You are on page 1of 15

MENJAUHI SIKAP TERCELA DAN KEWAJIBAN BERTATA KRAMA 1. Israf 2. Gibah 3. Namimah dan Fitnah 4. Murtad 5.

Tasamuh Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berhubungan dengan manusioa lainnya. Hal itu disebabkan kedudukan manusia sebagai makluk social tyang saling membutuhkan. Dalam pergaulan, terdapat etika yang harus dipenuhi supaya pergaulan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya permasalahan. Agama Islam mengajarkan pada manusia untuk bertata karma dan menjahui sikap-sikap yang tercela. Apabila manusia dapat menjalankan tuntunan itu, kehidupan bermasyarakat akan berjalan dengan baik. Kompetensi Dasar 1. Siswa mampu membiasakan diri untuk menghindari sifat tercela dalam kehidupan sehari-hari 2. Siswa mampu membiasakan diri untuk bertata karma dalam kehidupan sehari-hari Standar Kompetensi Siswa mampu menerapakan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari Indikator Setelah proses pembelajaran siswa mampu. 1. Mengidentifikasi akibat buruk dari israf, gibah, fitnah, dan murtad; 2. menghindari perbuatan israf, gibah, fitnah, dan murtad; 3. mengidentifikasi hikmah dari tasamuh; 4. menunjukkan sikap toleran terhadap sesame TADARUS 1. Surat Al- Isra Ayat 27-29 2. Surat Al-Baqarah Ayat 217 3. Surat Al-Hujarat Ayat 11-12 MUKADIMAH

Pokok dari ajaran tentang akhlak yang baik adalah berperilaku yang sesuai dengan perilaku Nabi Muhammad saw. Perilaku beliau adalah perilaku yang terpuji, bahkan Allah swt. Memuji akhlak Nabi Muhammad saw Akhlak merupakan sistim niali yang dikembangkan berdasarkan kebaikan. Dengan demikian, akhlak berusaha mencegah keburukan yang menimbulkan perbuatan yang mendatangkan bahaya bagi umat manusia. Syariat Islam memandang akhlak yang mulia sebagai tiang agung dari tegaknya bangunan masyarakat. Oleh karena itu, syariat Islam selalu berusaha untuk memlihara akhlak tersebut. Ilmu akhlak tidak bias dipisahkan dengan ilmu-ilmu yang menyangkut kehidupan manusia, baik secara individu maupun social. Misalnya, ilmu psikologi dan ilmu sosiologi. Dalam ilmu psikologi, akhlak manusia dihubungkan dengan nafsu, baik yang bersifat individu maupun yang bersifat soialo. Sebaliknya, ilmu sosiologi menyatakan bahwa watak manusia merupakan salah satu faktor yang diamati dalam hubungannya dengan akhlak. Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh akhlak tercela, yaitu dari israf, gibah, fitnah, dan murtad , serta contoh akhlak terpuji, yaitu tasamuh yang meliputi usaha untuk memlihara kerukunan dan menjaga persatuan. A. Israf Israf adalah berlebih-lebihan. Contoh israf yang tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah budaya konsumerisme yang melanda masyarakat Indonesia dewasa ini. Orang membeli suatu barang hanya untuk bergaya, bermegah-megah, dan dipamerkan kepada orang lain. Padahal, harta benda yang dibelanjakan dengan cara seperti itu tidak akan membawa berkah, bahkan akan mendatangkan musibah dan mala petakla. Allah swt, telah memberikan pelajaran kepada manusia akibat dari sikap hidup yang bermegahmegahan dengan harta benda. Contoh itu terdapat dalam kisah Qorun yang hidup pada zaman Nabi Musa a.s. Allah swt menceritakan itu dalam Al-Quran Surat Al-Qasas Ayat 79 berikut ini. Artinya Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar(Q.S Al-Qasa: 79) Qarun adalah orang yang kaya raya. Ia memiliki kekayaan yang banyak sekali sehingga kuncikunci tempat perbendaharaan hartannya hanya bias diangkat oleh orang orang yang kuat. Akan

tetapi, qarun telah membangga-banggakan hartannya. Ia menjadi takabur dan menyombongkan diri bahwa ia memperoleh semuannya itu dengan kepandaiannya. Pada suatu hari, keluarlah Qarun dalam suatu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal dan hamba sahaya. Qarun bermaksud memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Kaumnya banyak merasa iri melihat kekayaan Qarun. Mereka berangan-angan agar suatu saat nanti bias memiliki harta dan kekayaan seperti yang dimiliki Qarun. Karena kesombongannya itu, Allah swt. Menurunkan siksanya kepada Qarun. Ia terkubur hiduphidup bersama seluruh harta bendanya. Peristiwa itu menyadarkan kaumnya. Mereka sadar bahwa banyak sedikitnya rezeki yang diperoleh manusia merupakan ketentuan Allah swt. Kemudian, Allah swt. Memerintahkan kepada manusia agar menggunakan rezeki tersebut untuk beribadah. Oleh karena itu, Allah swt. Melarang manusia berlaku boros, yaitu menggunakan harta benda pada hal-hal yang tidak diridai Allah swt. Sikap boros adalah sikap setan yang mengingkari nikmat Allah swt. Sebagai jalan keluarnya, Allah swt.mengajarkan kita agar bersikap tasawut. Tasawut berarti tengah-tengah, yang maksudnya tidak terlalu kikir, tetapi juga tidak terlalu pemurah. Orang yang kikir dicela orang lain. Sebaliknya, orang yang terlalu pemurah akan menyesal karena hartannya habis sehingga ia tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sikap hidup yang sederhana dan tidak berlaku boros telah dicontohkan Rasulullah saw. Sikap hidup sederhana itu meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti cara berpakaian, makan, minum, dan sebagainya. B. Gibah Gibah adalah membicarakan kejelekan orang lain dibelakangnya. Kejelekan itu meliputi keadaan dirinya, keluargannya, budi pekertinya, atau akhlaknya. Apabila orang yang dibicarakan itu mendengarnya, ia akan merasa tidak senang. Pengertian gibah termuat dalam hadis yang diriwayatkan Muslim berikut ini. Artinya: Rasululah bertanya, tahukah kamu apakah gibah itu? Mereka (para sahabat) menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Nabi Muhammad saw bersabda Engkau menyebut tentang saudaramu sesuatu yang tidak disenanginya. (Para Sahabat bertanya), Bagaimana pendapatmu ya rasulullah, jika memang terhadap pada diri saudaraku itu apa yang saya katakana?Rasulullah menjawab, Jika apa yang kamu katakana itu ada, berarti engkau telah menghibahnya, jika tidak ada, berarti kamu telah membuat suatu kebohongan yang keji terhadap dirinya. (H.R. Muslim)

Gibah akan merusak kehormatan seseorang. Oleh karena itu, Islam melarang keras perbuatan gibah. Apabila kita menjumpai atau mendengar oranf yang menghibah, kita tidak boleh ikut di dalamnya. Bahkan, orang yang berdiam diri ketika mendengar orang yang menghibah, sudah dianggap dosa. Kita wajib mengingatkannya. Mengingatkan orang yang menghibah akan mendapatkan keutamaan, yaitu Allah swt, akan menutupi wajahnya dari api neraka pada hari kiamat. Walaupun demikian, gibah diperbolehkan dalam keadaan tertentu yang sifatnya darurat serta memiliki tujuan baik. Gibah diperbolehkan dalam hal-hal, seperti mencegah penganiayaan, meminta pertolongan, dan mencegah perbuatan jelek. C. Namimah dan Fitnah Namimah dan fitnah adalah dua hal yang sangat berkait erat. Namimah adalah mengadukan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba antara keduanya. Adapun fitnah adalah perkara bohong tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan untuk menjelekkan orang lain. Orang yang sering melakukan namimah dan fitnah akan terbiasa dengan hal itu. Dengan melakukanh perbuatan itu, ia mengharap akan mendapat keuntungan dari perselisihan dua pihak yang diadu doma. Allah swt. Memperingatkan kita agar menjahui hal itu dalam Al-Quran Surat AlQalam Ayat 10-11 berikut ini. Artinya : Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (Q.S. Al-Qalam: 10-11) Seorang muslim harus berusaha keras menghindari perilaku namimah dan fitnah. Namimah dan fitnah diancam dengan hukuman yang berat diakhirat kelak. Hal itu dapat dipahami karena fitnah merupakan perbuatan yang keji dan sangat berbahaya. Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 191, Allah berfirman bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan. D. Murtad Riddah atau irtidad adalah asal kata murtad yang secara harfiah berarti kembali. Menurut istilah, murtad berarti keluar dari iman, baik imannya pernah didahului oleh bentuk kekafiran, seperti orang kafir yang beriman dan kemudian kembali kafir, maupuin iman yang belum pernah didahului oleh bentuk kekafiran sebelumnya.

Seorang dianggap murtad jika ia telah mukalaf dan menyatakan kemurtadannya secara terangterangan. Berlakunya kemurtadan apabila mukalaf tersebut berakal serta memiliki kemerdekaan unutk bertindak. Orang yang gila tidak dianggap murtad walaupun ia mengucapakn kata-kata bahwa ia telah murtad. Demikian pula dengan orang yang dipaksa murtad. Ia dianggap tidak murtad selama hatinya masih dalam keadaan beriman. Kemurtadan berarti batalnya nilai relegius perbuatan orang yang bersangkutan. Kembali kepada kekafiran setelah beriman berarti terputusnya hubungan dengan Allah swt, sebagaimana firman Allah swt, berikut ini. Artinya : .. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.. Murtad disebabkan oleh tiga hal, yaitu Itiqad, filiyyah, dan qauliyyah. 1. Itiqah 2. filiyyah 3. Qauliyyah Orang yang murtad akan kehilangan haknya sebagai orang iman. Orang yang murtad kehilangan hak perlindungan atas jiwanya, kepemilikannya, ikatan pernikahannya, hak warisnya, dan haknya untuk masuk surga. Sebagai gantinya, ia kan dimasukkan ke dalam neraka. E. Tasamuh Tasamuh berarti kelapangan dada, keluasan pikiran, dan teloransi. Pembahasan tentang tasamuh dalam bab ini meliputi cara-cara menjaga kerukunan dan persatuan. 1. Menjaga kerukunan Dalam pergaulan sehari-hari, umat Islam harus menjaga kerukunan dengan sesama umat Islam, umat beragala lain, dan pemerintah. a. Kerukunan Intern Umat Islam Saat ini, dalam agama Islam berkembang berbagai macam paham dan aliran. Walaupun demikian, antara muslim yang satu dengan yang lainnya tetap merupakan saudara. Munculnya paham dan aliran yang berbeda-beda tersebut merupakan akibat dari adanya perbedaan interprestasi atau penafsiran. Akan tetapi, umat Islam tetap harus menjunjung tinggi persaudaraan karena yang mengikat persaudaraan di antara mereka adalah agama Islam. Rasulullah saw. Menggambarkan persaudaraan umat Islam tersebut dalam hadis berikut ini.

Artinya : Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih sayang dan saling cinta-mencintai adalah bagaikan satu tubuh yang pabila salah satu anggotan tubuh yang sakit, anggota tubuh yang lain akan ikut merasakannya, yaitu tidak bias tidur dan merasa demam. (H.R. Muslim) Salah satu wujud kerukunan adalah adanya kemauan untuk saling membantu dan saling menolong. Apabila diantra umat islam ada yang mengalami kesulitan, umat Islam yang lain hendaknya membantu. Hal itu disabdakan Rasululah saw. Dalam hadis berikut ini. Artinya : Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim lain. Beliau tidak boleh menzalimi dan menyusahkannya. Barangsiapa yang mahu memenuhi hajat saudaranya, maka Allah pun akan berkenan memenuhi hajatnya. Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan kepada seorang muslim, maka Allah akan melapangkan salah satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan Hari Kiamat nanti. Barangsiapa yang menutup rahasia seseorang muslim, maka Allah akan menutup rahasianya pada Hari Kiamat b. Kerukunan Umat Islam dengan Umat beragama Lain Islam merupakan agama yang mempunyai teloransi tiggi terhadap golongan yang beragama lain. Dakwah Islam tidak boleh dilaksanakan dengan kekerasan dan paksaan, tetapi harus dengan cara yang damai dan bijaksana. Hal itu difirmankan Allah swt.dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 1256 berikut ini ; Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. Al-Baqarah:256) Dalam hal bekerjasama dengan orang yang beragama lain, Islam membatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan/ contohnya;bekerja sama dalam bidang social, budaya, ekonomi, dan politik, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah akidah dan ibadah, Islam melarang bekerja sama. Dalam pergaulan sehari-hari, kita dilarang mendoakan dan memintakan ampun kepada Allah swt. Untuk orang yang beragama lain walaupun orang itu adalah orang tua atau anak-anak kita sendiri.

Orang Islam tidak mendahului memberikan salam kepada orang yang beragama lain. Akan tetapi, apabila ada seorang diantara mereka yang memberi salam kepada kita, kita cukup menjawabnya dengan jawaban waalaikum. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah saw. Dalam hadis berikut ini. Artinya: Apabila ahli kitab mengucapkan salam kepadamu maka jawablah dengan waalaikum (H.R. Bukhari Muslim) c. Kerukunan Umat Islam dengan Pemerintah Menurut para ahli tafsir, ulul-amri adalah orang-orang yang memegang kekuasaan diantra umat manusia, yaitu pemerintah, penguasa, dan pemimpin lainnya. Menurut Al-Quran Surat An-Nisa Ayat 95, kita wajib menaati Allah swt, Rasulullah., dan ulil-amri. Kita wajib taat kepada ulil amri (pemerintah) selama peraturan pemerintah itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Apabila peraturan pemerintah bertentangan dengan prinsip syariat Islam, tidak ada kewajiban untuk menaatinya. Peraturan seperti itu harus ditolak dan pemrintah harus diingatkan. Hal itu berdasarkan firman Alah swt, dalam Al-Quran Surat An-Nisa AYat 59 berikut ini. Artinya Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu (Q.S.An-Nisaa ;59) Menaati pemerintah berarti ikut segala keputusan yang telah dikeluarkan atau diundangkan oleh pemerintah untuk kepentingan bersama demi mencapai kesejahteraan masyarakat. 1. Menjaga Persatuan Islam mengajarkan kepada umatnya untuk mempunyai rasa setia kawan, yaitu keteguhan hati dalam memelihara nilai-nilai persahabatan dan persaudaraan, dalam pergaulan dengan orang lain. Dalam istilah agama, kata setia kawan dikenal dengan istilah ukhuwah. Ukhuwah mempunyai makna solidaritas dalam kebaikan dan sikap toleran dalam segala perbedaan, seperti mazhab atau pendapat. Kita diciptakan dalam keadaan berbeda-beda. Perbedaan itu meliputi perbedaan watak, keinginan, pendapat, atau kebiasaan. Namun, perbedaan itu haruslah disyukuri karena pada hakikatnya perbedaan itu menjadi rahmat manakala kita bias mengambil hikmah di balik perbedan itu. Akan tetapi, apabila kita mempermasalahkan perbedaan terus-menerus, perbedaan itu akan berubah menjadi laknat atau bencana. Hal itu disebabkan, perbedaan menjadi pemicu munculnya

pertentangan, percekcokan, perselisihan, dan permusuhan. Kita memang berbeda, tetapi kita harus bersama dan bersatu dalam keanekaragaman. Salah satu cara untuk menjaga persatuandan kesatuan adalah kebersamaan. Rasa kebersamaan tersebut akan melahirkan 1. 1. pribadi-pribadi yang peka terhadap lingkungan sekitarnya, peduli kepada yang lemah, baik akidah maupun ekonominya; 2. sikap seimbang yang akan menipiskan kesenjangan antara si kaya dan si miskin; 3. sikap kegotongroyongan dan kekompakan dalam menghadapi berbagai persoalan 4. pribadi-pribadi yang lebih mendahulukan kepentngan umum dari pada kepentingan pribadi, keluarga dan golongan. Hal itu menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bersatu dan tidak bercerai-berai. Allah swt, berfirman dalam Al-Quran Surat Ali Imaran Ayat 102 berikut ini. Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.. (Q.S. Ali Imaran 102) Oleh karena itu, tidak layak apabila di antara sesame muslim terjadi perselisihan, perpecahan, dan permusuhan.seyogyanya umat islam lebih memperhatikan persatuan dan kesatuan, saling menolong, dan saling menghormati. Hal itu tentu lebih baik dari pada mempersoalkan masalah khilafiah yang hanya akan meregangkan persatuan dan membawa kepada kehancuran. Ikhtisar 1. Israf adalah berlebih-lebihan. Contoh israf yang tampak nyata dalam kehidupsn seharihari adalah budaya konsumerisme. Budaya boros yang menyebabkan seseorang kurang berhati-hati dalam menggunakan uang dan membeli barang-barang yang tidak ada manfaatnya. 2. Gibah adalah membicarakan kejelekan orang lain dibelakangnya. Apabila orang yang dibicarakan itu mendengarnya, ia akan merasa tidak senang. 3. Namimah adalah mengadukan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba antara keduanya. Adapun fitnah adalah perkara bohong tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan untuk menjelekkan orang lain. 4. Murtad adalah berasal dari kata Riddah atau irtidad berarti keluar dari iman, baik imannya pernah didahului oleh bentuk kekafiran, seperti orang kafir yang beriman dan kemudian kembali kafir, maupuin iman yang belum pernah didahului oleh bentuk kekafiran sebelumnya. 5. Tasamuh berarti kelapangan dada, keluasan pikiran, dan toleransi. Salah satu wujud kerukunan adalah adanya kemauan untuk saling membantu dan saling menolong.

Integrasi Budi Pekerti Konon, pada zaman dulu, ada seorang laki-laki pergi ke pasar ubtuk membeli budak. Sesampainya di pasar, ia ditawari seorang budak. Menururt pedagang yang menjualnya, budak itu tidak mempunyai aib sama sekali, kecuali ia gemar mengadu domba. Karena aib itu dianggap ringan, dibelinya budak itu. Benarlah kata pedagang tersebut, budak itu rajin bekerja. Tidak ada satu pun pekerjaan di rumah yang terlewatkan olehnya. Akan tetapi, setelah beberapa lam tampaklah keburujan si budak. Budak itu berkata kepada istri majikannya, Tuan Putri ! Saya mendengar kabar bahwa tuan akan menikah lagi dengan seorang wanita dari daerah anu. Benarkah itu? Tanya istri majikannya. Tentu saja! Mana berani saya berbohong tuan putrid! Budak itu menegaskan.Lalu apa yang harus saya lakukan? Tanya majikannya. Budak itu menjawabTuan putrid harus mengguna-gunai tuan untuk menggagalkan pernikahan itu.lalu bagaimana caranya? Istri majikannya bertanya lagi. Tuan Putri! Ambillah beberapa helai bulu leher suamimu. Ambillah dengan pisau tajam pada waktu tidur supaya tidak tau. Pada hari lain, budak itu berbicara pada suami majikannya,Tuan! Saya mendapat kabar mengejutkan. Apa iu! Tanya majikannyaTuan Putri akan membunuh tuan dengan pisau yang tajam pada waktu tuan tidur, jawab budak itu meyakinkan. Majikannya terperanjat, Benarkah itu? Budak itu mejawab, Tuan bias membuktikannya nanti malam. Benarlah sang suami kemudian berpura-pura tidur. Tiba-tiba, sang istri dating membawa pisau cukur lalu memegang leher suaminya. Ketika ia memegang leher suaminya, sang suami segera saja bangun. Dirampasnya pisau cukur itu, lalu ditusukkan ketubuh istrinya, kabar meninggalnya sang istri sampai kepada keluarganya. Mereka tidak menerima kematian saudarinya itu dan menuntut balas. Dan akhirnya, terjadilah bunuh-membunuh antara famili itu. Semuanya hanya disebabkan oleh ucapan lidah siburuk. (Dikutip dengan perubahan dari Bahaya Lidah, Jakarta;Bumi Aksara, 1994)

MENGHINDARI PRILAKU TERCELA (AKHLAQ MADZMUMAH) Sifat-sifat tercela perbuatan dosa dan dosa besar Islam sangat mengutamakan dan menghargai eksistensi manusia. Oleh karena itu, Allah sangat murka apabila manusia bersikap menghancurkan manusia lain tanpa dasar aturan Nya. Perilaku tercela seperti merampok, membunuh, asusila, dan pelanggaran hak asasi manusia merupakan tindakan yang melecehkan eksistensi manusia yang sesungguhnya telah dimuliakan oleh Allah. Nah, untuk mengenali hal tersebut sehingga kita mampu membentengi diri, marilah kita bersama-sama menganalisisnya dalam pembahasan kali ini. A. Merampok Merampas atau merampok harta orang lain yang kadang disertai dengan kekerasan, ancaman dan bahkan pembunuhan emrupakan perilaku yang sangat menggelisahkan dan mengerikan. Itu termasuk perbuatan haram dam merupakan dosa besar yang wajib dijauhi oleh setiap individu. Apabila dalam suatu masyarakat banyak terjadi perampasan dan perampokan, warga masyarakat yang ada di lingkungan tersebut akan mengalami keresahan. Oleh karena itu, tetap sekali penegasan Allah SWT dan rasulnya. Mereka dianggap perang terhadap Allah dan rasulnya karena yang mereka lakukan merupakan perbuatan melawan hukum Allah SWT dan mengganggu masyarakat yang dilindungi oleh hukum. Orang-orang yang memerangi Allah dan rasul Nya disebutkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut. Artinya : sesungguhyna pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan rasulnya dan membuat kerusakan di bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya) dengan demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (QS Al Maidah : 33)lihat al-Qur an online di Goole, Firman Allah yang lain perihal pencurian yang dapat dihukum dengan potong tangan adalah sebagai berikut. Artinya : Laki-laki dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya, (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah dan Allah maha perkasa dan maha bijaksana. (QS Al Maidah : 38) lihat al-Qur an online di Goole, Pengertian hukum potong tangan dapat beraneka macam pendapat. Selain pengertian tangannya yang dipotong, dipenjarakan kemudian dibimbing sehingga sifat tercela tersebut dapat hilang. Perbuatan mencuri, merampok dan merampas jelas sangat berbahaya, baik terhadap diri sendiri maupun terhadapa orang lain atau masyarakat. Terhadap dirinya sendiri dapat berakibat antara lain kehidupan si pelaku pasti tidak akan merasa tenang. Jiwanya akan merasa dikejar-kejar oleh bayangan dosa, bahkan sedikit demi sedikit keimanan dan keislamannya akan terlepas dari dirinya. Rasulullah SAW pernah bersabda.yamg artinya : Tidaklah seorang pencuri ketika mencuri itu ia beriman. (HR Bukhari)

B. Membunuh Hak-hak yang paling utama bagi setiap manusia yang dijamin pula oleh Islam adalah hak hidup, hak pemilikan, hak pemeliharaan kehormatan, hak kemerdekaan, hak persamaan, dan hak menuntut ilmu pengetahuan. Diantara hak-hak tersebut, hak yang paling penting dan mendapat perhatian adalah hak hidup. Firman Allah SWT. Artinya : Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu alasan yang benar. (QS Al Isra : 33) lihat al-Qur an online di Goole, Islam memberikan perhatian terhadap perlindungan jiwa dan Allah mengancam orang yang merampas hal tersebut dengan hukuman berat. Allah SWT berfirman. Artinya : Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah jahanam. Ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutuknyaserta menyediakan azab yang pedih baginya. (QS An Nisa : 93) lihat al-Qur an online di Goole, Hadis nabi Muhammad SAW.artinya : Barang siapa membunuh dirinya dengan sesuatu maka kelak ia akan disiksa di hari kiamat nanti dengan barang tersebut. (HR Muslim) Pembunuhan dapat terjadi akibat berselisih pendapat, dengki, dendam, iri hati atau cemburu. Hal ini merupakan akibat tipu daya setan agar manusia senantiasa bertikai dan saling membunuh. Jenis-jenis pembunuhan dan hukumannya berdasarkan Al Qur an dan hadis dijelaskan sebagai berikut. 1. pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja yaitu merencanakan pembunuhan dalam keadaan jiwa sehat dan penuh kesadaran. Pembunuhan semacam ini dapat dihukum qisas artinya dihukum mati, kecuali dimaafkan oleh pihak keluarga korban dan kepadanya dituntut denda. 2. Pembunuhan yang terjadi tanpa disengaja dengan alat yang tidak mematikan. Hukumannya adalah penjara atau denda yang cukup berat 3. pembunuhan karena kesalahan atau kekhilafan semata-mata tanpa direncanakan dan tidak ada maksud sama sekali, misalnya kecelakaan. Hukuman tersangka penjara atau denda ringan Untuk memperkecil peluang terjadinya ha-hal buruk tersebut, kita selalu memupuk perilaku terpuji, baik terhadap diri pribadi maupun terhadap lingkuang atau masyarakat. Hal-hal di bawah ini dapat melatih diri kita untuk membentengi diri dari perilaku tercela, khusunya perbuatan membunuh.

Membiasakan bersilaturahmi

Mampu menahan amarah Mampu memaafkan kesalahan Berbuat adil Memperbanyak berbuat kebajikan Suka menolong Bersikap lemah lembut Meninggalkan hal-hal yang menyangkut riba Meneguhkan hati untuk mengikuti jalan yang lurus Memakan makanan yang halal dan thayyib Senantiasa berdoa kepada Allah SWT Berlaku lurus terhadap manusia Tidak pelit atau kikir C. Asusila Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma atau kaidah kesopanan yang saat ini cenderung banyak terjadi di kalangan masyarakat, terutama remaja. Islam dengan Al Qur an dan sunah telah memasang bingkai bagi kehidupan manusia agar menjadi kehidupan yang indah an bersih dari kerusakan moral. Menurut pandangan Islam, tinggi dan rendahnya spiritualitas (rohani) pada sebuah masyarakat berkaitan erat dengan segala perilakunya, bukan saja tata perilaku yang bersifat ibadah mahdah (khusus) seperti salat dan puasa, namun juga yang bersifat perilaku ibadah ghairu mahadah (umum) seperti hal-hal yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan. Didalam Al Qur an terdapat bebeapa ayat yang memuat informasi dan pengetahuan tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan. Firman Allah SWT Artinya : katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhyna Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS An Nur : 30) lihat al-Qur an online di Goole, Hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut.yang artinya : Maka bertakwalah kepada Allah dalam hal wanita. Sebab kalian telah mengambil mereka dengan dasar amanah Allah dan telah kalian halalkan kemaluan mereka dengan kalimah Allah. (HR Muslim) Ada beberapa hal yang menjadi faktor pemicu munculnya perilaku asusila di dalam suatu masyarakat tersebut.

1. Faktor lingkungan atau masyarakat yang cukup besar memberikan pengaruh terhadap tingkah laku sesorang, khususnya remaja yang kondisinya berada pada masa puberitas dan pencarian jati diri sehingga mereka rentan terhadap pengaruh tersebut. 2. Kurangnya keteladanan yang diberikan oleh pihak yang seharusnya memberi atau menjadi teladan. Keteladanan ini mutlak diperlukan, khusunya oleh remaja karena contoh atau teladan memberikan kemudahan untuk proses pembiasaan perilaku pada kehidupan sehari-hari mereka. 3. Kurangnya sikap konsisten dari pihak yang seharusnya memiliki tugas tersebut. Sikap tidak konsisten terkadang membuat seseorang tidak memiliki patokan yang jelas mengenai hal-hal mana yang boleh dan mana yang tidak. D. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Masalah hak asasi manusia menjadi salah satu pusat perhatian manusia sedunia sejak pertengahan abad lalu. Kaum muslim di seluruh dunia juga mempunyai perhatian yang sungguh-sungguh terhadap isu global ini. Islam selalu mendorong umatnya untuk mendorong umatnya untuk menemukan hal-hal yang baru dan mencari pemecahan-pemecahan baru demi kemajuan umat Islam, bahkan umat manusia di seluruh di dunia. Ada beberapa pengertian dari hak asasi manusia antara lain :

hak-hak dasar atau pokok bagi manusia sejak dilahirkan yang merupakan anugerah dari Allah yang Mahakuasa hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Allah yang tidak bisa dilanggar oleh siapapun juga, atau hak dan kewajiban dasar manusia. Darah manusia tidak boleh ditumpahkan tanpa alasan yang benar. Hukum Islam pun telah memberikan penjelasan mengenai hal tersebut, diantaranya larangan menindas wanita, anak-anak, orang tua, orang-orang sakit atau orang cidera, kehormatan dan kesucian, baik laki-laki maupun perempuan harus dihormati dalam segala keadaan, orang lapar harus diberi makan, orang telanjang diberi pakaian dan orang-orang sakit atau terluka di tolong tanpa memperdulikan apakah ia seorang muslim atau bukan, bahkan musuh sekalipun (lihat QS Al Maidah) Islam pada dasarnya adalah ajaran yang komprehensif karena Al Qur an adalah kitab yang berfungsi memberi petunjuk, penjelasanatas petunjuk, serta pembeda antara kebenaran dan kesalahan (lihat QS Al Baqarah : 185) Berikut ini adalah isi yang terkandung dalam hak asasi manusia yang disepakati hampir di seluruh dunia

a. Kebebasan berpendapat, beragama, dan bergerak (Personal Right) b. Hak memiliki, memberi, menjual dan memanfaatkan sesuatu (Properti Right) c. Perlakuan sama dalam hukum dan pemerintahan (Right of legal Equality) d. Ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih dan dipilih (Political Right) e. Hak untuk memilih pendidikan dan pengembangan kebudayaan (Social Culture Right) f. Perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (Prosedur Right) Bangsa Indonesia, khususnya kaum muslimmempunyai tugas dan kewajiban untuk membuktikan bahwa Islam cinta damai dan menghormati hak asasi manusia. Ajaran Islam membimbing pemeluknya menjadi umat yang mampu meberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia di dunia Ada beberapa contoh perilaku yang merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Perilaku yang harus di jauhi tersebut adalah sebagai berikut.

Membunuh manusia Membunuh anak-anak meskipun karena takut miskin Mencuri Berzina Menipu atau berlaku curang Melakukan riba Melakukan judi atau maasyir. mengambil sesuatu yang bukan hak milik tidak halal Memakan harta anak yatim yang bukan hak menyuruh atau mendukung kemungkaran dan melarang atau mencegah kebaikan. Menganiaya Mengkhianati amanah dan menipu Menipu dan merusak hakim Membela pengkhianat Berkata-kata palsu dan memberi kesaksian palsu. Menyembunyikan kebenaran Berkata buruk

Mengumpat Mengejek atau mengolok-olok Mematai-matai orang atau mencari kesalahan orang lain. Memperlakukan anak yatim dan orang miskin dengan buruk Menganggap rendah orang lain atau sombong Bermaksud jahat atau menuduh wanita yang baik berzina. Kikir atau bakhil Merugikan atau mengambil hak orang lain Membenci Merusak Menghina Memaksakan kehendak. Iblis atau setan senantiasa berusaha menggoda manusia untuk melakukan perbuatan tercela. Mereka telah bersumpah untuk menyesatkan manusia sepanjang masa. Oleh karena itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin agar tidak terjebak atau tergoda rayuan iblis atau setan. Beberapa sikap yang menjadi perwujudan kita membenci sifat-sifat tercela tersebut antara lain sebagai berikut.

Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah tuhan semesta alam yang Mahakuasa serta maha berkehendak, sedangkan semua makhluk Nya derada didalm kekuasaan Nya. Oleh karena itu, kita harus mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT dari segala godaan setan yang terkutuk, mengingat Allah dan sifat-sifatnya setiap saat, selalu mengembalikan sesuatu baik ide atau niat apapun juga didalam hati kepada Allah sebelum berbuat atau melakukan niat tersebut, melaksanakan segala perintah Allah, terutama yang berkaitan dengan ibadah rukun Islam secara konsisten, dan gemar melakukan amal saleh seperti aksi bakti sosial. Menyisihkan harta atau rezeki yang digunakan untuk membantu orang-orang yang memerlukan bantuan atau terkena musibah Selalu mendukung, turut serta membantu, atau aktif mengikuti kegiatan yanng bersifat syiar atau dakwah Menggembirakan kaum dhuafa seperti anak yatim piatu, orang yang sedang sakit, fakir miskin dan lain sebagainya agar mereka turut merasakan kegembiraan dan perhatian dari saudaranya sesama muslim.

You might also like