siku yang kongrien dijelaskan bangun datar yang dapat dibentuk - Siswa diberi tugas mencari bangun datar yang dapat dibentuk - Siswa diberi tugas mencari bangun datar lain yang dapat dibentuk dari sepasang segi tiga siku-siku kongruen - Memberikan kuis menurut salah satu

27

Siklus ke

Pertemua n ke 10

Pokok Pembahasan/ Sub Pokok Bahasan -

Uraian Kegiatan Pembelajaran Memberikan kesempatan kuasai n pemantapan materi Mengadaka yang telah diajarkan mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan kesembilan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum di

11

kuis akhir siklus kedua

Memberikan

12

Mengkaji ulang hasil kuis akhir siklus kedua untuk penguasaan materi pelajaran.

28

D. Sumber dan Jenis Data 1. Sumber Data

Sumber data pada penelitian tindakan ini adalah siswa dan guru pada SLTP Negeri 2 Jeneponto 2. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif yang berupa lembar observasi, lembar angket terakhir siklus I dan II, catatan harian guru (buku jurnal guru) dan tugas-tugas PR. E. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: 1. Data tentang keaktifan siswa dalam belajar

matematika diambil dengan menggunakan lembar observasi 2. Data tentang minat (motivasi) dan gairah siswa

dalam belajar matematika diambil menggunakan lembar observasi dilihat dari banyaknya siswa yang tidak membawa alat pelajaran dan buku paket (buku pegangan siswa) maupun jumlah siswa yang bertanya dan mengerjakan soal di papan tulis.

29

3.

data tentang hasil belajar matematika diambil

dari hasil kuis akhir siklus I dan kuis akhir siklus ke II

F. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpul selanjutnya dianalisis dengan cara kualitatif atau kuantitatif. Untuk data yang dianalisis secara kuantitatif digunakan statistik deskriptif, sedangkan analisis secara kualitatif digunakan teknik kategori. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menganalisis adalah antara lain: 1. Untuk hasil observasi keaktifan siswa

mengerjakan tugas PR penulis targetkan 75% dari jumlah tugas yang seharusnya 2. untuk menentukan kategori akan hasil belajar

(kuis sakhir siklus ke I dan ke II) adalah skala lima yang digunakan pada tingkat SLTP maupun SMU yaitu: (a) Nilai 0 3,4 dikategorikan sangat kurang (b) Nilai 3,5 5,4 dikategorikan kurang (c) Nilai 5,5 6,4 dikategorikan cukup (d) Nilai 6,5 8,4 dikategorikan baik (e) Nilai 8,5 10,0 dikategorikan sangat baik G. Indikator Kinerja

30

Yang menjadi indikator utama keberhasilan pada penelitian tindakan ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata kelasnya. Dan sebagai indikator tambahan keberhasilan pada penelitian ini kurangnya jumlah siswa yang tidak mengerjakan tugas PR serta semakin bertambahnya keberanian siswa untuk bertanya dan menanggapi materi pelajaran matematika. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Deskriptif Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Keaktifan siswa mengerjakan tugas PR Hasil observasi keaktifan siswa mengerjakan tugas PR matematika dapat dilihat pada lampiran c 1, dan apabila hasil observasi tersubut didistribusikan pada syarat minimal mengerjakan tugas PR yaitu 75 % atau 3 kali dari maksimal 4 kali mengerjakan tiap-tiap siklus, maka dapat digambarkan seperti tamel 1.1 berikut ini: TABEL 1.1.Distribusi hasil observasi keaktifan siswa mengerjakan PR Banyaknya siswa yang memenuhi syarat minimal I 27 II 31 Berdasarkan Lampiran C hal 56 Siklus Ke Banyaknya siswa yang tidak memenuhi syarat minimal 7 3 Jumlah 34 34

Dari Tabel 1.1 tersebut diatas menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang memenuhi syarat minimal dalam hal keaktifan mengerjakan tugas PR matematika

31

pada siklus I ada 27 orang dari 34 orang atau 79,41%. Sedangkan pada siklus ke II ada 31 orang dari 34 orang 91,7%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa mengerjakan tugas PR mengalami peningkatan karena dalam mengerjakan tugas PR mengalami peningkatan berarti pula bahwa gairah belajar siswa terhadap pelajaran matematika juga mengalami peningkatan.

2. Keaktifan siswa dalam bertanya dan mengerjakan soal di papan tulis Hasil observasi keaktifan siswa bertanya dan mengerjakan soal di papan tulis dan bertanya dapat dilihat pada lampiran C-2, hal bila hasil observasi tersebut didistribusikan berdasarkan jumlah keaktifan tiap siklus diperoleh seperti tabel 2.1 berikut ini: TABEL 2.1. Distribusi keaktifan siswa mengerjakan soal dipapan tulis dan bertanya Jenis Observasi 1. Keaktifan siswa mengerjakan soal di papan tulis 2. Keaktifan siswa bertanya Siklus I (12 x pertemuan) 14 x 18 x Siklus II (12 x pertemuan) 20 x 23 x

Dari Tabel 2.1 diatas menunjukkan bahwa: 1) keaktifan siswa mengerjakan soal dipapan tulis dari siklus I ke siklus II mengalai peningkatan sekitar 42,8%. Hal ini berarti bahwa keaktifan siswa mengerjakan soal di papan tulis mengalami peningkatan

32

2) keaktifan siswa bertanya dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sekitar 27,7%. Hal ini berarti bahwa keaktifan bertanya siswa juga mengalami peningkatan. 3. Hasil belajar siswa dalam mengikuti kuis matematika a. Analisis deskriptif terhadap nilai belajar siswa pada kuis akhir siklus I dapat dilihat pad atabel 3.1 berikut ini:

TABEL 3.1. Statistik Nilai Balajar Siswa pada kuis akhir siklus I Statistik Subyek Nilai tertinggi Niali terendah Rentang nilai Nilai rata-rata Standar Deviasi Berdasarkan lampiran D1 Nilai Statistik) 34 9,4 4,0 5,4 6,4 1,3154

Dari tabel diatas 3.1 tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata adalah 6.4 dari nilai maksimum yang mungkin dicapai siswa yaitu 10,00 Jika nilai hasil belajar siswa pada siklus I dikelompokkan dalam lima kategori maka diperoleh frekuensi seperti terlihat pada tabel 3.2 berikut ini: TABEL 3.2. Distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar siswa pada kuis akhir siklus I Nilai 0 3,4 3,5 5,4 5,5 6,4 Kategori Sangat kurang Kurang Cukup Frekuensi 9 7 Persentase 0% 26,5 % 20,6 %

33

6,5 8,4 8,5 10,0 Jumlah

Baik Sangat baik

17 1 34

50,0 % 2,9 % 100 %

Dari tabel 3.2. tersebut diatas menunjukkan bahwa 26,5 % atau 9 orang dari 34 orang siswa dikategorikan kurang setelah mengikuti kegiatan pada siklus I sedang nilai rata-rata dari tabel 3.1 adalah 6,4 berada dalam kategori cukup. Hal ini berarti bahwa umumnya hasil belajar matematika pada siklus I dikategorikan di atas cukup, berarti telah mengalami peningkatan. b. Analisis deskriptif terhadap nilai hasi belajar matematika pada akhir siklus ke II dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini: TABEL 3.3. Statistik Nilai Balajar Siswa pada kuis akhir siklus ke II Statistik Subyek Nilai tertinggi Niali terendah Rentang nilai Nilai rata-rata Standar Deviasi Berdasarkan lampiran D2 Nilai Statistik) 34 9,4 4,5 4,9 6,8 1,0567

Dari tabel 3.3 tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata adalah 6,8 dari nilai maksimum yang mungkin dicapai siswa yaitu 10,00. Jika nilai hasil belajar siswa pada kuis siklus ke II dikelompokkan dalam lima kategori maka diperoleh frekuensi seperti terlihat pada tabel 3.4 berikut ini:

34

TABEL 3.4. Distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar siswa pada kuis akhir siklus II Nilai 0 3,4 3,5 5,4 5,5 6,4 6,5 8,4 8,5 10,0 Jumlah Berdasarkan lampiran D2 Kategori Sangat kurang Kurang Cukup Baik Sangat baik Frekuensi 3 7 22 2 34 Persentase 0% 8,8 % 20,6 % 64,7 % 5,9 % 100 %

Dari tabel 3.4 tersebut diatas menunjukkan bahwa 8,8 % atau 3 orang siswa dari 34 orang siswa setelah mengikuti kegiatan siklus ke II termasuk dalam kategori kurang dan 20,6 % atau 7 orang siswa dari 34 orang siswa termasuk dalam kategori cukup, sedangkan 64,7 % atau 22 orang siswa termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa secara umum nilai hasil belajar matematika pada siklus II termasuk dalam kategoribaik bila dipandang dari frekuensinya. Dengan demikian dikatakan bahwa pada siklus ke II terjadi peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika. B. 1. Siklus I Dari awal penelitian hingga berakhirnya siklus I tercatat sejumlah perubahan yang terjadi pada siswa yaitu: a. Perhatian siswa terhadap proses belajar mengajar siswa bila dibandingkan dengan sebelum diadakan penelitian semakin baik. Hal ini ditandai semakin Perubahan Sikap Siswa

35

berkurangnya jumlah siswa yang tidak mengikuti proses belajar mengajar (absen) pada pelajaran matematika, entah karena sakit, minta ijin atau tanpa kekurangan apa-apa. Sebelum diadakan penelitian jumlah siswa yang tidak mengikuti pelajaran berkisar 3-4 orang bahkan sampai 7 orang setiap pertemuan, setelah diadakan penelitian siswa yang tidak mengikuti pembelajaran (absesn) mengalami penurunan tinggal berkisar 1-2 orang. b. Meningkatnya jumlah siswa yang memperhatikan buku paket dan alat-alat pelajaran. Pada awal pertemuan pertama siklus pertama jumlah siswa yang tidak membawa buku paket, mistar, jangka, dan alat perlengkapan yang lain berkisar 10-15 orang. Jadi setiap kali diberi tugas atau soal yang diambil dari buku paket, harus menggunakan alat, terjadi keributan harus pinjam sana, pinjam sini atau mengganggu di sana, mengganggu disini. Hal ini berarti bahwa proses belajar mengajar mengalami hambatan. Oleh karena arahan atau bimbingan guru maka siswa yang tidak membawa buku paket ataupun alat-alat pelajaran berkurang hingga 1-2 orang pada pertemuan selanjutnya sampai berakhir siklus pertama. c. Meningkatnya jumlah siswa yang mengerjakan tugas PR, sebaliknya jumlah siswa yang tidak mengerjakan PR (tugas) semakin menurun dibandingkan sebelum diadakan penelitian. d. Meningkatnya jumlah siswa yang bertanya. Hal ini ditandai dengan pada awal pertemuan pertama jumlah siswa yang bertanya 0-1 orang maka pada awal pertemuan berikutnya siswa yang bertanya berkisar antara 2-3 orang setiap kali pertemuan.

36

e. Kesungguhan belajar atau gairah belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran nampak lebih baik dengan adanya penyampaian tujuan

pembelajaran khusus pada setiap awal pembelajaran dan diakhiri dengan pemberian kuis pada setiap akhir pembelajaran. Hal ini ditandai pula oleh salah seorang siswa mengingatkan pada guru karena lupa menyampaikan tujuan pembelajaran khusus pada awal pembelajaran. 2. Siklus II Sejak pertemuan pertama pada siklus II dimulai perbaikan yang ditemukan pada siwa adalah sebagai berikut: a. Kesungguhan atau gairah dalam mengikuti pelajaran matematika

mulai meningkat. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya penyampaian tujuan pembelajaran khusus ataupun pemberian kuis pada setiap akhir pembelajaran. b. Pada umumnya siswa sudah bersiap dari rumah (telah menyiapkan

buku paket serta alat-alat pelajaran yang diperlukan). Hal ini dilakukan siswa agar dalam mengikuti proses pembelajaran tidak ada hambatan atau gangguan c. Kesungguhan siswa untuk menjawab soal-soal kuis yang diberikan

makin meningkat dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang tengak tengok kanan kiri atau muka belakang untuk bertanya atau meniru pekerjaan temannya. d. Meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh nilai baik dan

menurunnya jumlah siswa yang memperoleh nilai kurang, dalam perolehan nilai kuis akhir siklus ke II. Hal ini disebabkan oleh kesungguhan dan gairah siswa

37

dalam proses pembelajaran. Dengan demikian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus ke II mengalami peningkatan.

C.

Refleksi Terhadap Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

1. Refleksi terhadap metode pengajaran a. Refleksi terhadap metode ceramah Pada siklus pertama umumnya siswa beranggapan bahwa metode ceraah hanyalah menyampaikan informasi dari guru kepada siswa yang sifatnya satu arah saja sehingga siswa pasif sebagai pendengar saja dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa hanya mendengar, memperhatikan dan mencatat materi yang diterangkan oleh guru. Siswa tidak bertanya bahkan tidak menanggapi materi pelajaran yang tidak dimengerti atau belum dipahami. Jadi tanggapan siswa terhadap metode pengajaran dalam bentuk ceramah umumnya dikatakan baik. Pada siklus berikutnya, penulis dalam menjelaskan materi pelajaran disamping berceramah juga bertanya agar siswa lebih aktif memberikan jawaban serta tanggapan dan koreksi sehingga lebih bergairah, lebih termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar.

38

b.

Refleksi terhadap metode penyampaian tujuan pembelajaran

khusus pada pelaksanaan siklus I. Sebelum pembelajaran dilaksanakan diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai pada pertemuan saat itu. Setiap kali disampaikan tujuan pembelajaran khusus siswa menghendaki untuk mencatat terlebih dahulu. Disini mulai terlihat motivasi atau minat siswa mengikuti proses pembelajaran mulai nampak, sehingga penulis menyarankan atau mengajak siswa untuk mencatat setiap tujuan pembelajaran khusus yang disampaikan. c. Refleksi terhadap pemberian kuis pada awal pertemuan

pertama siklus I, gairah atau minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika pada akhir pembelajaran sudah mulai nampak namun dalam mengerjakan soal kuis yang diberikan umumnya siswa masih ingin membuka catatan dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya penulis menyarankan agar supaya dalam mengerjakan kuis yang diberikan kuis (penulis) siswa tidak lagi buka catatan yang bekerja sama, bagi siswa yang kedapana membuka catatan dan bekerja sama akan dibatalkan dan diberi hukuman. Dengan adanya tindakan yang dilakukan penulis yang demikian ini maka pertemuan selanjutnya hingga berakhirnya siklus ke II. Siswa mulai mengerjakan soal kuis dengan mengandalkan kemampuannya sendiri-sendiri, namun masih ditemukan beberapa siswa yang masih terbiasa membuka catatan dan bekerjasama dengan temannya secara sembunyi-sembunyi.

39

Disini timbul keinginan untuk memperoleh nilai yang baik dalam mengerjakan soal-soal kuis yang diberikan penulis, karena nilai yang diperoleh dapat membantu nilai ulangan harian atau bahkan dibebaskan dari ulangan harian.

2. Refleksi terhadap proses mengajar Pada siklus I, awal pertemuan pertama minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika masih rendah, hampir tidak ada siswa yang berani mengajukan tanggapan dan komentar maupun pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang diajarkan. Umumnya mereka hanya diam dan mencatat saja yang tertulis dipapan tulis bila harus menggambar masih terjadi pinjam meminjam alat hingga proses pembelajaran mengalami hambatan. Dengan arahan penulis serta penekananpenekanan bahkan diberikan hukuman bila perlu hingga tidak terlihat lagi siswa saling pinjam meminjam alat hingga berakhirnya siklus ke II. Ini berarti bahwa sedikit demi sedikit minat atau gairah siswa dalam belajar mulai bertambah hingga siklus ke II berakhir.

40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan Selama penelitian ini berlangsung dalam dua siklus diperoleh hasil sebagai

berikut: 1. Dengan menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan diakhiri pemberian kuis pada setiap kali pertemuan, gairah atau minat siswa belajar matematika mengalami peningkatan. 2. Keaktifan siswa mengerjakan tugas PR maupun mengerjakan soal dipapan tulis serta keberanian bertanya mengalami peningkatan 3. tanggapan siswa tentang metode dan cara yang digunakan atau diterapkan penulis dalam mengajar umumnya baik 4. hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus pertama berada dalam kategori cukup dan pada siklus ke II berada dalam kategori baik.

41

B.

Saran-saran Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa apabila disampaikan tujuan

pembelajaran khusus dan pemberian kuis pada setiap pembelajaran, gairah belajar maupun hasil belajar siswa mengalami peningkatan maka diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya guru dalam mengajar, tidak hany berpusat

pada satu metode saja, melainkan menggunakan beberapa metode 2. Agar minat atau gairah belajar siswa meningkat, maka

sebaiknya disampaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada saat pertemuan itu pada awal pembelajaran. 3. Sebaiknya metode pemberian kuis diterapkan oleh

semua guru dalam mengajar siswa, karena dari hasil ini siswa dilatih mengerjakan soal dalam waktu relatif singkat. 4. Bagi guru, dan pihak-pihak lainnya yang tertarik

dengan penelitian ini dapat mengembangkannya lagi pada metodologi, responden (subjek) serta instrumen penelitiannya untuk perbaikan mutu pendidikan dewasa ini.

42

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru. Darminto, Purwo. 1982. Pusat Pengembangan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Jakarta. Depdikbud. Gague Matematika, Robert. 1988. Prinsip-prinsip Belajar untuk Pengajaran. Bandung. Usaha Nasional Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. IKIP Malang. Kurikulum Pendidikan Dasar. 1993. Landasan Program dan Pengembangan. Jakarta. Depdikbud. Nasution. 1986. Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung. Semmari. Soleh, Muhammad. 1988. Pokok-pokok Pengajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Matematika Sekolah.

Tafsir, Ahmad. Dr. 1996. Metodologi Pengajaran Agama. Bandung. PT. Remaja Kondakarya. Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas.Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Dirjen Dikti.

43

You might also like