You are on page 1of 8

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa WAWANCARA sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf Tugas Bahasa Indonesia ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer

tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz xcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn


8/25/2010 Muhammad Ferdiansyah (XI IPA 4) SMA Negeri 68 Salemba Jakarta-Pusat

Tempat

Green Fm (menyiarkan langsung di) Yayasan Sheep Indonesia Jogjakarta.

Jam Topik Pembicaraan Narasumber Pewawancara

: : : :

20.00 WIB 20.30 WIB Menjaga Keseimbangan Hidup Dengan Alam Andreas Subiyono Sandy Pratama

HASIL WAWANCARA
Bencana alam yang akhir-akhir ini banyak terjadi, dinilai terkait dengan terus meningkatnya pemanasan global. Indonesia juga dituding sebagai penyumbang terbesar pemanasan global karena kerusakan lingkungan seperti penggundulan hutan dan lain sebagainya. Green FM melakukan wawancara langsung dengan Andreas Direktur Yayasan Sheep Indonesia di Jogjakarta terkait permasalahan tersebut. Berikut tanggapannya.
Pemanasan global dan ancaman bencana menjadi isu penting yang harus mendapatkan perhatian serius baik pemerintah dan masyarakat, bagaimana bapak melihatnya? Persoalan bencana sebetulnya merupakan suatu peristiwa akibat siklus alam dan bisa juga diakibatkan oleh ulah manusia. Saya pikir kalau dihubungkan dengan pemanasan global ya...saya kira bisa-bisa saja terjadi. Akan tetapi sebetulnya, menurut saya yang bisa dilihat secara langsung dalam fenomena alam itu adalah siklus dan siklus itu sendiri merupakan sesuatu peristiwa yang biasa, artinya akan terjadi. Jadi angin puting beliung

Muhammad Ferdiansyah (XI - IPA 4)

Page 2

atau kalau orang luar mengatakan topan itu adalah proses dan situasi alam biasa. Menurut saya itu bukan bencana, nah dia menjadi bencana pada saat merusak atau tidak bisa dihindari oleh manusia. Demikian halnya dengan pemanasan global, menurut saya pemanasan global juga siklus alam. Nah persoalanya sekarang, bagaimana manusia dengan komunitaskomunitasnya ini dapat hidup seimbang dengan siklus alam tersebut. Persoalanpersoalan yang muncul dalam pemanasan global, menurut saya otomatis, siklus alam yang biasanya normal dan tidak menimbulkan bencana tapi karena ulah manusia bisa saja memperparah dan menimbulkan bencana. Ini yang menjadi masalah, bisa memperparah dampak dari peristiwa alam itu bagi manusia. Ini bahkan mempengaruhi kebijakan politik global, Indonesia banyak disalahkan sebagai penyumbang besar pemanasan global, bagaimana menurut bapak? Saya memang bukan mempunyai spesifikasi pemahaman yang dalam tentang masalah itu, tetapi yang menjadi penting menurut saya adalah siapa sih yang paling berkepentingan terhadap isu pemanasan global? kalau ini menjadi isu penting lalu siapa yang paling berkontribusi terhadap pemanasan global ini, dan kemudian siapa yang harus bertanggung jawab terhadap perubahan adanya pemanasan global ini? Itu saya pikir yang harus dianalisis dulu. Menurut saya persoalan pemanasan global, memang semua orang harus bertanggung jawab, hanya persoalanya sekarang porsi pertanggungjawabanya seberapa besar. Menurut saya justru yang harus dituntut pertanggungjawabanya adalah mereka yang memberi kontribusi terhadap pemanasan global yang paling besar. Siapa kalau menurut bapak? Kasus yang ramai saat ini terkait masalah pemanasan global, misalnya pada Desember tahun lalu di Bali Amerika pun belum secara tegas menerima konfensi tentang bagaimana dia ikut menandatangai satu kesepakatan tentang peta jalan kedepan untuk

Muhammad Ferdiansyah (XI - IPA 4)

Page 3

mengantisipasi pemanasan global. Saya pikir persoalan global ini persoalan apa ya... ya siapa yang paling dominan dan berkuasa kalau Indonesia di salah-salahkan ya.. sejauh mana Indonesia mampu membuat sebuah argumentasi. Secara umum yang merusak alam, hutan dan sebagainya di Indonesia ya.. orang-orang kita sendiri. nah yang harus dipertegas adalah siapa yang harus bertanggung jawab terhadap perusak alam itu sendiri. Bencana yang banyak terjadi selama ini, apakah terkait langsung dengan pemanasan global bagaimana menurut bapak? Kalau saya persoalan bencana alam terkait juga dengan perkembangan populasi, populasi manusia itu sendiri. Jadi lahan kita ini kan memang selalu terbatas, sementara manusianya terus bertumbuh dan berkembang, sedangkan alam ini dalam hukumnya kan selalu mencari keseimbangan, kalau mausia tidak menyadari bahwa dia harus berperan mengyeimbangkan maka otomatis keseimbangan terganggu dan tentu akan menimbulkan dampak yang signifikan seperti banjir, kekeringan dan sebagainya. Saya pikir itu sesuatu fenomena alam biasa, yang menjadi luar biasa pada saat manusia tidak lagi mampu mengakomodasi keseimbangan itu, sehingga akhirnya tidak ada tempat lagi untuk serapan air, tidak ada satu tempat untuk melokalisasi air yang kemudian menjadi persoalan, banjir, longsor dan lain sebagainya. Tampaknya pemerintah juga kurang peduli terhadap kelestarian lingkungan, baru-baru muncul PP No. 2 tahun 2008 tentang peralihan fungsi hutan lindung menjadi industri, Menurut bapak bagaimana? Kebijakan pemerintah terhadap bagaimana mengelola bencana saya melihatnya belum begitu serius, para penguasa yang sekarang mendapat mandat dari rakyat ini tidak cukup peka menjalankan mandat tersebut. Sebetulnya, saya yakin para pimpinan bangsa ini sudah sangat mengetahui apa yang harus dilakukan, yang menjadi pertanyaan kenapa kok itu tidak dilakukan? sebenarnya mereka sudah tahu bahwa mereka harus memprioritaskan kebijakan bagaimana mengelola bencana ini, bagaimana menata ruang dengan baik, bagaimana konsistensi pemerintah pusat, propinsi sampai

Muhammad Ferdiansyah (XI - IPA 4)

Page 4

daerah, bagaimana mengsinergiskan pembangunan atau proses pembangunan di masing-masing wilayah. Persoalannya adalah itu tidak mereka lakukan. Nah ini berarti yang harus dilihat secara kritis adalah apakah rakyat cukup mempunyai kapasitas untuk melakukan kontrol terhadap peran pemerintah yang mengabaikan hal-hal seperti ini? Jadi kalau rakyat sendiri harus menerima semua apa yang terjadi dalam policy pemerintah ya... seperti ini. Persoalannya yang memberi mandat saja diam, nah mestinya harus ada proses yang mesti dilihat secara kritis disana. Nah untuk itu, langkah strategis seperti apa yang bisa dilakukan? Kalau saya kembali kepada posisi strategis masyarakat atau rakyat, yaitu dengan melakukan konsolidasi yang kritis. Selama ini rakyat merasa seolah-olah tidak berdaya di hadapan pemerintah, karena memang rakyat sendiri belum terorganisir secara baik dan kritis. Sehingga apapun kebijakannya ketika berhadapan dengan kepentingan rayat, maka rakyat tidak bisa berbuat banyak. Selain itu, rakyat sendiri juga masih mudah terpecah belah, hanya karena kepentingan ekonomi sesaat sebagian tokoh masyarakat yang dulunya mengebu-gebu menolak suatu proses pertambangan misalnya, hanya dalam waktu yang pendek dia bisa berubah karena didekati oleh mungkin pengusaha yang mepunyai modal, lobby politik yang dia lakukan. Sehingga menurut saya disinilah letaknya, peran-peran organisasi masyarakat sipil seperti NGO harus kembali pada kekuatan basis rakyat yang kritis. Tanpa kita mampu mengorganisisir rakyat secara kuat ya... selamanya akan sama saja meskipun kita selalu ngomong advokasi melakukan perubahan kebijakan dan macam-macam ya.... kembali lagi. Sebetulnya itu hanya produk-produk kebijakan yang tidak selalu dapat ditindak lanjuti secara konsisten oleh pemerintah sendiri, dan rakyat hanya bisa diam saja tanpa mampu melakukan perlawanan. Saya pikir yang sekarang saya lihat rakyat ini akan melakukan fungsi kontrol terhadap pemerintahan ini melalui relasi, jalur apa? Apakah melalui jalur politik, partai politik untuk selalu melakukan pengawasan dan melakukan proses pergantian dalam suatu siklus demokrasi prosedur seperti sekarang ini, apakah kita akan menggunakan cara-cara penekanan melalui model-model advokasi untuk kebijakan publik? Saya pikir akan kembali lagi pada sejauhmana rakyat itu mempunyai kapasitas

Muhammad Ferdiansyah (XI - IPA 4)

Page 5

yang memadai untuk melakukan fungsi-fungsi sebagai orang yang berkuasa, yang memberikan mandat. Kadang-kadang kita ini, ya... semua orang mengatakan bahwa demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat tetapi prakteknya terbalik, karena memang belum mempunyai kapasitas dan mentalitas sebagai penguasa yang harus melakukan kontrol terhadap kekuasaan, itu yang menjadi persoalan. Sehingga strategi yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah bagaimana memperkuat masyarakat sebagai satu kekuatan critical mass atau masyarakat yang masif untuk melakukan satu tindakan fungsi kontrol terhadap kekuasaan, karena rakyat yang memberikan mandat berarti dia harus mampu melakukan kontrol, jadi bukan hanya memberikan mandat melalui pemilu setelah itu tidak melakukan kontrol yang signifikan, itu yang paling penting. Bagaimana itu harus dilakukan menurut bapak? Ya ini harus dimulai dari hal-hal yang sangat sederhana, pada level desa atau dusun sajalah, saya bukan orang yang berambisi untuk melakukan perubahan pada tataran global atau nasional, tapi bisa tidak kita membuat model di level desa dimana pemerintahan ini benar-benar di kontrol oleh rakyat? Bagaimana kekuatan rakyat mampu melakukan fungsi kontrol terhadap eksistensi pemerintahan yang telah mendapat mandat itu? Kalau ini bisa kita lakukan saya pikir itulah keseimbagan yang akan dapat berkembang kedepan, tanpa ada model yang kita inisiasi misalnya seperti kita yang bekerja di bidang pengembangan masyarakat atau dibidang kesadaran masyarakat, saya pikir juga masih akan jauh. Sehingga intinya kalau kita ingin melakukan pengelolaan bencana dan mengurangi resiko bencana ini, sejauhmana kita mampu melakukan suatu kontrol atau pengendalian terhadap kontribusi-kontribusi masyarakat terhadap suatu siklus alam ini. Jadi besar kecilnya dapat diukur dari situ, kalau saat ini banyak sekali terjadi bencana alam, kalau sejak awal pemerintah dan masyarakat paham bahwa suatu wilayah itu rawan bahaya, mereka tahu bagaimana harus mengsikapi, semua akan dilakukan sebagaimana perencanaan secara jelas, selama ini saya melihat dampak korban dari peristiwa alam

Muhammad Ferdiansyah (XI - IPA 4)

Page 6

sendiri juga terkait sejauh mana kita bisa belajar dan mempersiapkan diri terhadap situasi itu. (Spm)

POKOK-POKOK PERMASALAHAN
Berikut adalah pokok-pokok permasalahan yang telah dibahas sebelumnya,antara lain : 1. Pemanasan global dan ancaman bencana menjadi isu penting yang harus mendapatkan perhatian serius baik pemerintah dan masyarakat,

2. Pemanasan global mempengaruhi kebijakan politik global, Indonesia banyak


disalahkan sebagai penyumbang besar pemanasan global, 3. Siapa yang patut disalahkan?,

4. Bencana yang banyak terjadi selama ini, apakah terkait langsung dengan
pemanasan global,

5. Pemerintah juga kurang peduli terhadap kelestarian lingkungan, 6. Langkah-langkah dan cara-cara yang harus dilakukan untuk
menaggulanginya.

RANGKUMAN WAWANCARA
Bencana yang akhir-akhir ini terjadi tak sedikit yang menduga disebabkan oleh pemanasan global.Banyak yang menduga Indonesia salah satu penyumbang terbesarnya.Menurut tanggapan dari

Andreas Subiyono itu sebetulnya merupakan

suatu peristiwa akibat siklus alam dan bisa juga diakibatkan oleh ulah manusia jika kelewat batas.Disamping itu,karena populasi manusia yang terus bertambah kian memperburuk keadaan.Indonesia dituding sebagai penyumbang terbesar pemanasan global,maka menurutnya pemerintah harus lebih tegas.Rakyat harus ambil dalil dalam masalah ini,dengan cara mengawasi pemimpinnya dalam kinerjanya jangan hanya menerima apapun keputusan pemimpinya.Untuk mengurangi dampak pemanasan global

Muhammad Ferdiansyah (XI - IPA 4)

Page 7

sejak awal pemerintah dan masyarakat paham bahwa suatu wilayah itu rawan bahaya, mereka tahu bagaimana harus mengsikapinya dengan benar.

Muhammad Ferdiansyah (XI - IPA 4)

Page 8

You might also like