You are on page 1of 3

Assessment 1.

Wawancara - Mental Content, Apa yang ditakutkan/dipikirkan - Sensorium dan Intellect (sebaik apa orientasi ruang, waktu dan orang, sebaik apa reasoning/nalar/proses pikir untuk memecahkan masalah ybs) - Emotional tone/ciri emosi yang biasanya tampak dan yang dilaporkan (Fear/ketakutan, Anger/kemurkaan, Anxiety/kegusaran, Love/cinta, Joy/kegembiraan, Disquist/jijik, Depress/dukacita) - Insight, kesadaran baru (apakah individu menyadari bahwa perilakunya tidak seperti biasa? Menurut ybs apa penyebabnya?) - Streem of Speech/alur cerita - Sikap dan penampilan Observasi Alat test

d. Ekspresi emosi Afeknya, ketepatan emosi, kemampuan kontrol diri, dsb. e. Insight dan konsep diri Kemampuan untuk memahami penyebab sakit, pandangan terhadap diri, dsb. f. Perilaku dan penampilan Ekspresi wajah, gerakan, cara berbicara, cara berpakaian, dsb. Status Mental biasanya disertai dengan pemberian tes sederhana misalnya untuk mengetahui STM, klien diminta untuk menghafalkan sejumlah kata, kemudian setelah beberapa saat klien diminta untuk mengulangi kembali kata-kata tersebut

2. 3.

Mental Status Examination (Depressive Episodes)

DIAGNOSTIC INTERVIEW Lebih relevan di dunia medis. Biasanya digunakan pada pasien atau klien psikiatri. Fokusnya pada simtom-simtom kilen, untuk mendeskripsikan berbagai kemungkinan seperti tipe-tipe, tingkat keparahan, durasi waktu, sejarah masa lalu, dsb. Menggunakan Mental-Status Examination, yang meliputi: a. Proses pikir dan intelektual Kapasitas ketepatan berpikir, berpikir kompleks, penguasaan informasi, STM (Short Term Memory), LTM (Long Term Memory), kemampuan problem solving, dsb. b. Gangguan persepsi Halusinasi, ilusi, dsb c. Atensi dan orientasi Konsentrasi, orientasi ruang dan waktu, dsb.

Deskripsi umum: psikomotor retardasi adalah symptom yang paling sering meskipun psikomotor agitasi dapat juga terjadi terutama pada pasien-pasien berusia lanjut ( contoh: meremas-remas tangan, menarik-narik rambut) Biasanya pasien depresi menunjukan posisi tubuh yang membungkuk, gerakan tidak spontan, sedih, pandangan mata yang kosong. Pada pemeriksaan klinik, psikomotor retardasi pasien depresi mirip dengan catatonic schizophrenia. Mood & Affect Sekitar 50% pasien depresi tidak mengakui perasaan depresi dan tidak terlihat secara jelas. Anggota keluarga sering membawa pasien untuk pengobatan karena gejala social withdrawal, penurunan aktivitas. Berbicara Pasien depresi menunjukkan penurunan kecepatan , kekerasan suara, keterlambatan didalam menjawab. Gangguan persepsi

Pasien depresi dengan delusi / halusinasi disebut major depressive episode with psychotic feature. Delusi & halusinasi yang konsisten dengan depressed mood disebut mood congruent, misal: rasa bersalah, rasa bersalah, tidak berharga, kemiskinan, kegagalan, perlakuan buruk, penyakit yang tidak dapat diobati. Sedangkan mood incongruent delusion/halucination adalah rasa kebesaran, kekuatan/pengetahuan/harga diri yang berlebihan. Pikiran Kebanyakan pasien depresi mempunyai pikiran yang negatif tentang lingkungan sekitarnya dan dirinya sendiri. Pikiran pasien depresi sering berupa kehilangan, rasa bersalah, bunuh diri. kematian. 10% pasien depresi menunjukkan secara jelas gejala gangguan berpikir, proses berpikir yang terhambat dan miskin isi pikiran. Sensorium & Cognition Kebanyakan pasien depresi sering berorientasi pada tempat, orang dan waktu meskipun mereka sering tidak mampu/ tidak punya minat yang cukup untuk bertanya jawab mengenai hal-hal tersebut. Hampir 50-75% pasien depresi menunjukkan gangguan kognitif dan sering mengeluh mengenai penurunan kemampuan berkonsentrasi dan sering lupa. Impulse Control Sekitar 10-15% pasien depresi melakukan bunuh diri dan 2/3 pasien depresi mempunyai ide bunuh diri. Pasien depresi dengan gejala psikotik dapat melakukan pembunuhan sebagai akibat adanya delusi. Tetapi pasien depresi berat sering tidak mempunyai tenaga / motivasi untuk melakukan tindakan kekerasan. Pasien dengan gangguan depresi mempunyai risiko bunuh diri yang meningkat pada periode perbaikan karena memperoleh tenaga kembali untuk merencanakan/melakukan bunuh diri. Untuk itu sebenarnya tidak bijak bila memberikan banyak obat antidepressant pada saat akan keluar rumah sakit sesudah rawat nginap karena beberapa anti depressant dapat menyelubungi rencana bunuh diri. Judgment & Insight (Penilaian & Tilikan) Pasien depresi sering mengeluh secara berlebihan mengenai gejala-gejala,

masalah pribadinya dan sulit untuk diyakinkan bahwa masih ada penyelesaian / perbaikan. Misinterpretasi dari hasil terapi. Reliability Dalam wawancara, pasien depresi sering menyampaikan keluhan-keluhan negatif secara berlebihan dengan menyampingkan hal-hal yang baik. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam menilai hasil terapi, sehingga memerlukan informasi tambahan dari orang lain. Referensi: Kaplan and Sadock's Synopsis of Psychiatry, Tenth Edition

Kesadaran adalah mampu mereaksi terhadap rangsangan Kualitas Kesadaran - Compos mentis : bereaksi secara adekuat - Abstensia drowsy / kesadaran tumpul : tidak tidur dan tidak begitu waspada. Perhatian terhadap sekeliling berkurang. Cenderung mengantuk. - Bingung / confused : disorientasi terhadap tempat, orang dan waktu. - Delirium : mental dan motorik kacau, ada halusinasi dan bergerak sesuai dengan kekacauan pikirannya. - Apatis : tidak tidur, acuh tak acuh, tidak bicara dan pandangan hampa. Keadaan Afek yang cenderung meninggi ( Hyperthymia ) : Euphoria : perasaan gembira yang berlebihan Elasi : seperti euphoria tapi disertai tingkah laku motorik yang agak berlebihan, labil dan menjurus mudah tersinggung Eksaltasi : peninggian kehidupan afektif yang sangat menonjol disertai perbuatan dan pikiran yang serba meninggiu dan berlebihan, tidak dapat tinggal diam untuk jangka pendek Ekstasi : seringkali berkaitan dengan hal hal religius dan identifikasi 5 dengan kekuatan kosmik. Keadaan Afek yang cenderung merendah ( Hypothymia ) : Depresi : menggambarkan segala bentuk keadaan sedih atau murung. Biasanya disertai hambatan di bidang aktifitas baik pikiran, perbuatan maupun perasaan.

Dukacita ( Grief ) : merupakan episode kesedihan yang mendalam yang harus dibedakan dengan depresi.5 Gangguan Afektif lain : Dysthimia : perasaan tidak menyenangkan 5 Poikilothymia : perasaan yang berubah ubah.

You might also like