Professional Documents
Culture Documents
adanya faktor-faktor predisposisi septikemia (penyebab paling umum) komplikasi obstetric SDPD (sindrom disstress pernapasan dewasa) Luka bakar berat dan luas Neoplasia Gigitan ular Penyakit hepar Bedah kardio-pulmonal trauma 2. pemeriksaan fisik berdasarkan survey umum dapat menunjukkan: perdarahan abnormal pada semua sistem dan pada sisi prosedur invasif a. Kulit dan mukosa membrane o Perembesan difusi darah atau plasma o Petekie o Purpura yang teraba: pada awalnya di dada dan abdomen o Bula hemoragi o Hemoragi subkutan o Hematoma o Luka bakar karena plester o Sianosis akral (ekstrimitas berwarna agak kebiruan, abuabu, atau ungu gelap) b. Sistem GI o Mual, muntah o ji guaiak positif pada emesis/aspirasi
o nasogastrk dan feses o Nyeri hebat pada abdomen o Peningkatan lingkar abdomen
17
c. System Ginjal o Hematuria o Oliguria d. Sistem pernapasan o Dispnea o Takipnea o Sputum mengandung darah e. System Kardiovaskuler o Hipotensi meningkat o Hipotensi postural o Frekuensi jantung meningkat o Nadi perifer tak teraba f. System saraf perifer o Perubahan tingkat kesadaran o Gelisah o Ketidaksadaran vasomotor g. System Muskuloskeletal o Nyeri: otot, sendi, punggung o Perdarahan sampai hemoragi Insisi operasi o terus postpartum
o Fundus mata: perubahan visual o Pada sisi prosedur invasif: suntikan, IV, kateter arterial dan selang nasogastrik atau dada, dll. h. Perdarahan sampai hemoragi
o Fundus mata: perubahan visual o Pada sisi prosedur invasif: suntikan, IV, kateter arterial dan selang nasogastrik atau dada, dll. i. j. Pola tidur dan istirahat Pola nutrisi dan metabolisme
18
k. l. m.
kerusakan perfusi jaringan a. serebral: perubahan pada sensorium, gelisah, kacau mental, sakit kepala b. ginjal: penurunan pengeluaran urine c. paru: dispnea, orthopnea d. kulit: akrosianosia (ketidakteraturan bentuk bercak sianosis pada lengan perifer atau kaki) pemeriksaan diagnostik a. jumlah trombosit rendah b. PT dan PTT memanjang c. Produk degradasi fibrinogen meningkat / FDP meningkat d. Kadar fibrinogen plasma rendah. II. Analisa data Etiologi Aktivasi Pembekuan Masalah Kekurangan volume cairan
Pendarahan
Pendarahan
19
Pendarahan
Kelemahan
Pendarahan
Kelemahan
Resiko tinggi cidera Aktivasi Pembekuan Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
Pendarahan
20
Kelemahan
Trombus Mikrovaskuler
Iskemia
Kerusakan Organ
Trombus Mikrovaskuler
Iskemia
Kerusakan Organ
21
Plasmin
FDP
Pendarahan
Kurang pengetahuan
Cemas
III. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d kerusakan transport oksigen ke alveola dan atau membrane kapiler 2. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan sekunder terhadap koagulasi protein dan platelet 3. Nyeri b/d adanya perdarahan jaringan 4. Penurunan cardiac out put b/d kekurangan volume cairan dan hipotensi 5. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan sekunder terhadap adanya perdarahan 6. Cemas b/d kurang pengetahuan terhadap penyakit 7. Resiko tinggi cidera b/d kelemahan 8. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d tirah baring
22
IV. Rencana Keperawatan 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d kerusakan transport oksigen ke alveola dan atau membrane kapiler Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan dapat adekuat. Intervensi 1.Pantau Hasil pemeriksaan 1. Rasional Untuk mengidentifikasi indikasi
perdarahan 2.
untuk
meminimalkan
potensial
tentang
mengurangi
4. .Lakukan pendekatan secara 4. Pemecahan masalah sulit untuk tenang dan beri dorongan untuk orang yang cemas, karena ansietas bertanya serta berikan informasi merusak belajar dan persepsi.
yang dibutuhkan dengan bahasa Penjelasan yang jelas dan sederhana yang jelas paling baik untuk dipahami. Istilah medis dan keperawatan klien dapat dan
2. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan sekunder terhadap koagulasi protein dan platelet Tujuan : Volume cairan normal Kriteria Hasil : Mempertahankan urin output sesuai denga usia BB,BJ Urine normal, hematrokit normal Intervensi Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa tidak ada rasa haus yang berlebihan Rasional
23
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat 2. Monitor status hydrasi
(kelembaban membrane, tekenan darah ortostatik) jika diperlukan 3. Monitor TTV 4. Monitor masukan dan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian 5. Berikan cairan 6. Kolaborasi makanan 7. Dorong masukan oral 8. Berikan cairan IV 9. Tawarkan snack (jus buah, buah segar) 10. Atur kemungkinan transfuse pemberian cairan/
3. Nyeri b/d adanya perdarahan jaringan Kriteria hasil : Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik non farmakologi, untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri Mampu mengenal nyeri (Skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal Intervensi Rasional 1. Kaji tingkat nyeri pasien. 1. Tingkat nyeri dapat mempengaruhi
24
2.
tirah tingkah
laku
pasien
dan
proses
baring 3.
akut pengobatan yang 2. Meningkatkan relaksasi terhadap seluruh organ yang bersangkutan.
Kurangi
aktifitas
berlebihan
4. Bantu pasien dalam aktifitas 3. Aktifitas yang berlebihan dapat sesuai kebutuhan meningkatkan 4. Mencegah tekanan komplikasi vaskuler dalam
4. Penurunan cardiac out put b/d kekurangan volume cairan dan hipotensi Intervensi 1. Evaluasi adanya nyeri Rasional dada 1. Untuk mengidentifikasi
2. Catat adanya tanda dan gejala tubuh penurunan cardiac output 2. Stress yang tinggi dapat
3. Monitor status pernafasan yang menyebabkan menandakan gagal jantung 4. Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi 5. Monitor balance cairan 6. Monitor adanya perubahan tekanan darah 7. Monitor adanya dyspnue, fatigue, takipnue, dan ortopnue 8. Anjurkan untuk menurunkan stress 9. Moitor Vital Sign hipertensi
memperparah
5. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan sekunder terhadap adanya perdarahan Intervensi Rasional pilihan
25
melakukan tugas 2. Awasi TD, dan nadi, sesudah lingkungan tirah baring
intervensi/bantuan pernafasan, 2. Manifestasi kardiopulmonal dari aktivitas. upaya jantung dan paru utnuk tenang. membawa jumlah O2 adekuat ke bila jaringan. 3. Meningkatkan istirahat untuk kebutuhan oksigen
selama 3.
Berikan
Pertahankan diindikasikan.
6. Cemas b/d kurang pengetahuan terhadap penyakit Kriteria Hasil : Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasi mengungkapkan dan menunjukan teknik untuk mengontrol cemas Vital sign batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan
Intervensi
menurunkan ketegangan
2. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi 2. klien akan merasa di hargai jika fisik terhadap kecemasan 3. Gunakan pendekatan yang di dengarkan keluh kesahnya
26
dirasakan selama prosedur 7. Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas 8. Gunakan pendekatan dan sentuhan, untuk menyakinkan pasien tidak sendiri dan mengajukan pertanyaan 9. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, presepsi 10. Peningkatan Koping 11. Hargai pemahamana pasien tentang proses penyakit 12. Hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi 13. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan 14. Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan 15. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi
keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau perubahan peran 16. Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi kecemasan
7. Resiko tinggi cidera b/d kelemahan Kriteria Hasil : Klien terbebas dari cidera Klien mampu menjelaskan cara/ metode untuk mencegah injury/ cidera Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan/ perilaku personal
27
Mampu mengidentifikasi gaya hidup untuk mencegah injury Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada Mampu mengenali perubahan status kesehatan Intervensi Rasional yang banyak
dan fungsi kognitif pasien dan riwayat beresiko cidera penyakit terlebih dahulu menghindari 3. penerangan yang cukup agar lingkungan yang berbahaya (missal klien mudah melakukan aktivitas memindahkan perabotan) 3. Memasang side rail tempat tidur 4. Menyediakan tempat tidur yang
nyaman dan bersih 5. Membatasi Pengunjung 6. Menganjurkan klien 7. Memberikan penerangan yang cukup 8. Memindahkan barang-barang yang keluarga menemani
dapat membahayakan
8. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d tirah baring Kriteria Hasil : Integritas kulit yang baik bias dipertahankan (sensasi, temperature, hidrasi, pigmenasi) Tidak ada luka/ lesi pada kulit Perfusi jaringan baik Menunjukan perbaikan kulit dan encegah terjadinya cidera berulang
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya 2011 28
Mampu
perawatan alami
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih kelenturan pada kulit dan kering 3. Nutrisi pasien yang cukup
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) akan mengembalikan integritas setiap dua jam 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan 6. Oleskan lotion atau minyak/ baby oil pada daerah yang tertekan 7. Monitor aktivitas dan mobilitas pasien 8. Monitor status nutrisi pasien 9. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat kulit
29
DAFTAR PUSTAKA
Closky. 2000. Nursing Intervention Classification (NIC). Philadelphia : Mosby Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Jakarta : EGC Gale, Danielle. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC Lewis, Sharon. 1992. Medical Surgical Nursing : Assesment and Management Of Clinical Problems, 3rd ed. USA : Mosby Year Book Mansjoer,A.2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta :Media Aesculapius:FKUI Moorhead. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). Philadelphia : Mosby Price,S.2005.Patofisiologi Konsep klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC Santoso, B.2005. Panduan Diagnosa Keperawatan nanda 2005-2006. Jakarta : Prima Media Smeltzer, S.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta : EGC Wintrobe, Maxwel. 1998. Wintrobes Clinical Hematology-10th ed. USA : Lippincott Williams & Wilkins.
30