You are on page 1of 20

TUGAS FISIKA BAHAN PERANCANGAN DAN DESAIN CMOS

Disusun Oleh : (Kelompok 7) Hermawan Putra Prasetyo Rizky Fichamdani Wahyu Sasongko Putro (2409 105 019) (2409 105 020) (2409 105 021)

PROGRAM STUDI S-1 LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

KATA PENGANTAR Alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas ini dengan judul PERANCANGAN DAN DESAIGN CMOS, tidak lupa kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan karunia-Nya kepada kami untuk menyelesaikan malakah ini dengan baik. Terima kasih kepada teman-teman sekelompok yang saling mendukung, tidak lupa terima kasih kami kepada Bapak Ir. Zulkifli selaku dosen pengajar mata kuliah Fisika Bahan. Dalam makalah ini berisikan beberapa informasi mengenai cara membuat serta merancang CMOS. Kami minta maaf sebesar-besarya apabila ada kekurangan dalam makalah ini dalam tatanan bahasa maupun tulisan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Teknik Fiska. Terima kasih kami ucapkan sedalam-dalamnya.

Surabaya, 18 Pebruari 2010

Tim Penyusun

ABSTRAK

Suatu bahan tentu memiliki sifat dan karakteristik tertentu tergantung fungsi dan perlakuan terhadap bahan tersebut. Suatu bahan dapat di katagorikan sebagai bahan yang bersifat semi konduktor karena unsur yang ada di dalam bahan tersebut dapat menghantarkan arus/tegangan listrik. Sehingga bahan tersebut dapat dirancang dan di buat menjadi suatu IC (integrated circuit) dengan beberapa komposisi termasuk ketebalan, serta proses difusi pada pembentukan IC tersebut.

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penyusunan Makalah 1.5 Sistematika Laporan BAB II DASAR TEORI BAB III TUGAS KHUSUS BAB IV KESIMPULAN Daftar Pustaka Lampiran

1 3 4 5 6 7 8 9 9 9 9 9 9 10 24 31

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1.1 Kapasitor dan lambang kapasitor dalam rangaian elektronika 2. Gambar 2.2.1 Kapasitor dalam sambungan elektronika mikro 3. Gambar 2.3.1 Perancangan Kapasitor MOS 4. Gambar 2.3.2 Struktur kapasitor MOS 5. Gambar 3.1 Desaign CMOS 6. Gambar 3.2 Design Masker dan Proses Metalisasi

7 8 10 12 15 15

7. Gambar 3.3 Rangkaian C-MOS inverter pada simulasi menggunakan software PSPICE 16

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik 3.1 Bentuk sinyal dan input dan output dari rangkaian Inverter CMOS 2. Grafik 3.2 Grafik Tegangan output dari inverter CMOS

17 18

DAFTAR TABEL

1) Tabel 2.2.1 Karakteristik kapasitor MOS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Suatu bahan memiliki sifat yaitu dapat di olah sesuai kebutuhan, contoh misalkan bahan tersebut akan di olah menjadi IC (integrated circuit). Tentu bahan memiliki sifat semi konduktor yang dapat menghantarkan arus listrik, sehingga di dalam bahan tersebut memiliki sambungan yang dinamakan sambungan p-n-p. Sambungan ini dinamakan p-n-p karena di dalam bahan tersebut selain dapat menghantarkan arus listrik yaitu terjadi beberapa bias maju dan bias mundur sehingga bahan tersebut dapat dirancang dan di buat menjadi suatu IC (integrated circuit) dengan beberapa komposisi termasuk ketebalan, serta proses difusi pada pembentukan IC tersebut.

1.2 Permasalahan Permasalahan dalam penyusunan tugas ini adalah bagaimana cara membuat dan mendesaign suatu piranti CMOS yang di terapkan pada sebuah IC (integrated circuit).

1.3 Batasan Masalah Batasan permasalahan pada tugas ini adalah makalah ini hanya mambahas serta mempelajari, memahami dan mendesaign suatu piranti CMOS yang di terapkan pada sebuah IC (integrated circuit).

1.4 Tujuan Penyusunan Makalah Tujuan penyusunan tugas ini adalah mempelajari, memahami dan mendesaign suatu piranti CMOS yang di terapkan pada sebuah IC (integrated circuit).

1.5 Sistematika Laporan Laporan ini terdiri atas kata pengantar, abstrak, daftar gambar, grafik tabel, Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, permasalahan dan batasan masalah dalam makalah ini serta sistematika laporan. Bab II Dasar Teori, yang berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan tema makalah ini. Kemudian Bab III tugas khusus yang berisikan contoh studi kasus (permasalahan) dan Bab IV yang berisikan Kesimpulan tentang kesimpulan hasil pada makalah inidan yang terakhir adalah Daftar Pustaka dan lampiran data hasil makalah ini.
6

BAB II DASAR TEORI

2.1 Kapasitor pada umumnya Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (17911867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador

Gambar 2.1.1 Kapasitor dan lambang kapasitor dalam rangaian elektronika

Ada beberapa tahapan untuk menguji kinerja dari kapasitor adalah sebagai berikut, Pertama Kapasitor yang mempunyai polaritas (mempunyai kutub negatif dan positif) Untuk menguji kapasitor berpolaritas digunakan ohmmeter dimana jolok merah dihubungakan dengan kutub negatif dan kolok hitam pada kutub positif. Bila jarum menunjukkan harga tertentu kemudian kembali ke tak terhingga (Sangat besar sekali) dikatakan kapasitor baik. Bila menunjukkan harga tertentu dan tidak bergerak ke tak terhingga dikatakan kapasitor bocor dan bila tidak bergerak sama sekali kemungkinan kapsitor putus atau range ohmmeter kurang besar. Kedua Kapasitor nonpolar Caranya sama dengan kapasitor berpolaritas hanya saja kamu tidak perlu memperhatikan kutub positif dan kutub negatif.

2.2 Sambungan MOS sebagai kapasitor dan gate kapasitor Pengertian MOS adalah bahan semi konduktor yang digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan chip integrated circuit (IC) yang mempunyai intensitas tinggi dalam teknologi microprocessor. Pada dasarnya terdapat dua tipe kapasitor yang digunakan dalam IC, yaitu jenis MOS (metal-oxide-semiconductor) dan sambungan p-n. Kapasitor MOS dapat dipabrikasi dengan membuat daerah berdoping tinggi pada semikonduktor sebagai suatu pelat, di atasnya ditambahkan lapisan oksida sebagai dielektrik dan kemudian lapisan logam dibuat di atasnya sebagai pelat kedua (lihat gambar 2.2.1-a).

Gambar 2.2.1 Kapasitor dalam sambungan elektronika mikro (a) Sambungan MOS, (b) Sambungan (p-n)

Kapasitor metal-oxide-semiconductor (MOS) nonpolar mempunyai penampang tegak seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. Struktur ini merupakan kapasitor keping sejajar dengan silikon dioksida sebagai dielektrik. Keping atasnya adalah sebuah lapisan thin film logam (aluminnium). Keping bawah terdiri dari heavily doped n+ region yang terbentuk ketika difusi emitter dilakukan.Harga kapasitansinya biasanya 0,4 pF/mil 2 untuk ketebalan silikon dioksida 500 , kapasitansi itu berubah mengikuti ketebalannya.

Proses pembuatan kapasitor MOS, lapisan oksida cukup tebal ditumbuhkan secara termal pada substrat silikon. Kemudian dengan litografi di buat jendela sehingga oksida tergerus (etched). Pada daerah jendela kemudian dibuat tipe - p+ dengan proses difusi atau inplantasi, sementara oksida tebal di sekelilingnya berfungsi sebagai masker. Lapisan oksida tipis kemudian ditumbuhkan secara termal pada daerah jendela kemudian diikuti dengan pembuatan lapisan logam di atasnya. Besarnya kapasitansi per satuan luas diberikan oleh persamaan

dimana adalah ox permitivitas dielektrik silikon dioksida dan d adalah ketebalan oksida. Sambungan p-n kadang-kadang juga digunakan untuk membuat kapaasitor pada rangkaian terintegrasi. Pandangan atas dan irisan melintang kapasitor sambungan n+ - p diperlihatkan pada gambar 2.2.1-b. Sebagai kapasitor, biasanya sambungan dalam keadaan berpanjar mundur. Besarnya kapasitansi tidak konstan, yaitu mengikuti tegangan panjar yang diberikan sebagai fungsi dari (Vb-VR)-1/2. Resistansi seri berharga lebih besar dibandingkan kapasitor MOS karena resistivitas pada daerah-p berharga lebih besar dibandingkan pada daerah - p+. Tabel 2.2.1 Karakteristik kapasitor MOS

2.3 Perancangan Kapasitor MOS Kapasitor MOS dalam IC merupakan kapasitor keping sejajar. Keping bawah dibuat dengan proses difusi n+ yang heavily doping, dikerjakan bersamaan dengan proses difusi emitter untuk transistor n-p-n dalam IC. Lapisan dielektriknya merupakan lapisan silikon dioksida tipis. Sebagai keping atasnya adalah lapisan metalisasi tipis yang dikerjakan bersamaan dengan pembuatan lapisan metalisasi untuk interkoneksi. Bila semua isolasi sudah selesai dikerjakan dengan proses difusi isolasi, dan seluruh permukaan sudah dilapisi silikon dioksida, maka fabrikasi kapasitor MOS masih memerlukan masker-masker untuk prosesproses: a) difusi n+ b) pembuatan lapisan silikon dioksida c) pembuatan lubang kontak (window) d) pembuuatan lapisan metalisasi untuk keping atas metal dan konduktor interkoneksi. Dalam pembuatan masker, dimensi keping kapasitor ditentukan dengan asumsi bahwa yang dinamakan fringing effect boleh diabaikan, sehingga kapasitansi kapasitor MOS dapat dihitung rumus kapasitor keping sejajar ini. C = (Ko o A )/d dimana Ko = kostante dielektrik relatip silikon dioksida = 3,9 o = permitiviti ruang bebas = 88,6 x 10-12 d = ketebalan dielektrik silikon dioksida A = luas keping atas yang efektip

Gambar 2.3.1 Perancangan Kapasitor MOS


10

Dalam kapasitor MOS, luas keping bawah harus lebih besar dari keping atas, karena fringing effect boleh diabaikan, sehingga luas keping atas dianggap luas A yang efektip. Keping bawah kapasitor MOS harus lebih luas dari pada keping atasnya. Karena fringing effect dapat diabaikan, sehingga luas keping atas harus dibuat seminimum mungkin, untuk dapat dianggap sebagai luas yang efektip. Selain itu, untuk memperoleh kapasitansi yang besar, ketebalan dielektrik harus dibuat yang setipis mungkin. Dengan teknologi yang ada saat ini ketebalan dielektrik dapat dibuat sampai setipis 500 . Dalam merancang tataletak kapasitor MOS, pertama-tama harus dihitung dimensi keping atas. Sebelum

diimplementasikan, hasil hitungan itu harus disesuaikan dengan parameter-parameter pembuatan masker, dan juga disesuaikan dengan teknologi difusi yang digunakan. Karena dimensi masker itu sangat kecil, terlebih dahulu harus dibuat yang dinamakan artwork dalam dimensi yang jauh lebih besar. Kemudian artwork itu dperkecil (direduksi) dengan sistem fotografi sampai mendapatkan masker dengan dimensi yang diinginkan. Jadi, sebelum membuat artwork harus diketahui dan dipahami sistem fotografi yang digunakan dalam pembuatan masker. Selain itu, juga harus dipahami berapa besar rasio fotoreduksi, dan jenis fotoresis yang digunakan. Biasanya yang sering digunakan: a) sistem fotoreduksi dua tahap, memakai dua image reversal (pembalik citra. b) total reduction ratio sebesar 125 kali c) fotoresist negatip Jika menggunakan fotoresist negatip, maka bagian fotoresist negatip yang terkena sinar ultraviolet yang menembus bagian masker yang transparan, menjadi tidak larut (mengeras) dalam larutan yang disebut developer . Sehingga bagian silikon dioksida yang akan dibuka sebagai window harus diletakkan di bawah fotoresist yang tidak terkena sinar ultraviolet. Selain itu, juga harus dipahami berapa dimensi bukaan window yang diperbolehkan, berapa besar registration errors maksimum selama dikerjakan alignment masker-masker berurutan di atas wafer. Biasanya lubang bukaan window minimum 1 x 1 mil, dan registration errors maksimum 1 mil.

Gambar 2.3.2 Struktur kapasitor MOS


11

BAB III KONSEP PERANCANGAN DAN DESAIGN CMOS

Keterangan :

KONSEP DESIGN DAN PROSES Dilakukan design dari BiCMOS kedalam Software AutoCAD sebagai berikut

Gambar 3.1 Desaign CMOS


12

CMOS A. Difusi P-Well : Asumsi nilai kedalaman Xj = 2 cm P-well menggunakan impuritas Ga pada suhu 1000oC selama 10 menit (600s), maka didapat nilai D1000(Ga) = 3 x 10-14 sehingga didapat nilai Co = 4 x 1019/cm3 Untuk menghitung nilai C(x,t) = Co erfc (x/2 ) 19 = 4 x 10 erfc (2 x 10-6 / 2 ) = 4 x 1019 erfc 0.24 Sehingga nilai erfc 0.24 = 0.81 C(x,t) = 4 x 1019 x 0.81 = 3.24 x 1019 /cm3 B. Difusi N : Asumsi nilai kedalaman Xj = 1 cm P-well menggunakan impuritas Boron (B) pada suhu 1200oC selama 10 menit (600s), maka didapat nilai D1200(B) = 6 x 10-13 sehingga didapat nilai Co = 2.3 x 1020 /cm3 Untuk menghitung nilai C(x,t) = Co erfc (x/2 ) 20 = 2.3 x 10 erfc (1 x 10-6 / 2 ) = 2.3 x 1020 erfc 0.083 Sehingga nilai erfc 0.083 = 0.33 C(x,t) = 2.3 x 1020 x 0.33 = 7.5 x 1019 /cm3 C. Difusi P : Asumsi nilai kedalaman Xj = 0.5 x10-3 cm P-well menggunakan impuritas Phospor (P) pada suhu 1100oC selama 10 menit (600s), maka didapat nilai D1100(P) = 8 x 10-14 sehingga didapat nilai Co = 1x 1021/cm3 Untuk menghitung nilai C(x,t) = Co erfc (x/2 ) 21 = 1x 10 erfc (0.5x 10-6 / 2 ) 21 = 1x 10 erfc 0.036 Sehingga nilai erfc 0.036 = 0.14 C(x,t) = 1 x 1021 x 0.14 = 0.14 x 1021 /cm3 Bipolar Difusi resistor-p : Asumsi Csubstrat untuk Si = 1016 cm-2 kedalaman Xj resistor-p = 1 x10-3 cm T pada suhu kamar 27oC = 300 K

13

konsentrasi p-resistor

Nilai Cx akan digunakan untuk menghitung

Nilai L dapat dilihat pada hasil design dari AutoCAD

A= 1.5 x 10-12 cm

14

Sehingga,

Design Masker dan Proses Metalisasi (kontak) Metalisasi Untuk proses pembuatan kontak metal S-G-D dan kontak resistor-p adalah seperti dibawah ini

Gambar 3.2 Design Masker dan Proses Metalisasi Proses metalisasi Pada CMOS S-G-D antara P-MOS dan N-MOS saling dihubungkan akan membentuk rengkaian inverter seperti terlihat pada gambar

diatas,kemudian pada bipolar p-resistor akan diberi arus sehingga akan menghasilkan tegangan sebesar (V) yang nantinya dari tegangan pada P-resistor dihubungkan dengan inverter yang membentuk rangkaian inverter CMOS dan kemudian akan disimulsikan pada software yang dinamakan PSPICE.

Etching Etsa silikon untuk pembentukan ketebalan diagragma/membran (h) seperti terlihat pada gambar 1 proses pempentukan diafragma dimana h = 3.80380 . Dimana proses

pembentukan diafragma ini tidak boleh melewati lapisan P-well sehingga h diagragma harus lebih besar dari h p-well
15

SIMULASI

Gambar 3.3 Rangkaian C-MOS inverter pada simulasi menggunakan software PSPICE

Gambar 3 merupakan rangkaian Inverter CMOS. Dimana rangkaian inverter tersebut dihasilkan dari S-G-D yang dihubungkan antara P-MOS dan CMOS. kemudian inverter tersebut dihubungkan dengan tegangan yang dihasilkan oleh p-resistor pada, B-polar

sehingga proses metalisasi dapat dilihat pada halaman sebelumnya (gambar 2)

16

Grafik 3.1 Bentuk sinyal dan input dan output dari rangkaian Inverter CMOS

Gambar 3.4 merupakan sinyal input dan output yang dihasilkan dari rangkaian Inveter CMOS. Dimana garis yang berwarna merah merupakan input dan garis yang berwarna biru merupakan output. Dapat dilihat pada gambar 4 apabila input diberi logic 1 atau diwakili dengan 5 volt maka output akan bernilai logic 0 ( 0 volt).Sebaliknya apabila inputan diberi logic 0 (0 volt) maka outputannya akan bernilai logic 1 ( 5 volt). Dengan range tegangan 0-5 volt. Pada Bipolar p-resistor akan mengalami regangan apabila diberi tekanan. ini dikarenakan p-resistor terletak diatas membran diafragma sehingga apabila diberi tekanan dari atas maka akan mengalami perubahan panjang dari p-resistor yang nantinya akan mengubah nilai resistansi.

Dimana : L= panjang dari p-resistor T= tinggi dai p-resistor A= Xj x t Xj = Kedalaman dari P-resistor

17

Grafik 3.2 Grafik Tegangan output dari inverter CMOS

Gambar 3.5 merupakan grafik tegangan output dari rangkaian inverter CMOS.dimana sumbu x merupakan Vinput (Vin) dan sumbu Y merupakan Voutput (Vout). Dapat dilihat pada gambar 5 tersebut apabila input 0 volt maka akan menghasilkan outputan 5 volt. Pada tegangan 2 volt (sumbu x) merupakan tegangan VDD dan daerah lengkungan merupakan daerah resistansi.

18

BAB IV KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang di lakukan dapat di tarik kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1) Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. 2) Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. 3) Bipolar p-resistor akan mengalami regangan apabila diberi tekanan dikaren akan presistor terletak diatas membran diafragma sehingga apabila diberi tekanan dari atas maka akan mengalami perubahan panjang dari p-resistor yang nantinya akan mengubah
nilai resistansi.

4) Kapasitor MOS dalam IC merupakan kapasitor keping sejajar. Keping bawah dibuat dengan proses difusi n+ yang heavily doping, dikerjakan bersamaan dengan proses difusi emitter untuk transistor n-p-n dalam IC. Lapisan dielektriknya merupakan lapisan silikon dioksida tipis. 5) Fabrikasi kapasitor MOS masih memerlukan masker-masker untuk proses-proses antara lain difusi n+, pembuatan lapisan silikon dioksida, pembuatan lubang kontak (window), pembuuatan lapisan metalisasi untuk keping atas metal dan konduktor interkoneksi.

19

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Holmes-Siedlle and L. Adams, Handbook of Radiation Effects, Oxford University Press Inc., New York, 1993. [2] T.P. Ma, P.V. Dressendorfer, Ionizing Radiation Effects in MOS Devices and Circuits, J. Wiley, New York (1989). [3] B.S. Doyle, D.B. KraKauer, and K.R. Mistry, Examination of Oxide Damage During High-Current Stress of n-MOS Transistors, IEEE Trans. Elec. Dev., vol. 40, No. 5, p.980-985, May 1993. [4] D.A. Neamen, Semiconductor Physics and Devices, Basic Principles, University of Mexico, Irwin Edition, Boston (1994). [5] Hazri Bakhtiar, Caratrisation de Structures MOS Submicroniques er analyse de Dfauts Induits Par Irradiation Gamma. Extraplation Aux Dfauts Induits Dans Les Oxydes de Champs des Transistors Bipolaires, Thesis PhD Microelectronic - 1999, Universit de Metz, France. [6] T.P. Ma, P.V. Dressendorfer, Ionizing Radiation Effects in MOS Devices and Circuits, J. Wiley, New York (1989). [7] G.C. Messenger and M.S. Ash, The Effects of Radiation on Electronic Systems, Van Nostrand Reinhold Company Inc., New York, 1986. [8] P.T. Wahle, Radiation Effects on Power MOSFET Under Simulated Space Radiation Conditions, Thesis in Electrical Engineering, University of Arizona, 1989. [9] Jaspir Singh, Semiconductor Devices an Introduction, McGraw Hill inc, University of Michigan, 1994. [10] Thomas L. Floyd, Electronic Devices, Printice Hall, New Jersey, 1996

20

You might also like