You are on page 1of 7

GEJALA GELOMBANG BUNYI

1. DISPERSI Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Gejala dispersi cahaya adalah gejala penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna warni (monokromatik)

2. INTERFERENSI CAHAYA Cahaya merupakan gelombang yaitu gelombang elektromagnetik. Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar maka interferensinya sulit diamati. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut: a. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama b. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama. 1.1.Interferensi Celah Ganda Pada tahun 1804 seorang fisikawan bernama Thomas Young (1773 1829) dapat mendemonstrasikan interferensi cahaya. Young mlewatkan cahaya koheren(sinar sinarnya sefase dan frekuensinya sama) melalui dua celah sempit yang dikenal dengan celah ganda. Perhatikan gambar (a) dua berkas cahaya koheren dilewatkan pada celah ganda kemudian dapat mengenai layar. Pada layar itulah tampak pola garis garis terang seperti pada gambar (b). pola garis garis terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi. Interferensi cahaya dapat terjadi karena adanya beda fase dari kedua celah tersebut. Interferensi maksimum (pola terang) : d sin = n Interferensi minimum (pola gelap) : d sin = (n - 12)

Keterangan: d= jarak antar celah = sudut yang dibentuk berkas cahaya dengan garis mendatar n = pola interferensi (orde), garis terang n = 0, 1, 2, 3, ... ; garis gelap n = 1, 2, 3,..... = panjang gelombang cahaya yang berinterferensi (m) 1.2.Interferensi Pada Lapisan Tipis Dalam keseharian Anda sering mengamati garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan tipis bensin atau oli yang tumpah di permukaan air saat matahari menyoroti permukaan oli tersebut. Di samping itu, Anda tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat warna-warni. Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang dipantulkan setelah dibiaskan.

Selisih lintasan yang ditempuh oleh sinar datang hingga menjadi sinar pantul ke1 dan sinar pantul ke-2 adalah S = S2 S1 = n(AB + BC) AD = n(2AB) AD ...........................2.8 dengan n adalah indeks bias lapisan tipis. Jika tebal lapisan adalah d, diperoleh d = AB cos r sehingga AB = d/cos r dan AD = AC sin i, dengan AC = 2d tan r. Dengan demikian, persamaan (2.8) menjadi:

Sesuai dengan hukum Snellius, n sin r = sin I, selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi: S = 2nd cos r ..............................................2.9 Supaya terjadi interferensi maksimum, S harus merupakan kelipatan dari panjang gelombang (), tetapi karena sinar pantul diB mengalami perubahan fase , S menjadi

..........................................2.10 Jadi, interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis akan memenuhi persamaan berikut.

2.11

dengan n = indeks bias lapisan tipis d = tebal lapisan r = sudut bias m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, ) = panjang gelombang sinar

2. DIFRAKSI CAHAYA (Light Difraction) Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan ke sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon. Atau dengan melihat kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh. a. Difraksi Celah Tunggal
Sebuah celah panjang dengan lebar infinitesimal akan mendifraksi sinar cahaya insiden menjadi deretan gelombang circular, dan muka gelombang yang lepas dari celah tersebut akan berupa gelombang silinder dengan intensitas yang uniform. Secara umum, pada sebuah gelombang planar kompleks yang monokromatik dengan panjang gelombang & lambda yang melewati celah tunggal dengan lebar d yang terletak pada bidang x-y, difraksi yang terjadi pada arah radial r dapat dihitung dengan persamaan:

dengan asumsi sumbu koordinaat tepat berada di tengah celah, x akan bernilai dari hingga , dan y dari 0 hingga Jarak r dari celah berupa: .

Sebuah celah dengan lebar melebihi panjang gelombang akan mempunyai banyaksumber titik (en:point source) yang tersebar merata sepanjang lebar celah. Cahayadifraksi pada sudut tertentu adalah hasil interferensi dari setiap sumber titik dan jikafasa relatif dari interferensi ini bervariasi lebih dari 2, maka akan terlihat minima dan maksima pada cahaya difraksi tersebut. Maksima dan minima adalah hasilinterferensi gelombang konstruktif dan destruktif pada interferensi maksimal. Difraksi Fresnel/difraksi jarak pendek yang terjadi pada celah dengan lebar empat kali panjang gelombang, cahaya dari sumber titik pada ujung atas celah akan berinterferensi destruktif dengan sumber titik yang berada di tengah celah. Jarak antara dua sumber titik tersebut adalah / 2. Deduksi persamaan dari pengamatan jarak antara tiap sumber titik destruktif adalah:

Minima pertama yang terjadi pada sudut &theta minimum adalah:

Difraksi jarak jauh untuk pengamatan ini dapat dihitung berdasarkan persamaan integral difraksi Fraunhofer menjadi:

dimana fungsi sinc berupa sinc(x) = sin(px)/(px) if x ? 0, and sinc(0) = 1.

Pendekatan numerik dari pola difraksi pada sebuah celah dengan lebar empat kali panjang gelombang planar insidennya.

Grafik dan citra dari sebuah difraksi celah tunggal

b. Difraksi Celah Ganda (kisi difraksi) Kisi difraksi merupakan piranti untuk menghasilkan spektrum dengan menggunakan difraksi dan interferensi, yang tersusun oleh celah sejajar dalam jumlah sangat banyak dan memeliki jarak yang sama (biasanya dalam orde 1.000 per mm). Dengan menggunakan banyak celah, garis garis terang dan gelap yang dihasilkan pada layar menjadi lebih tajam. Bila banyaknya garis (celah) per satuan panjang, misalnya cm adalah N, maka tetapan kisi d adalah: D = 1/N Bila cahaya dilewatkan pada kisi dan diarahkan ke layar, maka pada layar akan terjadi hal hal berikut ini: 1) Garis terang (maksimum), bila: d sin = n . ; n = 0, 1, 2,...... 2) garis gelap (minimum), bila d sin = (n + ) ; n = 1, 2, 3,...... 1. POLARISASI CAHAYA Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau pengutuban dua arah getar menjadi satu getar. Polarisasi cahaya dapat terjadi karena beberapa hal berikut: a. Pemantulan (reflection) Refleksi (atau pemantulan) adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi (medium) asalnya, setelah menumbuk antarmuka duamedium. Refleksi pada era optik geometris dijabarkan dengan hukum refleksi yaitu: Sinar insiden, sinar refleksi dan sumbu normalantarmuka ada pada satu bidang yang sama Sudut yang dibentuk antara masing-masingsinar insiden dan sinar refleksi terhadap sumbu normal adalah sama besar. Jarak tempuh sinar insiden dan sinar refleksi bersifat reversible.

a. Pembiasan (reflaction) Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan

menjadi dua macam yaitu : a) mendekati garis normal Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air. b) menjauhi garis normal Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara. Syarat-syarat terjadinya pembiasan : cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas 9sudut datang lebih kecil dari 90 derajat) Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari diantaranya: dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas. Kacamata minus atau plus dapat membuat jelas pandang bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya pembiasan. Terjadinya pelangi setelah turun hujan. a. Absorpsi selektif b. Hamburan (scattering)

You might also like