You are on page 1of 14

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Bahan bakar minyak (BBM) merupakan kebutuhan vital bagi manusia. Sebagian besar atau bahkan hampir semua teknologi yang digunakan menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber energi. BBM yang kita gunakan saat ini semakin langka. Hal ini disebabkan karena kuantitas minyak bumi pada lapisan bumi terus menipis akibat dari eksploitasi terus-menerus. Kelangkaan tersebut menyebabkan harganya tidak stabil. Indonesia adalah sebuah negara besar yang memiliki jumlah penduduk yang besar pula. Penduduk Indonesia pada tahun 2005 berjumlah 218 juta jiwa dan pada tahun 2010 berjumlah 232 juta jiwa (BPS, 2009). Dari banyaknya jumlah penduduk tersebut ternyata tidak didukung fasilitas sanitasi yang memadai. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2006 ternyata hanya 40,67 % dari total jumlah rumah tangga yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik dan parahnya di desa hanya 24,37 % yang mempunyai tangki septik. Berarti sebagian besar masyarakat Indonesia membuang kotorannya langsung ke alam tanpa ada alat untuk mengurangi kandungan toksik yang ada pada kotoran tersebut. Keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) untuk menyelesaikan masalah krisis energi yang terjadi di Indonesia. Salah satu energi alternatif yang efisien adalah biogas. Energi biogas yang dimaksud merupakan campuran gas yang lebih kurang terdiri dari : 60% CH4, 38% CO2, dan sekitar 2% campuran N2, O2, H2 dan H2S. Gas metan termasuk gas rumah kaca (greenhouse gas), bersama dengan gas karbon dioksida (CO2) memberikan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Pengurangan gas metan secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian permasalahan global. Menurut Nagamani dan Ramasamy, 1999, tinja manusia dapat menghasilkan 28 L/kg biogas. Dengan 1 m3 biogas kita dapat menyalakan lampu 60-100 Watt selama 6 jam, 3 kali memasak untuk 5-6 orang, serta setara dengan listrik sebesar 1,25 kWh (Gladstone, 2006). Oleh karena itu, karya tulis ini dibuat sebagai bahan pertimbangan dalam mengolah kotoran manusia sebagai penghasilan tambahan bagi kelompok masyarakat selain biogas yang dihasilkan dan hasil samping yang diperoleh berupa pupuk.

Tujuan Penulisan Berdasarakan uraian pada latar belakang, maka tujuan yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi pencemaran lingkungan terhadap air dan tanah, juga

2.

3.
4. 5.

pencemaran udara (bau) yang diakibatkan oleh kotoran manusia yang dibuang sembarangan akibat sanitasi yang buruk. Memanfaatkan limbah kotoran manusia tersebut sebagai bahan bakar biogas yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk keperluan rumah tangga serta gas yang dihasilkan dapat di perjualkan. Menambah pemasukan bagi kelompok masyarakat dari hasil penjualan pupuk yang di peroleh dari hasil samping (by-product) dari limbah kotoran manusia. Mengurangi Pemanasan Global akibat gas metana bersamaan dengan karbon dioksida (CO2) yang memberikan efek rumah kaca. Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya kegiatan ini sebagai usulan untuk mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism)

Manfaat Penulisan Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Berdasarkan hasil studi pustaka dan analisis, penulis dapat mengetahui perkembangan pengolahan kotoran manusia menjadi biogas serta hasil sampingnya yang berupa pupuk. 2. Bagi Masyarakat Memberikan wawasan dan peluang bisnis sebagai industri menengah. Selain itu, dapat mengetahui prospek penggunaan kotoran manusia sebagai penghasil biogas dan pupuk organik. 3. Bagi Pemerintah Dapat menyediakan kebutuhan bahan bakar bagi masyarakat dan membantu mengurangi polusi yang berdampak pada Pemanasan Global 4. Bagi Perusahan Dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif yang memiliki prospek yang baik dan murah 5. Bagi Calon Peneliti Dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian dan menjadi bahan pertimbangan untuk membuat biogas serta pupuk yang berupa hasil samping (by-product) dari kotoran manusia.

GAGASAN Tinjauan Pustaka Tinja berasal dari sisa metabolisme tubuh manusia yang harus dikeluarkan agar tidak meracuni tubuh. Keluaran berupa feses bersama urin biasanya dibuang

ke dalam tangki septik. Lumpur tinja/night soil yang telah memenuhi tangki septik dapat dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja. Komposisi dan volume lumpur tangki septik tergantung dari faktor diet, iklim dan kesehatan manusia Komposisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Komposisi Tinja Manusia No Parameter Berat 1. Berat basah/orang/hari 100-400 gram 2. Berat kering/orang/hari 30-60 gram Tabel 2. Komposisi dalam persen berat kering No Parameter 1. Bahan organic 2. Karbon 3. Nitrogen 4. Phospor Persentase 44%-55% 88%-97% 5%-7% 3%-5,4% Sumber: Richard dkk, 1985

Biogas adalah suatu jenis gas yang bisa dibakar, yang diproduksi melalui proses fermentasi anaerobik bahan organik seperti kotoran ternak dan manusia, biomassa limbah pertanian atau campuran keduanya, didalam suatu ruang pencerna (digester). Komposisi biogas yang dihasilkan dari fermentasi tersebut terbesar adalah 60% CH4, 38% CO2, dan sekitar 2% campuran N2, O2, H2 dan H2S. Gas methan (CH4) yang merupakan komponen utama biogas merupakan bahan bakar yang berguna karena mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi,. Karena nilai kalor yang cukup tinggi itulah biogas dapat dipergunakan untuk keperluan sumber energi. Sistim produksi biogas juga mempunyai beberapa keuntungan seperti: (1) mengurangi pengaruh gas rumah kaca, (2) mengurangi polusi bau yang tidak sedap, (3) sebagai pupuk dan (4) produksi energi. Sistem Produksi Biogas Sistem produksi biogas dibedakan menurut cara pengisian bahan bakunya, yaitu pengisian curah dan pengisian kontinyu Pengisian curah Yang dimaksud dengan sistem pengisian curah (SPC) adalah cara pengantian bahan yang dilakukan dengan mengeluarkan sisa bahan yang sudah dicerna dari tangki pencerna setelah produksi biogas berhenti, dan selanjutnya dilakukan pengisian bahan baku yang baru. Sistem ini terdiri dari dua komponen,yaitu tangki pencerna dan tangki pengumpul gas. Untuk memperoleh biogas yang banyak, sistem ini perlu dibuat dalam jumlah yang banyak agar kecukupan dan kontinyuitas hasil biogas tercapai. Pengisian kontinyu

Yang dimaksud dengan pengisian kontinyu (SPK) adalah pengisian bahan baku kedalam tangki pencerna dilakukan secara kontinyu (setiap hari) tiga hingga empat minggu sejak pengisian awal, tanpa harus mengelurkan bahan yang sudah dicerna. Bahan baku segar yang diisikan setiap hari akan mendorong bahan isian yang sudah dicerna keluar dari tangki pencerna melalui pipa pengeluaran. Keluaran biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk kompos bagi tanaman, sedang cairannya sebagai pupuk bagi pertumbuhan algae pada kolam ikan. Dengan SPK, biogas dapat diproduksi setiap hari setelah tenggang 3 - 4 minggu sejak pengisian awal. Penambahan biogas ditunjukkan dengan semakin terdorongnya tangki penyimpan keatas (untuk tipe floating dome). Sedangkan untuk digester tipe fixed dome pernambahan biogas ditunjukkan oleh peningkatan tekanan pada manometer. Sampai pada tinggi tertentu yang dianggap cukup, biogas dapat dipakai seperlunya secara efisien. Teknologi Biogas Teknologi biogas adalah proses penguraian limbah kotoran ternak oleh bakteri anaerob (bakteri Aceton dan Metan) dalam suatu tangki pencerna (digester). Dari proses tersebut dihasilkan biogas dan pupuk slurry. Bahan bangunan yang dipakai adalah material setempat, yang sebagian besar terdiri dari pasangan batu kali, pasangan batu bata, serta beton. Bangunan yang diperlukan dalam proses bio digester adalah:
1) 2)

3)
4) 5)
Penampung gas Lubang Pengadukan

Bak pemasukan (inlet) Digester Bak pengeluaran Bak penampung slurry Bak pengencer slurry
Pengeluaran Gas

Lubang Pengeluaran

Pipa Pemasukan

Slurry

Dinding Pemisah

Gambar

Floating Cover (Indian) Digester

Gambar 1. Pencerna tipe floating dome (India)

Lubang Pengisian

Pengeluaran Gas

Lubang geser Penutup dilapisi tanah lempung

Penutup mudah dilepas

Gas

1000 mm Max.

Slurry

Lubang Pengeluaran

Gambar 2. Pencerna tipe fixed dome (China) Bak Pemasukan (inlet) Bak yang berguna sebagai penampung kotoran dan air kencing manusia sebelum dimasukkan di dalam digester. Bak pemasukan ini dilengkapi dengan penyaring agar sisa rumput atau benda lain yang tidak dikehendaki masuk ke dalam digester dapat tersaring dan dibersihkan. Digester Digester adalah bangunan ruangan (tandon) sebagai tangki pencerna untuk memproses limbah organik misalnya kotoran manusia, air kencing dan air, sebagai tempat bakteri anaerob menguraikan limbah isian tersebut selama waktu tertentu. Dari proses fermentasi limbah tersebut akan menghasilkan gas, serta slurry (sisa keluaran setelah di proses sebagai pupuk organik) yang siap pakai dengan unsur hara yang tinggi. Dari proses fermentasi limbah tersebut akan mengeluarkan sisa yang bernama slurry dimana slurry mengandung unsur-unsur : N, P, K, Ca, Mg, yang sangat dibutuhkan sebagai pupuk bagi tanaman. Bak Pengeluaran Bak Pelimpahan adalah bak sebagai tampungan limpahan slurry dari digester dan bila telah penuh menuju ke bak penampungan slurry. Bak Penampung Slurry Bak ini berfungsi sebagai tempat menampung slurry luapan dari Bak Pengeluaran. Slurry di Bak Penampungan digunakan untuk menyaring/memisahkan slurry cair untuk dikeringkan sehingga ringan pengangkutannya, mudah dikemas dalam plastik untuk dijual. Dalam keadaan basah/ cair kandungan unsur haranya sangat tinggi. Penggunaan pupuk dalam keadaan basah/cair sangat dianjurkan sehingga tidak perlu melalui penyaring ini. Bak pengencer Slurry

Gambar

Fixed Dome (Chinese) Digester

Bak pengencer Slurry ini digunakan untuk menambah kandungan oksigen yaitu secara aerasi dan bisa diencerkan dengan tambahan air sehingga bisa dimanfaatkan untuk ternak lele. Proses Terjadinya Biogas dan Manfaatnya. Kotoran manusia yang dicampur dengan air kencing/air dicampur dalam bak pemasukan (inlet) selanjutnya disebut manure, masuk ke digester.. Kandungan metan dalam biogas kurang lebih 60 % dan gas bio yang terbentuk. Gas metan (CH4) ini yang digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan sehari-hari,. Sisa dari proses tersebut di atas keluarlah slurry cair yang merupakan pupuk organik yang mengandung unsur makro yang dibutuhkan tanaman..

Sal.pemasuk an kotoran Dibuang ke saluran Bak pengendap sediment/ lumpur

Bak pemasukan

Bak pengeluaran Digester pengolah kotoran

Kolam pengencer dan aerasi

DENAH/ TAMPAK ATAS ( tanpa skala)

manometer

Saluran pipa gas

Bak pemasukan Ruang gas Bak pengeluaran

Ke saluran pembuang Kolam aerasi

Ruang sluri

POTONGAN MEMANJAN (tanpa skala)

Bak sedimentasi

Pada umumnya penguraian bahan-bahan organik menjadi biogas dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: 1. Tahap Hidrolisa Grup mikroorganisme hidrolytic mengurai senyawa organik kompleks menjadi molekulmolekul sederhana, dengan rantai pendek termasuk glukosa, asam amino, asam organik, ethanol, karbondioksida dan hidrokarbon yang dimanfaatkan sebagai sumber karbon dan energy bagi bakteri yang melakukan fermentasi. Proses hidrolisis dikatalis oleh enzim yang dikeluarkan oleh bakteri seperti selullase, protase, dan lipase. Rumus kimia untuk bahan organik adalah C6H10O4. Reaksi yang terjadi selama proses hidrolisis dimana bahan organic dipecah menjadi molekul gula sederhana dapat dilihat pada reaksi 1 berikut; C6H10O4 + 2H2O C6H12O6 + 2H2 2. Tahap Acidogenesis Tahap hidrolisis segera dilanjutkan oleh pembentukan asam pada proses acidogenesis. Pada proses ini, bakteri acidogenesis mengubah hasil dari tahap hidrolisis menjadi bahan organic sederhana (kebanyakan dari rantai pendek, keton, dan alkohol). 3. Tahap Acetogenis (Tahap Pembentukan Asam) Pada tahap ini terjadi pembentukan senyawa asetat, CO2 dan hidrogen dari molekul-molekul sederhana yang tersedia oleh bakteri aceton penghasil hidrogen. Tetapi pertumbuhan mikroorganisme ini justru akan terhambat jika terjadi akumulasi hidrogen. 4. Tahap Methanogenesis (Tahap Pembentukan Methan) Pada tahap ini terjadi pembentukan gas methan dari senyawa asetat, ataupun hidrogen dan CO2 oleh bakteri methanogen. Bakteri methanogen adalah bakteri anaerob yang pertumbuhannya lebih lambat dari pada bakteri yang ada pada tahap satu dan dua. Bakteri ini sangat tergantung pada bakteri lainnya pada tahap sebelumya untuk menghasilkan nutrien dalam bentuk yang sesuai. Fungsi dari bakteri methanogen antara lain mengurangi akumulasi hidrogen seminimal mungkin di dalam medium dengan jalan menggunakan hidrogen untuk mereduksi CO2 menjadi produk yang inert (gas yang tidak dapat bereaksi secara kimia dengan benda lain) yaitu CH4. Proses ini dilakukan oleh bakteri methanogen pengguna hidrogen. Reaksi yang terjadi pada tahap methagenesis (Veenstra, G. dan Polprasert, C. 1985.) adalah pada reaksi 2 berikut ini : CH3COO- + H2O CH4 + HCO3(asetat) Solusi Yang Sudah Pernah Dilakukan Pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan dilaporkan bahwa biogas yang berasal dari limbah organik, kotoran ternak dan yang terutama kotoran manusia dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar.

Hasil samping dari pembuatan biogas (by-product) juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Dalam penelitian ini telah dibuktikan bahwa polianilin dalam bentuk basa emeraldin yang diplastisasi dengan pelarut NMP, dapat digunakan sebagai material aktif dalam sistem batere sekunder (S. Hidayat dkk. 2000). Dalam penelitian A Microscopic Analyze Of The Conduction Mechanism Of Iron Doped Polyaniline Under The UV Exposure, membuktikan bahwa polimer konduktiv yang di doping dengan bahan kimia tertentu akan menciptakan sintesis secara luas untuk mendapatkan sistem yang mempunyai sifat semikonduktor atau sifat logam (C. Valsangiacom, 2004). Penelitian lain Sintesis Dan Karakterisasi Polianilin Sebagai Material Aktif Dalam Plastic solar Cells (PSC) mengatakan bahwa Polianilin dalam bentuk ES memiliki Potensi yang lebih baik daripada Kehandalan Gagasan Pihak-Pihak Yang Terkait Strategi Penerapan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Gladstone, N. 2006. Biogas. http://www.paceproject.net tanggal akses 22 Februari 2011 Harahap, F., Apandi, M., Ginting, S. 1980. Teknologi Gas Bio. Pusat Teknologi Pembangunan Institut Teknologi Bandung. Bandung. Nagamani, B., dan Rasamany, K. 1999. Biogas Technology an Indian Perspective. Current Science Vol 77 Hal 44-55. Richard, G. F. Dkk. 1989. Appropriate for Water Supply and Sanitation, Transportation. Water and Telecomunication Department of The World Bank. Veenstra, G. dan Polprasert, C. 1985. Wastewater Treatment. IHE, Delf Suyitno, Lujito HP, Purwantoro, Didik. 2007. Journal PPM Biogas. Burhani Rahman. 2009. Biogas Sumber Energi Alternatif. http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1123717100 Agung Pambudi. 2010. Pemanfaatan Biogas sebagai Energi Alternatif. http://www.dikti.go.id Agus Mardiansyah. 2009. Re: Cara membuat Biogas? Bagaimana???. http://www.blogspot.com-admin@blogsspot.com

10

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KETUA PELAKSANA 1. Nama 2. NIM 3. Tempat / Tanggal Lahir 1989 4. Riwayat Pendidikan No. 1. 2. 3. Pendidikan SD SMP SMA : Dewi Susanti : 408231019 : Tanjung Morawa, 17 Juni : Tahun Lulus 2002 2005 2008

Nama Sekolah dan Tempat SDN 104233 Bdr Labuhan SMP Methodist Tg. Morawa SMA Methodist Tg. Morawa

5. Riwayat Publikasi / Kursus / Seminar / PKM : a) Peserta Seminar Nasional Kimia 2009 di Universitas Negeri Medan. b) Peserta Seminar Pembelajaran Kimia di Universitas Negeri Medan 2009 c) Peserta Seminar Pelatihan Pembuatan Proposal Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2010 d) Peserta Seminar IT e-Everything The Future of Information Technology di Restoran Ria 2008 e) Peserta Seminar IT The Knowledge Of Power di YangLim Plaza 2009 f) Peserta Olimpiade Sains Se-Unimed 2010 g) Juara Harapan I Olimpiade Sains Se-Unimed 2010 h) Peserta Olimpiade Sains Nasional PT. Pertamina di Universitas Sumatera Utara i) Pemenang Program Kreativitas Mahasiswa Tingkat Ditjen Dikti Tahun 2011 dengan Judul Optimalisasi Jenis Mikroba yang Berpotensi Membuat Bioetanol dari Ubi Jalar Putih (Ipomea batatas L). Medan, 28 Februari 2011 Ketua Pelaksana

(Dewi Susanti)

11

NIM. 408231019 ANGGOTA PELAKSANA 1. 2. 3. 4. No. 1. 2. 3. Nama Lengkap NIM Tempat dan Tanggal Lahir Riwayat Pendidikan Pendidikan SD SMP SMA : Rahmadani : 408231039 : Medan, 18 Maret 1989 : Tahun Lulus 2001 2004

Nama dan Tempat SDN 06250 Medan SMP NEGERI 42 Medan

SMA SWASTA YAPIM MABAR 2008 Medan

5. Riwayat Publikasi / kursus / seminar / PKM: a) Peserta seminar Motivasi Nasional di Universitas Negeri Medan b) Peserta Seminar Pelatihan Pembuatan Proposal Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2010 c) Peserta Olimpiade Sains Se-Unimed 2010 d) Juara Harapan I Olimpiade Sains Se-Unimed 2010
e)

Peserta Olimpiade Sains Nasional PT. Pertamina di Universitas Sumatera Utara


f)

Pemenang Program Kreativitas Mahasiswa Tingkat Ditjen Dikti Tahun 2011 dengan Judul Optimalisasi Jenis Mikroba yang Berpotensi Membuat Bioetanol dari Ubi Jalar Putih ( Ipomea batatas L).

Medan, 28 Februari 2011 Anggota Pelaksana I

12

(Rahmadani) NIM. 408231039

13

ANGGOTA PELAKSANA II 1. Nama 2. NIM 3. Tempat / Tanggal Lahir 4.Riwayat Pendidikan No. 1. 2. 3. Pendidikan SD SMP SMA : Andy Hardi Harefa : 4103331003 : Lahewa, 20 Agustus 1991 : Nama Sekolah dan Tempat SDN 071149 Lahewa SMPN 1 Lahewa SMAN 1 Lahewa Tahun Lulus 2003 2006 2009

5. Riwayat Publikasi / kursus / seminar / PKM: Peserta semnar Motivasi Nasional di Universitas Negeri Medan a) Peserta Seminar Pelatihan Pembuatan Proposal Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2010 b) Peserta Olimpiade Sains Se-Unimed 2010 c) Juara Harapan I Olimpiade Sains Se-Unimed 2010
d)

Peserta Olimpiade Sains Nasional PT. Pertamina di Universitas Sumatera Utara


e)

Pemenang Program Kreativitas Mahasiswa Tingkat Ditjen Dikti Tahun 2011 dengan Judul Optimalisasi Jenis Mikroba yang Berpotensi Membuat Bioetanol dari Ubi Jalar Putih ( Ipomea batatas L).

Medan, 28 Februari 2011 Anggota Pelaksana II

14

(Monica Uli) NIM. 409210026

You might also like