You are on page 1of 5

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA I PENGUKURAN RESISTOR TETAP, SERI, PARALEL, DAN CAMPURAN

DIAJUKAN OLEH: ETRI CAHYA YULIADI (5115062161) NURUL AMALIA (5115062164)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Resistor (hambatan atau tahanan) adalah komponen dasar elektronika yang dibuat untuk menghambat aliran arus listrik. Sebuah resistor dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat mempunyai nilai hambatan tertentu. Berdasarkan nilai hambatannya, resistor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu resistor tetap (yang mempunyai nilai hambatan tertentu/tetap) dan resistor variabel (resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah/diatur). Resistor juga dapat dikelompokkan berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu resistor lilitan kawat dan resistor karbon. Resistor lilitan kawat digunakan untuk berbagai keperluan yang membutuhkan akurasi cukup tinggi dan peralatan yang menggunakan variasi arus yang besar, sedangkan resistor karbon merupakan resistor yang paling banyak beredar di pasaran. Resistor karbon mempunyai nilai hambatan yang tetap karena itu disebut juga resistor tetap. Besarnya

).;nilai suatu hambatan resistor dinyatakan dalam satuan ohm ( Besarnya nilai hambatan suatu resistor tetap dapat diketahui dari kode warna atau kode huruf dan angka yang tertera pada resistor tersebut. Adapun cara menghitung nilai hambatan suatu resistor sebagai berikut: Kode angka dan huruf Selain dengan kode warna, nilai hambatan suatu resistor juga sering ditunjukkan dengan kode huruf. Kode angka manyatakan nilai hambatan, sedangkan kode huruf menyatakan pengali dan toleransi nilai hambatan. Terjemahan kode huruf pertama adalah sebagai berikut: R artinya kali 1 ohm K artinya kali 103 ohm M artinya kali 106 ohm Adapun terjemahan kode huruf kedua adalah sebagai berikut: 5%sJ artinya toleransi K artinya toleransi 10%s M artinya toleransi 20%s Gambar di atas adalah contoh resistor yang hambatannya ditunjukkan dengan kode 10%.s ; 103 vhuruf dan angka, mempunyai hambatan sebesar 6.5 Nilai hambatan sebuah resistor variabel dapat diubah menurut kebutuhan. Adapun contoh resistor variabel adalah tahanan geser (rheostat), potensiometer, termistor, dan LDR ( Light Dependent Resistor). Kode Warna Warna Gelang Pertama Gelang Kedua Gelang Ketiga (multiplier) Gelang ke Empat (toleransi) Hitam 0 0 100 Coklat 1 1 101 1% (F) Merah 2 2 102 2% (G) Jingga 3 3 103 Kuning 4 4 104 Hijau 5 5 105 0.5% (D) Biru 6 6 106 0.25% (C) Ungu 7 7 107 0.1% (B) Abu-abu 8 8 108 0.05% (A) Putih 9 9 109 Emas 0.1 5% (J)

Perak 0.01 10% (K) Polos 20% (M)

Ada juga resistor yang menggunakan simbol warna dengan lima gelang. Cara pembacaannya sama dengan resistor yang menggunakan simbol empat gelang. Hanya saja, pada resistor dengan lima gelang, gelang ke-tiga masih merupakan nilai resistor (seperti gelang kedua pada resistor empat gelang). Gelang ke-empat merupakan pengali (multiplier), sedangkan gelang kelima adalah nilai toleransi. 1.2 Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini adalah membiasakan mahasiswa dapat membaca arti kode warna dari sebuah resistor dan dapat menentukan resistor dalam keadaan baik atau buruk serta dapat mengukurnya dengan menggunkan AVOmeter yang diberikan pada saat percobaan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 1.3 Alat dan Komponen Dalam percobaan ini mahasiswa dapat menggunakan babarapa alat dan komponen. Adapun alatnya seperti: 1. AVOmeter 2. Alat tulis 3. Lembar kerja Dan komponennya seperti: 1. Papan PCB 2. Resistor dengan kode warna 1.4 Langkah Kerja 1. Baca nilai resistor yang ada pada PCB, dan masukkan hasil pembacaan pada tabel 1, kolom kedua. 2. Ukur nilai resistor yang ada pada PCB dengan menggunakan AVOmeter dan hasilnya masukkan ke dalam tabel 1, kolom ke-empat. 3. Hitunglah besar penyimpangan nilai terukur dengan harga yang tercantum pada resistor tersebut, hasil perhitungannya masukkan pada tabel 1, kolom kelima. 4. Simpulkan, apakah resistor tersebut berada dalam keadaan baik atau tidak, dan tulislah pada tabel 1, kolom ke-enam.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tabel Percobaan Table percobaan yang dilakukan tanggal 1 Oktober 2007 ) e;Nomor Resistor Nilai Ohm Resistor Toleransi (dalam %) Hasil Ukur (dalam (dalam %) Kesimpulan (Resistor dalam keadaan) 0,00% baik; 1 % 10 s ;R1 10 0,00% baik; 1 % 39 s ;R2 39 1,5% kurang baik; 1 % 150 s ;R3 140 0,00% baik; 1 % 220 s ;R4 220 10% rusak; 1 % 1100 s ;R5 1K 2,17% buruk; 1 % 460 s ;R6 470 1,5% kurang baik; 1 % 3250 s ;R7 3300 0,00% baik; 1 % 4,7 x 103s ;R8 4K7 6,29% rusak; 1 % 6,8 x 104s ;R9 6K4 0,00% baik; 1 % 18 x 103s ;R10 18K 2,5% buruk; 1 % 40 x 103s ;R11 39K 0,00% baik; 1 % 47 x 103s ;R12 47K 0,00% baik; 1 % 180 x 103s ;R13 180K 3,03% rusak; 1 % 320 x 103s ;R14 330K 2,13% buruk; 1 % 460 x 103s ;R15 470K 0,00% baik;1 % 1 x 106s ;R16 1M 2.2 Analisa Data Dari masing-masing resistor dapat dilihat bahwa sebagian besar resistor yang dijadikan komponen dalam percobaan ini dalam keadaan buruk atau sudah tidak bisa dipakai lagi, walaupun ada beberapa resistor yang masih bekerja dengan baik. Itu semua diperkuat dengan nilai hambatan resistor yang diukur dengan resistor yang dihitung mempunyai perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya itu, nilai e (error) yang dicari dengan rumus:

mempunyai nilai yang lebih besar dari pada nilai toleransi yang terdapat dalam resistor yang diwakilkan oleh warna kelima. Sedangkan resistor yang dalam keadaan baik dapat dilihat dari nilai e (error) yang tidak melebihi toleransi yang diberikan oleh masing-masing resistor. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Pengukuran nilai hambatan resistor dalam percobaan ini menggunakan AVOmeter. Dalam

pengukuran ini sering terjadi kesalahan, salah satu kesalahannya tidak sesuainya jarum dengan angka nol. Pengukuran nilai hambatan dengan membaca kode warna pada resistor juga sering megalami kesalahan ataupun kesulitan membaca warna karena resistor yang digunakan dalam percobaan ini terlalu lama disimpan sehingga menyebabkan warna yang terdapat pada resistor hilang (memudar). Perbedaan sudut padang juga dapat mempengaruhi pergeseran jarum pada AVOmeter. Selain besar resistor, faktor yang perlu diketahui dari suatu resistor adalah keadaannya. Karena jika keadaan suatu resistor itu tidak baik atau tidak layak pakai tetapi masih digunakan juga, akan terjadi konsleting yang menyebabkan rusaknya barang-barang yang menggunakan resistor tidak layak pakai itu.

3.2 Saran Untuk hasil yang lebih baik hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut ini: 1. Dalam membaca resistor dengan alat, sebaiknya memperhatikan kesesuaian antara jarum yang terdapat pada alat itu dengan angka nol (pengkalibrasian) 2. Untuk membaca resistor dengan kode warna hendaknya memperhatikan benar-benar warnawarna apa saja yang terdapat dalam resistor tersebut, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam membaca kode warna yang terdapat dalam resistor yang telah pudar warnanya. 3. Lebih teliti lagi dalam mengukur hambatan suatu resistor, baik itu dengan alat ukur ataupun dengan membaca kode warna. Pada saat mengukur dengan alat ukur (AVOmeter), sebaiknya melihat nilai yang ditunjukkan oleh jarum AVOmeter dilakukan oleh satu orang saja (yang memiliki penglihatan lebih teliti) dengan sudut pandang yang tidak berubah-ubah agar kesalahan paralaks dapat diminimalisir Diposkan oleh Anggun wicaksono di 23:20 0 komentar: Poskan Komentar

You might also like