You are on page 1of 6

LAPORAN STUDI KASUS

POST OP VP SHUNT HARI KE-2, EDEMA SEREBRI, PARESE N VII dan III, HIDROSEFALUS OBSTRUKTIF TERPASANG VP SHUNT

NAMA

: NIR SONIA PRAMESWARI

BAGIAN 1. ASSESMEN A. ANAMNESIS 1. IDENTITAS PASIEN

Nama Umur Sex Pekerjaan

: An. FAS : 2 tahun 6 bulan : Laki laki : -

No RM Ruang

: 01 56 49 10 : PICU

Tgl Masuk : 30/12/11 Tgl Kasus : 5/1/2012 Alamat : Gunung Kidul

Pendidikan : -

Diagnosis medis : Agama : Islam Post Op Vp Shunt Hari Ke-2, Edema Serebri, Parese N VII Dan III Hidrosefalus Obstruktif Terpasang Vp Shunt

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang

Penurunan kesadaran, demam, kejang 9HSMRS : demam (+), batuk (+) Puskesmas

6HSMRS : anak muntah menyemprot pada makanan dan air, batuk (+), sakit kepala (+) ke bidan

4HSMRS : keluhan menetap, di bawa ke Puskesmas. 10 jam di puskesmas anak kejang, kesan GTC, setelah kejang anak tidak sadar RSU Wonosari Di UGD RS Wonosari anak kejang 1x,kesan GTC 1,5 menit, 3 hari di RS Wonosari demam (+), kejang 1x, kesan GTC 5 menit, mengantuk Selama perawatan : Hb 11,6, AL 350.000, Hct 342, AE 3,8x106 Widal typus t 1/640 Tx : dexametosan 4 x 2,5 mg Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga Asma (-), kejang tanpa demam (-), kejang dengan demam (-) Kejang saat bayi usia 0 hari 1x, setelah itu tidak pernah lagi. Operasi hidrochepalus (+) saat usia 6 bln dan tidak pernah kontrol

Pembahasan Anamnesis :

Dihadapkan pasien usia 1 tahun, datang dengan keluhan umum penurunan kesadaran, demam dan kejang lalu di rujuk ke PICU RSS. Pasien mengalami hidrosefalus obstruktif dan sudah melakukan operasi VP shunt. Pasien mengalami edema serebri dan parese pada nervus VII dan III, pasien juga terkesan mengantuk. Hidrosefalus adalah suatu kondisi dimana terdapat cairan serebrospinal (CSS) yang berlebihan di dalam ventrikel otak. Cairan serebrospinal merupakan cairan yang steril yang diproduksi oleh pleksus Choroideus di dalam ventrikel. Cairan serebrospinal secara normal mengalir dari ventrikel lateral menuju ventrikel tiga lalu ventrikel empat melalui saluran menuju sirkulasi di sekitar otak, kemudian cairan ini diabsorbsi. Terdapat keseimbangan antara jumlah CSS yang diproduksi dan laju absorbsinya (Engelhard, 2007). Hidrosefalus dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu hidrosefalus obstruktif (HO) dan hidrosefalus komunikan (HK) (Maliawan, 2009). Pengobatan hidrosefalus dapat melalui terapi medikamentosa dan terapi pembedahan. Terapi medikamentosa digunakan hanya untuk sementara selama menunggu intervensi bedah. Terapi ini tidak efektif untuk terapi jangka panjang pada hidrosefalus kronik karena dapat mengganggu metabolisme. Pembedahan merupakan terapi definitif hidrosefalus gold standar yaitu pemasangan VP shunting menggunakan kateter silikon dipasang dari ventrikel otak ke peritonium. Kateter dilengkapi katup pengatur tekanan dan mengalirkan CSS satu arah yang kemudian diserap oleh peritonium dan masuk ke aliran darah (Engelhard, 2007; Espay, 2009; Bryant et al, 1988). Gejala klinis hidrosefalus pada anak-anak antara lain (Engelhard, 2007; Espay, 2009) a. Kapasitas mental lambat b. Nyeri kepala terutama di pagi hari c. Nyeri leher menunjukan herniasi tonsilar d. Muntah, terutama di pagi hari e. Pandangan kabur, terjadi karena papil edem atau atrofi papil pada tingkat lanjut f. Pandangan ganda, dikarenakan lumpuhnya nervus karanial VI, baik unilateral atau bilateral.

g. Terhambatnya pertumbuhan dan maturasi seksual akibat dilatasi ventrikel tiga, yang menyebabkan obesitas dan pubertas prekok atau onset puberta yang tertunda. h. Sulit berjalan akibat spastisitas karena traktur piramidalis periventrikuler menegang akibat hidrosefalus. i. Mengantuk

Tanda yang didapatkan


a. Papilledema b. Tidak dapat memandang ke atas c.

Tanda cracked pot pada perkusi kepala

d. Gaya berjalan tidak baik e. Kepala besar f.

Lumpuhnya nervus kranial VI unilateral atau bilateral. Ventriculoperitoneal Shunt (VP Shunt) adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk

membebaskan tekanan intrakranial yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya cairan serbrospinal (hidrosefalus). Cairan dialirkan dari ventrikel di otak menuju rongga peritoneum ( Dean, 1972). Edema otak barangkali merupakan sebab yang paling lazim dari peningkatan tekanan intrakranial dan memiliki banyak penyebab antara lain peningkatan cairan intrasel, hipoksia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, iskemia serebral, meningitis, dan tentu saja cidera (Price, 2006). Berdasarkan analisa Ropper dan Shafran (gejala klinis dari edema serebri antara lain : a. Nafas periodik b. Paresis N VI c. Respon planiar ekstensor d. Pupil edema e. Sakit kepala/muntah f. Sikap ekstensor spontan bilateral

g. Apatis B. ANTROPOMETRI

TB 87cm

Berat Badan Masuk RS 10,5 kg

LLA awal 16 cm

LLA kasus 14 cm

Pembahasan dan Kesimpulan :

BB/U = (10,5-13,3)/(13,3-11,8) = -1,8 (normal) TB/U = (87-91,9)/(91,9-88,5) = - 1,4 (normal) BB/tB = (10,5-12)/(12-11,1) = -1,7 (normal) Berdasarkan hasil Z-score di atas pasien berada dalam status gizi cukup baik

C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA

Pemeriksaan urin/darah Albumin SGOT SGPT GDS Cr Na K Cl

Satuan/ Nilai Normal 3,5 -5 10-42 10-40 <110 0,6-1,3 136-145 3,1-5 98-107

Awal Masuk RS 30/12 2,82 28 13 143 0,21 122 4,4 92

Awal Kasus 5/1 3,36 24 14 79 0,19 132,6 3,74 106

Dari data diatas diketahui bahwa nilai albumin, kreatinin dan natrium berada di bawah normal. Hal ini berkaitan dengan adanya edema serebri dan post operasi VP shunt pada pasien.

D. PEMERIKSAAN FISIK KLINIK 1. Kesan Umum : lemah, apatis 2. Nadi : 109x/menit 3. RR : 21 x/ menit 4. Suhu : 37,40 C Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien maka disimpulkan suhu, respirasi pasien normal, sedangkan nadi tergolong cepat.

E. ASUPAN ZAT GIZI. Hasil Recall 24 jam diet : Rumah/rumah sakit Tanggal : 4/1/12 Diet RS : Dancow 8x100 cc, BBS 3 x

Implementasi

Energi (kal)

Protein (gr)

Lemak (gr)

KH (gr)

Asupan oral Asupan Enteral Paranteral Kebutuhan % Asupan

851,8

34,1

26,4

106,6

1099 77,5

31,5 108

30,5 86,5

174,5 61,2

Kesimpulan : Klasifikasi tingkat konsumsi menurut Gibson (2005) : > 80% : baik 51-80% : cukup masih perlu peningkatan <51% : buruk/kurang Berdasarkan hasil recall asupan makan pasien sudah mencukupi kebutuhan protein dan lemak dengan baik sedangkan pada energi dan karbohidrat masih memerlukan peningkatan.

F. Terapi Medis

Jenis Obat/tindakan Piracetam

Fungsi

Interaksi dengan zat gizi

Neuro protector

Gangguan misalnya

saluran nausea,

cerna muntah,

diare, dan gastralgia. Antikonvulsan Phenytoin Adanya makanan dapat

meningkatkan absorbs obat

Injeksi ceftriaxone

Menghambat sintesis dinding

Beberapa diantaranya dapat

sel bakteri (antibiotik dan anti cross alergi dengan penicilin, infeksi) dan beberapa bersifat

antagonis terhadap vitamin K dan pendarahan. Hematoligik, gangguan GI, meningkatkan

reaksi kulit agranulosit

You might also like