Professional Documents
Culture Documents
Bintang Bintang
Bintang Bintang
1 d* ! p
d dalam parsec, P dalam detikbusur
d tan p ! d*
d p! d*
206265d p! d*
Apabila jarak bintang d* dalam parsec (parallax second) 1 pc adalah jarak sebuah bintang yang paralaksnya 1 detik busur 1 pc= 206265 AU = 3,086 x 1018 cm = 3,26 ly
1 tahun cahaya (ly) = 365,25x24x60x60x3x1010 = 9,46x 1017 cm
Peta Bintang
Rasi atau konstelasi dalam Bola langi
Cahaya Bintang
Banyaknya energy radiasi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan panas tiap 1 cm2 tiap sekon adalah = WT4 dengan W = 5,67 x 10-5 erg/cm2K4s d T dalam Kelvin (TK = TC + 273). Luminositas : kuat cahaya sebenarnya dari bintang Sebuah bintang yang memiliki jari-jari R akan memancarkan energy radiasi sebesal L (L=Luminositas) L = ( luas permukaan) x (energy yang diradiasikan per cm2 per sekon) 4
L ! (4TR)(WT )
Dalam banyak kasus, L dan T dapat diukur sehinga R yang menyatakan ukuran bintang dapat ditentukan
Terang Cahaya
Apabila suatu bintang terletak pada jarak D dari Bumi maka fluks radiasi yang diterima Bumi
L E! 4T D 2
Fluks dapat diukur secara langsung, sedangkan L diukur dengan teknik lain, sehingga D dapat ditentukan.
Terang bintang
Skala magnitudo Hiparchos : makin terang sebuah bintang, makin kecil magnitudonya
Magnitudo
E2 m2 m1 ! 2,5 log E1 Magnitudo Mutlak : magnitudo suatu bintang seandainya diamati pada
jarak 10 pc Ini disebut terang sebenarnya suatu bintang
E m M ! 2,5 log Eo
dengan m magnitudo. M magnitudo mutlak, E fluks energi bintang diamati dari bumi. Eo, fluks energi bintang diamati dari jarak 10 pc
Sistem Magnitudo
Berdasarkan kepekaan mata pada P =5500 (kuning), disebut magnitudo visual (mv ) Berdasarkan emulsi fotografi pada P =4500 (biru), disebut magnitudo fotografi (mfot ) Indeks warna = selisih (mfot - mv ) Bintang Vega (kelas spektrum A0V) sebagai bintang standar dengan indek warna nol Sistem UBV (Johnson &Morgan) U = magnitudo semu dalam daerah ungu P =3600 B = magnitudo semu dalam daerah biru P =4300 V = magnitudo semu dalam daerah visualP =5500 Bintang Vega U = B = V Magnitudo Bolometrik : magnitudo diukur dalam seluruh panjang gelombang
Magnitudo Bolometrik
Melalui magnitudo bolometrik , kita dapat menentukan luminositas bintang, dengan membandingkannya dengan magnitudo mutlak bolometrik Matahari (mbol _mthr = 4,74) Mbol =4,74-2,5 log
L Lmthr
Modulus jarak untuk magnitudo bolometrik mbol - Mbol =-5 + 5 log d Koreksi bolometrik BC= mv mbol (nilai BC bergantung suhu atau warna bintang) Bintang bersuhu tinggi (daerah UV) atau rendah (daerah IR) mempunyai BC besar, sedangkan bintang bersuhu sedang (daerah visual) memiliki BC kecil
Spektrum Kontinyu
Apabila suatu benda padat, cair, atau gas, bertekanan tinggi dipijarkan, benda tersebut akan memancarkan energi dengan spektrum pada semua panjang gelombang
Klasifikasi Bintang
Kelas Spektrum
Kelas Spektrum Warna Temperatur (K) O
Biru
B
Biru
A
Biru
F
Biru Keputihan
G
Putih kekuningan
K
Jingga kemerahan
M
Merah
>30000
6000-7000
50006000
3500-5000
25003000
Kelas Luminositas Kelas Ia : bintang maharaksasa sangat terang kelas Ib : bintang maharaksasa kurang terang Kelas II : bintang raksasa yang terang Kelas III : bintang raksasa Kelas IV : bintang sub raksasa Kelas V : bintang deret utama
(P (1 vr / c) 1 ! Po (1 vr / c)
Apabila vr << c, maka persamaan menjdi
(P vr ! Po c
Sinyal Astronomi
Radiasi : cahaya, gelombang radio, sinar X Sampel Lunar Meteorit Sinar Kosmik : inti atom dan electron, yang merambat dengan kecepatan tinggi, mendekati laju cahaya. Kebanyakan berasal dari luar tatasurya, dapat dideteksi langsung di atas atmosfer bumi Neutrino : partikel sub atomic yang dipancarkan dalam proses nuklir , tetapi ini sulit dideteksi Angin matahari : pancaran ekektron dan inti atom dari matahari menyebar ke seluruh tata surya Radiasi gravitasi : diperkirakan dipancarkan dalam proses yang melibatkan benda sangat massif. Sinyal ini belum dapat terdeteksi dengan baik Radar : sinyal radio dipancarkan dan gemanya dideteksi.
Evolusi Bintang
Katai Putih M< 1,44 M> 1,44 Tekanan radiasi (Bintang mengembang) Proses selanjutnya (Bintang menjadi bintang raksasa merah bergantung pada dan akhirnya bintang massa awal bintang Gravitasi meledak bagai (Bintang mengerut) supernova) M> 3,0 Lubang hitam M< 3,0
Bintang netron
Evolusi Bintang
Evolusi mula-mula Bintang bintang berasal dari kabut antara bintang yang mengelompok dan mengkerut karena interaksi gravitasi partikel-partikel gas itu, kemudian dipancarkan radiasi dan panas. Tekanan radiasi mengimbangi gaya mengkerut bintang, dan menjadi stabil (beradan dalam deret utama diagram Hertzprung Russel). Bintang bermassa besar lebih cepat menuju deret utama
Evolusi dari tahap deret utama ke tahap raksasa Di deret utama bintang berada dalam keadaan stabil. Bintang menghabiskan 2/3 waktu hidupnya pada deret utama. Lamanya di deret utama berbanding terbalik dengan kuadrat massanya
Evolusi setelah tahap raksasa Pada tahap raksasa merah, suhu permukaan bintang rendah, suhu pusat tinggi karena pengerutan helium. Terjadi reaksi tripel alpha, 3 inti helium menjadi satu atom karbon. Bintang memuai kemudian mengkerut. Jika massa bintang < 1,44 massa matahari (batas Candrasekhar), tekanan degenari elektron menghentikan pengerutan dan menjadi bintang katai putih
Pelontaran massa Evolusi bintang katai putih yang dari semula kecil berlangsung lambat Evolusi bintang bermassa besar berlangsung cepat, hingga tahap akhir evolusi terjadi pelontaran massa menjadi dibawah batas candrasekhar. Bintang dalam tahap pelontaran massa umumnya berada di planetary nebula
Bintang meledak, bintang netron dan blackhole Bintang bermassa besar meledak (terjadi supernova) pada tahap akhir evolusi,akhirnya pusat bintang runtuh menjadi bintang netron atau blackhole
Warna bintang
Spektrum emisi
Aurora
Indeks Warna
Bintang dingin
Bintang panas
Warna galaksi
Hukum Wien
Class
Temperature[8] (Kelvin)
Mass[8] Conventio Apparent (solar nal color color[9][10] masses) blue blue to blue white blue blue white white to blue white 16 M 2.1 16 M 1.4 2.1 M 1.04 1.4 M
Radius[8] (solar radii) 6.6 R 1.8 6.6 R 1.4 1.8 R 1.15 1.4 R
Fraction Luminosit of all y[8] Hydrogen main (bolometr lines sequence ic) stars[11] 30,000 L 25 30,000 L Weak ~0.00003 % 0.13%
O B
Medium
5 25 L
Strong
0.6%
6,000 7,500 K
1.5 5 L
Medium
3% 7.6%
G K M
yellowish 0.8 1.04 white M yellow orange orange red 0.45 0.8 M 0.45 M
0.96 1.15 0.6 1.5 R L 0.7 0.96 R 0.7 R 0.08 0.6 L 0.08 L
Weak