You are on page 1of 5

TINEA VERSICOLOR

PENDAHULUAN Tinea versicolor atau Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial pada

korneum kulit, kronik yang disebabkan oleh Malassezia furfur (M. furfur) atau Pitirosporum orbiculare yang merupakan jamur yang bersifat lipofilik dimorfik dan merupakan flora normal pada kulit manusia yang biasanya ditandai dengan makula yang multipel dan bercak lesi yang bervariasi mulai dari hipopigmentasi, kekuning-kuningan, kemerahan sampai kecoklatan atau hiperpigmentasi.(1,3,4) Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Eichstedt pada tahun 1846. Malassezia furfur pertama kali ditemukan pada kulit pasien pitiriasis versikolor oleh Robin pada tahun 1853. Pada tahun 1874 Malassez menemukan sekeliling dan bentuk sel-sel pada stratum korneum penderita. Bailon menamai jamur tersebut Malassezia furfur untuk menghormati Malassez. Castellani dan Chalmers pada 1913 yang pertama kali berhasil membiakkan jamur pada media seperti kulit. Mereka menamakan organisme ini Pityrosporum ovale. Pada tahun 1951 Gordon mengisolasi sekitar kulit penderita, produksi jamur double kontur hingga adanya sel ragi yang berbentuk oval pada keadaan kulit normal dan penderita pitiriasis versikolor yang kemudian dinamakan Pityrosporum orbiculare.8

EPIDEMIOLOGI Pityriasis versicolor terdapat diseluruh dunia, namun paling sering terdapat pada negara tropis dan sub-tropis. Di daerah tropis, kejadian setinggi 40% dilaporkan. Persentase tinggi hingga 50% ditemukan pada beberapa populasi diwilayah tertentu Amerika Tengah dan Selatan. (Zaenab) Penyakit ini menyerang semua ras, tidak terdapat perbedaan frekuensi pada laki-laki dan perempuan,2 namun beberapa pendapat mengatakan bahwa rasio antara laki-laki dan perempuan adalah 3:2, menyerang semua umur terutama dewasa muda, sedangkan umur kurang dari 1 tahun sangat jarang di temukan M. furfur, hal ini disebabkan pada anak-anak terdapat produksi sebum yang rendah.(8)

Figure 1: Distribusi pityriasis versicolor menurut usia.

Pitiriasis versikolor biasanya terjadi pada orang dewasa muda, khususnya pada orangorang yang selalu berkeringat dan jarang mandi, kadang-kadang terlihat pada anak-anak. Pada sebuah studi, prevalensi tertinggi terlihat pada pasien dengan umur antara 17-24 tahun (ali) . Sisi predileksi terjadi pada daerah sternalis dan bagian dada, abdomen, punggung daan kadang-kadang pada daerah intertriginosa seperti daerah lipatan inframammae, selangkangan dan aksila.(1,16)

Tabel 1: distribusi lokasi tinea versicolor pada tubuh. (Ali)

Di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo,Makassar peride tahun 1995 1998, pitiriasis versicolor merupakan penyakit jamur superfisial yang terbanyak setelah tinea kruris yaitu sebanyak 30,35%
(16)

ETIOLOGI Penyakit ini disebabkan oleh jamur Malasezia furfur. Malassezia furfur (dahulu dikenal sebagai Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale) merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel rambut manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu. Sebagai organisme yang lipofilik, Malassezia furfur memerlukan lemak (lipid) untuk pertumbuhan in vitro dan in vivo. Secara in vitro, asam amino asparagin menstimulasi pertumbuhan organisme, sedangkan asam amino lainnya, glisin, menginduksi (menyebabkan) pembentukan hifa. Pada dua riset yang terpisah, tampak bahwa secara in vivo, kadar asam amino meningkat pada kulit pasien yang tidak terkena panu. Jamur ini juga ditemukan di kulit yang sehat, namun baru akan memberikan gejala bila tumbuh berlebihan.Dengan adanya faktor predisposisi ini maka organisme akan berubah dari bentuk saparofit ke bentuk patogen faktor tersebut terbagi menjadi eksogen yaitu kelembapan, cuaca panas, pakaian tertutup rapat, tingginya kosentarasi karbondioksida, dan faktor endogen yaitu adanya penyakit seboroik dermatitis, cushings syndrome, atau penyakit infeksi kronik lainnya, pengobatan imunosupresif, malnutrisi, hiperhidrosis, herediter ,keadaan umum yang jelek, kehamilan, kontrasepsi oral, diabetes melitus dan pemakaian antibiotik jangka panjang. Sedangkan faktor penularan dari seseorang ke orang lain dapat terjadi baik melalui kontak langsung atau melalui perantara, contohnya pakaian atau tempat tidur.

PATOGENESIS Pityrosporum ovale dan Pityrosporum orbiculare merupakan saprofit normal pada kulit manusia dengan sifat lipofilik dan tergantung pada kondisi lemak pada kulit seseorang. Selama jamur ini masih dalam bentuk ragi maka kulit akan tetap seperti biasa atau normal. Dengan adanya faktor-faktor predisposisi yaitu faktor eksogen dan endogen maka jamur akan mengalami transformasi dari bentuk ragi ke bentuk hifa yang disebut Malassezia Furfur, dimana bentuk ini akan berubah sifat dari bentuk flora normal menjadi pathogen. Kondisi patogen terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan hubungan antara hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit. Dalam kondisi tertentu M. furfur akan berkembang ke bentuk miselial dan bersifat lebih patogenik. Keadaan yang mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan ragi tersebut diduga adalah faktor lingkungan (eksogen) atau faktor suseptibilitas individual (endogen).7 Faktor eksogen terdiri dari kelembaban, cuaca yang panas sedangkan faktor endogen terdiri dari predisposisi herediter, Cushings disesase, imunosupresi atau keadaan malnutrisi.3 Multiplikasi jamur pada kulit dapat terjadi pada folikel rambut, disekitar folikel rambut atau tanpa hubungan dengan folikel rambut. Tumbuh secara optimal, tidak hanya pada lingkungan aerobik, lingkungan mikro aerofilik tetapi juga pada kondisi yang anaerobik.1 Dengan proses biosintesis, lipoperoksidase dari M.furfur yang terdapat pada kulit yang mengandung lemak (sebum) akan menghasilkan asam dikarboksilat, utamanya azelaic acid yang diketahui toksit terhadap melanosit, yaitu menimbulkan kerusakan pada melanosit, hancurnya melanosom dan menghambat enzim tirosinase, degenerasi mitokondria sehingga pada kulit tersebut akan nampak gambaran hipopigmentasi atau hipomelanosis. 1 Pada tubuh penderita ptiriasis versikolor akan terbentuk antibodi yaitu

immunoglobulin (Ig) G, IgA, IgM dan aktivasi komplemen melalui jalur alternatif dan jalur klasik terhadap jamur pada permukaan kulit terjadi. Malassezia furfur (Pityrosporum ovale dan Pityrosporum orbiculare) merupakan flora normal kulit, maka antibodi yang terbentuk terdapat pada orang normal maupun pada penderita pitiriasis versikolor dengan titer yang sama, kecuali pada anak-anak dan pada umur lebih dari 80 tahun didapatkan titer yang lebih rendah. Respon cell mediated immunity (CMI) penderita terhadap Malassezia furfur tidak menunjukkan respon transformasi limfosit yang berbeda dengan orang sehat. Namun pada limfosit penderita terdapat defiisiensi faktor migrasi limfosit sehingga disimpulkan bahwa pada penderita pitiriasis versikolor terdapat gangguan fungsi limfosit T efektor.

You might also like