You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI KIMIA 1

Modul Percobaan -------------------------------------------------------

KLP NAMA

:I :

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG 2011

LEMBAR PENGESAHAN

Praktikum Nomor dan Nama Percobaan Hari / Tanggal dilakukan Nama Asisten Nama Instruktur Nama Kelompok pelaksana

: : : : : :

No 1012011 1012015

No BP

Nama Carlin Faysha Putri Elisya Pratiwi M . Mukhlis Isron

Catatan

Nama dan Tanda Tangan Instruktur

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pulp di Indonesia berjalan dengan cepat, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan pasokan bahan baku yang memadai. Saat ini, sebagian besar industri tersebut berjalan pada kapasitas terpasangnya bahan baku dari hutan alam yang semakin menipis dan mahal. Fakta tersebut diperkuat oleh pernyataan Lestari (2010) berdasarkan data statistik Kementerian Kehutanan Republik Indonesia 2009 yang mencatat bahwa laju kerusakan hutan Indonesia mencapai 1,08 ha/tahun. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu ada upaya konversi bahan baku kayu dengan memanfaatkan hasil hutan non kayu berlignoselulosa sebagai substitusinya. Tandan pisang dapat di gunakan sebagai bahan baku pulping dan juga sangat mudah di dapatkan. Perkembangan pendidikan dunia yang semakin meningkat, akan berbanding lurus dengan konsusmsi kertas dunia. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. 1.2 Tujuan Praktikum   Mempelajari Proses Pembuatan Pulp (bubur kertas) dengan bahan pemasak NaOH Mempelajari pengaruh konsentrasi NaOH dan lama pemasakan terhadap

rendemen,kandungan

selulosa dan kandungan lignin dalam Pulp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Dasar Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu)melalui berbagai proses pembuatannya ( mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas. Proses pembuatan pulp di antaranya dilakukan dengan proses mekanis, kimia, dan semikimia. Prinsip pembuatan pulp secara mekanis yakni dengan pengikisan dengan menggunakan alat seperti gerinda. Proses mekanis yang biasa dikenal di antaranya PGW (Pine Groundwood), SGW (Semi Groundwood). Proses semi kimia merupakan kombinasi antara mekanis dan kimia. Yang termasuk ke dalam proses ini di antaranya CTMP (Chemi Thermo Mechanical Pulping) dengan memanfaatkan suhu untuk mendegradasi lignin sehingga diperoleh pulp yang memiliki rendemen yang lebih rendah dengan kualitas yang lebih baik daripada pulp dengan proses mekanis. Proses pembuatan pulp dengan proses kimia dikenal dengan sebutan proses kraft. Disebut kraft karena pulp yang dihasilkan dari proses ini memiliki kekuatan lebih tinggi daripada proses mekanis dan semikimia, akan tetapi rendemen yang dihasilkan lebih kecil di antara keduanya karena komponen yang terdegradasi lebih banyak (lignin, ekstraktif, dan mineral). Proses Pembuatan Pulp Ada 2 Metode Pembuatan Pulp Dengan Proses Kimia, Yaitu: 1. Metoda Proses Basa termasuk di sini adalah: a) Proses Soda b) Proses Sulfat

Proses Basa Bahan baku yang telah dipotong kecil-kecil dengan mesin pemotong, dimasukkan dalam sebuah bejana yang disebut digester. Dalam larutan tersebut dimasukkan larutan pemasak: NaOH 7%, untuk proses soda NaOH, Na2S dan Na2CO3 untuk proses sulfat Pemasakan ini berguna untuk memisahkan selulosa dari zat-zat yang lain. Reaksi sebenarnya rumit sekali, tetapi secara sederhana dapat ditulis: Larutan pemasak Kayu >pulp + senyawa alkohol + senyawa asam + merkaptan + zat pengotor lainnya. Kemudian campuran yang selesai dimasak tersebut dimasukkan ke dalam mesinpemisah pulp dan disaring. Pulp kasar dapat digunakan untuk membuat karton dan pulp halus yang warnanya masih coklat harus dikelantang (diputihkan/dipucatkan). Pemucatan dilakukan dengan menggunakan Kaporit atau Natrium hipoklorit. Perlu

diperhatikan bahwa, bahan-bahan kimia yang sudah terpakai tidak dibuang, tetapi diolah kembali untuk dipakai lagi. Hal ini berarti menghemat biaya dan mencegah pencemaran lingkungan Reaksi kimia yang penting dalam pengolahan kembali sisa larutan tersebut adalah : Na2SO4 + 2 C > Na2S + 2 CO2 Na2CO3 +Ca(OH)2 > 2NaOH + CaCO3 2. Metoda Proses Asam Yang termasuk proses asam adalah proses sulfite Proses Asam Secara garis besar, proses sulfit dilakukan melalui tahap-tahap yang sama dengan proses basa. tetapi larutan yang digunakan adalah: SO2, Ca(HSO3)2 dan Mg(HS03)2 Pembuatan Kertas Pulp yang sudah siap, diolah dengan bahan-bahan penolong seperti perekat damar, kaolin, talk, gips, kalsium karbonat, tawas aluminium, kertas bekas, zat warna dan lain-lain, untuk kemudian diproses menjadi kertas, melalui mesin pembentuk lembaran kertas, mesin pengeras dan mesin pengering. Catatan: Zat-zat tersebut di atas dipakai dalam jumlah kecil sekali, dan bila berlebihan berbahaya bagi kesehatan. Pulping Proses Secara garis besar ada 2 tahapan proses pembuatan kertas, yaitu; 1. Proses membuat pulp atau bubur kertas; dari skema diatas dimulai dari woodyard sampai dengan proses pemutihan atau bleaching, 2. Proses membuat lembaran kertas; dimulai saat bubur kertas atau pulp mulai masuk ke mesin kertas atau paper mesin sampai dengan lembaran kertas tergulung rapi dalam gelondongan atau roll. Pada prakteknya kedua proses besar diatas tidaklah perlu menjadi satu kesatuan proses dalam suatu pabrik kertas atau terintegrasi. Bukannya tidak umum suatu pabrik kertas harus membeli bubur kertas dari perusahaan pulp. Pabrik kertas tersebut hanya memiliki mesin kertas saja. Demikian pula suatu pabrik bubur kertas atas pertimbangan strategi bisnisnya, hanya mempunyai mesin pulping bubur kertas saja. Walaupun proses pembuatan pulp dan kertas adalah dua proses yang berbeda, namun mereka terkait erat satu sama lain dan saling mempengaruhi dalam proses dan produksi lembaran kertas. Seperti air sungai dimana air di hilir dipengaruhi oleh sumber di hulu. Proses pulping atau pembuatan bubur kertas dapat diuraikan menjadi 9 bagian atau tahapan, sebagai berikut: 1. Woodyard Dimana sebuah lapangan luas umumnya terbuka tempat menerima dan menyimpan kayu gelondongan yang selanjutnya proses pengkulitan, pemotongan kecilkecil & penyaringan potongan kayu.

2.

Barker Dalam proses penghilangan kulit kayu ini grlondongan kayu dimasukkan dalam debarking drums, gelondongan silinder berputar mengakibatkan gelondongan kayu ikut berputar dan bergesekan satu dengan yang lain melucuti kulit kayunya. 3. Chipper Mesin pemotong gelondongan kayu menjadi ukuran kecil yaitu kurang dari 2 cm dan setipis 1/2 cm. 4. Screen Diperlukan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu yang lebih besar dari target ukuran diatas, dan menghilangkan debu mesin potong yang tidak perlu. 5. Digester Prinsipnya seperti panci masak didapur tempat ibu memasak. Potongan kayu yang disebut chips dimasak dengan suhu dan tekanan yang tinggi dalam suatu larutan kimia penghancur. Larutan dan proses masak ini akan melembutkan dan akhirnya memisahkan serat kayu yang diinginkan dari lignin yaitu unsur kayu semacam lem yang menahan serat kayu bersatu. 6. Chemical Recovery and Regeneration Proses sampingan kimia inorganik yang diolah ulang dari proses memasak

sebelumnya, untuk memasak kembali. Bahan kimia buangan dari proses memasak sebelumnya masih dapat diproses ulang, tidak dibuang begitu saja. 7. Blow Tank Setelah selesai dimasak maka makanan disimpan dalam panci penyimpan untuk disajikan kemudian sesuai selera masing-masing individu, apa mau sedikit asin, manis, indah didekorasi dan lain sebagainya. Disini serat kayu sudah terpisah satu sama lain, secara resmi mereka sudah disebut pulp atau bubur kertas. 8. Washing Mesin cuci ini akan membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan ligin yang masih tertinggal, yang dikirim keproses nomor 6 yaitu chemical recovery process. Ibaratnya saat anda masak nasi, maka beberapa kali anda mentiriskan air beras yang anda cuci sebelum dimasak supaya kotoran hilang. Harap diingat disini anda bukan bertujuan membuatnya menjadi putih bersih! Pada tahap ini bubur kertas secara alami berwarna coklat dan umunya digunakan untuk membuat kertas kantong dan corrugated box yang coklat. 9. Bleaching Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.

BAB III ALAT DAN PROSEDUR KERJA

3.1

Alat dan Bahan 1. Alat  Reactor serbaguna  Gelas piala  Batang pengaduk  Kompor gas  Blender  Screening  Baki  Pisau thermometer 2. Bahan  Chip kayu (atau bahan yang di tugaskan masing masing kelompok)  Air / Aquades  NaOH

3.2

Prosedur Kerja:  Potong bahan baku dengan menggunakan pisau menjadi serpihan dengan ukuran panjang 2-3 cm, tebal 0,2-0,3 cm  Serpihan bahan dikeringkan dengan udara terbuka sampai kadar air kira-kira 1520% (penentuan kadar air dilakukan dengan metode oven pada temperature 105 , untuk penentuan persentase bahan kimia yang akan di gunakan untuk pulping). Hitung kadar air bahan dengan persentase berat bahan kering Kadar air kering =
  

 

 Kebutuhan NaOH adalah 20-25 % dari BBK  Kebutuhan air untuk pemasakan hingga perbandingan bahan kering dengan air tertentu sesuai dengan penugasan. (kebutuhan sesungguhnya dikurangi air sisa bahan)  Siapkan larutan NaOH dalam air  Campur bahan baku untuk di blender  Masak chip bahan baku selama waktu yang di tentukan pada temperature 100  Dinginkan dan cuci pulp yang di dapat sampai bersih  Uraikan bubur pulp lalu di saring  Buat lembaran pulp  Hitung perolehan pulp kering oven Perolehan pulp = berat pulp kering oven / berat bahan baku kering x 100%

3.3

Ragam Percobaan

Percobaan dapat dilakukan dengan variasi a. Waktu Pemasakan b. Konsentrasi NaOH

3.4

Analisa kadar Lignin, dan kadar Selulosa dalam Pulp

a. Analisa kadar Lignin

Alat yang digunakan

 Bak perendam berisi air  Labu Erlenmeyer  Oven  Buret 50 ml  Batang Pengaduk  Kondensor  Alat Ekstraksi Soxhlet  Pompa Vakum  Bahan yang digunakan

 Asam Sulfat 72% (24N)  Campuran Etanol 95% benzene perbandingan 1:2  Prosedur Pengujian

 Timbang 1 gram contoh pulp kering oven  Ekstraksi dengan etanol benzene 1:2 selama 8 jam lalu cuci dengan etanol dan air panas, kemudian keringkan dalam oven  Pindahkan contoh uji kedalam gelas piala 100 ml dan tambahkan asam sulfat 72% sebanyak 15 ml untuk pulp. Penambahan dilakukan pelan- pelan ke dalam bak perendam sambil dilakukan pengadukan dan maserasi dengan batang pengaduk selama 2-3 menit  Setelah terdispersi sempurna, tutup gelas piala dengan kaca arloji dan biarkan pada bak perendam selama 2 jam dan sekali-kali lakukan pengadukan

 Masukan air sebanyak 300-400 ml kedalam Erlenmeyer 1000 ml dan ppindahkan contoh dari gelas piala secara kuantitatif. Encerkan dengan air sampai volume 575 ml sehingga konsentrasi asam sulfat 3%  Panaskan larutan sampai mendidih dan biarkan selama 4 jam dengan pemanas. Jaga supaya volume larutan tetap, dapat digunakan pendingin balik  Biarkan endapan lignin mengendap sempurna  Dekantasikan larutan dan pindahkan endapan ke kertas saring yang telah diketahui beratnya  Cuci endapan lignin sampai bebas asam dengan air panas  Keringkan kertas saring beserta endapan lignin dalam oven 105 sampai berat konstan  Perhitungan kadar lignin = B = berat contoh uji  

Dimana A = berat endapan lignin (gram)

b. Analisa kadar

Selulosa

Alat yang digunakan

 Cawan Masir  Gelas piala 10 ml, dan 25 ml yang di tutup dengan kaca arloji  Labu ukur 100 ml, dan 500 ml  Erlenmeyer 250 ml, 500 ml, dan 1L  Pipet ukur 10 ml, dan 50 ml  Buret dan kertas lakmus  Bahan yang digunakan

 Larutan NaOH 17,5% dan 8,3%  Asam Asetat 2N  Air suling

Prosedur pengujian

 Timbang 1 gram pulp kering oven

 Pindahkan ke gelas piala 250 ml  Masukan 75 ml NaOH 17,5 % ke dalam wadah yang telah berisi contoh uji. Lakukan pengadukan dengan samapai contoh uji tersebut terdispersi  Tambahkan 25 ml NaOH 17,5 % lalu pengadukan di teruskan sampai 30 menit.  Tambahkan air suling sebanyak 100 ml lalu pengadukan di teruskan 30 menit  Tuangkan larutan ke kertas saring, kemudian bersihkan dengan 25 ml NaOH 8,3 %  Cuci endapan dengan 5 x 50 ml air suling  Tambahkan 25 ml asam asetat untuk menetralkan NaOH  Cuci dengan air suling sampai bebas asam. Uji dengan kertas lakmus  Keringkan endapan dalam oven 105 beratnya konstan  Perhitungan : Kandungan selulosa =       , lalu timbang sampai

DAFTAR PUSTAKA
y y http://www.ekodokcell.co.cc/2010/05/proses-pembuatan-pulp-dengan-proseskimia.html http://amoeksatpk.blogspot.com/2011/03/pendahuluan-pembuatan-bubur-kertaspulp.html (mahmuddin marshad)

You might also like