Professional Documents
Culture Documents
Dunia Kedokteran
International Standard Serial Number: 0125—913X
Diterbitkan oleh :
Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma
Daftar Isi :
Artikel :
MacMahon dan Pugh mendefinisikan epidemiologi sebagai Frekuensi relatif dalam persen untuk berbagai jenis kanker di
"pemakaian pengetahuan tentang frekuensi dan distribusi pe- berbagai negara Asia bagi pria dan wanita ialah sbb.:
nyakit untuk mencari berbagai determinan". Menjelang tahun
1980, MacMahon berpendapat bahwa dalam dasawarsa sebe- Jenis Negara Pria Wanita
lumnya kemajuan penting dicapai dalam pengembangan meto-
Japan (Osaka)
dologi yang tepat dan pengikutsertaan biokimia, imunologi dan Kolon-rektum
Hong Kong
7.6 8.0
9.0 9.6
evaluasi laboratorium lainnya dalam studi dan cara berpikir Filipina 8.5 5.1
epidemiologik. Dikatakannya: Bagi tiga jenis kanker yang banyak Thailand 8.7 4.4
ditemukan yaitu hati, payudara dan usus besar, kendala Singapura 10.2 12.6
pemecahan masalahnya lebih bersifat logistik daripada India (Bombay) 5.6 5.1
konseptual.
Dalam "epidemiologi kanker" sesungguhnya tercakup insi- Frekuensi tertinggi terlihat pada pria dan wanita (Cina) Singapura.
densi, prevalensi dan mortalitas dari berbagai bentuk kanker
Namun informasi yang ada biasanya kurang memuaskan, ter- Jenis Negara Pria Wanita
lebih lagi di Indonesia, karena belum adanya registrasi kanker Paru-paru Japan (Osaka) 14.3 6.2
yang diselenggarakan secara baik: Walaupun demikian, angka Hong Kong 18.6 11.1
(data) yang terkumpul setidaknya dapat memberikan gambaran Filipina 19.6 3.4
untuk menentukan pola distribusi kanker tersebut, dan menjadi Thailand 9.0 2.8
dasar penentuan strategi penanggulangannya. Pengamatan Singapura 23.9 11.9
terhadap berbagai pola distribusi kanker di Asia menunjukkan India (Bombay) 9.9 3.1
adanya dua golongan kanker. Satu golongan yaitu yang paling Pada pria, frekuensi tertinggi ditemukan di Singapura, Filipina dan Hong
banyak (umumnya) ditemukan di banyak negara Asia, meskipun Kong. Bagi wanita, Singapura dan Hong Kong menunjukkan frekuensi
ada perbedaan frekuensi. Dalam golongan ini termasuk kanker lebih tinggi.
kolon-rektum, paru-paru (pria), payudara dan serviks. Golongan
lain, yang ditemukan dengan frekuensi tinggi di beberapa negara
tertentu sedangkan di negara lain jarang. Yang masuk dalam Payudara Japan (Osaka) 9.2
golongan ini antara lain kanker mulut dan faring , esofagus, Hong Kong 14.7
Filipina 29.6
lambung, nasofaring dan paru-paru (wanita). Thailand 12.2
Singapura 13.2
India (Bombay) 16.3
Angka ini didapat dari 24.713 sediaan yang ada pada tahun 1977-1979;
Jenis Negara Pria Wanita berasal dari 9.260 pria dan 15.453 wanita.
Sedangkan urutan 10 jenis kanker terbanyak yang dikumpulkan
Esofagus Japan (Osaka) 4.3 1.5 dari 17 rumah sakit di Jakarta dalam tahun 1977 ialah sbb.: (bagi
Hong Kong 6.3 8.2
Filipina 1.5 0.7 pria dan wanita bersama)
Thailand 4.8 1.3
Singapura 6.6 2.5
1. Serviks 21.0 %
India (Bombay) 11.0 8.2 2. Paru-paru 10.8
3. Hati (primer) 10.4
4. Payudara 8.8
Jenis Negara Pria Wanita 5. Nasofaring 8.4
6. Rektum 4.0
Lambung Japan (Osaka) 38.1 27.9 7. Leukemia 3.7
Hong Kong 7.6 4.9 8. K1. getah bening (p) 3.7
Filipina 5.5 2.8 9. Ovarium 3.2
Thailand 5.0 3.2 10. Kolon 2.4
Singapura 15.4 10.6
India (Bombay) 6.8 4.5 Untuk masing-masing jenis kelamin, angka frekuensinya sbb.:
Osaka (Japan) menunjukkan angka frekuensi sangat tinggi baik untuk pria
maupun wanita. Demikian pula cukup tinggi di Singapura bagi pria dan
Pria Wanita
wanita Cina.
Pria Wanita
Pria Wanita
PENDAHULUAN
Pengenalan bentuk-bentuk keganasan dini di kulit sangat
Berkat kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bidang perlu oleh karena bila ditemukan keganasan tersebut dalam
ilmu pengetahuan, menurut laporan-laporan dari beberapa pe- stadium yang sangat dini, penatalaksanaannya akan mudah dan
nelitian di Indonsia ternyata insidensi kanker makin lama akan didapatkan penyembuhan yang sempurna.
semakin tinggi. Peningkatan ini mungkin disebabkan oleh me- Dalam tulisan ini akan diuraikan secara singkat ten-tang:
ningkatnya kesadaran masyarakat akan pengenalan secara dini • Tanda-tanda keganasan dini dan keadaan prakanker.
pelbagai jenis tumor serta dorongan untuk mengobatinya • Keganasan yang sering ditemukan di kulit.
secepat mungkin. Kenyataan ini terjadi berkat penerangan- 1. Karsinoma sel basal
penerangan oleh mass media pemerintah/swasta, pelbagai 2. Karsinoma sel skuamosa
unsur-unsur masyarakat/organisasi-organisasi yang 3. Melanoma maligna
berkecimpung dalam penanggulangan kanker seperti Lembaga q Penatalaksanaan keganasan dini di kulit.
Kanker Indonesia. Kanker merupakan penyebab kematian yang
ke enam di Indonesia, sedangkan pada negaranegara maju TANDA-TANDA KEGANASAN DINI DAN KEADAAN
merupakan penyebab kematian yang kedua setelah penyakit- PRAKANKER
penyakit kardiovaskular. Kulit merupakan bagian dari tubuh manusia yang paling
Kanker diderita oleh semua golongan masyarakat. mudah dilihat dan diraba. Selain penyakit-penyakit yang khusus
Golongan yang sosial ekonominya kurang umumnya berobat ditemukan di kulit, kulit juga merupakan cermin dari terjadinya
pada stadium lanjut, sehingga sangat sukar untuk me- proses-proses di alat-alat dalam. Oleh karena itu, bagi seseorang
nyembuhkannya walaupun dengan cara-cara pengobatan yang lebih-lebih mereka yang berkecimpung dalam bidang kesehatan;
mutakhir seperti sekarang ini. khususnya seorang dokter, "mencurigai" terhadap adanya setiap
Khusus keganasan kulit memang sedikit disinggung di pertumbuhan kulit itu sangat penting. Kepentingan ini sangat
seminar Kanker nasional pertama maupun yang kedua (1980). menonjol bila yang tumbuh/terlihat merupakan keganasan.
Akan tetapi semua pihak mengakui bahwa keganasan kulit Dengan dasar "curiga" ini hendaknya pikiran kita dituju-
merupakan 3 besar di antara keganasan gayudara dan leher kan kearah kerjasama antara beberapa ahli yang erat hubung-
rahim (serviks). Pada beberapa daerah seperti di Medan malah annya dengan keganasan seperti ahli-ahli patologi anatomik,
menduduki tempat teratasl. Keganasan di kulit memang sitologik, bedah (plastik & onkologik), radiologik, dermato-
mempunyai gambaran klinik yang klasik, sehingga bila kita logik, kemoterapeutik dan imunologik, dengan tujuan utama:
melihat sekali saja seumur hidup tidak akan terlupakan. kepentingan penderita dan kemajuan ilmu pengetahuan khu-
Walaupun demikian, hendaknya dalam penatalaksanaan susnya ilmu kedokteran. Dalam menghadapi kasus keganasan
keganasan kulit dilakukan kerjasama yang baik dengan disiplin dini sangat diperlukan pengetahuan dasar yang cukup luas,.
ilmu lainnya sehingga didapatkan hasil penyembuhan yang
terbaik bagi penderita.
Keterangan : Xeroderma pigmentosum dan radiodermatitis merupakan prakanker tambahan menurut Sulzberger
'C v
Hati-hati dengan
drug reaction
Pengawasan teliti
KECUA L
8. Imunoterapi – preventif setelah – memerlukan pe- PeNDER ITTA
(Pierluigi C.
Bigassi,Edmund operasi atau kom- nyelidikan lebih PILARAN6 MASu
Klein, Fredrick binasi dengan lanjut
Helm) cara-cara lain.
RINGKASAN
Telah diuraikan secara singkat mengenai keadaan prakanker
dan keganasan dini di kulit. Pengenalan tanda-tanda dini
keganasan sangat penting agar didapatkan hasil penyembuhan
yang sempurna bagi penderita.
Diuraikan pula gambaran cara-cara penatalaksanaan ke-
Waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut dapat dilihat Jenis skuamosa merupakan jenis yang paling sering ditemukan,
pada tabel V. yaitu ± 90%; adenokarsinoma 5%; sedang jenis lainnya 5%.
Tabel V.
Waktu yang diperlukan oleh penderita displasia untuk menjadi KIS
Karsinoma skuamosa terlihat sebagai jalinan kelompokan sel-sel
(Richart)* yang berasal dari skuamosa dengan pertandukan atau tidak, dan
kadang-kadang tumor sendiri dari sel-sel yang berdiferensiasi
Tingkat displasia Waktu dalam bulan buruk atau dari sel-sel yang disebut small cell, berbentuk
kumparan atau kecil serta bulat dan batas tumor stroma tidak
Sangat ringan 85 ( ± 7 tahun) jelas. Sel ini berasal dari sel basal atau reserved cell. Sedang
Ringan 58 ( ± 5 tahun) adenokarsinoma terlihat sebagai sel-sel yang berasal dari epitel
Sedang 38 (± 3 tahun)
torak endoserviks, atau dari kelenjar endoserviks yang
12 (± 1 tahun)
Berat mengeluarkan mukus.
* Dikutip Briggs, 1 9 7 9 .
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Sedangkan perubahan dari KIS menjadi invasif memerlukan
Setiap penderita sebaiknya dinilai oleh ahli ginekologi dan ahli
watu 3 - 20 tahun.
radioterapi bersama-sama. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan
KRITERIA PATOLOGIK fisik, dan pemeriksaan dalam melalui vagina dan rektum.
Pemeriksaan fisik untuk mencari anak sebar, misalnya di
kelenjar getah belling atau organ-organ lainnya seperti paru-
Gambaran makroskopik
paru dan hepar. Sedangkan pemeriksaan dalam untuk menilai
Lesi invasif dapat terlihat sebagai tukak yang kecil atau perluasan proses di dalam panggul.
luas. Lesi yang besar dapat berbentuk eksofitik atau tukak be- Sitologi
sar yang nekrotik. Proses dapat meluas ke arah atas, bahkan
daat mencapai segmen bawah uterus sehingga bentuk serviks Pemeriksaan ini sangat bermanfaat untuk mendeteksi lesi
seperti barel. Tidak jarang proses mencapai kavum uterus dan secara dini, yaitu sejak dalam tingkat displasia dan KIS. Keteli-
menginfiltrasi miometrium. Infiltrasi ke jaringan sekitarnya se- tiannya melebihi 90% bila dilakukan dengan baik. Prevalensi
perti ke vagina, parametrium, rektum,vesika urinaria dapat di- kanker yang invasif dapat diturunkan di negara, di mans peme-
ketahui secara klinik atau dari pemeriksaan sediaan operasi. riksaan ini dilakukan secara masal (mass screening), sehingga
mortalitas oleh kanker ini dapat diturunkan. The American
Gambaran mikroskopik Cancer Society menyarankan pemeriksaan ini dilakukan rutin
Klasifikasi histologik kanker serviks ada beberapa, di anta-
PENDAHULUAN
maligna, karsinoma transisionil dan limfoma maligna (Tabel III)
Tumor epitel di mata berasal dari kelopak mata (palpebra) Kecuali melanoma dan limfoma, tumor-tumor tersebut berasal
dan konjungtiva. Daerah ini terletak di organ tubuh yang mu- dari epitel.
dah terlihat sehingga bila terjadi kelainan patologis sepatutnya Dari data tumor orbita tahun 1979—1983, didapati 168
cepat ditangani. kasus yang diagnosisnya dibuat berdasarkan pemeriksaan pato-
Di negara-negara maju, tindakan operasi radikal pada logi anatomi (Tabel I). Dari 168 kasus tersebut, ternyata 22
tumor epitel mata sangat jarang dilakukan karena adanya ke- menderita tumor orbita yang berasal dari tumor epitel, yaitu
sadaran penderita untuk datang pada stadium dini. Payne dk 1 karsinoma planoselulare, karsinoma transisionil, karsinoma
melakukan operasi radikal eksenterasi mata pada 3% dari 273 sel basal, karsinoma anaplastik dan adenokarsinoma (Tabel II).
kasus karsinoma sel basal. Perlman dan Hornblass 2 Dalam makalah ini akan dibicarakan kasus-kasus tumor
hanya melakukannya pada 5 dari 107 kasus (5%). Penanganan epitel sekunder yang dibatasi pada 3 jenis tumor dengan
jenis tumor ini seharusnya tidak selalu berakhir dengan tindak- frekuensi terbanyak dan prognosis buruk, yaitu: karsinoma
an eksenterasi atau tindakan radikal lainnya. Akan tetapi pada skuamosa, basalioma dan adenokarsinoma, baik yang ter-
kenyataannya kejadian di bagian mata FKUI-RSCM berlainan. lokasi di adneksa mata ataupun yang telah berinvasi ke orbita.
Penelitian pada 168 penderita dengan tumor orbita, terdapat 22
penderita (13%) dengan tumor epitel sekunder yang berasal dari HASIL DAN DISKUSI
adneksa mata. Dari 22 penderita tersebut, 17 penderita (77,5%)
Tumor ganas di daerah palpebra dan konjungtiva dapat
datang dengan kebutaan3 Ini menjadi tantangan bagi kita agar
membuat komplikasi yang serius, karena daerah organ ini ber-
dapat dengan cepat mendeteksi diagnosis dini, sehingga
dekatan dengan bola mata, sinus paranasal dan otak sehingga
kebutaan dapat dihindarkan, apalagi kematian. Oleh karena itu,
dapat berakibat fatal.
kewaspadaan akan tanda-tanda dini seperti ulkus yang tak
Insidensi penyakit ini bervariasi, tergantung dari cara
menyembuh sebaiknya ditingkatkan.
analisis, geografi dan sosio-ekonomi masyarakat. Henkind dan
Friedman 4 di USA melaporkan dari 557 lesi di palpebra
BAHAN DAN CARA KERJA (1966—1970), didapati 19,2% tumor ganas. Dengan cara ana-
Di sub bagian Tumor Bagian Ilmu Penyakit Mata FKUI- lisis yang sama, di Bagian Mata FKUI—RSCM (1979—1983)
RSCM, jenis penyakit tumornya dibagi berdasarkan lokasi dari 533 lesi di palpebra didapati 13% tumor ganas adneksa.
anatomi, yaitu tumor orbita, tumor adneksa mata dan tumor Reese (1963) 5 melaporkan dari 877 kasus tumor orbita, 47
intraokular. kasus (5%) merupakan tumor ganas epitel yang berasal dari
Selama tahun 1974—1983 ditemui 544 kasus tumor epitel adneksa mata dan sinus paranasal. Dari 168 kasus tumor
adneksa. Tumor adneksa ini terbagi dalam tumor jinak dan orbita di Bagian Mata FKUI—RSCM, dilaporkan hanya 13,1%
tumor ganas. Dari data tersebut didapati 13% kasus tumor ga- tumor yang berasal dari jaringan adneksa (palpebra dan kon-
nas. Jenis tumor ganas ini adalah basalioma, karsinoma skua- jungtiva)3
mosa, adenokarsinoma, karsinoma anaplastik, melanoma
Lokasi
Jumlah
No. Janis tumor ganas palpebra
orbita
konjungtiva
1. Basalioma 11 18 29
2. Karsinoma skuamosa 7 17 24
3. Adenokarsinoma 1 6 7
4. Karsinoma anaplastik 1 2 3
5. Melanoma 2* 2 4
6. Karsinoma transisionil 1* 0 1
7. Limfoma maligna 15* 3 18
Total 38 48 86
Catatan: *Tumor primer dapat tidak berasal dari jaringan adneksa mata.
.
* Visus rata-rata balk, atau menurun disebabkan oleh kelainan media
refraksi.
N = 29 Perbandingan:
X (umur) = 54,72 L : P = 22 : 7
SD = 12,39
Adenokarsinoma adneksa
Kelopak mata mempunyai 4 macam kelenjar, yaitu: kelenjar
Meibom, kelenjar Moll dan Zeiss, dan kelenjar air mata
tambahan. Kelenjar Meibom mempunyai potensi terbesar untuk
menjadi adenokarsinoma yang disebut juga karsinoma sebasea.
Meskipun adenokarsinoma merupakan tumor yang terga-
nas di antara tumor-tumor adneksa, frekuensinya tidak terlam-
pau tinggi. Duke Elder hanya mendapatkan 0,2%25. Demikian
juga di bagian Mata RSCM frekuensinya jauh lebih sedikit di-
bandingkan basalioma dan karsinoma skuamosa (Tabel VI).
Walaupun demikian, bila dibandingkan dengan frekuensi
adenokarsinoma di epidermis lainnya, frekuensi di palpebra
termasuk paling tinggi 26, 27.
Penderita jenis tumor ini biasanya berusia lanjut, dan wa-
nita lebih sering daripada laki-laki 27. Lokasi tumor lebih se-
ring di palpebra superior daripada palpebra inferior. Ini dapat
dijelaskan karena kelenjar sebasea lebih banyak di palpebra
superior. Perjalanan penyakitnya sangat karakteristik.
Penam- Gambar 4 & 5. Adenokarsinoma.
MANISFETASI KLINIK
Kanker paru pada umumnya ditemui pada penderita yang
berumur 55 — 60 tahun. Hanya ± 1% penderita di bawah 40
tahun. Pada stadium dini, kanker paru umumnya tidak menim-
bulkan keluhan. Ia baru memberikan keluhan apabila telah ada
pendesakan atau ada infvasi pada struktur sekitarnya (bronkus).
Oleh karena itu, penemuan penderita kanker paru pada stadium
dini sampai saat ini masih merupakan suatu masalah. Penderita
datang ke dokter apabila sudah ada gejalagejala, ini berarti
penyakitnya sudah dalam stadium lanjut sehingga kemungkinan
tidak dapat lagi dilakukan terapi pembedahan. Diagnosis kanker
paru sering ditegakkan secara kebetulan, yaitu sewaktu
penderita mengadakan pemeriksaan badan untuk keperluan lain
(check up). Kesalahan yang paling sering dilakukan ialah
mengobati penderita kanker paru sebagai penderita tuberkulosis
paru. Setelah diberikan pengobatan untuk beberapa waktu
ternyata tidak ada kemajuan, baru dilakukan pemeriksaan yang Foto toraks
intensif ke arah kanker paru dan biasanya sudah terlambat.
Gejala-gejala yang sering ditemukan, walaupun tidak spe-
sifik untuk kanker paru adalah sebagai berikut.
1. Gejala-gejala bronkopulmoner: batuk-batuk, batuk darah,
sesak nafas, sakit dada, bisingmengi lokal.
2. Gejala-gejala intratorasik ekstrapulmoner: pleural effusion,
sindroma venakava, suara serak dan lain-lain.
3. Metastasis: pembesaran kelenjar limfe leher, kelainan tu-
lang, hepatomegali, gejala-gejala serebral dan lain-lain.
4. Gejala-gejala ekstratorasik toksik non metastasis: kelainan
neuromuskuler, jari tabuh, neuropati perifer dan lain-lain.
5. Kelainan endokrin dan metabolik: Sindroma Cushing,
sindroma carcinoid dan lain-lain.
Penampang paru
20 4 24 100% 14 7 21
Kanker paru
Kanker mamae 24 13 37
Kanker hati 1 2 3
Kanker paru ditemukan terutama pada laki-laki, seks ratio laki-laki : Kanker uterus/serviks 5 – 5
perempuan = 5 : 1. Usia yang paling banyak menderita kanker paru terletak Kanker nasofaring 2 – 2
antara 41 s/d 60 tahun. Kanker serebri 1 – 1
Kanker gaster 2 – 2
Tabel 2. Distribusi penderita sesuai dengan jenis sel tumor. Kanker mandibula 5 1 6
Kanker maksila 1 – 1
Laki-laki Perempuan Jumlah Persentasi Kanker vesika urinaria 1 – 1
Jenis sel tumor
Kanker ovarium 2 – 2
Kanker rektum 2 – 2
Epidermoid
karsinoma 8 2 10 42%
Adenokarsi- Jumlah 60 23 83
noma 3 2 5 21%
Anaplastik
karsinoma 5 – 5 21% Kanker paru menempati urutan ke 2 setelah kanker mamae. Pada penderita
Tidak diketahui 3 1 4 16% laki-laki kanker paru menempati urutan ke 1.
Karsinoma payudara memerlukan penanganan berbagai disiplin 3 sampai 5 cm, dan berisi 2 sampai 3 mg radium selama 7
ilmu, antara lain : ahli bedah, ahli patologi anatomi, radioterapi sampai 10 hari. Pada tahun 1937 ia melaporkan, dari 50 pen-
serta ahli onkologi medik. derita, 10% dapat hidup selama 10 tahun atau lebih tanpa pe-
Halsted merupakan pelopor pengobatan modern karsino- nyakit.
ma payudara dengan mengintroduksikan mastektomi yang Dengan dikembangkannya pesawat super voltage, secara
radikal pada akhir dasawarsa abad ke-19. Ternyata mastektomi teknis akan didapatkan dosis yang tinggi pada tumor dan dosis
radikal memberikan hasil yang lebih baik daripada mastektomi minimal pada kulit. Ini dimungkinkan karena dosis maksimal
yang tidak radikal, dalam arti bahwa angka kambuhan lokal tidak ada pada kulit tetapi terletak di bawahnya. Keadaan ini
menjadi lebih rendah. Dalam tahun-tahun berikutnya, dengan memungkinkan untuk memberikan dosis radiasi yang lebih
makin bertambah baiknya teknik operasi serta rawatan tinggi pada tumor.
pascabedah, mastektomi radikal menjadi pengobatan baku bagi Penggunaan radioterapi saat ini lebih sering merupakan
penderita karsinoma payudara. kombinasi dengan tindakan pembedahan, baik itu sebagai pas-
Pada periode yang sama, ditemukan sinar-X dan gamma cabedah atau lebih jarang sebagai prabedah. Tetapi tidal( ter-
yang juga digunakan dalam penanganan karsinoma payudara. tutup kemungkinan radiasi yang berdiri sendiri sebagai tindak-
Namun karena saat itu belum dapat diproduksi alat-alat dengan an kuratif pada karsinoma payudara dini. Di Eropah, tindakan
tegangan tinggi yang berarti bahwa daya penetrasi sinar ini yang terakhir inl makin populer dengan digunakannya sumber
masih rendah, hasil pengobatan radiasi sama sekali tidak radioaktif iridium (Ir192). Pada keadaan yang sudah lanjut
memuaskan. Akibatnya pengobatan radiasi menjadi tidak po). (lokal) atau dengan metastasis jauh, radioterapi juga dapat
puler. Keadaan lebih membaik setelah pada pertengahan tahun memberikan efek radiasi yang balk, terutama guna meningkat-
1920 dikembangkan pesawat yang mempunyai kemampuan kan kualitas hidup penderita.
lebih daripada peralatan-peralatan sebelumnya. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pengobatan
Para pemula di bidang radioterapi untuk penanganan kar- radiasi ini, diperlukan pengetahuan mengenai manfaat radiasi
sinoma payudara adalah Baclesse dan Keynes. Baclesse adalah prabedah, pascabedah, atau radiasi yang berdiri sendiri.
orang pertama yang melaporkan hasil pengobatan radioterapi
pada 79 penderita yang menerima dosis radiasi 6000 roentgen, RADIASI PASCABEDAH
atau lebih, dengan angka bebas penyakit 1 tahun sebanyak 59%.
Pada penderita-penderita tersebut, tumor primer payudara Telah diterima bahwa radiasi pascabedah pada karsinoma
lebih besar dari 6 cm , dengan atau tanpa edema kulit, peau payudara akan mengurangi angka kambuh baik lokal (pada
d'orange, nodul atau tukak pada kulit payudara. Sedangkan dinding dada), maupun regional (pada kelenjar getah bening
Keynes, pada tahun 1922, merupakan orang pertama yang aksila, supraklavikula dan mammaria interna), yang berarti
melaporkan penggunaan jarum-jarum radioaktif (radium) pada dapat juga memperbaiki ketahanan hidup penderita.
karsinoma payudara yang tidak operabel. Dilaporkan tumor Sekalipun telah dibuktikan bahwa mastektomi radikal
menghilang secara komplit apabila pada payudara di-implan- memberikan keunggulan dari pada yang kurang radikal, namun
tasikan sebanyak 10 jarum radium dengan panjang aktif antara kekambuhan lokal-regional masih cukup bermakna, terutama
k.g.b. saja 0 5 1
1–3 9 radiasi prabedah 316 33 (10%)
2
radiasi pascabedah 323 25 ( 8%)
4 atau lebih 20 1
k.g.b. dan dinding 2
hanya operasi 321 84 (26%)
0 2
dada 1–3 1
8
4 atau lebih 11 3 Tampak bahwa baik radiasi pra maupun pascabedah sama
efektifitasnya dalam mengurangi kambuhan lokal-regional. Di-
dapatkan perbedaan yang bermakna dengan penderita yang
Melihat kenyataan tingginya angka kambuhan pada din- tidak mendapat radiasi sebelum atau sesudah operasi. Jumlah
ding dada, pada mereka dengan 4 atau lebih kelenjar getah be- penderita yang hidup 5 tahun tanpa penyakit ("relapse free 5 -
ning yang positif dianjurkan untuk memberikan dosis radiasi year survival) membaik secara bermakna apabila tindakan
yang lebih tinggi pada dinding dada. Penelitian retrospektif ini pembedahan dikombinasikan dengan radioterapi, baik
juga memberikan gambaran bahwa angka kambuhan pada ke-
Keterangan Gambar 1
PENGOBATAN PROGNOSIS
1. Tindakan pembedahan Dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: sifat keganas-
Bila tidak akan menimbulkan defisit nerologik yang terlalu an (jinak/ganas), jenis dan lokasi tumor serta umur penderita.
mengganggu, reseksi total merupakan treatment of choice . 5 Pengalaman serta ketrampilan ahli bedah saraf turut menentu-
Tindakan ini bergantung pada sifat, lokalisasi, perluasan dan kan basil operasi.
lamanya berlangsung tumor. Reseksi total hams dikerjakan Tumor meskipun jinak tetapi bila menempati fungsi-fungsi
pun metastasis dapat bermanifestasi sebagai gejala umum dan untuk membedakan apakah kejang disebabkan oleh proses
lokal. Gejala umum yang sering dikenal sebagai tanda utama metabolik atau suatu tumor lokal3
disebabkan oleh peninggian tekanan intrakrankial, sedangkan • Angiografi
gejala lokal karena gangguan fungsi otak sesuai dengan lokali- Dapat memperlihatkan kelainan arsitektur pembuluh darah di
sasi tumor. sekitar tumor, dan penting untuk membedakan malformasi
pembuluh darah dengan neoplasma6 . Dalam Idinik, angiografi
GEJALA UMUM hanya dilakukan bila ada rencana untuk tindakan bedah saraf.
•Nyeri kepala: dapat berat, baik frekuensi maupun intensi-
• Ekoensefalografi
tasnya. Nyeri berdenyut, timbul berulang-ulang dan lebih sering
Dapat diperoleh informasi mengenai suatu proses desak
pagi had. Serangan nyeri kepala dapat timbul akibat aktivitas ruang intrakranial yang menimbulkan pergeseran ventrikel
yang meninggikan tekanan intrakranial seperti batuk, bersin lateralis dan ventrikel III; dan adanya penggeseran struktur
atau mengejan. Nyeri kepala dapat berkurang setelah
• Pseudotumor serebri
Ialah suatu sindroma klinik yang kausanya tidak jelas, dengan
Radioterapi
tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial tanpa tanda-tanda
lokal, likour normal, dan tidak ada perubahan struktur ventrikel. Biasanya dilakukan setelah reseksi total atau parsial terhadap
tumor yang radiosensitif. Kriteria tumor yang radiosensitif16:
PENGOBATAN bersifat sel, terdiri atas sel yang undifferentiated, terdapat
• Medikamentosa banyak gambaran mitosis, banyak vaskularisasi terutama terdiri
• Radioterapi atas kapiler halus, dan jumlah substansi intersel sedikit atau
• Pembedahan hampir tidak ada.
Tumor yang radiosensitif misalnya tumor sel gerininativum,
Medikamentosa
Terdiri atas non sitostatika dan sitostatika.
PROGNOSIS
Kepustakaan ada pada redaksi/penulis
Prognosis MTO pada umumnya bunk. Cairncross dkk
Dasar-dasar Pembiakan dan Isolasi
Kuman Anaerob
A. Rahim
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia — Jakarta
HABITAT
• Terdapat di alam bebas di luar tubuh mahluk hidup; ter-
utama sekali kuman anaerob dari genus Clostridium (me-
miliki spora).
• Terdapat di dalam tubuh mahluk hidup, baik sebagai ko-
mensal maupun yang bersifat sebagai flora normal, dianta-
ranya adalah kuman anaerob lainnya (non Clostridium) dan
sebagian genus Clostridium. Kehadiran kuman ini di dalam
tubuh host (inang) sangat menguntungkan bagi inang.
Gambar 3. Empiema anaerobik masif pada rongga pleura kanan.
INFEKSI YANG DITIMBULKAN OLEH KUMAN
ANAEROB
tridium yang dapat menyebabkan infeksi baik pada manusia • Infeksi eksogen: terutama disebabkan oleh kuman dari ge-
maupun hewan. Perkembangan teknik isolasi dan identifikasi
kuman akhir-akhir ini, telah memungkinkan kita lebih luas
KESIMPULAN
Hasil serta mutu suatu usaha isolasi identifikasi kuman
anaerob dari bahan pemeriksaan klinik yang tersangka ter-
infeksi oleh kuman-kuman anaerob, sangat ditentukan oleh:
1. Kerja-sama dan saling pengertian yang baik di antara para
klinisi, mikrobiolog dan petugas-petugas yang erat hu-
bungannya dengan kedua unsur tersebut terdahulu.
2. Cara kerja yang sistematis dan terencana dengan baik, baik di
rumah sakit maupun di laboratorium Mikrobiologi.
Kanamycin concentration noted is not used for routine clinical susceptibility testing—see text.
Variable (w+) = Weak Positive 0 = Negative += Positive
Proportion of
Gram-negative bacilli
cultures positive
for anaerobes Gacteroides fragilis a
yielding only B. melaninogenicus a
Invection Incidence(%) anaerobes Fusobacterium nucleatum a
F. necrophorum
Bacteremia 20 4/5 F. varium
Central nervous system F. mortiferum
Brain abscess 89 2/3
Extradural or subdural empyema 10 Gram-positive coccia
ENT-dental Peptococcus (especially P. magnus, P. asaccharolyticus, P. prevotti)
Chronic otitis media Peptostreptocuccus (especially P. anaerobius, P. intermedius,b
a
Chronic sinusitis 52 4/5
P.micros) Microaerophilic cocci and streptococci
Dental and oral infections
Thoracic
b Gram-positive spore-forming bacilli
Aspiration pneumonia 93 1/2
Lung absces 93 2/3 Clostridium perfringensa
Empyema (nonsurgical) 76 1/2 C. ramosum
Intraabdominal C. septicum
Intraabdominal infection (general) 86 1/10 C. novyi
Liver abscess (pyogenic) 50—100 2/3
Appendicitis with peritonitis 96 1/100? C. histolyticum
Other intraabdominal infection 93 C. sporogenes
(postsurgery) 1/6 C. sordellii
Obstetrical-gynecological
Vulvovaginal abscess 74 1/2 Gram-positive non-spore-forming bacilli
Salpingitis and pelvic peritonitis 56 1/5 Actinomyces
Tubo-ovarian and pelvic abscess 92 1/2
Septic abortion and endometritis 73 1/5 Arachnia
Postoperative wound infection 67 1/4 Eubacterium (especially E. lentum, E. limosum, E. alactolyticum)
Total 72 1/3 Bifidobacterium eriksonii
Soft tissue and miscellaneous
Gas gangrene (anaerobic
myonecrosis) a These five organisms or groups of organisms account for two-thirds
Gas-forming cellulitis
Perirectal abscess of all clinically significant anaerobic isolates.
Breast abscess b P. intermedius is actually microaerophilic and belongs in the genus
Streptococcus.
a 23/28 cultures (82%) yielding heavy growth of one or more orga-
nisms had only anaerobes present.
b Aspiration pneumonia occurring in the community, rather than in
the hospital, involves anaerobes to the exclusion of aerobic or KEPUSTAKAAN
facultative forms 2/3 of the time.
1. Willis AT. Anaerobic Bacteriology : Clinical and Laboratory Parctice
3th ed. London-Boston-Sydney-Wellington-Durban-Toronto:
Butterworths, 1977.
2. The Up John Comp. Kalamazo Michigan 49001. Anaerobic Bacteria
and Disease. The Up John Comp Incorp with Frank J. Corbert
Incorp 1975.
3. Finegold SM. Anaerobic Bacteria in Human Disease. New York, San
Francisco, London : Acad Press, 1977.
Tabel 2
TIPE 1 bibir normal-kompeten Adenoid belum tentu lebarnya intermolar Adenoidektomi tidak indi-
- Adenoid besar bernapas melalui mulut menyebabkan penyum- normal kasi
- Pola fasial normal sebagian. batan. lebarnya nasal, maksila lakukan perawatan orto-
bernapas melalui hidung Nasofaring normal atau dan mandibula normal
donti.
hidung normal. talc ada asimetri dari
lebar
muka simetris, tingginya muka bagian muka.
ada gigitan terbuka di bawah normal.
belakang. Maksila-Mandibula nor-
tonsil kecil. mal
Pertumbuhan baik ton
sil kecil
TIPE 2 bibir terbuka, tapi kom- Adenoid normal besar. Maksila normal Tonsilektomi indikasi.
- Tonsil besar peten. nasofaring normal besar. Mandibula lebar Lakukan perawatan orto-
- Saluran napas adekuat hidung lebar. muka bg. bawah nor- muka normal besar. donti :
- Lidah tidak pada tem- bernapas melalui hidung mal kecil talc terlihat adanya asi- - ekspansi lengkungan
patnya muka lebar. brakhifasial pertumbuh- metri. - ekstraksi premolar.
open bite. posterior be- an normal - kl. III.
rat tonsil besar.
lidah normal - besar
tonsil besar.
TIPE 3 bibir terbuka. Adenoid normal kecil Maksila sempit Indikasi untuk dilakukan :
- Penyumbatan oleh ade- hidung sempit. Nasofaring normal ke- Nasal - Maksila- mandi- Adenoidektomi atau Tonsi-
noid bernapas melalui mulut cil bula kecil lektomi
- Tingginya muka bagian sebagian. muka bg bawah = ISD kemungkinan bisa terja- Ekspansi maksila
bawah - 1 sd. muka bg. bawah besar relasi maksila-mandibu- di asimetri skeletal atau
lengkung Maksila sempit la sdt gonial naik. dental.
tonsil ada kemungkin- pertumbuhan vertikal.
an membesar. tonsil kecil.
TIPE 4 bibir tidak kompeten, Adenoid besar lebarnya intermolar, indilrasi untuk dilakukan :
— Penyumbatan oleh ade- bibir atas pendek. nasofaring kecil maksila mandibula kecil adenoidektomi
noid hidung kecil mendo- muka bagian bawah 2- Molar open bite unila- tonsilektomi.
— Muka bagian bawah le- ngak keatas SD teral.
bih besar dari 2 SD. bernapas melalui mulut. Maksila Mandibula con- nasal, maksila kecil Tekanan ortopedik
dolico fasial asimetris. dong. asimetris dento skeletal
maksila mandibula, sem- skeletal open bite K1. jelas. ekspansi palatal.
pit. III.
Tonsil besar. pertumbuhan vertikal.
Tonsil variabel.
bila penyumbatan tersebut terjadi pada masa-masa per- 5. Gugino CF. An orthodontic philosophy. 8 th edition. Rocky mountain
tumbuhan. publication. 1977.
6. Rubin RM. Mode of respiration and facial growth. AJO 1980; 504 - 509.
7. Perlunya dijalin kerja sama yang erat antara ahli penyakit 7. Moyers RE. Handbook of orthodontics 3 rd Ed. Year book medical
anak (pediatrician), ahli penyakit telinga, hidung dan teng- publishers incoporated. 1974; 331 - 333.
gorok ( otolaryngologist), ahli alergi (allergolog) dan ahli 8. Bushey RS. Diagnosis and treatment planning of nasopharyngeal
ortopedik dento fasial (orthodontist). obstructions. In JA Mc Namara, Jr (Editor), Nasorespiratory function
and craniofacial growth, monograph no. 9. Craniofacial growth series,
Ann Arbon. Center of human growth and development. The
Ucapan terima kasih
university of Michigan. 1979. 301 - 320.
Terimakasih kami ucapkan pada dr. Oemi Tadjoedin, Kepala bagian 9. Bushey RS. Adenoid obstruction of the nasopharynx : In JA Mc Namara,
Telinga, Hidung dan Tenggorok Rumah Sakit Sumber Waras; dr. Hansa Wulur, Jr (editor). Naso respiratory function and craniofacial growth,
Staf Bagian Anak Rumah sakit Sumber Waras; Dan juga path teman-teman monograph No. 9. Craniofacial growth series, Ann Arbor: Center of
Sejawat dokter umum yang telah membantu kami dalam mempersiapkan human growth and development The university of Michigan. 1979;
pembuatan makalah ini. 199 - 229.
10. Bull TR. A colour atlas of NET diagnosis. Wolfe Medical publication
Ltd. 1980.
11. Bluestons CD. The role of Tonsils and Adenoids in the obstruction of
KEPUSTAKAAN respiration. In JA Mc. Namara, Jr (editor). nasorespiratory function
and craniofacial growth, monograph no. 9. Craniofacial growth series,
1. Steel CH, Fairchild RC, Ricketts RM. Forum on the Tonsil and Adenoid
Ann Arbor: Center of human growth and development. The university
problem in orthodontics. AJO Jully 1968; 485 - 514.
of Michigan. 1979; 251 - 271.
2. Schulhof RJ. Bioprogressive therapy 1980; 346 - 350.
12. Gugino CF. An orthodontic philosophy. 8 th edition. Rocky mountain
3. Boies LR. The tonsil and adenoid problems as seen by the laryngologist
publication. 1977.
JAMA 1954; 154 - 575
13. Preston CB. Preliterate environment and nasopharynx. MO 1979; 646 -
4. Linder Aronson S. Naso respiratory Function and craniofacial growth. In
655.
J.A. Mc. Namara, Jr (editor). Nasorespiratory function and craniofacial
14. Ricketts RM. The interdependence of the nasal and oral capsule:
growth monograph no. 9 Craniofacial growth series, Ann Arbor :
Center of human growth and development. The university of
Michigan. 1979;121- 146.
Drs. T. Purnosulianto
Pusat Penelitian dan Pengembangan PT Kalbe Farma, Jakarta
PENGGUNAAN
Seperti telah disinggung di atas, permeabilitas dari salah satu
bagian tubuh berbeda dengan bagian tubuh yang lain. Oleh
karena itu, TTS hams digunakan pada daerah kulit yang sehat,
kering, dan tidak berambut pada lokasi yang telah ditentukan.
Mula-rnula lapisan pelindung sistem (lapisan paling
lvar/protective release liner) dilepaskan, kemudian sistem
dilekatkan pada kulit dengan tekanan tapak tangan. Jari jari
tangan pasien sedapat mungkin harus menghindari menyentuh
lapisan adhesif (skin contact adhesive), karena selain akan
mengurangi daya lekat lapisan tersebut terhadap kulit, juga ada
kemungkinan obat melekat pada ujung jari pasien yang dapat
masuk ke mata bilamana pasien tanpa menyadari meng-
gosokkan jari jarinya ke mata. Hal tersebut tentunya harus
dihindari, misalnya pada penggunaan skopolamin. Karena itu,
Gambar 3 . Konsentrasi Nitrogliserin dalam p l a s m a setelah pemberian setelah menggunakan bentuk sediaan dengan TTS tangan liarus
tunggal Nitroderm TTS ( 2 0 cm2 ) selalu dicucibersih.
Bila pengobatan akan diteruskan, TTS hams diganti dengan
yang baru setelah waktu yang ditentukan habis. TTS yang baru
Drug Delivery System harus ditempelkan di bagian kulit lain yang mast' baru, misalnya
di lokasi• sama tapi dari bagian tubuh yang berlawanan. Tempat
yang lama boleh kembali dipakai setelah beberapa hari
for Nitroglycerin kemudian.
Sistem yang sudah tidak terpakai hendaklah dibuang se-
demikian rupa; karena masih mengandung sisa obat, sehingga
kemungkinan penyalahgunaan dapat dihindari (misalnya oleh
anak-anak).
Dengan TTS sistem, dosis obat tergantung dari ukuran sis-
tern tersebut. Karen itu preparat TTS biasanya tersedia dengan
ukuran leblh dari satu. Dengan menggunakan 2 sistem kadar
obat yang masuk ke dalam sirkulasi darah dapat menjadi 2 kali
lipat. Tetapi dengan memotong sistem menjadi dua, tidak
mungkin untuk mengurangi dosis bila adhesive coating hanya di
sekeliling tepi sistem, atau bila drug reservoir mengandung obat
SKOPOLAMIN dalam bentuk cair atau setengah padat.
PENDAHULUAN
1. Jumlah asam dan pepsin lebih banyak, berarti faktor agresif
Tukak lambung dan duodenum telah lama sekali mendapat
lebih kuat daripada faktor defensif, dengan akibat terjadi
perhatian dari para ahli untuk mencari penyebabnya. Tetapi
kelainan mukosa. Keadaan ini dijumpai pada ulkus
sampai saat ini etiologi mengenai kelainan lambung seperti
duodeni1,2 .
misalnya ulkus peptikum, masih belum lengkap' . Tampaknya 2. Jumlah asam normal, tetapi resistensi mukosa menurun.
terdapat banyak faktor yang memberikan kontribusi dalam Keadaan ini dijumpai pada gastritis dan ulkus ventrikuli1,2,5
pembentukan ulkus peptikum2. Faktor- faktor tersebut ter-
utama faktor ekstragastrik seperti stres, kepribadian, merokok, Seperti telah disebutkan di atas, pengobatan yang rasional
faktor genetik dan lain-1ain2,3 .Tetapi bagaimana peranan faktor- dari kelainan-kelainan lambung dan duodenum ini ditujukan
faktor ini dalam patogenesis ulkus peptikum sering kali masih pada penekanan faktor agresif dan atau peningkatan faktor
belum jelas. defensif, yaitu dengan cara6 :
Penyelidikan pada manusia dan hewan coba memperlihat- 1. menetralkan asam dan pepsin dengan pemberian antasida.
kan adanya elemen-elemen penting yang merupakan patogene- 2. mengurangi sekresi asam lambung dengan pemberian anti
sis mendasar dalam pembentukan ulkus peptikum' . kolinergik.
3. meinperkuat resistensi mukosa lambung dan duodenum
Seperti dilaporkan oleh beberapa peneliti, patogenesis men-
dengan pemberian karbenoksolon.
dasar dari ulkus peptikum yaitu adanya ketidakseimbangan
karena meningkatnya faktor agresif dan atau menurunnya faktor Akhir-akhir ini diketahui bahwa gangguan aliran darah se-
defensif. Atas dasar inilah maka pengobatan ulkus peptikum tempat pada mukosa, atau yang lebih dikenal dengan istilah
yang rasional ditujukan pada penekanan faktor agresif dan atau mikrosirkulasi, memegang peranan penting dalam proses ter-
peningkatan faktor defensif dari mukosa4. Faktor agresif yang jadinya tukak4. Pada keadaan stres, aliran darah mukosa menjadi
terpenting adalah asam dan pepsin, dan yang memegang sangat berkurang, juga dengan bertambahnya usia maka
peranan dalam faktor defensif adalah resistensi dari mukosa mikrosirkulasi pada mukosa lambung akan berkurang secara
yang ditentukan oleh dua unsur, yaitu: bertahap. Gangguan mikrosirkulasi ini dapat pula disebabkan
1. Mukus, yang dihasilkan oleh sel-sel mukus, akan melapisi karena arteriosklerosis pada pembuluh darah mukosa tersebut
permukaan mukosa. yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa. Pada fase
2. Epithelial mucosal barrier. Dalam keadaan normal sel-sel aktif dari tukak, mikrosirkulasi sangat berkurang sedangkan
epitel di permukaan mukosa dan pertemuan sel-sel epitel ini pada fase penyembuhan aliran darah mukosa paling tinggi4 .
(intercellular tight junction) merupakan barier yang kuat Sehubungan dengan hal di atas, akhir-akhir ini di Jepang
untuk mencegah difusi balik ion hidrogen dari lumen. Difusi Cetraxate hidroklorida diperkenalkan oleh Daiichi Seiyaku Co,
balik ini dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan sel, Ltd., dan saat ini sedang dipersiapkan produksi dan pe-
pelepasan histamin dari sel mast, perangsangan sekresi asam masarannya di Indonsia oleh PT Kalbe Farma.
lambung lebih lanjut, kerusakan pembuluh darah kecil, Cetraxate mempunyai efek utama meningkatkan dan men-
perdarahan mukosa dan ulserasi1 . jaga aliran darah setempat atau mikrosirkulasi pada mukosa
Ketidakseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif
DOSIS
Sehari 4 kali 1 kapsul, diberikan setelah makan dan sebelum
tidur. Pengobatan dilakukan secara teratur sampai tukak
benar-benar sembuh.
EFEK SAMPING
Tidak ada efek samping yang serius, pada beberapa pasien
Suatu sore, saya mendapat panggilan dari rumah-sakit. Saat Tapi, banyak pasien yang pergi ke dokter, hanya bila peng-
itu jam besuk. Waktu melewati bangsal pria, saya melongokkan obatan tradisional yang mereka terima akhirnya mengecewa-
kepala ke dalam dan bertanya pada suster yang ada di sana: " kan atau penyakitnya makin parah. Kenyataannya, sebagian
Ada persoalan?" Dari caranya menjawab, "Tidak ... . tapi . . . ," besar masyarakat di negara-negara berkembang mula-mula
saya merasa ada sesuatu yang tidak beres. mengunjungi dukun, dan hanya mereka yang tidak sembuh
Saya masuk ke dalam bangsal dan mendapatkan seorang baru berupaya mencari pertolongan dokter. Banyak waktu ber-
pasien dengan banyak luka di tubuhnya akibat kecelakaan lalu- harga telah terbuang, penyakitnya telah parah atau sudah tidak
lintas. Di sampingnya berdiri seseorang bukan keluarga atau ada harapan. Ini semua menambah buruknya citra dokter di
temannya — melainkan seorang dukun! Waktu saya hampiri, mata masyarakat.
dukun itu menghindar dan pergi. Pasien minta maaf kepada Bertahun-tahun saya mendengar cerita-cerita tentang ke-
saya, tapi keesokan harinya ia kabur dari rumah-sakit. Mungkin ajaiban pengobatan tradisional, tapi belum pernah satu pun
untuk melanjutkan pengobatannya dengan dukun tadi. bukti yang saya peroleh. Sebagai contoh, seorang pia berumur
Itu merupakan pengalaman saya yang pertama, tapi bukan 30 tahun dibawa ke rumah-sakit dengan luka tembak di dada-
yang terakhir. Karena selama 5 tahun saya bertugas di Nigeria, nya. Pada foto rontgen, terlihat peluru bersarang di paru-paru-
saya sering menjumpai dukun-dukun lainnya. Pada umumnya nya. Waktu saya mempersiapkan operasi, keluarganya telah
mereka punya tempat praktek sendiri. Ada yang praktek umum membawa pergi pasien tersebut. Beberapa waktu kemudian
untuk segala macam penyakit ; ada juga yang "spesialis", yaitu saya bertemu lagi dengannya, dan ia mengatakan peluru itu
untuk penyakit-penyakit tertentu saja seperti fraktur, kelainan telah dikeluarkan oleh dukun — tanpa operasi —! Saya merasa
mental, infertilitas dan lain-lain. Bahkan, ada yang sampai heran, dan menawarkan kepadanya untuk dirontgen ulang, tapi
mempunyai kapasitas tempat tidur bagi pasien-pasien yang dengan tegas ia menolak. Alasannya dilarang oleh dukun! Sang
perlu dirawat. Operasi mereka pun tidal( hanya terbatas di dukun memperingatkan, bila sampai dirontgen lagi ia akan
desa, tapi juga di kota, di mana terdapat dokter dan rumah- meninggal. Kemudian ia pergi meninggalkan saya dengan seribu
sakit. Malahan, para dukun itu kadangkadang lebih terkenal satu keraguan akan lenyapnya peluru tersebut.
dan sangat dihormati masyarakat. Contoh lain, seorang pekerja rumah-sakit yang berumur 55
tahun datang kepada saya dengan keluhan nyeri perut,
DOKTER VS DUKUN badannya makin kurus, dan nafsu makannya hilang. Pemerik-
Popularitas dukun itu mencerminkan sistem pelayanan saan pertama meyakinkan saya akan adanya tumor abdomen,
kesehatan yang belum balk. Mengapa mereka lebih menghar- dan saya anjurkan agar ia ke rumah-sakit untuk pemeriksaan
gai dukun? Alasannya adalah, cara pengobatan tradisional me- lebih lanjut. Tapi bukannya ke rumah-sakit malah ia beralih ke
rupakan bagian dari kebudayaan setempat. Ia telah ada dan dukun! Selang tiga minggu ia datang lagi. Saya melihat ada
berkembang jauh sebelum munculnya cara pengobatan bekas luka goresan di perutnya. Ia memuji dukun yang telah
modem. Lagi pula, cara pengobatan tradisional itu tidak perlu mengobati. Katanya, "Sakit saya lenyap. Kata dukun saldt saya
peralatan yang canggih. ini disebabkan oleh cacing, dan ia telah mengeluarkannya
Manfaat dan efek samping dari pengobatan tradisional ini dengan menggores perut saya." Saya berusaha lagi membujuk
sukar dibuktikan, karena tidak adanya data-data yang otentik. agar ia kembali ke rumah-sakit, tapi sia-sia belaka! Dua bulan
PENGGABUNGAN
Dapatkah dicoba penggabungan dari ke dua cara peng-
obatan di atas? Tentunya ini merupakan persoalan serius dan
perlu pembahasan yang mendalam. Cara untuk penggabungan
itupun sulit.
Mungkin WHO dapat menjadi pelopor, perintis jalan yang
berharga untuk mempertemukan ahli-ahli pengobatan modern
dan tradisional guna menyelidiki kemungkinan-kemungkinan
pendekatan keduanya. Cara demikian lebih baik daripada ter-
hambatnya pengobatan modern. Untuk itu, diperlukan sema-
cam "konsultasi genetik" dalam mengawinkan mereka. Ini
penting untuk menumbuhkan iklim perkawinan yang sehat,
mencegah timbulnya rasa iri hati dan saling tidak mengerti di
antara pasangan-pasangan tersebut.
Satu hal yang pasti: pengobatan tradisional harus diteliti,
baik obat maupun prosedur pengobatannya. Tiap obat harus
murnikan, distandardisasi , dan efek sampingnya ditegaskan.
Bila ada yang buruk, segera ditin :alkan.
Sebagai tambahan, para dukun harus diberikan latihan dan
pendidikan mengenai pokok-pokok dasar pengobatan modern
selama 18-24 bulan, sebelum mereka dapat bergabung dengan
kelompok tenaga kesehatan. Akhirnya, mereka pun diberikan
kode etik yang harus dipatuhi.
Sekali waktu, mungkin saudara pernah menghadapi kasus di Dalam kasus kita ini itikadnya jelas : tidak ingin mendapat
mana pasien yang saudara suntik tiba-tiba syok. Untung bila risiko akibat melakukan suntikan, dengan cara menggeserkan
nasib masih baik dan pasien dapat tertolong. Tapi, kejadian pada sejawat lain.
yang dialami teman sejawat ini rupanya kurang baik. Ia Karena itulah saya usulkan sejawat tersebut perlu konsultasi
menyuntik pasiennya dengan penisilin, dan pasien tersebut pada ahli kejiwaan (psikiater atau psikolog) demi pemulihan
meninggal! Kejadian ini merupakan trauma psikis yang me- rasa percaya diri-nya dan agar tidak berlarut-larut bertindak
ninggalkan bekas bagi sejawat tadi, sehingga untuk selanjutnya tidak etis.
ia tidak berani lagi menyuntik obat-obat apapun terhadap
pasien-pasiennya. dr. H. Masri Rustam
Apa yang dilakukan ??? Direktorat Transfusi Darah PMI/
Setiap pasien yang berindikasi untuk disuntik cuma ia beri- Ketua IDI Cabang Jakarta Pusat
kan resepnya saja! Kepada pasien itu dipesankan untuk beli
obatnya di apotek, dan obat tersebut dibawa ke dokter lain atau
pak mantri untuk minta disuntikkan. Dengan itu ia merasa TANGGAPAN DARI SEGI HUKUM KEDOKTERAN
"aman" karena tidak perlu menyuntik sendiri, dan tidak perlu
kuatir kejadian yang pernah dialaminya terulang kembali.
Kalau toh terjadi syok, tentunya dokter atau mantri yang Memang adakalanya dokter praktek umum diminta me-
menyuntik yang bertanggung jawab. nyuntikkan obat, terutama oleh dokter spesialis, misalnya
Nab, menurut saudara tepatkah tindakan teman sejawat ini? seorang dokter spesialis penyakit paru-paru yang minta disun-
Mungkin saudara dapat mengusulkan cara lain yang lebih tikkan Streptomycine secara rutin kepada pasien tuberkulosa,
baik ??? dengan dibekali obatnya ataupun hanya surat pengantar saja. Ini
dilakukan demi kepentingan si pasien, mengingat tempat tinggal
si pasien jauh dari tempat praktek dokter spesialis itu dan
Komentar mungkin juga untuk tidak dikenakan "tarip spesialis" untuk tiap
kali mendapat suntikan. Biasanya suntikan pertama sudah
TANGGAPAN DARI SEGI ETIK KEDOKTERAN diberikan oleh dokter spesialis itu, jadi bukan untuk menggeser
tanggungjawab, kalau sampai terjadi syok anafilaktik.
Kasus yang anda kemukakan biasanya dapat diketahui de.
Tindakan sejawat tersebut saya nilai tidak terpuji. Pertama ngan menanyakan apakah si pasien telah mendapat suntikan
karena dia kehilangan rasa percaya diri (self confidence), dan
pertama dari dokter tersebut. Jika belum diberikan suntikan sama
kedua untuk menghindari hantu (ghost) akibat suntikan,
diminta sejawat lain melakukan suntikan. Karena itu yang sekali, lebih- lebih yang mengirim itu adalah seorang dokter
pertama dan perlu diusulkan ialah agar sejawat tersebut ber- praktek umum dan obat yang diminta untuk disuntikkan sudah
konsultasi pada sejawat ahli kejiwaan untuk memulihkan rasa terkenal sering menimbulkan sydk anafilaktik, maka dapat
percaya diri yang telah ambruk itu. diterka "adanya udang di balik batu".
Rasa percaya diri ini merupakan faktor panting dalam pe- Menurut hukum, sejawat yang mengirim pasiennya untuk
laksanaan tugas profesi kedokteran, lebl-lebih dalam keadaan disuntik oleh dokter lain, tidak dapat dituntut, baik secara pidana
gawat; dokter yang ragu-ragu dan tak memiliki rasa percaya diri, maupun secara perdata. Tidak ada hukum yang mengharuskan
bisa mengakibatkan fatal bagi orang sakit! seorang dokter menyuntik sendiri pasiennya sebagai bagian dari
terapinya.
Dengan memulihkan rasa percaya diri, diharapkan sejawat
Sebaliknya juga tidak ada hukum yang mengharuskan se-
tersebut akan terlepas dari gangguan "bayangan hantu" (wok
orang dokter memenuhi permintaan sejawatnya untuk me-
karena suntikan) dan sekaligus dia bisa lebffi bersifat etis
nyuntikkan obat kepada pasien. Secara halus permintaan itu
terhadap sejawat lain dengan tidak memindahkan risiko sun-
dapat ditolak dengan mengemukakan, suatu terapi sebaiknya
tikan pada sejawat sendiri seperti selama ini dilakukan. Saya
dilakukan oleh satu dokter/tangan saja, sehingga hasilnya dapat
tekankan perilaku etis, karena sejawat kita ini dalam upaya
dinilai dengan lebih cermat, lebih-lebih kalau tempat praktek
menyelamatkan diri sendiri memindahkan risiko itu pada sejawat
dokter pertama itu tidak jauh dari tempat tinggal si
lain, biarpun dalam praktek nantinya mungkin tidak ada risiko
pasien/tempat praktek dokter yang diminta menyuntik. Jika yang
apapun yang dihadapi sejawat yang menyuntikkan obat yang
mengirim itu seorang dokter spesialis dan si pasien ingin
berasal dari sejawat kita ini. Namun yang namanya etis itu ,
"menghemat biaya", dapat diberitahukan bahwa honorarium
berpangkal pada niat, atau itikad si pelaku.