You are on page 1of 2

Resensi Buku Dalam Mihrab Cinta

Judul Pengarang Tebal Penerbit Ukuran


:DalamNMihrabNCinta :HabiburrahmanNEl-Syirazi :328halaman :Republika&PesantrenBasmala :13.5x20.5cm

PembukanResensi
Tema cerita cinta penggugah jiwa kembali diangkat oleh Habiburrahman El Shirazy. Novelet Dalam Mihrab Cinta (DMC) ini menambah deretan panjang novel pembangun jiwa yang telah ditulisnya yaitu ''''Ayat-ayat Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, dan Ketika Cinta Bertasbih (1)''''. Karya-karya lainnya yang berupa kisahkisah islami berjudul ''Ketika Cinta Berbuah Surga dan Di Atas Sajadah Cinta''''. Novel Ayat-Ayat Cinta berhasil melambungkan namanya sebagai icon penulis novel-novel islami paling digemari. Seperti disebutkan dalam pengantarnya, buku DMC ini sebenarnya siap diluncurkan bersamaan dengan Dwilogi Ketika Cinta Bertasbih (1). Namun karena pertimbangan tertentu (marketing) Republika merilis novelet ini pada bulan Juni 2001 (cetakan pertama) atau beberapa bulan setelah novel Ketika Cinta Bertasbih (1) meluncur di pasaran.

Macam Resensi
Novel diciptakan oleh Habiburrahman El Shirazy adalah sebuah karya sastra yang berbentuk fiksi, karena dalam novel ini hanya menceritakan tentang kisah yang kental akan sisi Religiusnya, serta banyak perlajaran tentang kisah islami.

Keunggulan
Novel ini tetap menyajikan cerita utuh yaitu tentang perjalanan seorang santri Syamsul yang difitnah, dikeluarkan dari pondok pesantren Al Furqon. Sisi kelam kehidupan Syamsul mendominasi awal-awal cerita, buah dari rasa dizalimi oleh sahabat yang semula dipercayainya, ditambah hukuman dari pesantren dan tekanan dari keluarganya. Syamsul yang bercita-cita ingin menjadi dai akhirnya berhasil bangkit dan menjalani hidup sebagai seorang guru ngaji. Keinginan untuk kembali ke jalan yang lurus, sebersit keinginan membalas ke-zaliman bekas sahabatnya, menumbuhkan tekad untuk bangkit dan semangat pembuktian diri luar biasa, sehingga ia bisa menemukan kembali jalan kesholehan dan menjadi dai yang terkenal. Tema cinta dan dakwah tetap menjadi ruh dari novel di atas. Pengarang mengajak pembaca menikmati gejolak rasa masing-masing tokoh, sambil digugah untuk selalu menjadikan Islam sebagai tuntunan hidup dalam mencari pasangan dan kehidupan yang lebih luasa. Berbeda dengan tokoh di Ayat-Ayat Cinta yang digambarkan sangat

sempurna dan matang secara ghirah dan ilmu agama, tokoh-tokoh dalam novelet-novelet di atas digambarkan sebagai orang biasa yang mengalami pasang-surut iman dan akhirnya menemukan jatidirinya kembali sebagai seorang muslim yang taat. Namun demikian, dari sisi ending ada satu kesamaan dari novel-novel yang lainnya. Pengarang tidak ingin membuat pembaca kecewa, sehingga setelah pergulatan yang berat, sang tokoh akhirnya menemukan cintanya dan berakhir bahagia. Bagi penggemar novel-novel Islami, buku ini layak baca dan perlu dibaca.

Kelemahan
Kelemahan dari novel ini adalah dalam pengunaan bahasanya yang kadang pembaca kurang memahami apa maksud dari perkataan yang disampaikan dalam novel tersebut, karena dalam novel tersebut menggunakan bahasa arab yang tidak semua orang / pembaca mengerti dengan bahasanya tersebut.

Penilaian
Novel karangan Habiburrahman El Shirazy ini bagus dan layak untuk dibaca karena selain ceritanya yang bagus dalam novel ini juga terdapat nilai-nilai moral dan pendidikan, serta novel ini kental dengan tema islami atau bersifat religious. Jadi novel ini sangat layak untuk dibaca.

You might also like