You are on page 1of 16

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan. Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut. Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami

kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumbersumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah Bagaimana penyimpangan seks pada remaja dan upaya penanggulangannya?. Berdasarkan permasalahan

ini, kemudian penulis dapat mengidentifikasikan kedalam pokok-pokok persoalan yang akan di bahas yaitu: a) Data Dan Fakta Penderita HIV/AIDS b) Bagaimana Hubungan HIV/AIDS dengan remaja ? c) Apakah HIV/AIDS itu ? d) Bagaimana perjalanan infeksi HIV/AIDS ? e) Cara Penanganan HIV/AIDS C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini untuk meneggali, mengkaji dan mengetahui tentang juvenile delinkuent (kenakalan remaja) di sekolah, secara khusus yang menjadi tujuan penelitian adalah: 1. Data Dan Fakta Penderita HIV/AIDS 2. Bagaimana Hubungan HIV/AIDS dengan remaja ? 3. Apakah HIV/AIDS itu ? 4. Bagaimana perjalanan infeksi HIV/AIDS ? 5. Cara Penanganan HIV/AIDS D. Manfaat Penelitian Kualitas serta kapasitas suatu penelitian dapat dilihat dari segi kegunaan yang diberikan dari hasil penelitian. Dengan diadakan penelitian ini, maka diharapkan dapat bermanfaat baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi masyarakat umum. Adapun kegunaan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian yang

dituangkan dalam bentuk skripsi ini mencakup kegunaan secara teoritis dan kegunaan kegunaan secara praktis, secara sebagai berikut: teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan - temuan baru yang akan berguna bagi perkembangan disiplin ilmu pendidikan kewarganegaraan, serta menambah wawasan pengetahuan khususnya tentang fenomena kenakalan remaja dan pengaruhnya pada karakter siswa. kegunaan secara praktis penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi penulis sebagai bekal calon seorang pendidik pada bidang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehingga diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan kajian untuk pengembangan yang lebih mendalam dan lebih luas dimasa Pendidik memberikan bahan pertimbangan bagi para pendidik khususnya bagi para pendidik pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam perkembangan moral remaja. yang akan datang.

Sekolah memberikan bahan pertimbangan bagi sekolah bahwa selain mencetak peserta didik yang berprestasi baik namun peserta didik juga harus dibekali dengan bekal moral yang baik, agar kelak ketika terjun dimasyarakat Bagi Orang tua : memiliki moral yang baik

1.

Agar dapat mengembangkan fungsi dan perannya sebagai sosial kontrol terhadap setiap masalah yang timbul dalam masyarakat, khususnya dalam masalah kenakalan remaja.

2. Memberikan wawasan ilmiah khususnya bagi jurusan pendidikan kewarganegaraan (PKn) mengenai fenomena kenakalan remaja dan pengaruhnya pada karakter siswa E. Asumsi dan Pembatasan Masalah Mengingat adanya factor factor yang sulit diuji

kebenarannya, dalam penelitian ini diasumsikan sebagai berikut : 1. Setiap remaja memiliki kecenderungan berperilaku negative di bandingkan berperilaku, baik yang disadari maupun yang tidak. 2. Pendidikan karakter dan penanaman nilai nilai moral setidaknya dapat mengurangi kasus kenakalan remaja di lingkungan sekolah. Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu di lakukan pembatasan masalah sebagai berikut
1.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X semua jurusan smk siang Surabaya tahun ajaran 2011 -2012 Topik yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Upaya penanganan kasus kenakalan remaja yang terjadi di SMK SIANG Surabaya.

2.

BAB II Tinjauan teoritis 1. Teori Social Control Theory Social Control Theory lahir pada peradaban dua puluhan, e.A.ros salah seorang Bapak sosialog amirika berpendapat bahwa system keyakinan lah yang membimbing apa yang dilakukan oleh orang-orang dan yang secara universal mengontrol tingkah laku, tidak peduli apapun bentuk keyakinan yang dipilih. Salah satu Social Control Theory sebagaimana disebutkan oleh Travis Hirschi dalam Social Bond Theory, sebagai berikut: a. Attachment, adalah kemampuan manusia untuk melibatkan dirinya terhadap orang lain. Kaitan attachment dengan penyimpangan adalah sejauh mana orang tersebut peka terhadap pikuran , perasaan dan kehendak orang lain sehingga ia dapat dengan bebas melakukan penyimpangan. Attachment dibagi menjadi 2 bagian yaitu: 1. Attachment total, adalah keadaan dimana seorang individu melepas rasa yang terdapat dalam dirinya dan diganti dengan rasa kebersamaan. Rasa kebersamaan inilah yang mendorong seseorang utk selalu mentaati aturan aturan, karena pelanggaran terhadap aturan tersebut berarti menyakiti perasaan orang lain.

2. Attachment partial, adalah suatu bubungan antara seorang individu dengan lainnya, dimana hubungan tersebut tidak didasarkan pada peleburan ego dengan ego yang lain tetapi karena hadirnya orang lain yang mengawasi. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa attachment total akan mencegah hasrat seseorang untuk melakukan deviasi. Sedangkan attachment partial hanya akan menimbulkan kepatuhan bila terdapat orang lain yang mengawasi , karena apabila tdk terdapat pengawasan makan orang tersebut akan melakukan deviasi. b. Commitment, adalah keterikatan seseorang pada sub system konvensional seperti sekolah , pekerjaan, organisasi dsb. Commitment merupakan aspek rasional yang ada dalam ikatan social. Segala kegiatan individu seperti sekolah ,pekerjaan , kegiatan dalam organisasi akan mendatangkan manfaat bagi orang tersebut. Manfaat tersebut dapat berupa bara benda , reputasi, masa depan dsb. Segala investasi tersebutlah yang mendorong orang untuk taat pada aturan-aturan yang berlaku, dengan demikian investasi tersebut dapat digunakan sebagai rem bagi hasrat utk melakukan deviasi (penyimpangan).

c. Involvement, adalah merupakan aktivitas seseorang dalam sub system konvensional, jika seseorang aktif dalam organisasi maka kecil kecenderungannya untuk melakukan deviasi. Logika dari pengertian tersebut adalah bila orang aktif di segala kegiatan maka orang tersebut akan menghabiskan waktu dan tenaganya dalm kegiatan tersebut sehingga dia tidak sempat lagi memikirkan hal-hal yang bertentangan dengan hukum. Dengan demikian segala aktivitas yang dapat memberi manfaat, akan mencegah seseorang itu untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum.

d. Beliefs, merupakan aspek moral yang terdapat dalam ikatan social, beliefs merupakan kepercayaan seseorang pada nilai-nilai moral yang

ada. Kepercayaan seseorang terhadap norma-norma yang ada akan menimbulkan kepatuhan terhadap norma tersebut yang tentunya dengan kepatuhan tersebut akan mengurangi hasrat seseorang untuk melanggar. Keempat komponen tersebut menurut Hirschi harus terbentuk dalam masyarakat, apabila hal itu gagal maka para remaja akan menggunakan haknya untuk melanggar. 2. Labeling Theory Teori Labelling/Labelling Theory menurut Lemert yang berasumsi dari teori ini adalah jika seseorang mendefinisikan suatu situasi adalah nyata ( Real ) maka nyata pulalah konsekuensinya. FM Lemert membedakan 2 ( dua ) bentuk penyimpangan, yaitu ;
a)

Primary Deviance, merupakan bentuk pelanggaran pertama kali, cenderung coba-coba, tidak sengaja, tidak serius, perilaku kanakkanak, perilaku coba-coba. b) Secondary Deviance, merupakan pelanggaran lanjutan muncul konsep diri, cenderung reaktif, memiliki motivasi, wujud eksistensi, self fullfilling phropecy. Teori labelling pada dasarnya menekankan 2 (aspek), yaitu ; a) Mengapa dan bagaimana orang-orang tertentu diberi cap atau label.

b) Pengaruh/efek penyimpangan

dari

label

sebagai tingkah

suatu

konsekuensi laku.

Teori Labeling memandang bahwa kejahatan merupakan akibat

dari proses sosial yang terjadi di dalam masyarakat, dimana perilaku dominant. jahat Teori dibentuk ini utk oleh warganya yang memiliki label kekuasaan, atau sebagai cap yang diberikan oleh kelompok menganalisis pemberian /cap/stigma terhadap pecandu narkoba di kalangan remaja. Adapun 5 (lima) premis Labeling Theory sebagai berikut:
1.

Perilaku menyimpang bukanlah perilaku unik yang timbul dari dalam diri seseorang atau lembaga tetapi reaksi yang ditimbulkan oleh masyarakat.

2.

Reaksi masyarakat tersebut menyebabkan seseorang/ lembaga dicap sebagai penjahat.

3.

Orang/ lenbaga yang dicap sebagai pelaku menyimpang diperlakukan shg disebut benar-benar juga sebagai interaksionis penjahat. teori. d) Kesemuanya berlangsung dalam suatu proses interaksi

4. Terjadi proses adaptasi yang disebut self full filling yaitu seseorang/ lembaga yang dicap sebagai pelaku kejahatan karena perlakuan yang counter diri produktif dengan cap yang yang bersangkutan disandangnya. menyesuaikan

10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Menurut jenisnya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dimana peneliti harus mengunakan diri mereka sebagai instrument, mengikuti data. Dalam berupaya mencapai wawasan imajinatif kedalam dunia Respoden, peneliti diharapkan fleksibel dan reflektif tetapi tetap mengambil jarak. Pada hakekatnya penelitian deskrptif ini digunakan karna beberapa pertimbangan antara lain: pertama, menyesuaikan metode deskriftif lebih muda apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsuang hakekat hubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman, pengaruh bersama dari terhadap pola-pola yang dihadapi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Studi Kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Sedangkan menurut Deddy Mulyana, Studi kasus adalah uraian dan

11

penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Oleh karna itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran yang utuh dan terorganisasi dengan baik tentang komponen-komponen tertentu, sehingga dapat memberikan kevalidan hasil penelitian. B. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang di jadikan objek penelitian adalah di Sekolah SMK SIANG SURABAYA. Peneliti mengambil objek penelitian di sekolah SMK SIANG SURABAYA karena sangat menarik untuk di teliti dan sebagai perbandingan dengan variable pendekatan nilai di sekolah berbasis umum. sebatas pengetahuan peneliti, peneliti sering kali melihat para siswa siswi berduan, berpacaran, berpegangan tangan bahkan da yang berciuman. Maka peneliti ingin melihat lebih dekat aktifitas siswa serta kenakalan-kenakalan apa saja yang dilakukan siswa di sekolah maupun di luar sekolah, dan faktor atau latar belakang apa yang mempengaruhinya. Adapun yang menjadi subyek penelitian di isini adalah : 1. Para siswa-siswi (remaja) SMK SIANG SURABAYA kelas X D. Lokasi dan waktu
Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2011 2012 pada tanggal 15 Desember 2011 sampai dengan 16 Desember 2011 di SMK SIANG SURABAYA.

12

E.

Instrumen Penelitian a.Lembar kuesioner Koesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Adapun penelitian yang digunakan untuk mengukur variable kenakalan ramaja (siswa) tawuran mengenai juvenile delinquency (variable X ) adalah kuensioner skala SSHA (survery of studi habts and attitudes) dari brown dan holtzman yang sudah diadakan penyesuaian dengan lingkungan budaya indonesia dengan sekala sebagai berikut : ( 5 = selalu, 4 = sering, 3 = kadang-kadang, 2 = jarang dan 1 = tidak pernah). Sedangkan untuk mengukur varible karakter siswa (varible Y) mengakomodasi civics assesement kompetensi

F.

Dokumentasi dan interview Yaitu metode pengumpulan data, dengan cara mencari data, atau informasi, yang sudah dicatat/dipublikasikan dalam beberapa dokumen yang ada, seperti buku induk, buku pribadi dan surat-surat keterangan lainnya. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa: Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, metode cepat, legenda dan lain sebaginya.

13

Study

literature,

Studi literatur yang dalam tulisan lain disebut juga dokumentasi atau survey dokumen, adalah sebuah cara pengumpulan data dimana peneliti memperoleh informasi dari sumber tertulis atau dokumen resmi maupun tidak resmi (Sukardi, 2003:81). Studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian sehingga diharapkan dapat memperoleh data secara teoritis sebagai penunjang penelitian. Sutrisno Hadi mengatakan : Interview adalah sebagai suatu preses tanya jawab dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat yang lain dapat mendengarkan dengan telinganya sendiri tampaknya merupakan alat pengumpul informasi langsung terhadap beberapa jenis data social G.Teknik Analisis Setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, kegiatan s elanjutnya adalah menganalisis data (Sugiono, 207: 2008). Yaitu suatu proses menyusun data agar dapat ditafsirkan (Nasution, 1996: 126) Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang penulis gunakan adalah Teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan teknik presentasi, dimana teknik presentasi dugunakan untuk mempresentasikan seberapa besar perbandingan subjek latarbelakang anak nakal dan anak biasa. Maka penghitungan yang di gunakan adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui persentase: NA x 100% = jumlah subjek yang memiliki persentase A lebih tinggi dari N pada B NB x 100% = jumlah subjek yang memiliki persentase B lebih tinggi dari N pada A Rumus Persen (untuk satu orang/subjek)

14

Xa x 100% NI Xb x 100% NI H.Personalia Dalam pembuatan proposal ini, penulis di bantu oleh staf yang memiliki tugas tersendiri, yaitu : 1) Peneliti, Fatchul Aziz 2) Editorial, Fatchul Aziz 3) Humas dan konsumsi, Fatchul aziz I. Biaya Anggaran biaya untuk melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Transportasi Rp. 16.000 2. Uang saku narasumber @ Rp. 5.000 3. Konsumsi Rp. 13.000 4. Lain lain Rp. 8.500

15

DAFTAR PUSTAKA Simanjuntak, 1984, latar belakang kenakalan remaja, alumni bandung. Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta RajaGrafindo Bandung (Yuridis Bintang. ______, Sudjana 1987 1996, Pembinaan Metodologi Statistik, Remaja, Bandung, Jakarta Angkasa Sembiring Mberguh, 2000, Kriminologi dan Remaja, Medan, UNIMED Surahman Winarno, 1985, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito Willis S. Sofian, 1992, Problema Remaja, Bandung, Angkasa Sosk : Kriminologi), Alfabeta Bandung, Armico RhinekaCipta persada Kartini kartono, 1986, Patologi Social II : Kenakalan Remaja, Jakarta, PT Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitati dan R&D. Atmasasmita, Romli, 1993, Problem Kenakalan Anak-anak Remaja Darajat, Zakiah, 1974, Problema Remaja di Indonesia, Jakarta, Bulan

16

DAFTAR TABEL

21 01

ta u hn

Tahun 2011

Persentase 74, 96 %

You might also like