You are on page 1of 3

HAK ASASI LINGKUNGAN SEBAGAI LANDASAN PEMBANGUNAN

Thursday, 20 August 2009 20:49

Oleh: Prof Dr Ir Djoko Santoso MSc Kesejahteraan manusia merupakan tujuan paling akhir dari proses pembangunan. Kesejahteraan diperoleh melalui pembangunan perekonomian. Ekonomi akan tumbuh jika industri berhasil dibangun dan ditumbuhkan secara berkelanjutan. Industri selalu membutuhkan bahan dasar dan proses.Bahan dasar merupakan sumber daya yang terkait dengan alam lingkungan kita. Dengan demikian, untuk menumbuhkan industri yang kita butuhkan, diperlukan sains dan teknologi. Namun, ternyata penggunaan teknologi selain menghasilkan dampak positif terkait dengan kesejahteraan manusia, juga menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan alam kita. Sehubungan dengan itu, diper-lukan kebijakan yang seimbang agar lingkungan kita berkelanjutan, sehingga kemanusiaan juga akan berkelanjutan. Kata kunci yang penting di sini ialah berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris sustainability. Definisi keberlanjutan secara umum ialah kemampuan untuk bertahan. Dalam ekologi dirumuskan bagaimana sistem biologi bertahan beragam dan produktif terhadap waktu, sementara untuk manusia adalah potensinya untuk memperbaiki kesejahteraannya dalam jangka sangat panjang yang tergantung kepada kesehatan alam dan pertanggungjawaban penggunaan sumber daya alam (Wikipedia, 2009). Kata berkelanjutan ini kemudian dapat diterapkan untuk berbagai aspek benda mati atau benda hidup, dengan skala lokal hingga global. Contoh di Indonesia ialah kesehatan hutan kita dalam jangka panjang.Contoh lain yang tak tampak misalnya siklus air, oksigen, nitrogen, dst. Ternyata aktivitas manusia dengan perkembangan sains dan teknologi telah membuat dampak yang serius terhadap berbagai unsur tersebut. Kemajuan dan Dampak pada Lingkungan Jika kita kaji awal (pengetahuan) penggunaan api, yang mengarah pada keinginan manusia untuk membuat variasi makanan,ternyata itu berakibat pada turunnya pasokan sumber alam.Bahkan penduduk dunia pernah mengalami penurunan hingga 60% pada 2100 SM hingga 1700 SM (Wright, 2004 dan Thomson,2004),antara lain termasuk kasus bangsa Maya (Diamond, 2005). Hal tersebut terjadi karena pengelolaan sumber daya alam yang buruk.Di pihak lain, masyarakat dengan pengetahuan dan teknologi pertanian yang lebih baik dapat bertahan seperti di China dan India. Kemajuan teknologi membuat manusia mengontrol ekologi secara berlebihan. Dimulai dengan Revolusi Industri pada Abad XVII hingga XIX, pertumbuhan akan penggunaan energi fosil meningkat tajam. Di sisi lain perbaikan dalam sanitasi air dan kesehatan menyebabkan perlindungan yang lebih baik terhadap pertumbuhan jumlah manusia. Hal tersebut menyebabkan ledakan jumlah penduduk bersamaan pertumbuhan sains dan teknologi. Hanya dalam waktu kurang dari setengah abad kebutuhan manusia dari sumber daya alam meningkat dua kali lipat.

1/3

HAK ASASI LINGKUNGAN SEBAGAI LANDASAN PEMBANGUNAN


Thursday, 20 August 2009 20:49

Fenomena ini dikenal sebagai kelebihan penduduk atau malthusian catastrophe, bahkan Club of Rome (1975) mengingatkan keterbatasan pertumbuhan (the limits to growth), sehingga diperlukan pertumbuhan ekonomi yang berekologi atau berwawasan lingkungan. Hak Asasi Lingkungan Sejarah menunjukkan, inovasi dalam sains dan teknologi lebih diarahkan pada kesejahteraan manusia tanpa memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Namun, salah satu akibatnya,pertumbuhan penduduk meningkat tajam yang menjadikan kebutuhan akan sumber daya alam meningkat tajam pula, terutama yang terkait dengan sumber daya yang tak terbarukan. Rumusan lain yang dapat disampaikan ialah polusi terhadap lingkungan, ledakan jumlah penduduk, dan konsumtivisme, telah menyebabkan penurunan jumlah sumber daya alam yang terbatas secara luar biasa dan mengkhawatirkan. Hal ini mengakibatkan masalah serius. Bahkan penggunaan energi fosil telah terjadi secara berlebihan,yang ditambah dengan kebakaran dan kehilangan hutan diyakini mengakibatkan dampak yang luas yang dikenal sebagai pemanasan global atau perubahan iklim global.Jadi secara skala tidak lagi lokal atau regional, namun global. Indikasi-indikasi yang dapat dilihat secara kasatmata,misalnya kenaikan suhu di permukaan bumi,kenaikan muka air laut,dinamika laut maupun tudung es, keasaman air laut, dan perubahan iklim yang ekstrem. Pengalaman ini menjadikan pelajaran bagi kita untuk mengedepankan keberlanjutan lingkungan atau membangun hak asasi lingkungan sebagai dasar keberlanjutan hak asasi manusia. Landasan Kebijakan Pembangunan Indonesia Uraian pada butir terdahulu menyadarkan kita untuk mengubah cara berpikir dari kesejahteraan manusia sebagai fokus pembangunan menjadi keberlanjutan lingkungan sebagai fokus dari pembangunan. Artinya pembangunan kita dilandasi pola pikir keberlanjutan lingkungan. Cara ini akan mengarahkan kita pada penggunaan dan pengembangan sains dan teknologi yang ramah lingkungan atau kita kenal sebagai teknologi hijau (green technology). Beberapa contoh yang dapat kita lakukan ialah pemanfaatan ulang sumber daya alam, penggunaan energi terbarukan,pemukiman berwawasan lingkungan, arsitektur berwawasan lingkungan, dst. Sudah tentu semua perangkat pendukung untuk pembangunan termasuk berbagai perundangan apa pun harus berpihak pada keberlanjutan lingkungan. Pola pikir baru (new school of thought) harus kita mulai, yaitu bahwa kesejahteraan hanya akan diperoleh jika lingkungan kita berkelanjutan. Pola pikir ini digunakan dalam seluruh aspek pembangunan perekonomian Indonesia. Jika diterapkan, kita akan hidup berkelanjutan.

Penulis: Rektor ITB, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia

2/3

HAK ASASI LINGKUNGAN SEBAGAI LANDASAN PEMBANGUNAN


Thursday, 20 August 2009 20:49

Sumber: Harian Seputar Indonesia, Kamis 20 Agustus 2009

3/3

You might also like