Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kematian ibu menempati agenda utama masalah kesehatan di Indonesia Angka kematian 334 per 100.000 kelahiran hidup Trias penyebab kematian : perdarahan (40%60%) toksemia gravidarum (30%-40%) dan infeksi (20%-30%). Kematian dapat dicegah dg deteksi dini dan penanganan adekuat terutama pada masa persalinan
PENDAHULUAN
Preeklampsia adalah penyakit yang disertai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan sampai dengan 48 jam postpartum (Bobak, Zensen dan Zalar, 1995) Preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia perlu penanganan tepat
TINJAUAN TEORI
Preeklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan sampai dengan 48 jam postpartum Preeklampsia umumnya terjadi pada trimester tiga tetapi dapat terjadi pada trimester sebelumnya, misalnya pada molaidatidosa atau khoriokarsinoma
lanjutan
Preeklampsia dikenal sebagai Pregnancy Induced Hypertension (PIH) Akibat lanjut : CVA (Cerebral Vascular Accident), Cardiopolmunary Edema, Insufisiency Renal Shutdown, Growth Retardation, meningkatkan Mental Retardasi Hipoksia dan prematuritas akan meningkatkan IUFD
Etiologi
Pasti tidak diketahui, umumnya vasospasme arteriola Faktor-faktor : primigravida, gemeli, hidramnion, molahidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu < 18 th atau > 35 th dan anemia
Etiologi
BP- vasospasme
perfusi plasenta
Vasokonstriksi
Aktivasi koagulopati
perfusi organ
Hipertensi dengan TD 160/110 mmHg atau lebih, diukur minimal 2x dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat Proteinuria 5 gr/24 jam atau lebih, 3+ atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif Oliguria, urin 400ml/24 jam atau kurang Edema paru-paru atau sianosis Tanda dan gejala lain yaitu sakit kepala berat, masalah penglihatan : pandangan kabur dan spasme arteri retina, nyeri epigastrik, mual dan muntah, emosional,mudah marah
PATOFISIOLOGI PREEKLAMSIA
perfusi plasenta
Produksi endotelin Plasenta (toksik ke Sel endotelial tromboksan ke prostasiklin/ sens itifitas angiotensin II nitrit oksida Cairan dari intravaskuler ke intraseluler( volume plasma) ( Ht) endotelian Koagulasi intravaskuler
Kerusakan glomerlurus
Proteinuria Kreatinin Oliguria Retensi Na
hipertensi
IUGR Abruptio plasenta Kontraktilitas uterus
Edema umum
Edema muka, tangan dan abdomen Pitting edema stl 12 jam bedrest
PATOFISIOLOGI PREEKLAMSIA
perfusi plasenta
Produksi endotelin Plasenta (toksik ke Sel endotelial tromboksan ke prostasiklin/ sens itifitas angiotensin II nitrit oksida
Hb
dispnea
Blurred vision Skotoma
Cairan dari intravaskuler ke intraseluler( volume plasma) ( Ht) endotelian Koagulasi intravaskuler
Hiperbilirubin maternal enzim hati (AST dan LDH) Nausea dan vomit Nyeri epigastrik Nyeri kuadran kanan atas glukosa darah Ruptur liver Jumlah platelet rendah (trombositopenia) - DIC
PATOFISIOLOGI
Tanda dan gejala PIH pada organ : SSP : Sakit kepala, Gangguan mental : letargi, somnolen, koma, Hiperrefleksi, kejang Kardiovaskuler : Hipertensi, Edema, gagal jantung Sistem sensori-visual : gangguan pandangan, perubahan retina
Sistem gastro intestinal : mual dan muntah, hematemesis Hepar : nyeri pada kuadran kanan atas, nyeri epigastrik, pembesaran hepar Sistem genitourinari : penurunan urin output : oliguri atau anuri, hematuri, proteinuri Sistem Pulmonari : Edema pulmonal, dispnea, basiler raler
Gejala Impending Eklampsia : Sakit kepala berat Gangguan visual Nyeri epigastrik Muntah Klonus o Tanda Eklampsia Hiperrefleksia o Kejang Perburukan Hipertensi (> 160/110) Proteinuria : 5 gr/24 jam atau kurang Oliguri : 500 mL/24 jam atau kurang Hiperrefleksia (4+ DTR atau klonus) Edema paru dan CHF
Penentuan Edema
+ = sedikit edema pada daerah kaki pretibia ++ = edema pada ekstremitas bawah +++ = edema pada muka, tangan dan abdomen bagian bawah ++++ = anasarka disertai asites
Protein Urin
0 Sedikit + ++ +++ ++++ = negatif = sedikit = 0,3 gr protein perliter = 1 gram protein perliter = 3 gram protein perliter = > 10 gram perliter
Pencegahan
Antenatal care teratur Penkes tentang manfaat istirahat Nutrisi terutama peningkatan konsumsi protein. Protein adekuat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dan transport lipid
Penatalaksanaan
Bedrest total dengan miring kiri Pengkajian pernafasan, TD, tk. kesadaran, refleksrefleks irritabilitas, pemeriksaan elektrolit, hematokrit, protein urin pada interval yang teratur Diet tinggi kalori, rendah lemak, tinggi protein dan rendah garam Cairan : bila urin output diatas 700ml/24 jam cairan/asupan yang diberikan boleh lebih dari 2000 ml (termasuk cairan parenteral).
Lanjutan penatalaksanaan
Bila urin output kurang dari 700 ml/24 jam, asupan cairan tidak lebih dari 2000 ml termasuk parenteral. Jika ada gagal ginjal, total aupan cairan tidka boleh lebih dari 500 ml/24 jam Pemberian obat-obatan sedatif, antihipertensi, antikonvulsan, antidiuretik, oksitosin ssa order Monitoring tanda-tanda hiperrefleksia atau hiporefleksi, tanda-tanda kelahiran dan djj Persiapan kelahiran baik spontan atau dengan tindakan
Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN FISIK :
Tanda vital meliputi : TD, RR, Suhu dan nadi Inspeksi edema wajah, ekstremitas dan sakrum Pemeriksaan obstetrik dan auskultasi denyut jantung janin Pemeriksaan dalam Tes kedalaman refleks-refleks tendon, brakial, pergelangan tangan, lutut dan pergelangan kaki Observasi hiperaktifitas, tanda-tanda kejang, koma atau sianosis Pemeriksaan lab (elektrolit darah, BUN, serum protein, CO2, protein urin dan hematokrit)
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN PSIKOLOGIS : Pengaruh penyakit terhadap ibu, tanda dan gejala kurang istirahat, cemas Respon ibu terhadap kontraksi uterus Respon ibu terhadap tidak adanya anggota keluarga
Penurunan curah jantung Gangguan pertukaran gas Resiko perdarahan Gangguan persepsi sensori Gangguan pola eliminasi urin Resiko injuri pada ibu Resiko injuri pada janin Kecemasan
Dx. Penurunan curah jantung b/d kontriksi alveolar dan peningkatan resistensi perifer
Tindakan perawatan : Monitor dan catat TD dan nadi tiap 30 menit Kaji dan catat adanya edema Observasi kapilary refill time Ajarkan dan bantu ibu melakukan tehnik relaksasi Pertahankan lingkungan tetap tenang Kurangi stres pada klien Kolaborasi pemberian obat antihipertensi
Dx. Ggn Pola Eliminasi Urin b/d Penurunan perfusi ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerulus
Tindakan perawatan : Kaji dan catat warna dan jumlah urin Kaji dan catat asupan dan keluaran dalam 24 jam Suport klien untuk miring kiri Kolaborasi pemeriksaan protein urin
Menurunkan irritabilitas SSP dg menjaga lingkungan tenang dan istirahat Monitor tanda vital, urin output tiap 30 menit sampai 2 jam sekali. Monitor refleks-refleks tendon Tingkatkan perfusi ginjal dengan miring kiri Lapor dokter bila pernafasan < 16x/m, urin output < 25-30 ml/jam, refleks tendon tidak ada Observasi tanda-tanda toksisitas : lesu meningkat, hipotoni, hipotensi, haus hebat Siapkan antidot : kalsium glukonat atau kalsium klorida
Daftar Pustaka
Bobak, Jensen, Zalar (1995). Maternity Nursing. Philadelphia : JB Lippincott com Departemen Kesehatan RI (2000). Profil Kesehatan Indonesia tahun 1999. Jakarta : Depkes RI Doengoes, ME et all (2000). Nursing Care Plans : Guidelines for Planning Patients Care. Philadelphia : FA Davis comp May, KA, Mahlmeister LR (1999). Maternal and Neonatal Nursing. Family Centered Care. Philadelphia : JB Lippincott Comp Melson, KA et all (1999). Maternal-Infant Care Planning. Pennsylvania : Springhouse corp Reeder, Sharon, Martin (1995). Maternity Nursing : Family Newborn and Womens Health Care. Philadelphia : JB Lippincott Comp