You are on page 1of 9

MAKALAH KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN MOSHER DALAM MEMBANGUN SISTEM PEDESAAN TERSTRUKTUR DI INDONESIA Disusun untuk memenuhi tugas

s mata kuliah Pembangunan Pertanian Semester Ganjil Tahun 2010 Oleh Raden Bondan E B 150110080162

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

DAFTAR ISI BAB I 1.1 1.2 1.3 BAB II 2.1 2.2 2.3 BAB III : PENDAHULUAN : Teori Pertanian Mosher : Usaha Tani Mosher........................................................................... : Syarat Pembangunan Pertanian Mosher.. : PEMBAHASAN : Pembangunan Pertanian Mosher. : Perkembangan Pembangunan Pertanian di Indonesia : Pembangunan Pedesaan yang Terstruktur.. : KESIMPULAN 4 5 6 3 3 3

~2~

BAB I PENDAHULUAN Pertanian merupakan sector usaha yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Indonesia terutama yang bertempat tinggal di pedesaan. Usaha pertanian di Indonesia memiliki peranan penting dalam aspek penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan serta penyumbang devisa melalui kegiatan ekspor dan lainnya. Namun dalam kenyataannya, sector pertanian belum mengalami perubahan secara signifikan, hal ini bisa dilihat dari kehidupan subjek-subjek pelaku pertanian, salah satunya yang paling mendasar yaitu petani. Petani sebagai pelaku pertanian pokok masih berada dalam garis kehidupan dengan pendapatan di bawah rata-rata. Salah satu komoditas yang umumnya ditanam oleh petani adalah padi. Tanaman padi adalah tanaman utama dari aspek kepentingan kebutuhan sehari-hari dibandingkan dengan komoditas lain (Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, 1990;8). Meskipun bukan komoditas yang bernilai tinggi di pasaran, hal ini sangat kontras dengan kehidupan petani secara kenyataan . mayoritas dari kepemilikan lahan, golongan rumah tangga petani dengan lahan <0,5 hectar lebih mendominan dari tahun ke tahun (Biro Pusat Statistik : Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia1993. Jakarta : Biro Pusat Statistik,1996:108). Melihat data data tersebut maka diperlukan suatu proses pembangunan pertanian untuk meminimalkan keterpurukan kehidupan petani Indonesia. 1.1 Teori Pertanian Mosher Menurut Mosher (1968;19) bahwa pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Tumbuhan berfungsi sebagai pabrik pertanian yang primer, dan kegiatan kegiatan pengolahan tersebut adalah satu bagian usaha yang dipengaruhi oleh factor biaya dan penerimaan. 1.2 Usaha Tani Mosher A.T. Mosher (Mubyarto 1989;16) memberikan pengertian yang disebut farm (Tani) adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji. 1.3 Syarat Pembangunan Pertanian Mosher Untuk pembangunan pertanian diperlukan beberapa syarat seperti yang dikemukakan A.T. Mosher (1965;77) syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan adalah adanya pasar untuk hasil usaha tani, teknologi yang senantiasa berkembang, tersedianya bahan dan alat produksi secara local, adanya perangsang produksi bagi petani, dan tersedianya perangkutan yang lancer dan kontinu. Sedangkan pada tahun 1966, Mosher menambahkan perlunya syarat pelancar seperti kredit produksi , pendidikan pembangunan ,perbaikan dan perluasan lahan pertanian, perencanaan dan kegiatan bersama.

~3~

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pembangunan Pertanian Menurut Mosher Pembangunan dapat diartikan sebagai bentuk perubahan dan pertumbuhan , dimana suatu pembangunan dikatakan berhasil ketika terjadi perubahan pola hidup dan usaha tani dari kurang baik menjadi baik serta pertumbuhan sector pertanian yang tinggi. Hal ini dikemukakan Dr. Soekartawi, (1994;1).Suatu pembangunan pertanian tidak terlepas dari factor faktor penunjang, A. T Mosher (1965;77) mengungkapkan beberapa factor atau syarat penunjang mutlak suatu pembangunan, yaitu pasar untuk hasil usaha tani, teknologi yang senantiasa berkembang, tersedianya bahan dan alat produksi secara local, adanya perangsang produksi bagi petani, dan tersedianya perangkutan yang lancar dan kontinu. a. Pasaran hasil usaha tani, Harga jual yang tinggi setiap masa panen adalah harapan setiap petani, tinggi dan rendah harga tersebut pada umumnya terlihat dari penjualan panen sebelumnya. Pembangunan pertanian diharapkan dapat meningkatkan produksi hasil pertanian sehingga harga jual yang diterima petani saat panen dapat menggantikan biaya usaha tani selama waktu produksi. A. T Mosher (1965 ;78) mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang diperlukan yaitu : a) Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan (demand) terhadap hasil usaha tani ini. b) Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani, sistem tataniaga. c) Kepercayaan petani pada kelancaran sistem tataniaga itu. b. Teknologi dalam Pembangunan yang Senantiasa Berkembang Salah satu syarat mutlak adanya pembangunan adalah teknologi yang senantiasa berubah. Pernyataan ini dikemukan oleh A. T Mosher(Mubyarto,1989;235). Selain itu Mosher juga

mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan teknologi pertanian adalah cara cara melakukan pekerjaan usaha tani (A.T Mosher ,1965;93). Usaha tani tersebut mencakup kegiatan- kegiatan seperti cara petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan memungut hasil serta memelihara ternak c. Tersedianya Bahan dan Alat Produksi Pembangunan pertanian diharapkan dapat menyediakan berbagai bahan dan alat produksi yang akan menunjang berbagai metode baru yang diberikan kepada petani dalam usaha taninya. Salah satu diantaranya lokasi yang dekat dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan petani. d. Perangsang Produksi bagi petani

~4~

Perangsang efektif dalam mendorong petani untuk menaikkan produksi (A.T Mosher, 1965;124), yaitu : a) Perbandingan harga yang menguntungkan. b) Bagi hasil yang wajar.Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk keluarganya. e. Tersedianya Pengangkutan yang lancar Factor yang mempengaruhi biaya perangkutan (A.T. Mosher, 1965;138) antara lain : a) Sifat barang yang harus diangkut, berapa berat atau besarnya barang itu b) Jarak pengangkutan barangbarangitu c)Banyaknya barang yang diangkut d) Jenis alat perangkutan. 2.2 Perkembangan Pembangunan Pertanian di Indonesia Pembangunan pertanian diselenggarakan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat(petani). Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional dengan melibatkan perubahan besar dalam struktur mental, social, dan kelembagaan nasional dimana didalamnya terdapat akselerasi pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, pengurangan pengangguran dan pemberantasan kemiskinan absolute (Zakaria,2009). Menurut BAPPENAS tahun 2008, bahwa lima sasaran pokok yang diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat(petani) yaitu 1. Pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan strategi pembangunan ekonomi yang mendorong pertumbuhan berkualitas dan berdimensi pemerataan melalui penciptaan lingkungan usaha yang sehat 2. Berkurangnya kesenjangan antarwilayah dengan prioritas pada pembangunan pedesaan 3. Meningkatkan kualitas manusia yang tercermin pada terpenuhinya hak social rakyat 4. Membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam dengan prinsip pembangunan berkelanjutan 5. Meningkatnya dukungan infrastruktur. Peningkatan pendapatan petani merupakan kunci utama dalam peningkatan kesejahteraan petani karena struktur kehidupan masyarakat Indonesia sangat didominasi oleh masyarakat pedesaan dengan mayoritas pendapatan pekerjaan dari sector pertanian. Upaya peningkatan pendapatan bisa dilakukan dengan peningkatan produktivitas usahatani dan intensitas tanam disertai peningkatan akses petani ke pasar input dan output yang efisien. Namun dalam kurun waktu 10 tahun peningkatan produktivitas usahatani di tingkat petani relative stagnan dan kapasitas produksi nasional semakin terbatas (Zakaria, 2009). Beberapa factor yang mempengaruhi (Siregar dan Masyitho, 2008; Mulyana, 1998, Yustika,2006) antara lain : 1. Konversi lahan pertanian ke nonpertanian dengan laju 5,23 persen per tahun selama 1995-2005 2. Menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat kerusakan lingkungan

~5~

3. Perubahan iklim yang mengakibatkan fluktuasi dan penurunan produktivitas pertanian 4. Lambatnya penemuan dan pemasyarakatan teknologi 5. Rendahnya insentif financial dalam menerapkan teknologi secara optimal 6. Penguasaan lahan yang sempit. Selain factor tersebut, Departemen Pertanian tahun 2000 mengemukan berdasarkan hasil penelitian bahwa sebesar 88 persen rumah tangga petani hanya menguasai lahan sawah kurang dari 0,5 hectar, dan keterbatasan akses informasi, teknologi, serta capital menyebabkan masyarakat petani menjadi miskin, tidak berdaya, dan tertinggal. Sejak Pelita VI , pembangunan pertanian dilakukan melalui pendekatan agribisnis yang menekankan : a. Pendekatan pembangunan pertanian ditingkatkan dari pendekatan produksi ke pendekatan bisnis b. Pembangunan pertanian bukan sekedar pembangunan sektoral, namun secara intersoktoral c. Pembangunan pertanian bukan pengembangan komoditas secara parsial, namun sangat terkait dengan pembangunan wilayah khususnya pedesaan yang terkait dengan pendapatan petani. Karena itulah pendekatan pembangunan ke depan akan diarahkan pada pengembangan produk terutama pengembangan nilai tambah produk melalui industri yang berfungsi dalam pengolahan produk pertanian primer. Sedangkan untuk strategi pembangunan pertanian ke depan adalah pengembangan agroindustri pedesaan yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pembukaan lapangan kerja. Langkah strategis tersebut ditujukan secara terus menerus meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif melalui pemberdayaan organisasi ekonomi rakyat. 2.3 Pembangunan Pedesaan yang Terstruktur Untuk membangun pedesaan yang terstruktur dalam memberikan jaminan kepada setiap pelaku usahatani maka diperlukan suatu wadah atau lembaga. Lembaga yang dimaksud dapat berupa kelompok tani ataupun gabungan kelompok yang membentuk kelembagaan usahatani di pedesaan. Upaya pembentukan kelompok tani yaitu untuk menghindari biaya transaksi yang cukup tinggi yang harus dikeluarkan anggotanya (Arkadie,1989). Pembangunan pedesaan yang terstruktur melalui pembentukan kelembagaan akan menciptakan system ekonomi rakyat. Menurut Pakpahan (1990) subsistem yang menyusun system organisasi ekonomi rakyat adalah unsur kelembagaan sebagai aturan main, partisipan yaitu sumberdaya manusia, teknologi, tujuan dan lingkungan (alam,social, dan ekonomi).

~6~

Selain itu suatu kelembagaan memiliki ciri ciri tertentu seperti dikemukakan Pakpahan (1991) yaitu batas yurisdiksi, hak kepemilikan, dan aturan representasi. Batas yurisdiksi menenetukan siapa dan apa yang tercakup didalam lembaga/organisasi sehingga organisasi dapat melakukan perluasan ekonomi seperti batas wilayah kerja, batas skala usaha yang diperbolehkan, jenis usaha yang diperkenankan dan sebagainya. Hak kepemilikan mengatur hubungan individu terhadap sumber daya, situasi, dan kondisi (Pakpahan,1990) dalam hal ini kepemilikan lahan usaha tani tercakup. Terakhir aturan representasi merupakan perangkat aturan yang mengatur mekanisme pengambilan keputusan organisasi. Hal ini diperlukan untuk menghadapi jika terjadi kasus seputar wilayah usahatani seperti persengketaan maupun hak kepemilikan lahan usaha yang sah. Bantacut (2000) mengungkapkan bahwa pembangunan ekonomi harus melalui beberapa proses yaitu pembentukan instusi baru, pembangunan unit usaha, perbaikan kapasitas tenaga kerja, identifikasi pasar pasar baru, alih ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pengembangan perusahaan baru. Pengembangan ekonomi petani dapat dilakukan melalui strategi yaitu pemberdayaan organisasi, pengembangan jarring kemitraan bisnis, dan peningkatan daya saing. Dengan demikian, proses pembangunan pedesaan yang berawal dari pemberdayaan petani hingga terkait dengan lembaga yang akan terbentuk dapat menciptakan system perekonomian rakyat desa yang mayoritas petani meningkat.

~7~

BAB III KESIMPULAN Pertanian merupakan sector usaha yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Indonesia terutama yang bertempat tinggal di pedesaan. Usaha pertanian di Indonesia memiliki peranan penting dalam aspek penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan serta penyumbang devisa melalui kegiatan ekspor dan lainnya. Pembangunan dapat diartikan sebagai bentuk perubahan dan pertumbuhan , dimana suatu pembangunan dikatakan berhasil ketika terjadi perubahan pola hidup dan usaha tani dari kurang baik menjadi baik serta pertumbuhan sector pertanian yang tinggi. Pembangunan pedesaan yang terstruktur melalui pembentukan kelembagaan akan menciptakan system ekonomi rakyat A.T Mosher (1965;77) mengungkapkan beberapa factor atau syarat penunjang mutlak suatu pembangunan, yaitu pasar untuk hasil usaha tani, teknologi yang senantiasa berkembang, tersedianya bahan dan alat produksi secara local, adanya perangsang produksi bagi petani, dan tersedianya perangkutan yang lancar dan kontinu. Dengan demikian, proses pembangunan pedesaan yang berawal dari pemberdayaan petani hingga terkait dengan lembaga yang akan terbentuk dapat menciptakan system perekonomian rakyat desa yang mayoritas petani meningkat.

~8~

DAFTAR PUSTAKA. Bantacut.2000. dalam makalah Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Kunci Kesejahteraan Petani. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. BandarLampung. Diakses melalui

http://www.google.com/teori-pertanian-mosher. Tanggal akses: 03/09/2010/ Informasi34.2008. Teori-teori pertanian. Diakses melalui http://informasi34.blogspot.com/2008/12/teori teori-pertanian.html. Tanggal akses: 03/09/2010. Mosher.1965. dalam Informasi34.2008. Teori-teori pertanian. Diakses melalui

http://informasi34.blogspot.com/2008/12/teori

teori-pertanian.html. Tanggal akses: 03/09/2010. Petani. melalui

Mosher.1966. dalam makalah Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Kunci Kesejahteraan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. BandarLampung. Diakses

http://www.google.com/teori-pertanian-mosher. Tanggal akses: 03/09/2010/ Mosher.1984. dalam makalah Tinjauan, Landasan Teori, dan Hipotesis, Diakses melalui

http://www.google.com/teori-pertanian-mosher. Tanggal akses: 03/09/2010. Mosher.1989. dalam Informasi34.2008. Teori-teori pertanian. Diakses melalui

http://informasi34.blogspot.com/2008/12/teori

teori-pertanian.html. Tanggal akses: 03/09/2010. Kelembagaan

Siregar dan Masyitho, 2008; Mulyana, 1998, Yustika,2006. dalam makalah Penguatan Kelompok Tani Kunci Kesejahteraan BandarLampung. Diakses melalui Tanggal akses: 03/09/2010/ Wan Abbas Zakaria. 2009. Fakultas Pertanian

Petani. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. http://www.google.com/teori-pertanian-mosher.

Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Kunci Kesejahteraan Petani. Universitas Lampung. BandarLampung. Diakses melalui

http://www.google.com/teori-pertanian-mosher. Tanggal akses: 03/09/2010/

~9~

You might also like