Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
Proses pemberian dukungan terus menerus dalam hal : Mendidik untuk tahu dan sadar secara krisis situasi yang ada Bekerja sama mengumpulkan data dan mengidentifikasi masalah Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah
Pengorganisasian Masyarakat
Sebagai target pelayanan & pengorganisasian tenaga perawat serta fungsinya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
Frequensi kebutuha n
4
Biaya
5 Unit pelayanan kesehatan jiwa di RSU
Psikiater, psikolog klinis, perawat jiwa Psikiater, psikolog klinis, perawat keswamas Perawat keswamas
tinggi
Kuantitas pelayanan yang dibutuhkan
rendah
(Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
3. Pelayanan Kesehatan Jiwa melalui pelayanan kesehatan dasar Semua pemberi pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat yaitu praktik pribadi dokter/bidan/perawat/psikolog, semua sarana pelayanan kesehatan (seperti puskesmas, balai pengobatan) Merupakan mitra kerja tim kesehatan jiwa.
Memerlukan penyegaran dan penambahan pengetahuan tentang pelayanan kesehatan jiwa agar dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa komunitas bersamaan dengan pelayanan kesehatan yang dilakukan
Pelatihan yang perlu diberikan adalah konseling, deteksi dini dan pengobatan segera, keperawatan jiwa dasar
4.
Sistem rujukan
Puskesmas
Kontinuitas asuhan di keluarga.
Ditempatkan di Puskesmas
Tahap berikut fokus pelay:
Gangguan jiwa
Pemberdayaan pasien & kel
Perawat Keswa Kom Konsultan Perkeswa Kom di Puskesmas Bertanggung jawab atas keberhasilan perawatan pasien di keluarga
RSUD Kab/Kota
(Psikiater, psikolog klinis, perawat jiwa) Perawat yang bekerja di unit rawat inap jiwa RSU bertujuan: Memulihkan kondisi pasien pada fase akut Memampukan pasien dan keluarga/masyarakat untuk mengatasi masalahnya. Perawat bekerja secara tim. Perawat di RSU berhubungan langsung dengan perawat puskesmas dalam rangka kontinuitas perawatan.
RS. Jiwa
(Psikiater, psikolog klinis, perawat jiwa)
Perawat yang bekerja di RSJ mempunyai peran yang sama dengan RSU, namun lebih intensif dan spesialistis.
TAHAP PENGORGANISASIAN KOMUNITAS (Fleksibel, Kreatif, Inovatif) Fase persiapan Fase pengorganisasian Fase edukasi dan latihan Fase formasi kepemimpinan Fase koordinasi intersektoral Fase akhir
FASE PERSIAPAN
Memilih area Memilih cara kontak Mempelajari masyarakat Integrasi dengan masyarakat kunjungan partisipasi dalam kegiatan sosial sesuaikan gaya hidup tinggal dengan masyarakat Terbina hubungan saling percaya
FASE PENGORGANISASIAN
Sosial tercapai saling percaya Pembentukan kelompok kerja kesehatan (K3) Pengakuan / pengesahan (K3) oleh lurah atau penguasa daerah penting untuk berfungsi
FASE AKHIR
Rencana perubahan bertahap : Aksi massal (gebrakan) Pembinaan Pengembangan Pengendalian dan pengontrolan
Pendidik ( Educator )
Pendidikan Kesehatan Mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah Melakukan 5 tugas kesehatan kel.
Mengenal masalah Mengambil keputusan Merawat anggota Memodifikasi lingkungan Memanfaatkan pelayanan
Koordinator (Coordinator)
Koordinasi dalam kegiatan: Penemuan kasus Berkoordinasi dengan masyarakat,TOMA, anggota tim kes Rujukan Bersifat timbal balik Mempertahankan kontinuitas pelayanan
PROSES RUJUKAN
Puskesmas Rujuk
Konsultasi pengobatan Dengan dokter Konsultasi
TIM Keswamas
Rujuk
RSU / RSJ
Pengorganisasian masyarakat
Sehat/adaptif
Masalah psikososial
Gangguan Jiwa
Pengorganisasian masyarakat
Masyarakat Bekerjasama
Mengelompokkan data masy. : Sehat jiwa Masalah psikososial Gangguan jiwa Merencanakan dan melakukan tindakan terhadap kasus : Jadwal aktivitas harian Jadwal kunjungan rumah Evaluasi dan tindak lanjut Kasus dirujuk atau tidak
Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta sumber daya yang ada di masyarakat Cara memperoleh data : a. Informasi dari masyarakat termasuk guru, tentang anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa b. Informasi dari perawat komunitas c. Menemukan sendiri dengan melakukan pengkajian langsung baik perorangan, keluarga maupun kelompok d. Melalui pertemuan-pertemuan formal & informal
a. Jika kondisi kasus berkembang kearah yang lebih baik diteruskan rencana asuhan yang telah ditetapkan sampai pasien mandiri diteruskan perawatannya oleh keluarga untuk mencegah kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup pasien
c. Jika ditemukan tanda dan gejala yang memerlukan pengobatan perawat kesehatan jiwa komunitas dapat memberikan obat sesuai dengan standar pendelegasian program pengobatan serta memonitor pengobatan d. Jika dengan perawatan dan pengobatan pasien tidak mengalami perubahan (kondisi bertambah berat) pasien dirujuk ke puskesmas/RSU/RSJ