You are on page 1of 4

BELADIRI CHINA Dewi Mukaroh Bersikaplah tenang jika kalian menghadapi lawan dan posisi tangan yang benar

adalah seperti ini. Itulah suara guru Yhon yang sedang melatih murid-muridnya beladiri China diatas atap rumah yang sederhana. Guru Yhon adalah ayah dari seorang anak laki-laki yang masih berumur 7 tahun, sebut saja namanya Cenklhi dan saat ini istri guru Yhon sedang hamil tua, setiap hari guru Yhon selalu melatih murid-muridnya beladiri China meskipun terkadang banyak dari mereka yang tidak mampu membayar uang bulanan. Bagi guru Yhon dapat menularkan ilmu beladiri China kepada murid-muridnya adalah suatu kebahagiaan yang tidak terkira meski tak banyak materi yang ia dapatkan. Sudah waktunya kau meminta uang bulanan pada murid-muridmu, pemilik rumah ini sudah menagih uang kontrakannya. Ucap istri guru Yhon saat makan siang. Ya, nanti segera kuminta pada mereka. Ucap guru Yhon. Seusai makan siang guru Yhon meminta uang bulanan kepada murid-muridnya namun hanya sedikit uang yang ia dapatkan sehingga guru Yhon dan istrinya harus pindah rumah kontrakan karena tak mampu membayar uang kontrakan di rumah yang lama. Saat guru Yhon sedang melatih murid-muridnya, tiba-tiba ada seorang pria berbadan kekar datang menghampirinya dan berkata, Salah satu muridmu ada yang kami tahan karena terlibat perkelahian, jika kau ingin dia selamat, silahkan bawa uang 20 juta ke rumah bercat putih dekat kuil diujung jalan kencana sebelum pukul 04.00 sore ini. Setelah berkata itu pria berbadan kekar tersebut langsung pergi meninggalkan guru Yhon. Seusai melatih murid-muridnya guru Yhon datang ke rumah yang dimaksud oleh pria berbadan kekar. Sesampai disana guru Yhon heran karena tak ada satupun orang yang berada dalam rumah itu dan ruangannya pun sangat gelap tanpa penerangan. Tibatiba dari arah samping ada kayu yang jatuh menuju kepala guru Yhon dan dengan sigap guru Yhon langsung menghindar, sesaat itu 3 orang masuk dalam ruangan dan seseorang berpakaian putih yang berada ditengah adalah laki-laki yang ia kenal, Tatsuya murid didiknya. Kedua tangan Tatsuya diborgol kebelakang dan disamping kanan Tatsuya ada pria mengenakan baju abu-abu berambut ikal serta disamping kiri Tatsuya

berdiri pria berpakaian hitam yang memegang lengan Tatsuya dengan keras. Kau bawa uangnya ? tanya pria yang berpakaian bau-abu. Tidak, aku tidak bawa uangnya. Jawab guru Yhon. Berani-beraninya kau datang kesini tanpa bawa uang. Kata pria berpakaian hitam lalu ia langsung menyerang guru Yhon. Awalnya hanya pria berpakaian hitam saja yang menyerang guru Yhon, namun akhirnya teman-teman komplotan mereka yang bersembunyi di luar rumah juga ikut menyerang guru Yhon. Ruangan itu menjadi gaduh, banyak yang berjatuhan dari pihak penyekap Tatsuya. Melihat gurunya kewalahan maka Tatsuya ikut membantu menghadapi mereka walaupun dalam keadaan tangan diborgol ke belakang. Ditengah perkelahian antara guru Yhon, Tatsuya dan para penyekap Tatsuya datang seorang laki-laki setengah baya berkumis tipis beserta orang-orang berpakaian serba hitam berada di belakangnya. Hentikan, ada apa ini !!... teriak laki-laki berkumis. Dia menantangku guru dan ini gurunya yang datang sebagai pahlawan kesiangan. Jawab pria berpakaian abu-abu yang ternyata namanya adalah Xenahi. Kau guru ? tanya laki-laki setengah baya berkumis tipis yang diketahui namanya adalah guru Hyun, seorang guru beladiri juga. Ya aku guru. Jawab guru Yhon singkat. Siapa kau ? tanya guru Hyun. Aku guru Yhon dari China, aku kesini untuk menularkan ilmu beladiriku pada masyarakat. Tegas guru Yhon. Apakah kau mengetahui peraturan untuk mendirikan perguruan disini ? tanya guru Hyun. Aku tak tahu ? jawab guru Yhon. Apakah kau ingin tahu ? guru Hyun kembali bertanya. Ya katakanlah. Jawab guru Yhon penasaran. Untuk mendirikan perguruan disini kau harus menerima tantangan dari guruguru senior yang ada disini. Jelas guru Hyun dengan sombong. Kapan aku bisa melakukan itu ? tanya guru Yhon. Besok pagi kau bisa datang ke tempat latihan kami di Jl. Lampion No. 16. Terang guru Hyun.

Keesokan harinya guru Yhon datang ketempat latihan guru Hyun untuk menerima tantangan dari para guru senior. Dalam ruangan itu sudah berkumpul beberapa guru dan para murid beladiri, mereka duduk membentuk lingkaran dan di tengah-tengah mereka terdapat meja bundar putih serta dibawah meja bundar tersebut ada kursi-kursi yang ditata menyebar dalam keadaan terbalik. Kenalkan ini guru Yhon dari China, dia ingin mendirikan perguruan beladiri China disini dan dia kesini untuk menerima tantangan kita. Guru Yhon apabila kau adalah orang terakhir yang berdiri diatas meja putih itu maka kau boleh melanjutkan perguruan beladirimu, namun jika itu gagal maka kau harus menghentikan perguruan beladirimu. Terang guru Hyun. Tak banyak bicara guru Yhon langsung naik keatas meja putih dan memberikan salam kepada semua yang hadir dalam ruangan itu dan berkata Semoga kalian memudahkanku. Ayo siapa yang ingin maju duluan ? tanya guru Hyun pada guru-guru senior yang lain. Guru Chank salah seorang dari guru senior langsung maju naik keatas meja putih dan memberi salam pada guru Yhon. Seusai guru Yhon membalas salam guru Chank pertandingan antara keduanyapun dimulai. Pada saat-saat pertama guru Yhon terlihat lemah namun pada akhirnya yang jatuh dari meja putih adalah guru Chank, dia sempat meringis kesakitan karena punggungnya terkena kaki kursi yang sengaja diletakkan terbalik sebagai perangkap. Siapa lagi yang ingin maju ? tanya guru Hyun. Sekarang giliranmu guru Whonk. Kata guru Chank sambil menghadap guru Whonk. Guru Whonk yang merasa tertantang segera naik ke atas meja putih, setelah guru Yhon dan guru Whonk saling memberi salam yang pertama melakukan serangan adalah guru Whonk, namun dari detik pertama guru Whonk terlihat lemah sehingga terlontar kata Aku menyerah dari mulut guru Whonk. Setelah mendengar pernyataan itu guru Yhon langsung menghentikan penyerangannya. Terima kasih telah mengasihaniku, kata guru Whonk, Terima kasih telah memudahkanku, balas guru Yhon. Saat guru Whonk kembali ke tempat duduk, guru Hyan maju keatas meja putih. Pertandingan antara guru Hyan dan guru Yhon berlangsung sangat menegangkan karena keduanya

berada dalam pihak yang sama kuat, guru Yhon selalu bisa membalas serangan guru Hyun dengan baik, begitu juga sebaliknya. Pertandingan sudah berlangsung lama namun guru Yhon dan guru Hyun masih belum terlihat lemah hingga pada akhirnya meja putih tempat pertandingan terbelah menjadi dua bagian yang sama. Tak ada yang kalah dan tak ada yang menang diantara mereka karena mereka berdua adalah orang terakhir yang berdiri diatas meja putih. Semua orang yang berada dalam ruangan itu bertepuk tangan untuk mereka berdua. Selamat datang di perguruan beladiri China, kau boleh meneruskan perguruan beladirimu, semoga kau menjadi guru yang teladan untuk murid-muridmu. Kata guru Hyun. Terima kasih, ucap guru Yhon. Sejak saat itu perguruan beladiri China guru Yhon menjadi berkembang pesat dan banyak murid yang belajar ilmu beladiri China dari guru Yhon.

You might also like