You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum.wr.wb

Alhamdulilah hirabbilalamin,dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya maka dengan ini kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan lancar. Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada ibu Wahyu Kirana, M kep sp. jiwa, selaku dosen pembimbing kami serta rekanrekan yang memberikan masukan dan gagasan tentang makalah yang kami susun. Kami menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari sisi tulisan maupun sistem penulisan, maka dari itu saya mohon maaf dan

mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Pontianak,September 2011

Kelompok IV

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangat dinamis dari kehidupan seseorang. Penyakit kritis dan terminal sangat besar peranya terhadap psikologis seseorang yang mengalaminya. Penyakit kritis dan terminal sangat kecil persentase untuk hidup oleh sebab itu psikologis penderita kebanyakan mengalami ketidakseimbangan. Pada penderita penyakit kritis dan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psikoSosio dan Spiritual ini akan meliputi respon kehilangan : Kehilangan Kesehatan, Kehilangan Kemandirian, Kehilangan Situasi, Kehilangan Rasa Nyaman dll. Dan keadaan tersebut dapat memperburuk status kesehatan klien. Sebagai perawat tidak lepas dengan masalah yang harus diselesaikan oleh peran perawat baik secara independen maupun dependen, sebagai contoh masalah secara umum yang biasa di hadapi adalah Klien tidak dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan. Klien tidak dapat mengidentifikasi perasaan cemas, Klien tidak mau membina hubungan dengan keluarga dan petugas, Klien tidak dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini dll. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan sikap professional dan tulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran perawat harus dapat menghadirkan fakta. Kesadaran diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukan perawat dalam terapi.

B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Tujuan Umum a. Memahami Konsep keperawatan jiwa khususnya dengan masalah adaptasi kritis dan terminal secara teoritis. b. Meningkatkan pengetahuan dan menerapkan konsep asuhan keperawatan Psikologisdengan masalah adaptasi kritis dan terminal. 2. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat menjelaskan : a. Konsep dasar penyakit kritis dan terminal b. Respon psikologis klien dengan penyakit krisis dan terminal c. Asuhan keperawatan klien dengan penyakit kritis dan terminal

C. Ruang Lingkup Penulisan Penulis membatasi pada bahasan materi tentang konsep asuhan keperawatan Psikologi dengan penyakit kritis dan terminal. D. Metode Penulisan Penulisan ini menggunakan metode studi literature yang diperoleh dari buku-buku perpustakaan E. Sistematika Penulisan Tulisan ini terdiri dari 4 (empat) bab, yaitu : Bab I merupakan Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan Bab II merupakan Tinjauan Teoritis Bab III merupakan konsep asuhan keperawatan jiwa dengan masalah adaptasi kritis dan terminal yang meliputi : Pengkajian, diagnosa, perencanaan dan pelaksanaan

Bab IV merupakan Penutup yang terdiri dari: Kesimpulan dan Saran

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi 1. Kritis Suatu keadaan penyakit kritis dimana memungkinkan sekali klien meninggal. Contoh: Gangguan kesadaran (coma meninggal) Keadaan hampir meninggal/sakaratul maut Ca.Stadium lanjut 2. Terminal Keadaan penyakit terminal merupakan kondisi penyakit yang berat dan tidak dapat disembuhkan lagi. B. Psikodinamika Inddividu Keluarga dan Lingkungan 1. Dinamika Individu a. Protes dan Penangkaran

Pada fase ini klien mengekspresikan rasa tidak percaya pada kenyataan. Pada fase ini terjadi proses perubahan konsep diri, ini terjadi selama kondisi klien dalam keadaan stress tetapi Setelah keadaan ini berlalu klien mulai masuk kedalam fase berikutnya. b. Depresi, Cemas dan Marah Pada fase ini emosi klien mulai meningkat. Depresi, cemas dan marah muncul Kerika klien tidak mampu mengatasi masalahnya dan merasa tidak berdaya. Manifestasi depresi ; sedih, kadang-kadang menangis, bingung ketergantungan, tidak dapat mengambil keputusan, tidak punya harapan. Kecemasan yang dialami pasien dialihkan menjadi kemarahan yang diproyeksikan pada diri sendiri, keluarga dan petugas. c. Pelepasan dan Reinvestasi Klien mulai mengidentifikasi peningkatan keadaan cemas, depresi dan perasaan marahnya. Klien mulai mengumpulkan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangi respon yang memperberat keadaan stress, apabila penyakit ini terjadi progressif fase ini akan berlangsung siklik. Disini klien mulai ada kerja sama. Klien mulai melepaskan dari obyek yang hilang, mulai membina hubungan dan penyesuaian diri terhadap realita.

2. Dinamika Keluarga Respon keluarga bersama dengan respon emosi klien ; pengingkaran, marah, cemas dan depresi. 3. Dinamika Lingkungan Dengan kesadaran bervariasi menimbulkan dinamika bagi klien STIGMA SOSIAL ketidakmampuan melakukan aktivitas sosial perubahan peran dalam kelompok sosial merupakan hambatan dalam melaksanakan fungsi sosial secara normal.

C. Prilaku Klien dengan Penyakit Kritis dan Terminal Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio dan Spiritual ini akan meliputi respon kehilangan. 1. Kehilangan Kesehatan Klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistis, aktifitasnya terbatas. 2. Kehilangan Kemandirian

Ditunjukkan ketergantungan.

melalui

berbagai

perilaku,

bersifat

kekanak-kanakan,

3. Kehilangan Situasi Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga / kelompoknya. 4. Kehilangan Rasa Nyaman Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti : panas, nyeri, dll. 5. Kehilangan Fungsi Fisik Contoh : klien gagal ginjal harus dibantu melalui haoinodialisa. 6. Kehilangan Fungsi Mental Klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berfikir efisiek sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional. 7. Kehilangan Konsep Diri Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi tubuh sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional (body image) peran serta identitasnya. Hal ini akan mempengaruhi idealisme diri dan harga diri menjadi rendah 8. kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga D. Peran dan Tanggung jawab Perawat Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan sikap professional dan tulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran perawat harus dapat menghadirkan fakta. Kesadaran diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukan perawat dalam terapi. Contoh : Bagaimana perasaan saya pada saat melihat orang mengalami kesulitan, Bagaimana perasaan saya tentang penyakit klien dalam keadaan kritis, Apakah keyakinan saya tentang penyakit kronik sama/berbeda dengan klien/keluarga.

BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH ADAPTASI KRITIS DAN TERMINAL

A. PENGKAJIAN Perlu dikaji bagaimana upaya klien dalam mengatasi kehilangan dan perubahan yang terjadi. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain : 1. Respon emosi klien terahadap diagnose 2. Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi 3. Upaya klien dalam mengatasi situasi 4. Kemampuan dalam mengambil dan memilik pengobatan 5. Persepsi dan harapan klien 6. Kemampuan mengingat masa lalu.

Perawat perlu mengetahui persepsi keluarga terhadap penyakit klien dan sejauh mana pengaruhnya terhadap keluarga, kelebihan dan kekurangan yang memerlukan dukungan dan intervensi. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain : 1. Respon keluarga terhadap klien 2. Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya. 3. Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui 4. Kapasitas dan sistem pendukung yang ada. 5. Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional 6. Proses pengambilan keputusan 7. Identifdikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan yang terjadi. Selain itu perawat juga harus mengkaji lingkungan kehidupan klien, hal yang perlu dikaji antara lain 1. Sumberdaya yang ada. 2. Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit 3. Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan 4. Ketersediaan fasilitas partisipasi dalam asuhan keperawatan kesempatan kerja.

B. Diagnosa Keperawatan 1. Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan perubahan. 2. Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan mengekspresikan perasaan. 3. Gangguan berhubungan (menarik diri) berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (ADL) 4. Gangguan body image berhubungan dengan dampak penyakit yang dialami 5. Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas berhubungan dengan adanya hambatan dalam fungsi seksual.

C. Tujuan Perencanaan 1. Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan. 2. Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas 3. Klien mau membina hhubungan dengan keluarga dan petugas

4. Klien dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini. 5. Klien tidak mengalami gangguan fungsi seksual.

D. Pelaksanaan 1. Individu a. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan cemas, marah, frustasi dan depresi. b. Bantu klien untuk menggunakan koping yang konstruktif c. Berikan informasi secara benar dan jujur d. Bantu klien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan e. Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi seksual yang dialami terhadap penyakitnya. f. Ciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan.

2. Keluarga a. Bantu keluarga untuk mengidentifikasi kekuatannya. b. Beri informasi tentang klien kepada keluarga secara jelas c. Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhan d. Berikan motivasi pada keluarga untuk memberikan perhatian kepada klien e. Tingkatkan harapan keluarga terhadap keadaan klien f. Optimalkan sumber daya yang ada g. Beri informasi tentang penyakit ynag jelas h. Beri motivasi pada lingkungan untuk membantu klien dalam proses penyembuhan i. Upayakan fasilitas kesehatan yang memadai sesuai dengan kondisi,

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Kritis merupakan Suatu keadaan penyakit kritis dimana memungkinkan sekali klien meninggal. Terminal adalah Keadaan penyakit terminal merupakan kondisi penyakit yang berat dan tidak dapat disembuhkan lagi. Keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio dan Spiritual ini akan meliputi respon kehilangan. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan sikap professional dan tulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran perawat harus dapat menghadirkan fakta. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul antara lain : Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan perubahan, Kecemasan yang

meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan mengekspresikan perasaan, Gangguan berhubungan (menarik diri) berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (ADL), Gangguan body image berhubungan dengan dampak penyakit yang dialami dan Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas berhubungan dengan adanya hambatan dalam fungsi seksual.

Daftar pustaka

Purnamaningsih, wahyu dan inakarlina. (2009) Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika Press : Jogjakarta Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar KeperawatanKesehatan Jiwa. EGC : Jakarta

You might also like