You are on page 1of 1

Wacana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadikan Ujian Nasional (UN) sebagai standar masuk Perguruan Tinggi Negeri

(PTN) menuai pro dan kontra. Mendiknas memastikan bahwa kebijakan ini akan berlaku pada tahun 2012 ini. Semangat dari ide ini ialah sebagai pengintegrasian dan upaya penyatuan sistem di lembaga-lembaga pendidikan negeri. Dilihat dari prosesnya, pengintegrasian ini sebenarnya cukup baik. Namun di samping itu juga akan menambah tekanan psikologis peserta UN nanti. Jika benar SNMPTN ditiadakan karena telah diwakili UN, dapat dipastikan bahwa UN adalah penentu masa depan studi siswa, terutama bagi mereka yang berencana melanjutkan studi di PTN. Evaluasi pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari rencana pendidikan. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua bentuk evaluasi dapat dipakai untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Selama pelaksanaan UN masih banyak terjadi kecurangan, maka akan sangat berbahaya bila nilai UN menjadi acuan bisa tidaknya seseorang melanjutkan studi di PTN. Berdasarkan pandangan akademik, nilai UN tidak bisa menjadi tes masuk PTN karena selain tujuan penyelenggaraannya berbeda, tes masuk perguruan tinggi menggunakan soal yang multiobyektif. UN diselenggarakan untuk mengukur hasil pembelajaran peserta didik selama tiga tahun. Sementara tes masuk PTN diadakan untuk menjaring mahasiswa baru yang cocok dengan perguruan tinggi tersebut atau dengan kata lain tes untuk mengukur potensi seseorang untuk belajar di perguruan tinggi.

You might also like