Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antar agregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah. B. TUJUAN 1. Acara I Mendeskripsikan perbedaan sifat-sifat tanah dari satuan lahan yang berbeda. Mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap pembentukan tanah. Mengetahui sifat dan tanda-tanda khusus suatu jenis tanah di lapangan. Mengetahui cara pengambilan contoh tanah. Mengetahui perbedaan pengambilan contoh tanah disesuaikan dengan sifat-
2. Acara II
sifat tanah yang akan diselediki. 3. Acara III Mengetahui langkah-langkah penentuan kerapatan massa pada suatu sampel tanah. 4. Acara IV Membandingkan masing-masing metode penetuan kelas tekstur tanah.
-1-
C. ALAT 1. Acara I Plastik obat, stiker label, alat tulis, lembar pengamatan profil, meteran. Cangkul, cetok, plastik ukuran 1 Kg 4 buah, 2 buah kaleng bekas susu kental manis yang sudah dilubangi atasnya, karet gelang. 3. Acara III Oven, meteran, alat tulis, timbangan analitik. 4. Acara IV Alat tulis, table tekstur dan segitiga kelas tekstur USDA, saringan teh, kertas saring. 2. Acara II
D. BAHAN 1. Acara I Profil tanah Contoh tanah di lapangan. Contoh tanah tak terusik pada acara II Contoh tanah terusik pada acara II 2. Acara II 3. Acara III 4. Acara IV
E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Acara I Pengkajian tubuh tanah selaku alam yang bebas dengan selalu memperhatikan hubungan antara sifat-sifat yang teramati. Pengamatan lapangan menyajikan informasi langsung tentang sifat-sifat dimensional seperti ketebalan solum, jeluk perakaran, ketebalan horizon, struktur tanah, distribusi batu, dan perakaran konsistensi dan sebagainya.
2. Acara II Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu tubuh tanah (lapisan tanah) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara detail di laboratorium.
-2-
3. Acara III Kerapatan massa adalah berat perunit volume tanah yang dikeringkan dengan oven dan dinyatakan dalam gram/cm3 . Rumus kerapatan massa : Kerapatan Massa = Tanah berat kering oven (gram) Volume tanah kering oven (cm3)
4. Acara IV Tekstur tanah adalah perbandingan nisbi dari berbagai fraksi ukuran butir utama di dalam tanah. Ada tiga macam fraksi, yaitu : pasir, debu, dan lempung.
A. -
ACARA I (MORFOLOGI TANAH) Empat macam profil tanah dari empat lapisan tanah yang diambil dari tebing tanah yang tegak lurus.
NO 1
TEMPAT Tepi Jalan Lintas Bungo Padang KM. 5. Pada tebing tanah yang tegak lurus.
LAPISAN Lapisan 1
sda
Lapisan 2
sda
Lapisan 3
Lempung
sda
Lapisan 4
B. -
ACARA II (PENGAMBILAN CONTOH TANAH) Pengambilan Sampel tanah terusik dari tempat yang tidak tergenag air, tidak
Adapun hasil pengamatan dari Acara II yang kami dapat adalah : terkena sinar matahari langsung atau dibawah pepohonan, dan tanah yang datar. Dimasukkan kedalam plastik dan diberi Kode Tanah Terusik. Pengambilan Sampel tanah tak terusik dengan menggunakan tabung atau kaleng susu kental manis dengan cara menancapkan kedalam tanah yang akan dijadikan sampel. Kemudian dimasukkan kedalam plastik dan diberi Kode Tanah Tak Terusik.
C.
-4-
Berat sampel tanah yang tidak terusik sebelum dimasukkan kedalam oven = 450 gram Volume tanah yang berbentuk seperti tabung dengan : jari- jari (r) 3,7 cm, tinggi (t) 8 cm, dan = 3,14 V tanah = . r2 . t = 3,14 . (3,7)2 . 8 = 3,14 . 13,69 . 8 = 343,89 cm3 Sampel tanah dimasukkan ke dalam oven dengan suhu awal 39o C. Sampel tanah tersebut di oven selama 15 menit pada suhu akhir 65o C. Maka tanah berat kering oven menjadi 440 gram dan volume tanah kering oven 343,89 cm3 . Dengan demikian kita telah dapat mencari kerapatan massa. Kerapatan Massa = Tanah berat kering oven (gram) Volume tanah kering oven (cm3) 440 343,8 9 1,27 gram/cm3
= =
D.
Hasil pengamatan tekstur tanah sebagai berikut : Sampel Tanah Terusik ditimbang dengan berat 100 gram kemudian di uji kesan raba/ diusap antara ibu jari dan telunjuk. Dengan hasil sebagai berikut : 1. 2. 3. Menjadi halus licin. Kemudian tanah dimasukkan kedalam gelas kimia diaduk dan disuling. Dengan tiga kali penyulingan dalam menentukan persentase pasir, liat, dan debu. Dan didapatlah hasil penyulingan : - Pasir sebanyak 50 gram - Liat sebanyak 30 gram - Debu sebanyak 20 gram Dari hasil ini maka kita dapat menentukan kelas tekstur dengan menggunakan segitiga tekstur USDA Sampel tanah terusik yang belum di beri air dengan kesan raba : Sampel tanah terusik yang di beri sedikit air dengan kesan raba : Sampel tanah terusik yang di beri banyak air dengan kesan raba : lengket, halus, lembut, terasa pertikel, dan sedikit terasa berpasir. Liat, masih terasa partikel, dan lengket.
-5-
Dari Segitiga Tekstur USDA menunjukkan Tekstur Tanah Lempung Liat Berpasir.
-6-
-7-
B.
KERAPATAN MASSA Kerapatan massa adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-
ovenkan per satuan volume. Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin besar akan makin berat. Dengan sampel tanah tidak terusik dari praktikum yang kami laksanakan maka didapatlah kerapatan massa tanah tersebut. C. TEKSTUR TANAH Tekstur tanah merupakan sifat menggambarkan kasar halusnya tanah dalam perabaan yang ditentukan oleh perbandingan berat fraksi-fraksi penyusunnya. Suatu fraksi yang dominan pada suatu tanah akan menentukan ciri dan jenis yang bersangkutan. Tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menyimpan atau menyerap air dan unsur hara. Tanah yang bertekstur lempung atau liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara sangat tinggi. Tekstur tanah ringan yaitu tanah yang didominasi fraksi pasiran lebih mudah diolah dibandingkan dengan tekstur berat yang didominasi fraksi lempung. Apabila dirasai, partikel pasir di jari terasa keras dan tajam. Debu kering terasa seperti talk atau bedak, apabila lembab terasa agak licin seperti sabun. Sedangkan lempung apabila kering terasa menepung dan dalam keadaan basah melekat di jari dan liat. Tekstur tanah dapat digolongkan : 1. Apabila terasa kasar, berarti pasir, pasir geluhan 2. Apabila terasa agak kasar, berarti geluh pasiran, geluh pasiran halus 3. Apabila terasa sedang, berari geluh pasiran sangat halus, geluh, geluh debuan, debu 4. Agak halus, berarti geluh lempungan, geluh lempung pasiran, geluh lempung debuan 5. Halus, berari lempung pasiran, lempung debuan, lempung.
-8-
-9-
LAMPIRAN PRAKTIKUM
PHOTO-PHOTO KEGIATAN
- 10 -
PHOTO-PHOTO KEGIATAN
- 11 -
DAFTAR PUSTAKA
Soeparti, Goeswono. 1983. Sifat Dan Ciri Tanah. IPB. Bogor. Hakim, Nurhayati, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Harejowigeno, Sarwono. 1995. Ilmu Tanah. Cv. Akademika Pressindo. Jakarta. Abdula. 2006. Ilmu Tanah. Swadaya; Jakarta. Suharti. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Faperta Unib; Bengkulu.
- 12 -