You are on page 1of 36

1

`., < _..-l ,>l





Hai orang yang terbelenggu oleh logika engkau yang aneh,
Janganlah engkau merasa bangga akan kekuatan engkau
karena di bawah kubah (langit) yang ajaib ini
telah diperlihatkan kepada orang banyak seperti engkau

Manusia yang asing terhadap Tuhan
tidak berani memasuki Perumahan Ilahi
Rahasia langit akan diungkapkan
oleh orang-orang yang datang dari langit

Menyatakan bahwa engkau dapat mencapai arti hakiki Alquran sebenar-benarnya dengan
kemampuan engkau sendiri adalah hal yang sia-sia belaka
Barangsiapa yang mengartikan sendiri,
sesungguhnya dia membawa yang palsu dan barang mati yang busuk


TINJAUAN BUKU AD-DUA WAL ISTIJABAH DAN
TAHRIR FI USUUL-IT-TAFSIR
KARYA SIR SAYYID AHMAD KHAN

alam bukunya tersebut di atas Sayyid Sahib telah mengemukakan keyakinannya tentang
doa bahwa:
Istijabah ad-dua (pengabulan doa) tidak berarti bahwa setiap apa yang diminta atau
dimohonkan dalam doa itu akan dikabulkan, karena jika pengabulan doa itu diartikan
demikian maka ada 2 kesukaran yang timbul:
1. Ribuan doa yang dipanjatkan dengan merendahkan diri dan tulus, tetapi apa yang diminta
kepada Tuhan tetap saja tidak tercapai, berarti doa-doa itu tidak dikabulkan. Padahal
Tuhan telah menjanjikan pengabulan setiap doa yang dipanjatkan.
2. Bahwa hal-hal yang sudah ditakdirkan akan terjadi tentu akan terjadi juga, dan perkara-
perkara yang ditakdirkan tidak akan terjadi tetap tidak akan terjadi, betapa pun usaha
manusia untuk mengubahnya, yakni tidak akan ada perubahan-perubahan apa-apa yang
telah ditakdirkan Tuhan.
Jadi, jika pengabulan doa itu mempunyai arti terkabulnya setiap permintaan, maka janji
Tuhan yang tercantum dalam ayat: >l>.`. _.`s: artinya, "Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Ku-perkenankan bagi kamu (Qs.40: 61), akan menyalahi hal-hal yang sudah
ditakdirkan tidak akan terjadi, berarti bahwa janji Tuhan tersebut akan terbukti bathil
(dusta), sebab hanya bagian permintaan yang sudah ditakdirkan kejadiannya itulah yang
akan dikabulkan. Kita mengetahui bahwa janji pengabulan doa itu bersifat umum bagi
setiap orang, tanpa ada pengecualian.
D
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2
Dari beberapa ayat nampak nyata bahwa perkara-perkara yang sudah ditakdirkan tidak akan
tercapai, jelas tidak akan dikabulkan oleh Tuhan. Tetapi terbukti pula dari beberapa ayat
bahwa tidak ada satu doa pun yang ditolak atau tidak diterima, yang berarti semua doa
dikabulkan seperti yang dijanjikan Allah Swt. dalam surah A-Mukmiin ayat 61: >l `>.`.
_.`s: artinya, Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku perkenankan (kabulkan) bagi kamu.
Di sini tampak nyata satu kontradiksi dalam ayat-ayat tersebut, dan kita tidak bisa
menghindari kontradiksi ini selain dengan mengartikan bahwa pengabulan doa hanyalah
merupakan suatu ibadah. Sebab dengan mengartikan bahwa berdoa hanya semata-mata
suatu tindakan ibadah sajalah kita bisa mengartikan bahwa doa itu dikabulkan seperti apa
yang dijanjikan oleh Allah Swt., dengan syarat doa itu dikerjakan dengan khusyuk dan
merendahkan diri.
Jadi, pengabulan doa hanyalah merupakan pengabulan suatu ibadah, dan kita akan
mendapatkan satu ganjaran ruhani. Jika sudah ditakdirkan bahwa suatu akan didapat atau
berhasil diperoleh -- dan secara kebetulan kita berdoa untuk hal tersebut -- maka jelas
perkara itu akan tercapai, akan tetapi berhasilnya itu bukan semata-mata karena doa
melainkan karena sudah ditakdirkan lebih dahulu.
Faedah yang kita peroleh dari berdoa itu adalah bahwa doa bisa membangkitkan dan
menumbuhkan kesabaran dan istiqal (ketakutan) pada kita, apabila pada waktu melakukan
doa (berdoa) itu hanya ada satu pikiran yang terlintas dalam hati, yaitu kekuasaan,
kebesaran serta kudrat Ilahi. Pikiran semacam inilah yang mengalahkan dan mengantisipasi
pikiran yang menimbulkan kegelisahan dalam hati sanubari kita. Keadaan jiwa serta pikiran
semacam ini merupakan akibat yang wajar dari ibadah ketika hanya Wujud dan Kebesaran
Tuhan-lah yang timbul dalam pikiran orang yang melakukan ibadah tersebut. Inilah yang
dikatakan pengabulan suatu doa.
Selanjutnya Sayyid Sahib menulis dalam bukunya bahwa:
Orang-orang yang tidak mengerti akan hakikat doa-doa tersebut dan tidak tahu akan
hikmah yang terkandung di dalamnya tentu dapat mengatakan: Apakah faedah dan gunanya
doa jika hal-hal yang sudah ditakdirkan tidak tercapai tetap tidak akan didapat meskipun
ribuan doa dipanjatkan ke hadirat Ilahi; demikian juga hal-hal yang sudah ditakdirkan akan
tercapai tetap akan didapat dengan doa maupun tanpa doa. Kalau demikian halnya maka
mendoa merupakan hal yang sia-sia.
Menjawab persoalan tersebut Sayyid Sahib mengatakan bahwa:
Hasrat keinginan untuk memohon pertolongan kepada Tuhan dalam keadaan susah dan
terdesak merupakan salah satu bagian dari fitrat dan sifat manusia. Oleh karena itu berdoa
merupakan hal yang instinctive (naluri), yakni dikerjakan dengan tanpa memikirkan apakah
akan berhasil atau tidak, dan fitrat insani itulah yang mendesak manusia untuk meminta
kepada Tuhan.
Dengan pernyataan di atas -- yang sengaja kami kutip sebagai ringkasan -- nyata terbukti
bahwa Sayyid Sahib mempunyai keyakinan atau akidah bahwa doa bukan merupakan satu jalan
atau cara untuk mencapai sesuatu maksud tertentu, dan doa sama sekali tidak mempunyai
pengaruh atau hubungan apa-apa dalam mencapai satu maksud.
Jika seseorang mendoa dengan niat untuk mencapai sesuatu tujuan atau maksud maka menurut
Sayyid Sahib hal ini merupakan hal yang sia-sia belaka, karena hal-hal yang sudah ditakdirkan
akan terjadi maka berdoa tidak diperlukan lagi; dan bagi hal-hal yang sudah ditakdirkan tidak
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3
akan terjadi maka berdoa dengan merendahkan diri dan sungguh-sungguh juga merupakan
suatu yang tidak berguna.
Pendeknya, dengan tulisan tadi jelas sekali bagaimana keyakinan Sayyid Sahib tentang doa,
bahwa doa hanya merupakan ibadah semata yang tidak mempunyai hubungan apa-apa dalam
mencapai sesuatu, dan menetapkan doa sebagai jalan untuk mencapai suatu maksud duniawi
adalah pikiran yang sia-sia.
Sekarang, jelaslah bahwa telah terjadi kekeliruan yang besar pada diri Sayyid Sahib dalam
memahami ayat-ayat suci Alquran, tetapi -- insya Allah -- akan kami perlihatkan pada bagian
akhir buku ini mengapa Sayyid Sahib bisa mengalami kekeliruan semacam itu.

Kesaksian Hukum Alam &
Pentingnya Penggunaan Sarana dan Ikhtiar (Upaya)

Dengan sangat menyesal dan sedih, sekarang kami tunjukkan di sini bahwa seandainya
Sayyid Sahib tidak mampu memahami arti dan makna serta hikmah-hikmah ayat suci Alquran,
tidakkah beliau melihat dan menyadari hukum alam yang diyakini benar-benar oleh beliau
sebagai petunjuk Tuhan yang nyata, dan sebagai kunci untuk penafsiran rahasia-rahasia yang
tersembunyi dari Alquran ketika menulis karangan tadi?
Apakah Sayyid Sahib tidak mengetahui bahwa meski pun kebaikan dan keburukan tidak
lepas dari takdir, akan tetapi hukum dan kudrat alam menetapkan sarana-sarana sedemikian
rupa untuk mencapainya, sehingga orang yang berpikiran sehat akan menganggap penggunaan
cara dan ikhtiar merupakan suatu hal yang perlu dan benar untuk mencapai sesuatu?
Untuk menjelaskan hal ini baiklah kita mengambil contoh orang sakit. Misalnya, sekali pun
berdasarkan hukum takdir, baik menggunakan obat atau pun tidak mempergunakan, pada
hakikatnya adalah sama dengan berdoa atau pun tidak berdoa, namun apakah Sayyid Sahib akan
berani mengatakan bahwa ilmu kedokteran dan ilmu ketabiban adalah ilmu yang salah atau
keliru, dan Allah Swt. tidak menaruh khasiat dalam obat untuk menyembuhkan? Oleh
karena itu, jika Sayyid Sahib -- disamping percaya pada adanya takdir juga mengakui akan
kemanjuran obat-obatan, mengapa beliau membedakan sebagian hukum Tuhan dengan yang
lainnya yang sama dan sejajar?
Apakah Sayyid Sahib tetap berpendirian bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan untuk
memberikan khasiat yang kuat dalam Trapethum, Scammonia, Senna dan biji Croton sebagai
obat pencuci perut, atau Tuhan berkuasa untuk memberikan kepada zat Arsenic dan Aconite atau
zat-zat beracun yang kuat dengan suatu khasiat yang mematikan, namun Dia tidak mempunyai
kekuasaan untuk memberikan khasiat pada doa-doa, lebih-lebih doa orang-orang suci yang
dipanjatkan dengan merendahkan diri dan sungguh-sungguh? Apakah Tuhan tetap juga
mengabaikan doa-doa orang semacam itu sebagai sesuatu yang tidak berjiwa tanpa ada daya
pengaruh apa pun? Apakah mungkin Allah Swt. tidak memberikan khasiat-khasiat dalam
doa yang berpaedah bagi manusia seperti yang terkandung dalam obat-obatan? Tidak, sama
sekali tidak mungkin!
Sesungguhnya Sayyid Sahib tidak mengetahui sama sekali falsafah hakiki tentang doa, juga
beliau sama sekali tidak mempunyai pengalaman tentang pengaruh doa yang hebat pada sesuatu.
Keadaan beliau persis sama seperti seseorang yang mempergunakan obat yang sudah
kedaluwarsa, obat yang sudah habis kemanjurannya, karena melihat obat itu tidak memberikan
pengaruh dan khasiat kemudian ia mengatakan bahwa obat itu tidak mempunyai pengaruh dan
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4
khasiat, dan ia mengatakan bahwa obat itu sama sekali tidak ada gunanya. Begitu juga keadaan
beliau, karena tidak melihat pengaruh dan khasiat doa maka beliau menolak khasiat doa.
Sayang seribu sayang, meskipun sudah mencapai usia lanjut namun Sayyid Sahib hingga
sekarang tidak mempunyai pengertian mengenal falsafah hukum alam, betapa eratnya hubungan
antara hukum sebab dan akibat, dan betapa sempurnanya hukum alam itu. Oleh sebab itu begitu
mudah Sayyid Sahib menaruh kepercayaan bahwa sesuatu bisa terjadi tanpa sebab-sebab
lahiriah atau sebab batiniah, sebab apa-apa yang telah ditakdirkan tentu akan terjadi.

Pentingnya Memanfaatkan Hukum Sebab dan Akibat

Dalam dunia ini kita mengetahui, bahwa tidak ada satu benda pun yang lepas dari kudrat
Ilahi yang telah ditentukan oleh Allah Swt.. Semua benda mempunyai khasiat dan
pembawaannya masing-masing. Misalnya api, air, tanah, gandum, tanam-tanaman, bintang-
bintang, logam, mineral dan semua benda yang dipergunakan sehari-hari itu dipergunakan sesuai
dengan khasiat dan pembawaan yang terkandung di dalamnya.
Mencoba mengambil faedahnya tanpa mengindahkan khasiat-khasiat yang terkandung di
dalamnya merupakan hal yang bodoh, mengingkari penggunakan cara dan ikhtiar, sama dengan
mengingkari kudrat Ilahi. Barangsiapa yang mempunyai keyakinan bahwa suatu benda bisa
diperoleh tanpa sebab-sebab lahiriah dan rohaniah, seolah-olah dia mengingkari hikmah hukum
kudrat Ilahi.
Pendeknya, Sayyid Sahib hanya ingin mengemukakan bahwa dimana-mana selalu terjadi
hukum sebab dan akibat, atau hukum upaya dan akibatnya, tetapi hukum tersebut tidak berlaku
dalam doa. Doa sama sekali tidak mempunyai pengaruh apa-apa. Pengingkaran terhadap doa
sebagai suatu cara untuk mencapai suatu maksud telah mencapai taraf ekstrim dalam
kepercayaan Sayyid Sahib.
Seandainya dibicarakan di hadapan Sayyid Sahib tentang khasiat api, beliau tidak akan
mengingkari bahwa seseorang yang telah ditakdirkan akan terbakar maka tanpa sebab apa pun
ia akan terbakar. Oleh karena itu saya benar-benar heran, mengapa Sayyid Sahib sebagai
seorang Muslim mengingkari pengaruh doa yang juga mempunyai khasiat seperti api, yang
kadang-kadang menyinari kegelapan atau membakar orang-orang yang aniaya.
Apakah dalam kedua hal itu tidak berlaku hukum takdir yang sama? Lalu, mengapa beliau
tidak ingat akan hukum kudrat itu sewaktu berdoa, padahal beliau percaya akan hukum sebab
dan akibat dalam benda-benda yang lain secara fanatik. Sampai-sampai beliau yakin bahwa lalat
pun mempunyai khasiat dan pengaruh. Apakah dalam doa tidak ada sedikit pun pengaruh dan
khasiat?
Hakikat sebenarnya ialah, Sayyid Sahib tidak tahu apa yang dapat dihasilkan oleh doa. Beliau
tidak mempunyai pengalaman dalam hal ini, dan tidak mempunyai hubungan dengan orang-
orang yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang doa. Sekarang -- demi
kepentingan umum -- marilah kita kembali kepada pokok pembicaraan, yakni doa dan arti
sebenarnya dari pengabulan doa itu.
Masalah pengabulan doa adalah sebagian dari masalah hakikat doa, dan ini merupakan satu
hal yang prinsip, bahwa seseorang yang tidak mengerti dan memahami asal hakikat doa maka
bagaimana dia akan mengerti apa sebenarnya arti pengabulan doa itu? Oleh sebab itu, pertama-
tama marilah kita berusaha untuk memahami apa sebenarnya doa itu. Tanpa pengertian
sepenuhnya tentang doa akan timbul kesalah-pahaman seperti yang telah terjadi pada diri Sayyid
Sahib.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5

Hakikat Dan Falsafah Doa &
Mukjizat Nabi Muhammad saw.

Doa adalah adalah suatu hubungan timbal-balik antara Tuhan dengan hamba-Nya yang
patuh. Tahap pertama, rahmat dan karunia Allah Swt. menarik seorang hamba ke arah Dia
Yang bersifat Rahmaan. Kemudian rasa terimakasih dan syukur si hamba akan anugerah,
karunia dan rahmat-Nya menarik dia lebih dekat kepada Allah Swt. dan Tuhan menarik dia ke
arah-Nya.
Dalam doa, hubungan semacam ini mencapai tahap sedemikian rupa, sehingga
menimbulkan pengaruh yang luar biasa. Misalnya, seseorang berada dalam kesukaran yang
sangat hebat. Dengan penuh keyakinan, penuh pengharapan, penuh kecintaan, penuh kesetiaan,
dan dengan penuh usaha menghadapkan diri ke Hadhirat Allah Swt. dan menjatuhkan diri di
Haribaan-Nya.
Selanjutnya, ia akan mencapai kesadaran yang luar biasa -- kesadaran yang akan menembus
tabir-tabir kegelapan, kemalasan, dan kelengahan -- ia terus maju menuju medan kefanaan
(kesirnaan) diri dan akhirnya akan sampai ke Haribaan Ilahi, Tuhan Yang tidak mempunyai
sekutu. Jiwanya rebah di hadapan Singgasana Allah Swt.. Selanjutnya kemampuan untuk
menyerap rahmat Ilahi yang terkandung dalam dirinya menarik rahmat serta karunia-Nya.
Dalam keadaan demikian Allah Yang Maha Kuasa berpaling ke arahnya dan berkenan
mengabulkan doanya, barulah doa akan menampakkan pengaruhnya dan khasiatnya.
Pengaruh doa yang pertama ialah, Allah Swt. menggerakkan sarana-sarana yang akan
menjadi penyebab untuk tercapainya suatu tujuan. Misalnya, jika doa itu untuk meminta hujan,
berkesesuaian dengan terkabulnya doa itu Allah Swt. akan menjadikan suatu sebab alami
supaya hujan turun [seperti angin, awan, dan lain-lain]. Jika doa itu untuk kelaparan, maka
Tuhan akan menciptakan sebab-sebab alami yang diperlukan untuk menimbulkan kelaparan,
misalnya bencana alam, serangan hama, musim kemarau panjang dan lain-lain.
Orang-orang suci yang mempunyai pengalaman rohani semacam itu telah membuktikan
bahwa dalam doa yang sempurna terkandung suatu daya menciptakan, yakni dengan seizin Allah
doa itu menggerakkan benda-benda kasar seperti dalam dunia rohani. Benda-benda kasar
seperti air, api, udara, bumi, bahkan alam samawi, hati serta kehendak manusia -- dapat
dipengaruhi dan digerakkan ke arah yang dikehendakinya. Tidak kurang contoh-contoh
semacam itu terdapat dalam Kitab-kitab suci. Apa yang disebut mukjizat semata-mata
merupakan contoh dari pengabulan doa.
Ribuan mukjizat para nabi dan wali yang disaksikan sejak dahulu kala sampai sekarang,
merupakan contoh yang hidup dari pengabulan doa pula. Suatu hal ajaib yang telah terjadi di
padang pasir tanah Arab yang gersang, ialah ratusan ribu manusia yang mati telah hidup
kembali dalam waktu yang pendek. Mereka yang benar-benar telah mati rohaninya dari generasi
ke generasi berubah menjadi orang-orang yang berakhlak, suci lagi shalih. Yang buta mulai
melihat, yang tuli dan bisu mulai menerangkan kebenaran-kebenaran Ilahi sekali lagi di dunia.
Revolusi rohani yang kehebatannya seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya, tidak pernah
mata memandangnya dan tidak pernah telinga mendengarnya.
Apakah kalian tahu apa penyebab kesemuanya itu? Penyebab kesemuanya itu tiada lain
adalah doa di malam gelap gulita dari seorang fana fillah (sirna di dalam Allah) yang
menggemparkan seluruh dunia, doa-doa yang menggoncangkan Arasy Ilahi dan
mengakibatkan revolusi yang begitu hebat, sehingga tidak seorang pun bisa menghubungkannya
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6
dengan seorang yang buta-huruf dan seorang diri seperti Rasulullah saw.. Setiap orang pasti
mengatakan revolusi semacam ini sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang yang
buta-huruf lagi yatim-piatu.

(shalawat)

Ya Tuhan, turunkanlah keselamatan serta berkat atas beliau dan atas pengikut-pengikutnya,
sebanyak perhatian dan keprihatinannya serta kesedihannya atas umat ini, dan turunkanlah
Nur-nur rahmat Engkau atasnya untuk selama-lamanya.

Keluarbiasaan Pengaruh Doa &
Hakikat Tidak Terkabulnya Doa

Saya melihat atas dasar pengalaman pribadi saya sendiri, pengaruh doa itu lebih kuat
daripada pengaruh api dan air, bahkan merupakan satu tanda dalam rangkaian kenyataan bahwa
tidak ada sarana alami yang lebih hebat lagi daripada doa. Apabila diragukan bahwa doa
kadang-kadang meleset dan tidak memiliki efek (pengaruh) sama sekali, maka jawaban saya
ialah bahwa keadaan itu sama seperti obat-obatan. Apakah obat-obatan sanggup menutup pintu
kematian? Atau, apakah ada orang yang bisa mengatakan bahwa obat-obat itu selamanya
berfaedah dan tidak mungkin meleset?
Memang benar, bahwa segala sesuatu terjadi sesuai hukum dan takdir yang telah ditentukan,
tetapi hal itu tidak berarti bahwa hukum dan takdir membuat ilmu pengetahuan tidak berarti dan
tidak berguna. Juga tidak berarti bahwa usaha dan ikhtiar merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipercaya. Jika kita mempergunakan pikiran dengan seksama, akan nampak bahwa sarana
jasmani dan rohani tidak lepas dari takdir Ilahi.
Misalnya, seorang pasien ditakdirkan akan sembuh, maka sebab-sebab untuk kesembuhan
akan muncul sepenuhnya, dan keadaan tubuh si pasien pun sanggup untuk menyerap dan
menerima khasiat obat-obatan itu, barulah obat akan tepat mengenai sasarannya. Begitu jugalah
faedah doa akan berkumpul menjadi satu, satu iradah (kehendak) Ilahi yang menginginkan
terkabulnya doa itu, Allah Swt. menjadikan nizam rohani dan jasmani dalam satu silsilah
(rangkaian) hukum sebab dan akibat yang serupa. Kesalahan fatal yang dibuat Sayyid Sahib
ialah beliau menerima dan mengakui adanya tatanan jasmani, tetapi mengingkari adanya tatanan
rohani.
Bilakhir, saya merasa perlu mengatakan bahwa jika Sayyid Sahib tidak mau bertaubat dari
pandangan yang keliru mengenai hal itu dan tetap mengatakan, Apa buktinya bahwa doa
mempunyai khasiat dan pengaruh? maka saya diutus untuk menghapuskan kesalahan ini. Saya
berjanji untuk memberi tahu Sayyid Sahib terlebih dahulu sebelum terbukti pengabulan beberapa
doa saya. Tidak hanya memberi tahu, bahkan akan saya cetak dan siarkan. Akan tetapi dengan
syarat Sayyid Sahib berjanji akan meninggalkan kepercayaan yang salah itu, sesudah terbukti
doa saya dikabulkan.

Kewajiban Melaksanakan Ibadah &
Syarat-syarat Untuk Terkabulnya Doa

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
7
Sayyid Sahib berpendapat bahwa seakan-akan di dalam Alquran Allah Swt menjanjikan
bahwa semua doa akan dikabulkan, padahal ternyata tidak semua doa dikabulkan Tuhan. Inilah
kesalahpahaman besar beliau. Sebenarnya ayat:
>l `>.`._.`s: (berdoalah kepada-Ku, Aku kabulkan bagi kamu) tidak menunjang
pandangan beliau, karena di dalam ayat ini terkandung suatu perintah untuk berdoa, tetapi yang
dimaksud dengan doa di sini bukan doa biasa melainkan ibadah-ibadah yang telah diwajibkan
kepada manusia, karena bentuk perintah dalam ayat itu:
>l `>.`._.`s: menunjukkan kewajiban yang tidak bisa ditolak, dan terbukti bahwa tidak
dalam setiap doa terkandung suatu kewajiban, bahkan Allah Swt. pada beberapa tempat
memuji orang-orang yang tetap bersabar jika ditimpa kesusahan dan menerima nasib buruknya,
mereka puas dengan hanya mengatakan, Innaa lillaahi (sesungguhnya kami kepunyaan Allah).
Perintah yang terkandung di dalam ayat itu adalah perintah untuk beribadah yang dikuatkan
dengan perintah berdoa. Perintah, Berdoalah kepada-Ku mengingatkan kepada perintah untuk
beribadah, dan kegagalan beribadah diancam dengan azab atau hukuman:
| _ >.`. _s _.:!,s l>.,. ,.> _>:
Barangsiapa yang merasa tinggi hati dan takabbur untuk beribadah kepada-Ku mereka akan
masuk neraka dan keadaan hina (Qs.40:61).
Ancaman dan peringatan semacam ini tidak terdapat dalam (berkenaan) doa-doa lainnya,
karena kadang-kadang nabi-nabi juga ditegur berkenaan dengan suatu doa, terbukti dari ayat
Alquran:
_.| ,Ls >. _. _,l.>l
Sesungguhnya Aku memperingatkan kepada engkau supaya engkau tidak termasuk orang-
orang yang jahil (tidak berpengetahuan) (Qs.11:47).
Seandainya benar bahwa doa merupakan ibadah, mengapa Nabi Nuh a.s. ditegur _l:`.
Janganlah minta kepada-Ku (Qs.11:47). Dan kadang-kadang wali-wali dan nabi-nabi
menganggap bahwa meminta kepada Tuhan merupakan suatu perbuatan kurang hormat. Orang-
orang yang shalih selalu minta fatwa kepada hati nuraninya sendiri sebelum berdoa semacam
itu. Mereka beramal sesuai dengan apa yang dikatakan hati kecilnya. Yakni, jika ada dalam
keadaan musibah hati kecilnya memberi fatwa untuk berdoa maka dia akan berdoa, dan kalau
kata hatinya mengatakan harus bersabar maka dia akan bersabar dan mengelak dari berdoa.
Selain dari itu, Allah Swt. tidak menjanjikan pengabulan doa-doa biasa, yang pengabulannya
tergantung dari kehendak Tuhan sendiri. Dengan jelas Allah Swt. berfirman dalam Alquran:
_, :!`,| `s.. :>, !. `s.. ,l| | ,!:
Bahkan, hanya Dia-lah Yang kamu seru maka Dia akan menghilangkan bahaya yang karenanya
kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki (Qs.6:42).
Dan seandainya saja kata `s: (berdoalah) ini kita artikan sebagai doa biasa seperti lazimnya,
maka tidak ada pilihan lain bagi kita selain harus menerima bahwa doa yang diperintahkan di
sini bukan doa biasa melainkan doa yang mengandung syarat-syarat, sedangkan untuk
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
8
memenuhi syarat-syarat tersebut adalah di luar kekuatan manusia, tidak mungkin bagi
seseorang untuk memenuhi syarat-syarat itu kecuali dengan karunia dan pertolongan Allah
Swt..
Juga perlu diingat, bahwa hanya kerendahan diri tidak cukup dalam berdoa, melainkan
banyak hal-hal yang harus dipenuhi untuk itu, seperti ketakwaan, kecintaan dan pemusatan
pikiran yang sempurna. Satu syarat lagi ialah ialah sesuatu yang diminta dalam doa itu dalam
pandangan Allah Swt. berfaedah bagi dia, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti.
Misalnya, seorang anak tersayang meminta kepada ibunya sepotong bara api atau seekor
anak ular, atau si anak meminta racun yang mematikan. Apakah sang ibu akan memberikannya?
Sekali-kali tidak, meskipun barang yang diminta tersebut sangat menarik bagi si anak.
Seandainya sang ibu memberikannya lalu andaikata si anak bisa diselamatkan dari kematian
karena makan racun itu, namun badannya telah cacat untuk selamanya, maka setelah si anak
besar dia tidak akan mengampuni sang ibu atas kebodohannya.
Selain syarat-syarat tersebut di atas masih banyak syarat-syarat lain yang diperlukan untuk
pengabulan suatu doa, dan sebelum syarat-syarat tadi terpenuhi maka doa tidak akan
dikabulkan. Dan selama doa itu tidak disertai oleh jiwa rohani dari orang-orang yang berdoa dan
orang-orang yang didoakan -- kedua-duanya tidak memiliki kemampuan minimal untuk itu --
maka doa-doa mereka tidak akan dikabulkan. Dan sebelum adanya kehendak Tuhan untuk
mengabulkan doa itu maka segala syarat-syarat untuk tercapainya suatu doa tidak akan terpenuhi
juga, dan orang itu tidak dapat pula memusatkan pikiran, keteguhan dan ketabahan hati.

Doa Memiliki Khasiat (Pengaruh) di Dunia dan Di Akhirat

Sayyid Sahib percaya bahwa ganjaran-ganjaran di akhirat nanti -- seperti karunia, nikmat-
nikmat, kelezatan, kesenangan dan kegembiraan dan yang dapat diartikan sebagai najat
(keselamatan) -- semua ini adalah buah dari doa yang dikuatkan oleh iman. Kalau memang
demikian maka Sayyid Sahib harus menerima tanpa keraguan lagi bahwa doa orang-orang suci
mempunyai khasiat dan dapat menjauhkan bahaya dan merupakan kunci tercapainya suatu
maksud. Jika doa mempunyai khasiat dan pengaruh di dunia ini maka terlebih lagi nanti di
akhirat.
Hai orang-orang, berpikirlah dengan sungguh-sungguh. Jika benar doa merupakan sesuatu
yang tidak mempunyai khasiat apa-apa dan tidak menjauhkan bahaya musibah dalam kehidupan
dunia ini, mengapa di Hari Pembalasan nanti mempunyai khasiat dan pengaruh?
Jelaslah, jika doa mempunyai khasiat untuk menolak dan menjauhkan sesuatu musibah dan
bisa menyelamatkan kita dari malapetaka, maka sudah seharusnyalah khasiat doa itu tampak di
dunia ini juga, supaya keimanan kita bertambah besar dan supaya kita akan lebih giat lagi berdoa
untuk keselamatan di akhirat nanti.
Jika benar bahwa doa adalah sesuatu yang tidak mempunyai khasiat sama sekali -- seperti
yang dikatakan Sayyid Sahib -- dan tidak berguna untuk menjauhkan musibah dunia, maka jelas
doa tetap tidak akan berpengaruh pada kehidupan akhirat nanti, dan dengan demikian menaruh
harapan pada doa untuk keselamatan akhirat adalah suatu hal yang sia-sia belaka.
Sekarang, saya tidak akan menulis lebih panjang lagi tentang hal ini, karena pembaca yang
mempunyai hati bersih dan jujur mengerti bahwa saya telah membuktikan betapa salahnya
Sayyid Sahib dalam mengartikan doa. Jika Sayyid Sahib masih bertahan pada pendiriannya
maka saya telah mengajukan suatu cara untuk menjelaskannya. Jika benar-benar ini mencari
kebenaran tentu akan menerima usul (kaidah/pendapat?) saya tadi.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
9

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
10
PENAFSIRAN ALQURAN DAN KRITERIANYA

uku kedua yang ditulis Sayyid Sahib ialah Tahriir fii Usul-it-Tafsiir (Tulisan tentang
Dasar-dasar Penafsiran), betul-betul berbeda dan berlawanan dengan bukunya yang
pertama Ad-Duaa wal Istijaabah (Doa dan Pengabulannya). Begitu berbeda dan
bertentangan, seolah-olah Sayyid Sahib menulis kedua buku itu dalam keadaan mabuk.
Dalam buku tentang doa, Sayyid Sahib lebih mempercayakan dan mementingkan pada takdir
tanpa mau mengindahkan dan mengikuti akan adanya usaha dalam mencapai suatu maksud.
Oleh sebab itu beliau mengingkari dan tidak mempercayai pengabulan doa, padahal doa
merupakan salah satu jalan untuk mencapai suatu maksud, yang sudah terbukti kebenarannya
oleh lebih dari 100.000 nabi dan jutaan wali
1
. Alat (sarana) utama yang berada di tangan para
nabi -- untuk mengatasi rintangan-rintangan yang harus dihadapinya -- sarana apa kecuali doa?

1
) Wali suci besar, Sayyid (Sayyid) Abdul Qadir Jailani r.a., didasarkan atas pengalamannya sendiri telah
menulis dalam buku beliau Futuh-al-Ghaib tentang pengaruh rohani orang suci, dan bagaimana
doanya dikabulkan oleh Tuhan. Untuk kepentingan pembaca, kami kutipkan satu bagian dari buku itu
berikut terjemahannya, karena kesaksian seorang ahli dalam bidangnya akan lebih terpercaya daripada
kesaksian orang lain. Oleh karena itulah seseorang akan mempunyai hak lebih besar untuk berbicara
tentang pengabulan doa jika dia mempunyai pengalaman pribadi dan mempunyai hubungan cinta dan
kesetiaan dengan Allah Swt..
Sayyid Ahmad Khan sama sekali tidak berhak untuk berbicara tentang hal-hal yang kudus (suci) ini.
Bertanya tentang falsafah suci ini kepada Sayyid Sahib sama keadaannya seperti menanyakan tentang
pengobatan penyakit manusia kepada baifar yakni penjual minum-minuman yang enak dan harum.
Sayyid Sahid adalah seorang yang ahli dalam hal pemerintahan dunia dan rakyatnya beserta segala
masalahnya. Tanpa keraguan beliau memang seorang ahli dalam bidang itu dan orang yang tepat
menerangkannya, tetapi berbicara tentang hubungan antara Tuhan dan manusia, hanya orang-orang suci
dan orang-orang shalih yang bisa menerangkan dan mengetahuinya.
Sayyid Abdul Qadir Jailani r.a. menulis :

Arab


Artinya:
Jika engkau ingin menjadi kekasih Tuhan, maka ingatlah, bahwa: tangan engkau, kaki engkau, lidah
engkau, mata engkau dan semua wujud engkau beserta seluruh bagiannya adalah patung-patung
berhala, dan di antara makhluk hidup lainnya adalah: anak-anak engkau, istri engkau dan segala apa
yang engkau cintai di dunia ini, seperti harta, kehormatan dunia, ketenaran nama, tamak keduniaan dan
kepercayaaan kepada dunia, semuanya merupakan berhala. Tawakkal pada teman engkau Zaid dan
Bakar, atau takut kepada Khalid atau Walid, semua ini adalah patung-patung berhala yang
menghalangi di jalan engkau. Janganlah sekali-kali memperhatikan berhala ini, janganlah engkau
terjerumus untuk mengikutinya, janganlah sekali-kali tergoda dengan benda ini. Berilah mereka ini
tempat semestinya sesuai dengan syariat Islam dan sesuai dengan contoh orang-orang shalih dan suci.
Jika engkau melakukan hal itu sesuai dengan jalan yang dibenarkan maka engkau akan menjadi
bagaikan sulfur merah (belerang merah) yang terkenal, martabat engkau akan begitu tinggi sampai
tidak nampak. Allah Swt. akan menjadikan engkau pewaris nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya, yakni
ilmu marifat dan berkat-berkat mereka yang telah punah akan diwariskan kembali kepada engkau, dan
engkau akan mencapai derajat kewalian, dan tidak ada lagi wali yang lebih tinggi dari engkau di masa
yang akan datang. Karena doa engkau, keteguhan dan berkat-berkat engkau, akan menjauhkan segala
kesusahan dan penderitaan orang-orang. Doa engkau akan menjadi penyebab hujan bagi orang-orang
yang kelaparan, menumbuhkan tanam-tanaman serta kebun-kebun yang kering dan gersang menjadi
B
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
11
Tetapi dalam bukunya yang kedua, Tulisan tentang Dasar-dasar Penanfiran, seolah-olah
Sayyid Sahib tidak menganggap takdir sebagai sesuatu yang berguna, karena beliau mengatakan
bahwa segala sesuatu yang berada di dunia ini dianggap sebagai sesuatu yang berdiri sendiri (sui
generis), seolah-olah semua benda itu telah keluar dari kekuasaan Allah Swt. dan Dia tidak
memiliki kekuasaan untuk mengubahnya. Seolah-olah Tuhan-nya Sayyid Sahib adalah Tuhan
yang kekuasaan-Nya terbatas pada suatu bidang saja. Kekuasaan-Nya untuk ikut campur dan
menentukan di alam ini hanya ada pada masa lalu, sekarang tidak ada lagi.
Keadaan yang berlaku pada benda-benda semuanya bukan merupakan takdir-Nya, melainkan
merupakan khasiat dan pembawaan benda-benda itu sendiri, tanpa ada campur tangan dari
kudrat Ilahi. Jika Tuhan tidak dapat mengubah khasiat pada benda-benda, maka khasiat-khasiat
itu tidak dapat disebut takdir Ilahi, sebab khasiat-khasiat itu tidak mungkin diubah-Nya
kembali.
Takdir mewajibkan adanya Muqadir (Wujud yang menakdirkan) yakni Wujud yang bebas
untuk menentukan. Jadi jelas, jika di dalam khasiat benda-benda itu tidak ada kekuasaan Tuhan
sedikitpun maka bagaimana bisa dikatakan bahwa semua itu merupakan takdir-Nya? Jika masih
berada dalam kekuasaan Tuhan berarti khasiat benda-benda itu bisa tetap berubah sesuai
dengan kehendak Ilahi.
Pendeknya, Sayyid Sahib dalam bukunya yang kedua benar-benar menghilangkan
Kekuasaan hakiki Muqadir (Wujud yang menakdirkan) atas benda-benda, sehingga menurut
kepercayaan Sayyid Sahib benda-benda itu sama sekali tidak terpengaruh lagi oleh keinginan
dan kehendak Allah Swt.. Keadaannya sama seperti hak-hak penyewa turun-temurun, yang
diberikan oleh orang-orang Inggris kepada mereka, yakni pemilik tanah tidak mempunyai hak
untuk memperlakukan seenaknya, dan tidak mempunyai hak untuk mengontrol keadaan diri
mereka.
Dengan penyewa yang turun-temurun inilah Sayyid Sahib menyamakan benda-benda di
bumi, seperti api, air dan lain-lain. Bahkan menurut Sayyid Sahib hukum takdir lebih kejam dari
hukum Inggris, karena seandainya penyewa tidak berhasil membayar lunas pajak penghasilan
bagaimana pun kecilnya -- selama satu tahun, maka hak dia dapat ditiadakan tetapi, Sayyid
Sahib benar-benar menghabiskan (menghilangkan) hak-hak Pemilik, yakni Tuhan, dan ini
merupakan aniaya besar.

7 Kriteria Penafsiran Alquran Yang Benar


hijau. Segala macam kekhawatiran, kesusahan, bahkan kesulitan raja-raja akan hilang sirna karena
doa-doa engkau.
Tangan-tangan kudrat akan selalu bersama-sama engkau, ke mana saja bergerak ke situlah engkau akan
bergerak, suara abadi akan selalu membimbing engkau, apa saja yang engkau katakan adalah
perkataan Tuhan dan akan diberkati, engkau akan duduk mewarisi ilmu orang-orang suci sebelum
engkau. Engkau akan menguasai tatanan semesta ini, keinginan dan doa-doa engkau akan membawa
perubahan dalam tatanan alam ini. Jika engkau menghendaki kehancuran benda-benda yang ada atau
menghendaki benda-benda yang tidak ada, maka semuanya akan terjadi sesuai dengan kehendak
engkau. Mukjizat-mukjizat akan terjadi di tangan engkau, engkau akan di anugerahi ilmu-ilmu rohani
dan rahasia-rahasia ghaib. Semua ini adalah anugerah dan pemberian Allah Swt., dan, rahasia-
rahasia ilmu rohani dan makrifat-makrifat ajaib yang engkau akan dianggap patut menerimanya akan
dianugerahkan kepada engkau.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
12
Sayyid Sahib telah mengundang lawan debatnya untuk menyebut satu persatu kriteria yang
benar sebagai landasan untuk menafsirkan Alquran. Tetapi, di sini saya perlu sedikit berkhidmat
kepada Sayyid Sahib, semata-mata terdorong oleh keinginan menunjukkan jalan kepada orang
yang sesat, dan hal ini saya anggap sebagai kewajiban. Maka, ketahuilah bahwa:
1. Kriteria pertama untuk penafsiran yang benar adalah Alquran sendiri. Harus dicamkan
benar-benar bahwa Alquran tidak seperti buku-buku lainnya yang memerlukan kesaksian
buku lain untuk membuktikan kebenarannya. Alquran adalah suatu bangunan kokoh serta
sempurna bentuknya, setiap batu-batanya terletak pada posisinya masing-masing.
Memindahkan satu saja dari batu-batanya akan mengganggu susunan bangunan itu secara
menyeluruh. Tidak ada suatu kebenaran yang tidak ditunjang oleh paling sedikit 10 atau 20
kesaksian yang terdapat di dalam Alquran sendiri.
Oleh karena itu, jika kita mengartikan satu ayat Alquran maka kita harus melihat apakah di
tempat lain ada ayat Alquran mengukuhkan arti itu atau tidak. Apakah ayat-ayat yang lain
menunjang dan memberi kesaksian atas kebenaran arti itu atau tidak. Jika ayat-ayat lain tidak
menunjang dan tidak memberikan kesaksian atas kebenaran arti itu -- bahkan menentangnya
-- maka tidak ada jalan lain bagi kita selain menolak arti yang pertama itu, dan menganggap
arti itu salah sama sekali. Karena satu hal yang tidak mungkin di dalam Alquran ialah adanya
pertentangan di antara satu ayat dengan ayat yang lain. Tandanya bagi arti yang benar ialah
ayat-ayat Alquran yang lainnya mendukung dan mengukuhkannya.
2. Kriteria yang kedua adalah tafsir dari Rasulullah sendiri tidak diragukan lagi bahwa
orang yang paling mengerti dan paham akan maksud Alquran adalah Nabi besar kita,
Hadhrat Rasulullah saw. Jika satu arti dari ayat Alquran terbukti diartikan oleh Rasulullah
saw. maka kewajiban seluruh orang Islam untuk menerima arti itu tanpa keraguan dan
keseganan sedikitpun. Jika dia tidak mau menerima tafsir dan arti yang diberikan oleh
Rasulullah saw. maka ia akan menderita karena kekurangan iman dan kecintaan yang
berlebih-lebihan terhadap filsafat dunia.
3. Kriteria ketiga adalah tafsir yang diberikan para sahabat r.a.. Tidak diragukan lagi
bahwa para sahabat r.a. merupakan pewaris utama dan pertama dari nur ilmu-ilmu nubuwat
Rasulullah saw.. Merekalah yang menerima cahaya rohani dari Rasulullah saw., juga
karunia Allah Swt. yang besar menyertai mereka. Dalam memahami Alquran Allah
Swt. selalu menolong kekuatan faham mereka, mereka tidak hanya membaca dan bicara,
tetapi ajaran Alquran telah menjadi darah daging mereka, dan mereka memiliki pengalaman
rohani.
4. Kriteria keempat adalah merenungkan isi Alquran dengan nafs (jiwa) sendiri yang
telah mencapai kesucian, sebab nafs (jiwa) yang suci mempunyai keserasian dengan
Alquran seperti yang difirmankan Allah Swt.. `L.l | ..., (tidak seorang pun
bisa menyentuh Alquran kecuali orang-orang yang disucikan -(Qs.56:80), yakni ilmu
hakikat dan makrifat Alquran, akan terbuka bagi orang-orang yang hatinya bersih dan suci,
karena antara kesucian hati dan kehalusan ilmu makrifat Alquran mempunyai hubungan
yang erat satu sama lain, dia akan mengenalnya, merasakannya, dan hati nuraninya akan
mengatakan, Inilah arti yang benar.
Cahaya hati nuraninya merupakan batu-ukuran yang keras (kuat/kokoh) untuk menguji mana
yang benar mana yang salah, dan merupakan satu alat (sarana) untuk mencapai kebenaran
Alquran. Oleh karena itu janganlah seseorang dengan sombong dan takabur mengaku-ngaku
dirinya berpura-pura sebagai ahli Alquran, sebelum dia melewati jalan lurus dan sempit yang
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
13
telah dilalui para nabi sebelumnya, dan sebelum dia mempunyai pengalaman-pengalaman
rohani. Jika ia tidak memperhatikan hal itu maka tafsirnya akan menjadi tafsir birrayi
(penafsiran berdasarkan pendapatnya sendiri) yang dilarang oleh Rasulullah saw.
Man fassaral-qur-aana biraa-yihii fa-ashaaba faqad akhthaa-u (.Arab.)
Barangsiapa menafsirkan Alquran dengan pendapatnya sendiri sekali pun betul dalam
pandangannya maka sungguh (tetap) dia melakukan kesalahan.
5. Kriteria kelima adalah bahasa Arab sendiri, sebagai bahasa yang dipergunakan dalam
Alquran. Ini juga satu batu ujian, meskipun kita tidak perlu mempergunakannya dengan
seksama (berlebihan?), karena kata-kata Alquran sendiri cukup untuk mengartikan ayat-ayat
lain. Jadi, tidak perlu untuk menyelidiki ilmu lughat (kamus) Arab, namun pengetahuan
tentang bahasa Arab memang dapat menambah pengertian, bahkan adakalanya dengan
menggali ilmu bahasa akan mendorong untuk mengenal rahasia Alquran yang tersembunyi.
6. Kriteria keenam adalah untuk memahami tatanan nizam rohani diperlukan pula
memahami tatanan nizam jasmani, karena di antara kedua tatanan nizam Allah Swt. ini
terjadi hubungan kebersamaan dan selaras.
7. Kriteria ketujuh adalah wahyu para wali, orang suci, dan mimpi serta kasyaf para
muhadditsin
2
. Kriteria ini seolah-olah mencakup seluruh kriteria, karena penerima wahyu
muhaddatsah merupakan refleksi yang benar dari Rasulullah yang dianutnya.

2
) Dalam salah satu bukunya Sayyid Sahib menyatakan bahwa wahyu tidak merupakan kriteria untuk
membuktikan suatu kebenaran, dan memang beliau tidak bersedia mengakuinya. Hal ini tidak lain karena
Sayyid Sahib tidak memandang wahyu nubuwwat (wahyu kenabian) dan wahyu walayat (wahyu
kewalian) dengan pandangan hormat sebagaimana mestinya, tetapi menganggapnya sebagai pembawaan
alamiah manusia. Alangkah baiknya di sini untuk menyinggung sedikit pandangan Sayyid Sahib tentang
wahyu:
Pertama-tama, satu kesalahan besar sekali yang bisa menyesatkan manusia, menganggap wahyu
yang datang dari Allah Swt., melainkan hanya merupakan pembawaan atau keahlian yang diberikan
oleh alam kepada manusia. Adalah nyata bahwa alam telah memberikan kepada manusia semua
pembawaan ini, yakni bermacam-macam keahlian seperti kemampuan dan bakat. Misalnya sebagian
orang lebih cenderung dan berbakat pada matematika, sebagian lagi pada ilmu kedokteran, dan
sebagian lagi pada ilmu logika dan ilmu kalam (ilmu tata cara pembahasan).
Tetapi, memiliki bakat dan kemampuan dalam satu bidang tidak cukup untuk membuat dia betul-
betul ahli dalam bidang itu. Bakat dan kemampuan masih tetap terpendam sebagai suatu potensi
sampai pada suatu saat ia akan keluar dan berkembang atas bimbingan sang guru. Menjadi ahli
matematik, menjadi ahli ilmu alam ahli ilmu Al-jabar setelah bakat dan kemampuan yang terpendam
tadi dilatih dan diasuh oleh para guru. Seorang Guru yang bijaksana akan terus memberikan semangat
kepada muridnya yang berbakat itu untuk terus belajar dan berlatih dalam bidang yang sesuai
dengan bakatnya itu. Seperti dikatakan oleh seorang penyair :
Setiap orang di lahirkan
Dengan pembawaannya masing-masing
Kecenderungannya
Ditanamkan alam dalam dirinya sebagai fitrat
Pendidikanlah yang mempengaruhi semua bakat alamiah yang terpendam itu, yang akan
berkecambah dan mekar dan memperlihatkan potensinya. Setelah melalui pendidikan, maka bakat-
bakat alamiah, kemampuan yang di berikan oleh alam akan berkembang dan memperlihatkan
kemampuannya, barulah pada tahap berikutnya hal-hal yang semula sukar di mengerti dan halus dari
ilmu itu akan timbul di dalam dirinya. Dan hal-hal baru yang Allah Swt. tanamkan dalam pikirannya
bisa dikatakan inspirasi atau ilham, karena segala sesuatu yang baru dan ide yang berguna
dimasukkan ke dalam pikiran oleh Allah Swt.. Bukankah Tuhan berfirman :
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
14

!.>! !>>' !1.
Artinya: maka Dia mengilhamkan pada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaannya (91:9)
Yakni, baik pikiran yang jahat maupun yang baik yang terlintas dalam pikiran manusia semuanya
datang dari Tuhan sebagai ilham. Orang-orang yang baik karena memiliki tabiat atau fitrat yang baik,
akan keluar juga hal-hal yang baik dari mulutnya, begitu pula sebaliknya orang-orang yang jahat
karena memiliki tabiat yang jahat, tidak akan aneh jika dari mulutnya keluar hal-hal yang tidak baik.
Perbedaan ini semata-mata karena perbedaan bakat, fitrat dan pembawaan alamiah. Bakat dan
pembawaan alamiah inilah yang menimbulkan tulisan karya-karya agung dan pidato-pidato yang
berguna, dan kemampuan serta bakat yang buruk memproduksi karangan-karangan serta karya-karya
jahat dan tidak suci.

Perbedaan Wahyu Ilahi Dengan Inspirasi

Yang jadi persoalan sekarang, apakah asal hakikat dari wahyu nabi-nabi pun serupa dengan itu?
Apakah wahyu-wahyu itu juga asalnya dari pembawaan alamiah yang ditanam dan dikembangkan
melalui latihan bisikan kalbu? Jika demikian keadaannya, kita menjerumuskan diri sendiri ke dalam
kesukaran besar.
Seandainya wahyu dan ilham nabi-nabi itu berasal dari pembawaan alamiah maka bagaimanakah kita
bisa membedakan nabi-nabi dan rasul-rasul dengan orang-orang yang dikatakan juga memperoleh
inspirasi dan ilham? Mungkin Sayyid Sahib akan mengatakan bahwa memang ada semacam wahyu yang
merupakan kata-kata yang dapat dikatakan atau diucapkan dengan lisan seperti Alquran.
Saya rasa, saya mengerti dan memahami cara Sayyid Sahib mengemukakan alasannya. Wahyu secara
lisan yang beliau yakini berbeda dengan wahyu lisan yang kita percayai. Pada umumnya inspirasi atau
timbulnya ide-ide itu melalui bisikan kalbu, biasanya berupa kata-kata dan artinya biasanya tidak lepas
dan terpisah dari kata-kata.
Coba perhatikan perbedaan antara Alquran dan hadits, karena adanya perbedaan itulah kita tidak bisa
mengatakan bahwa sumber kata-kata dalam hadits sama dengan sumber kata-kata dalam Alquran.
Alquran berasal dari Sumber yang lain dan hadits dari sumber yang lain yang berbeda pula. meskipun
jika ditinjau menurut pengertian umum tentang ilham dan inspirasi, kedua-duanya -- yaitu Alquran dan
hadits -- berasal dari Tuhan juga. Pandangan kami dikuatkan oleh ayat Alquran di bawah ini:
!. _L., _s _>
Artinya: Dan tidaklah apa yang diucapkan itu menurut kemauan nafsunya. (Qs.52:4).
Sekali lagi di sini kami ingin mengingatkan kembali, bahwa segala macam inspirasi --bagaimana pun
bentuknya -- selalu disertai dengan kata-kata. Misalnya seorang penyair yang sedang merenung satu bait
dalam syairnya. Jika ada inspirasi dalam pikirannya maka inspirasi tentu dengan kata-kata, tidak
mungkin tanpa kata-kata.
Sekarang, setelah persoalannya menjadi jelas bahwa ahli-ahli filsafat, ahli tasawuf dan penyair juga
sering mendapatkan inspirasi dari Tuhan -- inspirasi yang berbentuk kata-kata atau ilham lisan dalam
arti yang lebih luas -- demikian pula orang-orang suci serta orang-orang jahat dua-duanya di anugerahi
pembawaan yang sama sesuai dengan fitrat alamiah masing-masing. Mereka selalu mendapat inspirasi
sesuai dengan pembawaan masing-masing, misalnya orang yang menemukan kereta api, jika dia
mendapatkan inspirasi yang serupa untuk menemukannya, begitu juga orang yang menemukan listrik,
maka dengan demikian keberatan terhadap pandangan kami itu akan jatuh (berlaku/mengena) pula
terhadap pendapat Sayyid Sahib.
Kalau Sayyid Sahib mengatakan bahwa sifat inspirasi yang datang kepada nabi-nabi, ahli ilmu
pengetahuan, orang yang beriman dan orang-orang kafir pada prinsipnya sama, tetapi inspirasi pada
nabi-nabi dan rasul-rasul selalu benar adanya, maka jawaban demikian akan memaksa Sayyid Sahib
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
15

untuk mengakui, bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan antara wahyu-wahyu dan inspirasi yang
datang kepada nabi-nabi, dengan catatan inspirasi nabi-nabi selalu bebas dari kesalahan, sedang
inspirasi Aristoteles, Plato dan ahli filsafat lainnya tidak lepas dari kesalahan.

Wahyu Nabi-nabi Murni Kalam Ilahi &
Cara Wahyu Ilahi Turun

Pengakuan (pendapat) semacam ini sama sekali tidak berdasar, bahkan tidak bisa dibuktikan dengan
dalil, karena jika demikian maka kita harus mengakui bahwa sebagian besar nasihat yang baik, hal-hal
yang baik tentang akhlak yang terdapat dalam buku ahli filsafat yang bersih dari kesalahan -- yang
selaras dengan Alquran -- semuanya merupakan kalam Ilahi, sama derajat dan sifatnya dengan Alquran
yang merupakan kalam Illahi.
Kalau benar demikian, maka tulisan ahli filsafat yang mengandung kesalahan dapat dikatakan
sebagai satu kesalahan pertimbangan, seperti pula halnya para nabi yang juga ada kalanya ijtihad mereka
tidak luput dari kesalahan biasa terjadi pada para nabi, sehingga dengan dasar ini ahli filsafat atau malah
orang-orang kafir bisa disamakan dengan nabi-nabi.
Sekarang, jelaslah paham yang membahayakan semacam ini merusak kepercayaan Islam sejati.
Hampir saja iman Sayyid Sahib akan rusak dan sia-sia karenanya, malah mungkin suatu waktu Sayyid
Sahib akan mengatakan bahwa inspirasi ahli filsafat seperti Newton, dll. lebih tinggi derajatnya daripada
wahyu Ilahi.
Sayang, seandainya Sayyid Sahib menjadikan Alquran sebagai batu ujian untuk memahami arti
Alquran, niscaya dia akan selamat dari jurang kehancuran. Alquran tidak pernah menggambarkan dan
menerangkan wahyu-wahyunya sebagai mata air yang keluar dari dasar bumi, tetapi Alquran selalu
memisalkan wahyu-wahyunya sebagai hujan yang turun dari langit.
Kalau saja Sayyid Sahib menanyakan kepada orang yang pernah mengalami menerima wahyu: Apa
wahyu itu dan bagaimana turunnya? Tentu beliau akan selamat dari kesalahan ini. Tetapi karena persepsi
yang salah ini yang beliau sebarkan, sehingga Sayyid Sahib telah merusak dan menghancurkan sebagian
besar iman orang-orang Islam, menjadikan mereka orang-orang atheis (tidak bertuhan) dan agnostic
(tidak percaya adanya Tuhan maupun akhirat). Beliau telah menurunkan derajat dan martabat wahyu
nubuwat (kenabian), menyamakannya sebagai pembawaan alamiah dan inspirasi, karena itu tidak ada
perbedaan antara orang beriman dan orang kafir, semuanya sama kalau ditinjau dari sudut itu.
Pada saat ini, demi Allah, saya hanya ingin menyampaikan pengalaman pribadi saya sendiri mudah-
mudahan Allah Swt. menurunkan rahmat dan karunia-Nya kepada Sayyid Sahib. Yang terhormat Sayyid
Sahib! Saya bersumpah dengan nama Allah Yang Agung atas kebenaran ini, bahwa wahyu Ilahi turun di
atas (ke dalam) hati manusia sama keadaannya seperti sinar matahari jatuh menimpa dinding. Hal ini
saya alami tiap hari.
Pada saat dimana wahyu Ilahi akan mulai turun, hal pertama yang terjadi pada diri saya ialah
keadaan setengah tidur, dalam keadaan demikian saya merasakan diri saya seolah- olah bukan diri saya
lagi, meskipun saya tetap mempunyai perasaan, daya-tangkap (daya penginderaan? serta kesadaran,
tetapi saya merasa bahwa ada satu Zat Yang Maha kuat menguasai diriku sepenuhnya, dan saya merasa
wujud saya dengan segala pembuluh darahnya ada di dalam genggaman-Nya, dan segala yang ada pada
saya semuanya menjadi milik-Nya.
Jika telah mencapai tahap demikian maka pertama-tama Allah Swt. menampakan di hadapan mata
saya segala pikiran saya yang Dia hendak menyinarinya dengan Nur kata-kata-Nya. Misalnya, tentang
Zaid yang sedang sakit, terlintas dalam pikiran saya apakah dia akan sembuh atau tidak? Dengan tiba-
tiba sepotong Kalam Ilahi jatuh turun seperti sebuah sinar, dan acap kali seluruh badan saya bergetar
dengan jatuhnya kalam Ilahi itu.
Sesudah berlalunya persoalan ini, pikiran kedua datang, bersamaan dengan pikiran itu jatuh pula
seberkas sinar Kalam Ilahi. Begitu seterusnya, seolah-olah seorang pemanah melepaskan anak panahnya
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
16

ke suatu sasaran secara berturut-turut. Aku merasakan di saat itu bahwa silsilah (rangkaian) semacam itu
timbul dari pembawaan alamiah, tetapi Kalam (perkataan) yang jatuh di atasnya datang dari Allah Swt..
Benar, bahwa setelah berfikir, inspirasi biasa pula datang pada seorang penyair, tetapi kedua-duanya
tidak bisa disamakan. Mensejajarkan wahyu Ilahi dengan inspirasi yang timbul pada seorang penyair
adalah suatu yang kurang ajar dan tidak hormat. Inspirasi penyair adalah usaha yang keras dan olah daya
pikir. Jika inspirasi datang dia tetap dalam keadaan sadar diri dan tetap dalam batas-batas manusia biasa,
baik pikiran maupun jasmaninya, tetapi wahyu Ilahi datang ketika semua wujud si penerima berada
dalam keadaan kekuasaan Tuhan, meskipun dia tetap sadar, tetapi semua kesadaran, indera dan seluruh
anggota badan ada dalam keadaan genggaman-Nya. Seolah olah lidah bergerak tidak atas kemauannya
melainkan atas kehendak Zat Yang Mahakuat yang menggerakkannya. Keadaan semacam ini yang saya
terangkan tadi membuat jelas perbedaan antara inspirasi manusia dan wahyu Ilahi.
Terakhir, aku berdoa ke hadhirat Ilahi, semoga pikiran naturalistis yang tertutup ini dicuci bersih dari
setiap hati orang-orang Islam sampai tidak meninggalkan bekas sedikitpun, karena berkat-berkat Islam
tidak akan jelas kelihatan oleh mata sebelum asap naturalisme hilang sirna dari pandangannya.

Hai pemuja hukum lahirlah,
Betapa besar duka cita yang engkau bawa pada kami
dari segala penjuru bahaya datang, hasil pekerjaan tangan engkau!
Siapa yang memilih jalan engkau yang serong
tidak pernah kembali pada jalan yang benar.
Ketika aku selidiki dengan cermat, musibah yang terjadi ini
hanyalah musibah, yang kita buat sendiri,

Kita telah lepaskan ajaran Alquran
dan sejak hari itulah bencana-bencana mengelilingi kita
Pada dasarnya tiada kesalahan dalam ilmu hukum alam,
namun karena salah kaprah
keimanan suram dan hilanglah cahaya pengertian kita

Mereka mengerubuti setitik air, menjauhkan samudera yang terhampar
mereka mentertawakan hari akhirat, surga, hari pembalasan dan hari pengumpulan.
sambil mengatakan, Hal ini di luar akal sehat manusia!
Dan jika disebutkan, tentang malaikat mereka mengatakan:
Ini di luar akal sehat manusia!

Oh Sayyid Sahib, Pemimpin Rasionalis!
Awaslah, waspadalah kaki engkau tidak di atas jalan yang benar.
Dalam senja hidup engkau, gerangan apakah yang menguasai pikiran engkau?
Pergilah dan bertobat, jalan ini bukan jalan kesucian.

Aku khawatir dengan mengikuti faham ini,
mungkin pada suatu hari engkau akan menyatakan:
Faham tentang Tuhan juga suatu yang sia-sia.
Wahai sang pemimpin, sadarilah!
Membiarkan daya pikir menilai karya-karya Ilahi tanpa kendali
merupakan semacam kegilaan.

Gerangan apa yang engkau peroleh,
dengan merenung secara bebas?
Duduklah sebentar,
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
17
8. Muhaddats & Nabi
9.
10. Muhaddats melakukan peranan seorang nabi dan ia diberi semua sifat dan hal-hal yang
diberikan kepada seorang nabi, kecuali sifat kenabian, dan dia tidak membawa peraturan
(syariat) baru, dan akan diperlihatkan kepadanya ajaran yang benar. Tidak hanya itu saja,
bahkan semua hal-hal yang terjadi pada Rasulullah saw. juga terjadi pada dia sebagai suatu
karunia dan rahmat Ilahi. Dia tidak bicara secara spekulasi melainkan atas dasar pengetahuan
dan pengalaman, dia bicarakan sesudah melihat dan mendengar.
Jalan untuk melihat karunia dan mendengar ucapan Tuhan ini masih tetap terbuka bagi umat
Rasulullah saw.. Tidak mungkin tiada pewaris hakiki dari beliau saw.. Siapakah yang bisa
menjadi ahli warisnya? Bukankah hamba dunia yang tertarik akan gemerlapan dunia hidup
mencari ketenaran saja?
Janji Tuhan sangat jelas dalam hal ini, bahwa orang-orang yang bersih hatinya sajalah yang
akan dianugerahi ilmu suci rohani sebagai pewaris nabi-nabi. Adalah penghinaan terhadap ilmu
suci itu jika setiap orang mendakwakan diri sebagai pewaris nabi, padahal dia terjerumus ke
dalam lumpur keduniaan. Dan juga merupakan suatu kebodohan besar untuk mengingkari akan
adanya (keberadaan?) wujud-wujud ilmu rohani nabi-nabi, dan mempercayai bahwa rahasia
nubuwwat hanyalah merupakan kisah di masa lampau, sekarang tidak ada lagi di hadapan kita,
dan suatu yang tidak mungkin untuk mendapatkannya dan tidak ada contoh tentang hal itu.
Jika keadaannya demikian, maka Islam tidak bisa dikatakan sebagai agama yang masih
hidup, tetapi Islam akan merupakan agama mati seperti agama-agama lainnya, dan masalah
kenabian juga merupakan kisah umat Allah yang masa lalu saja. Allah Swt. tidak menginginkan
demikian, karena Dia tahu bahwa bukti kebenaran Islam sebagai agama hidup, dan haqiqat
nubuwwat yang meyakinkan akan terus diperlukan. Demikian pula bukti yang membungkam
mulut orang yang selalu mengingkari wahyu pada setiap zaman akan tetap muncul. Silsilah
(rangkaian) ini akan berlangsung dalam bentuk muhaddatsiyah, dan demikianlah yang Dia
perbuat.
Siapakah orang-orang muhaddatsiyah itu? Mereka ialah orang-orang yang menerima wahyu
Ilahi, pikiran dan jiwa mereka serupa dengan pikiran dan jiwa nabi-nabi. Mereka merupakan
tanda hidup bagi sifat-sifat kenabian yang ajaib, supaya masalah turunnya wahyu yang sangat
halus ini jangan hanya tinggal merupakan kisah saja pada setiap zaman. Dan satu kesalahan
besar jika berpendapat bahwa para nabi wafat begitu saja tanpa meninggalkan ahli waris, dan
berbicara tentang hal itu hanyalah berbicara tentang hal yang mati dan tiada.
Bahkan pewaris rohani dari para nabi terus lahir pada setiap 100 tahun sesuai dengan
keperluan. Dan untuk abad ini Allah Swt. telah mengutus hamba yang lemah ini untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah merusak ke dalam kepercayaan umat Islam

waktu ini bukanlah untuk melawan dan berontak

Hai hamba!
Carilah ilmu hakiki dari Tuhan
Rahasia Tuhan tidak murah dan gampang
untuk mencapainya.




Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
18
pada zaman ini. Kesalahan-kesalahan tersebut tidak bisa dilenyapkan tanpa karunia khas Allah
Swt., supaya bukti-bukti adanya Tuhan Yang Hidup tetap ada bagi orang-orang yang ingkar,
juga kebesaran, keagungan, serta hakikat Islam dapat dibuktikan dengan tanda-tanda Ilahi yang
segar, semua ini tetap berlangsung. Makrifat-makrifat Alquran tetap tampak, keindahan,
kehalusan dan kebenaran yang dalam Alquran terus terbuka, tanda-tanda langit, mukjizat-
mukjizat terus tampak. Keindahan berkat-berkat dan nur (cahaya) Islam di dunia ini sekali lagi
diperlihatkan Tuhan.
Biarlah orang-orang mempunyai mata untuk melihatnya, biarlah orang yang mempunyai
sedikit kecintaan kepada Allah Swt. dan Rasulnya datang mencoba, dan biarlah dia masuk
dalam Jemaat yang Dia ridhai, Jemaat yang dasarnya (landasannya) diletakkan sendiri oleh
Allah Swt.. Mengatakan bahwa jalan (pintu) wahyu Ilahi telah tertutup dan tidak akan ada lagi,
doa-doa tidak dikabulkan lagi, ini hanyalah jalan kehancuran dan bukan jalan keselamatan.
Jangan sekali-kali menolak rahmat Tuhan. Bangkitlah dan cobalah. Jika kamu menemukan
dia yang sedang berbicara ini hanya seorang biasa, dengan pengertian dan akal biasa,
mengatakan hal-hal yang biasa janganlah menerimanya. Tetapi jika kamu menemukan sesuatu
yang luar biasa padanya, serta menyaksikan sinar dari tangannya yang senantiasa telah
menampakan diri dalam wujud-wujud yang membela haq (kebenaran) dan menerima Kalam
Ilahi (wahyu Ilahi), maka tidak ada jalan lain bagi kamu selain menerimanya.
Ingatlah, bahwa karunia Allah Swt. yang paling besar kepada hambanya ialah Dia tidak
menghendaki Islam sebagai agama yang mati seperti agama-agama lainnya. Tetapi Dia tetap
menginginkan Islam sebagai suatu kepercayaan yang memberikan keyakinan, mengalirkan ilmu-
ilmu Ilahi dan selalu siap siaga melawan orang-orang yang mengingkari serta orang-orang yang
berusaha memperkecil dan mengurangi martabatnya.
Coba perhatikan! Jika bertemu orang-orang yang mengingkari wahyu nubuwwat (kenabian)
dan mengatakan bahwa wahyu hanyalah khayalan belaka, bagaimana kamu dapat menutup
mulutnya selain mengemukakan contoh orang yang menerima wahyu itu sendiri? Tidak ada
dalil lain selain dari itu.
Apakah itu suatu kabar gembira ataukah kabar buruk bahwa berkat-berkat samawi hanya
beberapa tahun saja tinggal di dalam Islam, kemudian sumber mata airnya kering dan menjadi
agama mati, tanpa bisa memberikan kehidupan lagi? Inikah tanda sebuah agama yang benar?

Pentingnya Keberadaan Sarana Perantara &
Persamaan Wahyu Dengan Aliran Listrik

Pendeknya, inilah kriteria-kriteria penafsiran yang benar, dan tidak ragu lagi bahwa banyak
penafsiran Sayyid Sahib tidak memenuhi syarat kriteria yang tujuh ini. Namun bukan maksud
kami di sini untuk mengajukan keberatan-keberatan mengenai karya beliau. Sayyid Sahib
merasa sangat bangga mengenai hukum kudrat, namun hukum itu beliau lupakan dalam tafsirnya.
Misalnya, menurut beliau wahyu hanyalah merupakan pembawaan alamiah, lain tidak. Antara
si penerima dan Tuhan tidak ada malaikat sebagai perantara. Betapa bertentangannya paham ini
dengan hukum alam dari Tuhan. Dengan nyata kita melihat bahwa untuk perkembangan jasmani
kita memerlukan perantara dari langit. Allah Swt. telah menundukkan bulan, matahari dan
bintang-bintang untuk faedah kita. Limpahan-limpahan dari Zat, mata rantai dari segala sebab
sampai kepada kita melalui perantara-perantara dan sarana-sarana.
Memang semua kebajikan dan kebaikan itu datang dari Allah Swt., Penyebab dari segala
sebab-sebab, namun hal itu tidak begitu saja sampai kepada kita tanpa perantara. Misalnya mata
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
19
kita menerima cahaya, memang cahaya itu datang dari Tuhan tetapi cahaya sampai pada kita
melalui matahari, dan mataharilah sebagai perantara. Kita tidak melihat satu bendapun dalam
nizam jasmani ini -- yang Tuhan anugerahkan kepada kita dengan Tangan-Nya sendiri -- tanpa
melalui perantara.
Semua benda sampai kepada kita melalui zat perantara. Organ pengertian, akal, dan
pikiran kita tidak sempurna, tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan, tidak seperti konsep
pemikiran Sayyid Sahib tentang pembawaan alamiah dari wahyu. Mereka tetap memerlukan
pendorong dan perangsang dari luar seperti matahari. Oleh karena itu apa yang dikatakan
Sayyid Sahib tidak selaras dengan dunia lahiriah.
Di samping itu, kesaksian dari pengalaman-pengalaman yang merupakan kesaksian yang
paling kuat, menolak dengan sangat pandangan Sayyid Sahib. Hamba yang lemah ini sekarang
sudah 11 tahun lamanya dianugerahi untuk menerima wahyu Ilahi. Saya tahu benar dengan
seyakin-yakinnya bahwa wahyu turun dari langit. Seandainya ia dimisalkan dengan salah satu
benda dunia maka hampir serupa dengan aliran listrik yang kuat, yang selalu memperlihatkan
perubahan-perubahan yang di alaminya.
Saya melihat di saat wahyu yang turun kepada saya sebagai wahyu wali-wali, saya merasa
satu kekuatan dari luar yang menguasai diri saya, dan kadang-kadang begitu hebatnya
kekuatan itu menarikku ke dalam kekuatannya, sehingga kekuatan rohani betul-betul
menguasai diriku dan terserap ke dalam kekuatan-Nya yang tidak tertahankan. Dalam saat-saat
itulah aku mendengar kalam (kata-kata) Allah Swt. dengan jelas dan terang.
Kadang-kadang saya melihat malaikat
3
dan saya merasakan, melihat keagungan serta
pengaruh dari kejadian itu. Kadang-kadang kabar yang saya terima berhubungan dengan hal-
hal gaib. Sumber kejadian itu dari luar, yang bisa membuktikan adanya Wujud Tuhan.
Mengingkari hal ini berarti mengingkari kebenaran yang jelas dan nyata.
Sudah sepatutnya Sayyid Sahib menerima kebenaran ini sebelum saat kematian datang.
Sungguh mengherankan sekali, beliau melihat nizam lahiriah tetapi menolak keselarasan antara
nizam jasmani dan rohani. Apakah beliau tidak mengerti bahwa Allah Swt. menjadikan
nizam jasmani sedemikian rupa, sehingga sinar matahari jatuh pada kita dari langit, dan Sumber
Hakiki -- Penyebab segala-galanya -- menurunkan pengaruhnya yang berguna untuk kekuatan
jasmani kita: akal, pikiran dan lain-lain melalui perantaraan langit.
Bukan kebiasaan-Nya memberikan anugerah-Nya kepada kita tanpa melalui perantara.
Kalau demikian halnya bagaimana Allah Swt. memutuskan kita dari silsilah perantara (media)
ini dalam nizam rohani kita? Apakah kita betul-betul terputus secara jasmani dari silsilah ini,
ataukah kita terikat oleh serentetan perantara-perantara yang sampai kepada kita melalui hukum
sebab dan akibat? Apakah tidak ada media (perantara) jasmani dalam nizam (tatanan) jasmani?
Tentu saja ada. Nizam (tatanan) alam mempunyai pengaruh kepada kita melalui silsilah
penyebab yang sampai kepada kita dimulai dari Penyebab Utama, yakni Tuhan.
Untuk mempelajari lebih dalam tentang hal ini colalah lihat buku kami Taudhih-i-Maram
dan Ainah-i-Kamalati Islam, terutaman tentang malaikat. Konsep Islam tentang malaikat
yang terinci bisa ditemui dalam buku yang terakhir, suatu pembahasan semacam itu tidak ada
dalam buku yang lain.
Untuk mengetahui bagaimana konsep Sayyid Sahib tentang Tuhan, cukuplah kita mengetahui
dari perkataannya bahwa Tuhan Yang Maha Menentukan tidak mempunyai kedaulatan dan
kekuasaan pada makhluk-makhluk-Nya. Sayyid Sahib tidak mengetahui bahwa Ketuhanan

3
) Malaikat kadang-kadang bisa dilihat dan adakalanya menyampaikan wahyu dengan perantaraan kalam
(kata-kata) saja.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
20
Tuhan berhubungan erat dengan Kekuasaan-Nya yang sempurna. Kekuasaan baru dapat
dikatakan satu kekuasaan jika mempunyai kekuasaan untuk campur-tangan dalam urusan
makhluk-makhluk-Nya setiap saat. Kekuasaan Tuhan tidak terbatas, Dia-lah Pencipta segala-
galanya.
Peristiwa penciptaan semua makhluk itu bersesuaian dengan sifat-sifat-Nya yang tidak
terbatas. Dia tetap mempunyai kekuasaan dalam Tangan-Nya, kekuasaan yang tidak terbatas
untuk tetap ikut campur dalam kehidupan makhluk-makhluk-Nya, supaya dalam satu saat pun
tidak dapat dikatakan bahwa kekuasaan-Nya sudah tidak berlaku lagi
4
. Kalau seandainya,

4
) Jika kita mengetahui bahwa hikmah-hikmah Tuhan yang tidak terbatas memberikan Dia kekuasaan
yang tidak terbatas untuk ikut campur-tangan dalam jalannya alam yang normal, ini akan menimbulkan
satu keberatan, bahwa kita tidak bisa lagi mempercayai khasiat, pembawaan, dan sifat alamiah benda-
benda yang ada di alam ini. Misalnya, seandainya Tuhan dianggap mempunyai kekuasaan penuh untuk
mengubah sifat-sifat air melalui sebab-sebab yang tersembunyi dalam pengetahuan-Nya, atau membuat
tanah bisa menjadi emas dalam lapisan bumi yang tertentu dengan kekuasaan-Nya, atau sebaliknya, emas
menjadi tanah, tentu dengan kekuasaan yang sewenang-wenang seperti ini semua ilmu alam dan ilmu
pengetahuan akan hancur berantakan.
Jawaban soal tadi ialah, bahwa mempunyai pikiran seperti itu benar-benar salah, karena kita melihat
beratus-ratus perubahan dan pembentukan baru terjadi di alam ini, semua ada dalam hikmah rahasia-
rahasia-Nya yang tidak terbatas. Coba ambil bumi sebagai contoh, perubahan-perubahan dan
pembentukan-pembentukan baru terus berlangsung dan akan terus terjadi, bumi mendapatkan khasiat-
khasiat baru, sesuai dengan itu dia mengeluarkan zat-zat baru. Keluar dari perutnya arsenic, bezoar, batu-
batuan , emas, perak dan permata, semua keluar dari perut bumi tadi. Juga sudah terbukti kadang-
kadang abu turun dari atmosfir bumi.
Apakah dengan keadaan dan perubahan ini ilmu pengetahuan menjadi batil atau terjadi kehebohan
(kekacauan) dalam tertib alam? Kalau engkau mengatakan bahwa Allah Swt. telah memberikan
kemampuan dalam fitrat-fitrat itu sebelumnya, maka jawaban kami ialah kapankah kami mengatakan
bahwa dalam benda-benda itu tidak memiliki potensi untuk mengadakan perubahan dan pembentukan
baru? Mereka semua mempunyai potensi-potensi yang diberikan oleh Allah Swt. sebagai fitrat dan
pembawaan alamiah masing-masing.
Kepercayaan yang benar menuntut kita untuk mempercayai bahwa Tuhan itu Satu dalam Zat-Nya, Dia
menjadikan semua makhluk seperti satu macam untuk menggambarkan Ke-Esa-an Penciptanya. Oleh
karena itulah Allah Swt. karena ke-Esa-an-Nya dan tuntutan Kudrat-Nya (Kekuasaan-Nya) yang tidak
terbatas Dia memberikan potensi (kemampuan) dalam benda-benda untuk mengadakan perubahan,
pergantian dan pembentukan baru.
Hanya satu pengecualian, yaitu ruh-ruh, karena keberuntungannya atau kemalangannya tetap tidak
berubah, mereka mendapat sifat yang lestari di akhirat nanti, seperti yang dijanjikan oleh Allah Swt. !,
., _.> mereka akan kekal di dalamnya (Qs.4:58). Janji Tuhan inilah yang menjadikan ruh-ruh
tidak mengalami pergantian dan pembentukan baru dalam sifat dan pembawaannya. Selain dari itu
semua makhluk tidak lepas dari hukum pergantian ini (law of Change).
Kalau kita perhatikan benar-benar maka tubuh kita juga selalu mengalami pergantian sel dan
pembentukan sel-sel yang baru setiap saat, malah menurut penyelidikan ilmu alam, tubuh kita mengalami
pergantian total 3 tahun sekali. Partikel-partikel lama menghilang, hancur, dan partikel-partikel baru
muncul menggantikannya. Air dan api juga mengalami pergantian, paling tidak 2 cara pergantian terjadi
dalam dua zat ini:
Perubahan yang pertama ialah, sebagian partikel hilang dan sebagian yang baru muncul
menggantikan yang yang hilang.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
21

Perubahan yang kedua ialah, partikel-partikel yang hilang sesuai dengan kemampuannya
mendapatkan wujud-wujud baru dengan sifat-sifat yang baru.
Dunia yang fana (tidak kekal) ini merupakan sebuah adegan pemandangan dari pergantian yang
konstan dan berantai, dan ini merupakan Sunnah Ilahi. Kalau kita perhatikan benar-benar maka
perubahan dan pergantian semua ini dan semua benda-benda yang berubah mempunyai satu Sumber dari
mana mereka mendapatkan sifat alamiah. Tidak seorang ahli kimia yang bisa menguasai betul-betul
tentang ilmu perubahan dan pergantian ini. Allah Swt. Yang Maha Bijaksana tidak membagi rahasia-
rahasia dan arti halus dari ciptaan-Nya kepada seorang pun. Hanya Dia-lah Yang mengetahui rahasia-
rahasia tersebut.
Jika engkau menanyakan apakah benda-benda samawi (langit) juga mengalami perubahan atau
pergantian? Jawaban saya: Ya. Mereka juga berubah mengalami pergantian, bahkan mengalami
kerusakan, meskipun kita tidak tahu bagaimana. Oleh karena itulah pada suatu saat semuanya akan
hancur. Dengan melihat pada pergantian dan pembentukan baru yang terjadi para ribuan benda, kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa tidak satu benda pun yang bisa terlepas dari pergantian dan pembentukan
baru. Engkau baru bisa bicara tentang perubahan langit beserta isinya jika telah menguasai masalah
bumi:
Sudahkah engkau menguasai betul masalah bumi,
sehingga engkau ingin menerbitkan langit?
Pendeknya, jika pergantian dan perubahan dari bermacam-macam benda setiap hari tampak nyata
dan Ke-Esa-an Tuhan pun menuntut bahwa Sumber dari semua benda-benda ini adalah satu adanya, dan
Ketuhanan Allah Swt. yang sempurna pun dapat mantap jika semua partikel di alam ini secara
menyeluruh dikuasai-Nya.
Keberatan yang mengatakan bahwa dengan pergantian dan pembentukan di luar kebiasaan akan
merusakkan tertib alam dan ilmu pengetahuan akan sia-sia, merupakan keberatan salah dan tidak
mempunyai dasar. Apabila kami katakan bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, Dia berkuasa untuk membuat air
bekerja seperti api, atau mengubah sifat api sedemikian rupa sehingga ia bisa berbuat seperti air, ini
tidak berarti bahwa Tuhan tidak akan menggunakan Hikmah-Nya yang tidak terbatas itu, atau tidak akan
menggunakan cara sesuai dengan kudrat alam.
Apa yang kami maksud di sini ialah, jika Tuhan menghendaki api mengerjakan pekerjaan air atau
sebaliknya, Dia mengerjakan itu melalui proses pergantian dan pembentukan baru, yaitu dengan Hikmah-
Nya yang tidak terbatas yang menguasai dan meliputi seluruh partikel di alam ini, walau pun akal kita
menjangkau hal itu atau tidak. Dan jelas, sesuatu yang terjadi dengan Hikmah-Nya tentu tidak akan
merusakan dan menghancurkan ilmu pengetahuan, malah dengan itu ilmu pengetahuan akan bertambah
maju, yakni dengan pengetahuan baru tentang proses pergantian dan pembentukan baru yang terjadi
dalam benda-benda tadi ilmu pengetahuan akan bertambah maju. Coba saja lihat, pembuatan es dari air di
pabrik, atau cahaya dari aliran listrik, adalah kejadian sehari-hari. Apakah dengan kejadian semacam ini
tertib alam dan ilmu pengetahuan akan hancur dan sia-sia?

Mukjizat Para Wali Allah &
Insan Kamil (Manusia Sempurna)

Ada satu hal yang patut disinggung dan patut diingat, yakni mukjizat wali-wali, seperti tidak tenggelam
dalam air atau tidak terbakar oleh api. Rahasia mukjizat ialah perubahan-perubahan halus yang sukar
difahami oleh akal manusia terjadi dalam pembawaan alamiah dan sifat-sifat biasa dari benda-benda itu,
sebagai reaksi dari pengaruh yang didapatkan oleh orang suci sebagai anugerah dari Tuhan.
Ini merupakan sebagian dari Hikmah-hikmah Ilahi yang rahasia-rahasianya tidak terbatas dan tidak
bisa terjangkau oleh akal manusia. Pengaruh ini bisa datang dari makhluk alam atau dari sifat-sifat
pembawaan api yang tersembunyi, yang menyebabkan api kehilangan khasiatnya untuk membakar, atau
mungkin juga badan manusia mendapatkan sifat pembawan baru untuk tahan terhadap panasnya api, atau
campuran dari kedua sifat tersebut, sehingga sifat khasiat membakar dari api untuk sementara tertahan.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
22
nauudzubillah, keyakinan golongan Arya Hindu itu benar, yakni golongan yang mengatakan
bahwa Tuhan tidak memiliki kekuasaan untuk ikut-campur dalam sifat dan pembawaan alamiah
benda-benda. Boleh jadi Dia bisa ikut-campur sambil bagian dalam permulaan penciptaan
benda-benda yang ada, tetapi harus berhenti ikut-campur selanjutnya.
Apabila keadaan-Nya demikian maka tanpa keraguan lagi Tuhan yang lemah semacam itu
mungkin bisa saja sampai batas tertentu mempunyai kekuasaan ikut-campur pada penciptaan
benda-benda itu kemudian berdiam diri tanpa mempunyai kekuasaan untuk ikut campur lagi,
dan yang demikian merupakan satu kehinaan bagi Tuhan dan akan terbukti kelemahan-Nya.

Perubahan-perubahan khas semacam ini terjadi akibat dari doa atau akibat dari pengaruh halus. Ini
tidak menimbulkan perubahan dalam sifat dan pembawaan alamiah normal dari benda-benda tadi, atau
melenyapkan ilmu pengetahuan, bahkan kita mengenal satu ilmu rohani baru dengan prinsip-prinsipnya,
yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu Ilahi. Api akan tetapi mendapatkan (memiliki) sifat-sifatnya
seperti biasa setelah pengaruh rohani yaitu pengaruh ruhani yang mempunyai dasar prinsip tersendiri,
pengaruh ruhani yang menguasai sifat pembawaan alamiah api untuk sementara.
Rahasia-rahasia yang tidak dapat diketahui oleh akal manusia ialah, sebagaimana seorang Insan Kamil
(manusia sempurna) merupakan manifestasi (perwujudan) dari Sifat dan Wujud Allah Swt., apabila pada
suatu waktu datang kepadanya saat-saat di mana Allah Swt mengaruniakan Sifat-sifat-Nya maka pada
waktu itulah seorang Insan Kamil (manusia sempurna) akan mendapatkan kekuatan, kekuasaan dan
pengaruh khas.
Semua benda akan tunduk kepada keinginan-keinginannya seperti tunduk kepada kehendak Allah
Swt., dan semua benda akan takut kepada dia. Pada saat itulah seorang Insan Kamil (manusia sempurna)
jika dilemparkan ke depan binatang buas, atau dimasukkan ke dalam api yang sedang menyala, dia tetap
tidak akan terluka, karena pada saat itu Sifat Tuhan meliputinya. Dan karena semua benda hidup dan
bergerak dalam ketakutan terhadap Allah Swt. maka benda-benda itu tidak dapat berbuat apa-apa
terhadap wujud yang dilindungi Allah.
Inilah rahasia terakhir dari semua kehidupan, hal ini tidak mudah difahami tanpa mengadakan
hubungan dengan seorang Insan Kamil (manusia sempurna). Masalah ini begitu halus dan sangat jarang
terjadi. Oleh karena itu tidak semua akal dapat mengerti akal falsafah ini. Tetapi ingatlah, bahwa semua
benda mendengar suara Allah Taala, semua berada di bawah kekuasaan-Nya dan bisa diperlakukan
sesuai kehendak-Nya. Akhir dari semua benda itu ada di Tangan Tuhan.
Hikmah-Nya tidak terbatas, Hikmah-Nya mencapai akar dasar setiap partikel sampai kepada bagian
sedalam-dalamnya dari setiap benda. Dan benda-benda mengandung sifat khasiat dan pembawaan yang
tak terbatas juga, sesuai dengan Sifat-sifat Allah Swt. yang tidak terhingga. Barangsiapa yang tidak
percaya akan hal ini dia tidak menemukan Tuhan, dia akan termasuk di antara orang-orang yang dikatakan
dalam Alquran:
'.!. < _> .:.
Yang artinya: Mereka tidak menghargai Tuhan dengan penghargaan yang sebenar-benarnya (Qs.6:92).

Miniatur Alam Semesta

Insan kamil (manusia sempurna) adalah manifestasi (perwujudan) alam dunia yang sempurna dalam
bentuk miniatur. Alam dari waktu ke waktu ditarik ke arahnya untuk berkhidmat, dia merupakan laba-
laba dunia rohani, dan semua alam merupakan jaring dan benang-benangnya. Inilah rahasia mukjizat
yang sebenar-benarnya. Orang-orang arif mempunyai pengaruh dalam terselenggarakannya urusan-
urusan dunia -- [mereka adalah] manusia yang tak dapat menyaksikan alam [yakni mereka sebenarnya
tidak melihat apa pun di dunia ini](?)
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
23
Tuhan Islam bukanlah Tuhan semacam itu, Tuhan Islam ialah Dia Yang memiliki
kekuasaan tidak terbatas. Dia-lah Pencipta arwah (ruh-ruh), semua partikel dan segala makhluk.
Jika ada pernyataan tentang batas-batas dari kekuasaan-Nya, jawabannya ialah bahwa Dia
berkuasa atas segala-galanya, kecuali jika bertentangan dengan keputusan-keputusan-Nya yang
berlaku.
Ada satu tuduhan, bahwa Tuhan memang Tuhan Maha Kuasa, tetapi Dia tidak menggunakan
kekuasaan-kekuasaan-Nya itu. Tuduhan semacam ini tuduhan yang aneh dan mengada-ada,
karena sifat-Nya meliputi pula:
_ ,, > _ !:
Setiap hari Dia menampakan diri dalam kebesaran-Nya yang baru (55:30).
Sifat-sifat-Nya yang meliputi sifat-sifat yang nampak dalam kebenaran-Nya yang baru, yang
selalu tampak setiap waktu. Menghilangkan sifat alamiah dari air untuk mendinginkan atau
menghilangkan sifat pembawaan alamiah membakar dari api itu tidaklah menyalahi dan
bertentangan dengan Sifat-sifat-Nya yang sempurna dan Keputusan-keputusan Nya yang berlaku.
Apa hak kita untuk memutuskan mendikte dan mengatakan bahwa Tuhan tidak mempunyai
kekuasaan lagi untuk ikut campur dalam sifat-sifat alamiah dari benda-benda? Apakah kita
mempunyai alasan untuk mengatakan demikian? Apa sebabnya? Apa perlunya kita
mencemarkan dan menghina Tuhan dengan membatasi kekuasaan-Nya?
Rupanya Sayyid Sahib ketika menulis buku itu sadar serta mengetahui betul, betapa lemah
posisinya. Hanya untuk menjaga dan mempertahankan posisinya yang lemah beliau membuat-
buat dalih dan alasan- alasan lemah, beliau mengatakan bahwa Tuhan sendiri mengatakan dalam
Alquran bahwa: api membakar, air mendinginkan, matahari terbit dari timur dan terbenam di
barat dan lain-lain.
Uraian semacam ini -- yang menyatakan keadaan sekarang -- dalam pandangan Sayyid Sahib
merupakan janji dari Allah Swt. yang tidak dapat diubah-ubah serta merupakan sebuah janji
yang kekal. Kalau Sayyid Sahib mengakui logika semacam ini, maka beliau menghadapi
kesulitan besar. Beliau akan terpaksa mengakui semua uraian yang ada dalam Alquran adalah
janji yang kekal, tidak dapat berubah-rubah lagi. Misalnya janji Tuhan terhadap Hadhrat Zakaria
yaitu :
!.| :,. .l-,
Sesungguhnya kami memberi khabar gembira kepada engkau akan seorang anak laki-laki (Qs.
19:8).
Apakah anak yang dijanjikan, yakni Hadhrat Yahya akan tetap selamanya sebagai seorang
anak laki-laki, karena Allah Swt. memanggil Hadhrat Yahya sebagai ghulaam (seorang anak
laki-laki), dan ini sebuah janji? Puluhan misal (contoh) semacam ini terdapat dalam Alquran,
menerangkan semuanya hanyalah membuang-buang waktu saja.
Jika menurut pandangan Sayyid Sahib, setiap pernyataan yang berlaku untuk satu waktu
merupakan janji yang dibuat oleh seseorang untuk orang lain, apakah pernyataan tersebut
berlaku sebagai janji untuk selamanya? Jika demikian, saya khawatir Sayyid Sahib akan
menuduh dalam peristiwa semacam itu bahwa orang yang membuat pernyataan tadi telah
berbuat suatu pelanggaran janji.
Saya rasa lebih baik, jika Sayyid Sahib -- sambil mengingat umurnya yang sudah mendekati
akhir -- tinggal bersama hamba yang lemah ini untuk beberapa bulan. Karena saya telah
ditunjuk sebagai Pembaharu dan Mujaddid, tugas saya menyampaikan kabar suka kepada
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
24
generasi saya. Saya berjanji, untuk ketentraman Sayyid Sahib, akan berdoa kepada Tuhan, dan
saya mempunyai keyakinan dan harapan Allah Swt. akan memperlihatkan satu tanda yang akan
menghancurkan kepercayaan Sayyid Sahib yang aneh tentang hukum alam. Menyebutkan satu
persatu tidak ada faedahnya karena Sayyid Sahib akan menganggapnya sebagai salah satu cerita
belaka.
Di samping itu ada beberapa hal yang diingkari Sayyid Sahib antara lain, Sayyid Sahib
berpendapat bahwa nubuwwatan-nubuwwatan (kabargaib-kabargaib) yang terkandung dalam
ilham yang diterima oleh wali-wali Allah juga bertentangan dengan hukum kudrat, seperti api
kehilangan sifat membakarnya, demikian juga pengaruh pengaruh doa yang dipanjatkan kepada
Tuhan, yang dengan perantaraannya suatu maksud akan tercapai, menurut pandangan Sayyid
Sahib bertentangan dengan hukum alam.
Apabila Sayyid Sahib tidak bisa datang dan tinggal bersama saya, apakah beliau akan
mengizinkan saya tentang dua hal yaitu tentang wahyu dan doa, untuk berdoa kepada Tuhan
dan menyiarkan apa saja yang akan terjadi yang bertalian dengan beliau. Langkah semacam
ini akan memberi faedah kepada orang banyak. Jika Sayyid Sahib benar dalam keyakinannya
dan pandangannya maka saya akan gagal dalam pencapaian maksud saya.
Sebaliknya, jika saya berhasil maka orang berakal akan selamat dari keyakinan Sayyid Sahib
yang salah itu. Mereka akan mengenal Tuhan-nya Yang Agung dan Maha Kuasa. Dengan penuh
Kecintaan mereka akan memalingkan mukanya kepada Dia. Mereka akan berdoa dengan penuh
pengharapan atas Rahmat-Nya. Mereka akan merasakan kelezatan ketika mengangkat tangan
(berdoa) ke hadirat-Nya. Inilah faedah akan adanya Wujud Tuhan supaya Dia mendengar doa
kita dan mengabulkannya, memberitahukan kepada kita Wujud-Nya.
Kami tidak ingin mengalami ribuan kesukaran hanya untuk menanamkan dalam hati kita satu
Tuhan dalam khayalan belaka, seperti sebuah patung yang tidak dapat kita dengar suara-Nya,
yang manifestasi (perwujudan) dari kudrat-Nya tidak nampak kepada kita. Ketahuilah dengan
sebenarnya, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa itu ada. Dia Maha kuasa atas segalanya:
.. _, :., !.L.,. _.`, , ',!:
Tangan-Nya tidak terbelenggu, bahkan kedua tangan-Nya terbuka lebar. Dia membelanjakan
sebagaimana Dia kehendaki (Qs.5:65).
.. > _ls _ ,`_: ,.
Dan Dia berbuat apa yang Dia yang kehendaki, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.
Dan akhir seruan kami ialah segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam.

******


Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
25
Wajah-Nya tercinta tidaklah tertutup
Bagi pecinta-pecinta benar
Wujud itu bersinar pada matahari
Dan bercahaya pada rembulan

Namun wajah-Nya yang cantik.
Tetap tersembunyi bagi yang malas
Harus menjadi asyik
tabir akan tersingkap
Jubah-Nya yang suci
Mereka yang takabur tidak bisa menyentuhnya
Tidak ada jalan ke arah-Nya
Hanya jalan merendahkan diri, kedukaan dan kegoncangan hati

Jalan menuju Tuhan Yang Kekal
penuh bahaya bertaburan
Maukah keselamatan hidup?
Tinggalkan kesombongan, keakuanmu

Yang dapat memperoleh jalan yang lurus untuk
menikmati Alquran
Hanyalah mereka yang nafsu angkaranya telah fana (sirna)
Mereka yang berbuat buruk
Kalam Allah tak akan mencapai faham mereka

Memahami Alquran?
Bukanlah untuk orang dunia ini
Kelezatan manisnya arak ini
Hanya bagi orang-orang yang mempunyai rasa cinta tentang arak

Dan engkau, kalau tidak mengetahui
tentang Nur pengalaman rohani
Jika engkau mengatakan sesuatu yang menentang aku
tidaklah sekali-kali akan menyakitkanku

Hanya karena niat baik dan khawatir
kami telah mengatakan apa yang kami harus katakan
Hanya semata-mata sebagai balsem
untuk luka yang parah

Tidak percaya akan doa-doa
obatnya hanya dengan lebih banyak berdoa
Seperti arak mengobati arak
pada waktu mabuk


Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
26
Engkau katakan, Mana buktinya kekuatan Doa?
Larilah kepadaku Aku akan perlihatkan
terang seperti matahari siang
Waspadalah, janganlah sekali-kali menolak
akan rahasia-rahasia kekuatan Ilahi
Tutuplah omonganmu, karena di sini
aku perlihatkan doaku yang sudah didengar.

******














Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
27
SATU KABAR TENTANG LEKH RAM


agi ini tanggal 2 April 1893 bersesuaian dengan tanggal 14 Ramadhan 1310 H, aku melihat
dalam satu kasyaf (penglihatan rohani) bahwa aku sedang duduk dalam sebuah rumah besar
dikawani oleh beberapa teman, ketika datang orang bertubuh besar dengan permunculan yang
menakutkan, seakan akan darah menetes dari wajahnya dan ia berdiri di depanku, ketika aku
melihat kepadanya aku merasa bahwa ia adalah suatu makhluk tegap yang mempunyai sifat-sifat
luar biasa, sehingga seakan-akan bukan manusia tetapi salah satu malaikat yang mengerikan.
Semua hati menjadi kecut karenanya, ketika aku memandang nya ia bertanya kepadaku, Di
mana Lekh Ram?! Dan ia menyebutkan nama orang lain, Di mana dia?! Dari hal ini aku
memahamkan bahwa ia sudah diperintahkan untuk mengazab Lekh Ram dan orang lain yang
namanya tidak aku ingat. Tetapi yang teringat olehku ialah bahwa ia seorang dari beberapa orang
yang tentangnya aku telah membuat satu pengumuman. Hari ini adalah Minggu, kira-kira jam 4
pagi. Alhamdulillah atas semua ini.


P
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
28
CONTOH SEBUAH PENGABULAN DOA

Keberatan suratkabar Anis-i-Hind Meerut atas nubuwwat kami

ku telah menerima satu copy dari satu suratkabar yang terbit pada tanggal 25 maret 1893,
yang mengandung kritikan atas nubuwwatan saya tentang Lekh Ram dari Peshawar, selain
dari itu juga menerima beberapa suratkabar yang lain dengan kandungan yang sama. Rupanya
kalimah haq (kebenaran) ini telah menghebohkan beberapa suratkabar. Hal ini sungguh
menyenangkan karena orang-orang yang memusuhi aku, merekalah yang menyebarkan
nubuwatanku.
Untuk menjawab keberatan itu untuk sementara waktu, cukuplah bagiku dengan mengatakan
bahwa apa-apa yang telah aku tulis atau aku katakan adalah sesuai dengan hal itu. Jika dikatakan
bahwa nubuwatan (kabar gaib) semacam ini tidak ada gunanya dan keraguan masih tetap ada di
dalamnya, untuk keberatan semacam ini aku hanya mengatakan bahwa keberatan itu belum
waktunya timbul.
Seperti yang telah saya katakan sebelumnya dan di sini saya mengatakan sekali lagi, jika
seperti pengeritik-pengeritik, katakan, akibat dari nubuwatan (kabar gaib) itu hanya berupa
serangan biasa atau semacam sakit, atau hanya berupa kolera yang akan sembuh kemudian,
maka nubuwatan (kabar gaib) itu bukanlah nubuwatan (kabar gaib) yang benar, tanpa di ragukan
lagi hanya sebuah penipuan belaka. Penyakit semacam ini biasa datang dan tidak seorang pun
imunne (kebal) terhadap penyakit-penyakit tersebut. Kalau keadaannya demikian, maka saya
patut menerima hukuman yang telah saya sebutkan. Tetapi jika nubuwatan (kabar gaib) itu
sempurna dengan cara yang terang memperlihatkan tanda kemurkaan Tuhan, maka ingatlah
bahwa azab itu datang dari Zat-Nya.
Hakikat yang sebenarnya ialah bahwa kebesaran wahyu nubuwatan (kabar gaib) dan
kehebatannya tidak bergantung pada penentuan hari dan waktu tetapi cukup dengan menentukan
batas waktu penurunannya. Maka apabila nubuwatan (kabar gaib) itu tampak sempurna disertai
dengan kebesaran-Nya, dengan cara yang menakutkan, dengan sendirinya nubuwatan (kabar
gaib) itu akan menarik hati manusia ke arah-Nya.
Semua pikiran dan keberatan yang timbul dalam hati sebelumnya, akan hilang sirna dan
orang-orang yang bertabiat jujur dengan rasa malu akan menarik keragu-raguannya. Marilah kita
ingat, bahwa hamba yang lemah ini juga hanya seorang manusia biasa yang tidak lepas dari
hukum kudrat Ilahi seperti yang lainnya. Jika kita bisa memberi suatu nubuwatan yang tidak
mendasar, yang hanya mengandung nubuwatan (kabar gaib) tentang penyakit yang diduga-duga
saja dan sebagainya, maka orang yang tersangkut dalam nubuwwat itu juga, bisa mengeluarkan
nubuwatan (kabar gaib) yang sama tentang saya.
Aku bisa memanjangkan waktu berlakunya nubuwatan (kabar gaib) itu jadi 10 tahun, tidak 6
tahun seperti yang saya umumkan sebelumnya. Lekh Ram pada saat sekarang ni tidak lebih dari
30 tahun, beliau masih muda, gagah dan sehat sekali. Sedang hamba ini sekarang lebih dari 50
tahun, lemah dan sering terserang bermacam penyakit meskipun demikian akan ketahuan dengan
nyata apa-apa yang dari manusia dan apa yang dari Tuhan. Mengatakan, seperti yang dikatakan
pengeritik, bahwa zaman sekarang dan hanya perkataan biasa yang keluar dari mulut orang,
menurut pendapat saya justru sekaranglah waktunya untuk menerima kebenaran yang hakiki
dan sempurna, waktu yang tidak pernah ada sebelumnya.
Memang pada waktu sekarang ini penipuan, kelicikan tidak akan tumbuh subur, bahkan yang
demikian merupakan hal yang menggembirakan bagi penuntut-penuntut kebenaran yang tulus,
A
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
29
sebab orang yang dapat membedakan antara yang benar dan bathil (palsu) ialah orang yang
menghormati kebenaran dengan tulus hati dan memeluknya bila ia menemukan kebenaran itu.
Kebenaran mempunyai daya-tarik yang hebat, yang membuat orang untuk mau tidak mau harus
menerimanya.
Janganlah berusaha untuk mencela dan mengalahkan zaman di manapun kita hidup. Ratusan
perkara-perkara sekarang terbukti benar, yang tidak pernah diketahui kebenarannya oleh nenek-
moyang kita. Perubahan semacam ini tidak mungkin terjadi, jika tidak ada rasa dahaga atas
kebenaran pada umumnya secara menyeluruh, seperti apa yang kita dapatkan pada masa
sekarang ini. Orang-orang mencintai kebenaran hakiki bukan membencinya.
Mengatakan bahwa orang-orang sekarang jauh bertambah pandai dan lebih berfikir, masa
bagi orang-orang sederhana telah berlalu, merupakan satu penghinaan terhadap masa di mana
kita hidup. Apakah masa kita sudah begitu buruk sehingga dia tidak mau menerima satu
kebenaran yang sudah terang telah tampak kebenarannya?
Saya tidak akan mengatakan demikian, sekali-kali tidak! Karena saya mendapatkan justru
kebanyakan orang yang terpelajarlah yang memberikan perhatiannya kepada saya dan
mengambil faedah dari saya. Beberapa di antara mereka ada yang bertitel B.A. dan MA.. Saya
melihat di dalam diri mereka semangat dan kedambaan yang besar untuk menerima kebenaran.
Bukan hanya mereka saja, bahkan ada sekelompok orang kulit putih Eurasia yang baru masuk
Islam di Madras, masuk Jemaat kami dan mempunyai keyakinan atas kebenaran kami.
Saya rasa apa yang sudah aku tulis di sini cukup untuk menolong orang-orang yang dalam
dirinya mempunyai rasa takut kepada Allah Swt.. untuk mengerti. Orang-orang Asia mempunyai
kebebasan untuk memberi komentar atas tulisan ini seperti yang mereka kehendaki.
Saya tahu, saat sekarang ini, memuji nubuwatan (kabar gaib) sama seperti mencelanya. Jika
ini datang dari Tuhan seperti yang saya ketahui benar-benar bahwa memang ini dari Tuhan
datangnya, tentu akan zahir dengan penuh kedahsyatan dan akan menggerakkan hati orang-
orang. Tetapi jika nubuwatan (kabar gaib) ini bukan dari Zat-Nya maka hanya akan menjadi
satu kehinaan bagi saya, jika saya berusaha menutupi kehinaan ini dengan membikin alasan-
alasan yang lemah maka hal itu akan mengakibatkan kehinaan yang lebih besar lagi bagi saya.
Tuhan Yang Abadi, Maha Suci dan Maha Agung Yang menguasai segalanya tidak sekali-kali
akan menghormati pendusta. Satu hal yang tidak benar ialah mempunyai pikiran bahwa antara
saya dan Lekh Ram ada permusuhan pribadi, saya tidak mempunyai permusuhan pribadi
dengan siapapun. Tetapi sebetulnya dia memusuhi dan membenci kebenaran dan menghina
wujud sempurna dan suci (Rasulullah saw.) yang merupakan mata air segala kebenaran. Oleh
karena itu Allah Swt. menghendaki untuk mengangkat derajat orang yang dicintai-Nya.
Selamatlah bagi orang yang mengikuti kebenaran (hidayah).







Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
30
KHABAR SUKA

Bacalah dengan baik, ada kabar suka untuk Anda sekalian. Ditujukan kepada orang-orang
kaya, tuan tanah, orang yang berkuasa dan berpengaruh serta orang-orang yang bergolongan
tinggi.

ahai pemmpin-pemimpin Islam, mudah-mudahan Allah Swt. menjadikan hati Anda
sekalian menjadi hati yang memiliki niat baik, lebih dari hati golongan lain dan
menjadikan Anda sekalian khadim (pengkhidmat) yang setia bagi agama tercinta dalam waktu
yang sulit ini. Saya sekarang ini hanya semata-mata karena Allah Swt. mengumumkan satu hal
yang sangat penting. Allah Swt. telah mengutus saya di awal abad 14 ini untuk
memperbaiki dan meninggikan derajat Agama Islam. Dalam saat yang genting ini,
merupakan kewajiban saya untuk menerangkan dan menjelaskan keindahan-keindahan
Alquran serta kebesaran dan juga keagungan Rasulullah saw. juga untuk menjawab
serangan semua musuh-musuh yang sedang menyerang Islam itu, dengan nur-nur dan
berkat-berkatnya, dengan tanda-tandanya dan dengan ilmu-ilmu llahi yang di anugerahkan
kepada saya.
Saya telah menjelaskan tugas ini sejak 10 tahun terakhir, karena semua keperluan syiar
Islam ini membutuhkan biaya maka saya memutuskan untuk memberitahukan kepada Anda
sekalian kesukaran-kesukaran apa yang menjadi penghalang di jalan Allah Swt. maka dengarlah
dan camkanlah, hai orang-orang yang mulia.
Kita harus menerbitkan buku-buku yang harus tersebar secara meluas di kalangan masyarakat
dan saat sekarang ini kita tidak mempunyai pondasi untuk tujuan itu. Jika sebuah buku terbit atas
keberanian, pengorbanan dan pengorbanan abdi-abdi agama
5
yang penuh semangat, maka hanya
beberapa buah copy terjual, karena kurangnya perhatian dan kelalaian orang-orang. Sisanya tetap
tersimpan di dalam koper-koper kami atau di bagikan dengan cuma-cuma.
Hal ini menjadi kendala dalam kelancaran isyarat literatur sebagai tujuan utama. Memang
benar, Jemaat ini dari hari ke hari bertambah banyak jumlah anggotanya tetapi masih belum
menarik orang-orang kaya untuk memikul biaya penghidmatan Islam. Hamba yang lemah
ini telah diutus Allah untuk memperbaharui agama Islam, dan Allah Swt. telah memberi
kabar suka bahwa Dia akan memasukkan orang-orang kaya, bahkan raja-raja ke dalam Jemaat
kita/kami ini, Dia mewahyukan kepada saya:
Aku beri engkau berkat demi berkat sehingga raja-raja akan mencari berkat dari
pakaian engkau.
Oleh karena jaminan Allah Swt. inilah yang mendorong saya untuk mengajak orang-orang
kaya dan mampu supaya menolong saya dalam melaksanakan missi saya ini, karena pekerjaan
menolong agama adalah suatu pekerjaan yang agung dan besar, dan saya tahu betul bahwa
manusia tak lepas dari rasa keraguan, syak wasangka serta kesalah-pahaman, juga tanpa
mengenal betul-betul tidak akan ada kepercayaan dan keyakinan yang mengakibatkan semangat
berkorban secara besar-besaran, maka saya tujukan pengumuman ini kepada orang-orang kaya.

5
) Yang dimaksud dengan abdi-abdi agama yang penuh semangat di sini ialah saudara saya Hadhrat
Maulvi Hakim Nur-ud-Din dari Behra yang telah mengorbankan seluruh harta kekayaannya di jalan
kebenaran ini. Sesudah itu sahabat saya yang tulus Hakim Fazl-ud-Din dan Nawab Muhammad Ali Khan
dari Maler Kotla, dan kemudian sahabat lain yang setia dan penuh pengorbanan pada jalan ini sesuai
dengan dengan derajat pahalanya masing-masing.
W
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
31
Apabila mereka merasa segan dan ragu-ragu untuk menolong sebelum mencoba (menguji)
kebenaran saya maka mereka diperbolehkan untuk menulis kepada saya, mereka boleh menulis
tentang maksud-makhud khas mereka atau kesukaran-kesukaran mereka, supaya saya bisa
berdoa untuk tercapainya maksud cita-cita serta pemecahan problem-problem mereka.
Tetapi mereka harus menjelaskan sampai dimana mereka bisa memberikan bantuan biaya di
jalan Islam ini, jika keinginan mereka tercapai. Juga mereka harus menyatakan bahwa mereka
akan betul-betul menolong dan serius dalam janjinya. Jika seandainya ada surat
6
semacam ini
sampai kepada saya, saya akan berdoa untuknya. Saya yakin bahwa Tuhan akan mendengarkan
doaku, kecuali taqdir mubram (pasti) yang tidak dapat dielakkan lagi, dan Dia akan
memberitahukan saya dengan ilham sebelumnya.
Janganlah mempunyai pikiran bahwa maksud-maksud Anda sekalian terlalu rumit untuk
dicapai, jangan putus asa karena Tuhan Maha Kuasa atas segala-galanya. Dia akan
menyempurnakan keinginan dengan syarat keinginan itu tidak bertentangan dengan kehendak-
Nya yang azali. Jika banyak surat-surat datang maka jawaban hanya akan diberikan kepada
mereka yang beritanya akan terpenuhi keinginannya yang diberitahukan kepada saya oleh Allah
Swt.. Contoh-contoh pengabulan doa semacam ini akan menjadi tanda bagi orang-orang yang
ingkar, mungkin juga tanda-tanda ini begitu banyak sehingga akan mengalir seperti sebuah
sungai.
Terakhir, saya tujukan nasihat saya ini kepada setiap orang Islam: Bangunlah! Bangunlah
untuk Islam, karena Islam ada dalam jurang kenistaan yang dalam, tolonglah karena dia
membutuhkan pertolongan. Mengapa saya mengatakan demikian? Sebab Allah Swt.
menganugerahkan ilmu Alquran kepada saya, membukakan bagi saya makrifat-makrifat dan
hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya dan memperlihatkan mukjizat-mukjizat untuk
saya, maka datanglah kepada saya dan ambillah bagian dari nikmat-nikmat-Nya.
Saya bersumpah dengan Zat yang jiwa saya ada di Tangan-Nya, bahwa sesungguhnya
saya diutus oleh-Nya. Apakah tidak perlu datang seorang Mujaddid dengan pendakwaan yang
terang pada awal abad yang penuh fitnah serta kesengsaraan yang nyata? Tidak akan lama lagi
Anda sekalian akan mengetahui dan mengenal saya dengan menyaksikan pekerjaan dan tugas
saya. Setiap orang yang datang dari Tuhan tentu mengalami perlawanan ulama-ulama di
zaman itu karena kebodohan mereka. Jika dia dikenal maka dia dikenal dengan pekerjaannya.
Sebuah pohon yang pahit tidak pernah menghasilkan buah yang manis, dan Allah Swt. tidak
memberikan berkat-berkat-Nya kepada orang lain yang khusus diperuntukkan bagi orang-orang
yang dicintai-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya Islam telah menjadi lemah benar, musuh-musuh
mengepungnya dari segala penjuru. Keberatan-keberatan dan kritik-kritik yang ditujukan kepada
Islam telah mencapai 3000 banyaknya. Perlihatkan keimanan kalian dan masuklah ke dalam
Hizbullah (pasukan Allah). Selamat bagi mereka yang mengikuti petunjuk!


Oh betapa sunyi dan terasing
Tanpa sanak saudara dan kawan-kawan kini telah terjadi
Pada agamanya Ahmad

6
) Sebaiknya surat dikirim dengan sangat hati-hati sekali, tercacat dan tertutup, dan rahasia itu tidak boleh
dibukakan kepada siapa pun sebelumnya dan rahasia akan disimpan dengan baik sebagai amanat. Jika
seorang kaya mengirimkan utusan pribadinya yang dipercaya untuk menyampaikan pesannya itu akan
lebih baik lagi.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
32
Dan kita asyik dalam urusan kita
Tidak peduli lagi
Akan agamanya Ahmad

Badai kesesatan telah menyapu ribuan jiwa
Bencana, bagi mata yang masih menolak
Untuk menoleh dan melihat

Hai orang-orang kaya, untuk apa
Semua kelengahan ini?
Sikap masa bodoh dan tidak peduli
Hai kamu yang sedang lelap tidurkah?
Ataukah nasib agama itu malang?

Hai orang Islam
Hanya untuk Allah Swt. semata cobalah
Lihat sebentar keadaan yang buruk pada agama ini
Bahaya-bahaya saja yang aku lihat
Tidak perlu pernyataan

Hai kaum pemuda, bangkitlah
Berbuatlah sesuatu, semua pakaiannya sedang terbakar
Melihat pemandangan semacam ini hanya dari jauh
Bukanlah layak bagi pecinta agama.

Demi agama ini hatiku mendidih
setiap waktu
Kesusahanku, kepedihanku, tidak ada yang tahu
Kecuali Dia yang mengetahui segala rahasia

Kesedihan yang aku tahan
Tiada yang tahu
Kecuali Tuhan
Aku harus menelan racun
Tetapi aku tidak menceritakan
Semua ini

Tiap orang perhatikan nasib keluarga
Serta kaum kerabat
Celakalah, tidak ada seorang pun turut berdukacita
Bagi agama yang tak berdaya ini


Aku melihat darah mengalir
Seperti mengalirnya darah
Dari para syuhada Karbala.
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
33
Aneh! Mereka ini tak dirasuk
Kecintaan pada
Sang Kekasih Agung

Oh, bagaimana mereka membelanjakan
Hanya untuk urusan pribadinya
Untuk kepentingannya sendiri
Tidak sedikit pun kedermawanan
Kemurahan hati
Demi kepentingan Sang Pencipta

Hai orang-orang yang mampu
Dan berketetapan hati
Untuk berkhidmat pada agama ini
Berikanlah apa yang kamu bisa
Kami tak peduli
Banyak atau sedikit

Lihat, bagaimana ia terjungkir balik di tanah
Karena pukulan-pukulan kejam
Oleh orang-orang yang bodoh
Terhadap agama
Yang tiada bandingannya
Di kolong langit ini

Kami miskin, apa yang bisa kami perbuat
Dalam keadaan kami yang menyedihkan ini
Kecuali berdoa waktu dini hari
Dan menangis di pagi hari

Hai Tuhan, jangan sekali-kali memberikan kebahagiaan
Pada hati yang gelap itu
Yang tak peduli sedikit pun akan agama ini
Agama Ahmad, pilihan Tuhan

Hai saudara, hanya lima hari kira-kira
Hidup dalam kesenangan ini
Ini bukan musim bunga, kelimpahan taman
Untuk selama-lamanya.


Wassalam yang lemah,
Mirza Ghulam Ahmad
Qadian (Dist. Gurdaspur Punjab)
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
34

`., < _..-l ,>l
Shalawat

PENGUMUMAN


Bersesuaian dengan wahyu dan perintah Allah Swt., saya telah menyelesaikan penyusunan
sebuah buku yang bernama Barahin-i-Ahmadiyyat, dengan tujuan untuk memperbaharui dan
memperbaiki agama ini, dan menawarkan hadiah sebanyak Rs 10.000 kepada siapa saja yang
bisa membuktikan kesalahan dalil-dalil yang terdapat dalam buku tersebut.
Tujuan saya dalam buku itu ialah untuk membuktikan bahwa hanya Islam-lah agama Ilahi
yang benar yang bisa memberikan petunjuk kepada seseorang sehingga dia bisa mengenal
Tuhan Yang Suci dari noda, dia akan mempunyai keyakinan sedalam-dalamnya atas Sifat-
sifat Tuhan Yang Sempurna dan Suci. Berkat-berkat kebenaran yang terkandung di
dalamnya memancar keluar seperti matahari, kebenaran-kebenarannya zahir nyata
seperti cahaya matahari di siang hari.
Semua agama lainnya terbukti begitu salah dan palsu sehingga prinsip-prinsipnya tidak bisa
dibuktikan benar dengan penyelidikan akal, juga pengikut-pengikutnya tidak mendapatkan
berkat rohani dan keterangan iman sedikit pun, bahkan sebaliknya agama-agama itu sedemikian
menyesatkan pikiran dan kearifan, sehingga tanda-tanda kemalangan dan kehancuran yang akan
datang di antara pengikutnya akan tampak jelas di dunia ini juga.
Dalam buku Barahin-i-Ahmadiyyat (Bukti-bukti Kebenaran Islam) telah dibuktikan dengan
dua cara:
1. Dengan 300 dalil yang kuat dan penuh logika sebagai dukungan terhadap Islam. Kalau ada
musuh Islam yang dapat mematahkan dalil-dalil itu maka akan diberi hadiah Rp. 10.000
seperti yang telah saya janjikan. Jika ada yang mau boleh mencatatkan janji ini di kantor
pengadilan untuk ketentraman hatinya.
2. Dengan tanda-tanda samawi yang sangat penting sebagai pembuktian yang sempurna dan
memuaskan bagi kebenaran suatu agama. Dengan maksud membuktikan bahwa hanya
Islam-lah agama yang benar.

Penulis telah mengemukakan 3 macam mukjizat:
a) Mukjizat-mukjizat Rasulullah saw. selama hidup beliau, baik berupa perbuatan atau kata-kata
yang disaksikan oleh orang-orang, tanda-tanda sebagian akibat doa-doa beliau. Saya
masukkan dalam buku itu sebagai bukti sejarah yang didasarkan atas bukti-bukti yang kuat,
abadi, dan tidak ada bandingannya.
b) Tanda-tanda yang abadi dan tidak ada bandingannya yang terdapat dalam berkat-berkat
Alquran yang telah saya terangkan dengan cukup panjang lebar bagi semua orang.
c) Tanda-tanda yang diberikan sebagai warisan kepada orang-orang yang beriman kepada
Kitabullah dan pengikut Rasulullah saw. yang benar. Sebagai contoh tanda ini hamba yang
lemah ini dengan pertolongan-Nya telah membuktikan diri mempunyai sifat-sifat semacam
itu dengan terjadinya kejadian-kejadian dan perbuatan-perbuatan yang luar biasa di luar
kemampuan manusia, dengan ilham-ilham yang mengandung kabar gaib dan rahasia-rahasia
makrifat, kasyaf-kasyaf yang benar, juga dengan doa-doa yang dikabulkan Tuhan. Semua
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
35
bukti kebenaran ini telah disaksikan oleh lawan-lawan dari golongan lain seperti golongan
Arya dan lain-lain. [keterangan lengkap tentang hal ini terdapat dalam buku tersebut].
Saya juga memberitahukan melalui wahyu bahwa saya adalah Mujaddid untuk zaman ini,
dan secara rohani sifat-sifat kesempurnaan saya mempunyai persamaan dengan sifat-sifat Masih
Ibnu Maryam, kedua-duanya mempunyai sifat persamaan yang sangat erat hubungannya. Juga
karena berkat-berkat sebagai pengikut Musa yang paling sempurna, dan Rasul yang paling afdhal
(mulia/utama) ialah Muhammad Rasulullah saw., saya telah dianugerahi sifat-sifat serupa
dengan sifat-sifat khusus para nabi dan rasul dan diberi derajat rohani yang lebih tinggi dari
sebagian besar para wali yang tenar yang telah berlalu sebelum saya.
Mengikuti jejak saya akan menjadi sebab untuk memperoleh berkat, karunia, dan
keselamatan; mengikuti jalan permusuhan terhadapnya akan mengakibatkan kerenggangan dan
kehinaan. Semua bukti kebenaran ini hanya bisa didapatkan dengan membaca Barahin-i-
Ahmadiyya dengan teliti yang akan terjadi dari hampir 4.800 halaman, kira-kira 592 halaman
telah diterbitkan. Saya selalu siap sedia untuk memuaskan, menentramkan serta meyakinkan
pencari kebenaran. Dan merupakan karunia Allah yang Dia anuegerahkan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, dan pernyataan ini bukan karena kebanggaan dan kami memohon
keselamatan bagi siapa yang mengikuti hidayat (petunjuk).
Jika seandainya setelah penerbitan pengumuman ini tidak ada seorang pun pencari
kebenaran dengan senang hati yang bersih datang maka dia akan mempertanggungjawabkan
dirinya di hadapan Allah Swt. karena hujjah (dalil/argumentasi) dari kami telah sempurna.
Sekarang saya tutup isytihar (selebaran) ini dengan doa: Ya Tuhan Yang Maha Penyayang,
berilah petunjuk kepada jiwa-jiwa penurut dari semua bangsa supaya mereka beriman kepada
Rasulullah Musthafa saw. -- Rasul yang paling sempurna di antara rasul-rasul -- dan kepada
Alquran Suci, dan supaya mereka berjalan di atas perintah dan hukum-hukumnya. Supaya
mereka mendapat berkat-berkat dan keselamatan dan kebahagiaan hakiki yang hanya
diperuntukkan bagi seorang Muslim yang benar di dalam dua alam kehidupan ini. Mereka akan
mendapatkan keselamatan dan kehidupan yang abadi, tidak hanya di akhirat nanti tetapi mereka
juga akan merasakan di dunia ini apa yang telah dirasakan oleh orang-orang suci dan benar.
Terutama bangsa Inggris yang sampai sekarang belum mengambil cahaya dari matahari
kebenaran ini. Kerajaannya yang beradab, bijaksana dan murah hati, telah membuat kita
berutang-budi kepada mereka karena jasa-jasanya dan perlakuannya yang sangat bersahabat. Hal
mana telah menggerakkan hati kita untuk berdoa bagi kesejahteraan dan keselamatan mereka.
Mudah-mudahan wajah-wajah mereka yang yang cantik itu bersemarak pula dengan cahaya
samawi (langit) di akhirat nanti. Kami memohon kepada Tuhan untuk kebaikan mereka baik di
dunia mau pun di akhirat nanti.
Ya Tuhan, berilah petunjuk dan tolonglah mereka dengan Rahmat Engkau, tanamkanlah
kecintaan dalam hati mereka terhadap agama Engkau, dan tariklah mereka dengan Kekuasan
Engkau, supaya mereka beriman kepada Kitab dan Rasul Engkau, supaya mereka masuk ke
dalam agama Engkau berbondong-bondong.


(Arab)
Hamba yang lemah,

Mirza Ghulam Ahmad
Qadian (Dist. Gurdaspur Punjab)
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
36



Ruh - Ramadhan, Jumat, 14-9-2007









Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

You might also like