Professional Documents
Culture Documents
Keterangan :
y n : besar sampel
y s : simpang baku kedua kelompok (dari pustaka)
y x
1
-x
2
: perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgement)
y : kesalahan tipe I (ditetapkan)
y : kesalahan tipe II (ditetapkan)
3.3 Variabel Penelitian
Berdasarkan fungsi dan perannya, maka variabel penelitian dapat
diklasifikasikan menjadi :
30
1) Variabel bebas : paparan debu tembakau
2) Variabel tergantung : penurunan fungsi paru (FVC, FEV-1, rasio FEV-
1/FVC) pada tenaga kerja wanita di PT Export Leaf Indonesia Station
Lombok.
3) Variabel kendali (kontrol) : umur, masa kerja, dan status gizi.
3.4 Definisi Operasional Variabel
1) Paparan debu tembakau : konsentrasi debu yang didapatkan oleh seseorang
dalam jangka waktu tertentu sehingga menyebabkan terjadinya iritasi,
kerusakan jaringan paru yang irreversibel, hingga suatu tingkatan yang
dapat mencederai dan mengurangi efisiensi fungsi paru.
2) Penurunan fungsi paru : abnormalitas secara struktural dan fungsional pada
bagian, organ, ataupun sistem pernapasan, yang ditandai dengan penurunan
indeks fungsi paru (FVC, FEV-1, rasio FEV-1/FVC).
3) FVC : volume udara yang dapat diekspirasi secara paksa setelah inspirasi
secara maksimal.
4) FEV-1 : volume udara yang diekspirasikan secara paksa pada detik pertama
saat ekspirasi. Fase detik pertama ini dapat menunjukkan adanya obstruksi
pernapasan yang didasarkan atas besarnya volume pada detik pertama
tersebut.
5) Rasio FEV-1/FVC : perbandingan antara nilai FEV-1 dengan FVC. Bila
FEV1/FVC kurang dari 80% menunjukkan adanya kelainan obstruktif.
Contohnya pada bronkitis kronik, terjadi pengurangan FEV-1 yang lebih
31
besar dibandingkan kapasitas vital (kapasitas vital mungkin normal)
sehingga rasio FEV-1/FVC kurang dari 80%.
6) Tenaga kerja wanita : para wanita yang bekerja di PT Export Leaf Indonesia
Station Lombok.
7) Umur : lamanya orang hidup yang dihitung sejak orang tersebut terlahir
sampai pada waktu dilakukan penelitian ini, data diperoleh dari hasil
pengisian kuesioner.
8) Masa kerja : lamanya seseorang bekerja di PT Export Leaf Indonesia
Station Lombok yang dihitung pada saat ia mulai bekerja sampai dengan
sekarang, diperoleh dari hasil pengisian kuesioner.
9) Status gizi : gambaran kesehatan seseorang pada waktu tertentu yang dinilai
dengan menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT).
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Export Leaf Indonesia Station Lombok di
Desa Praubanyar, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB.
Pengambilan data dilakukan dari bulan September sampai dengan Oktober 2011.
3.6 Alat Pengumpulan Data
Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Kuisioner
b) Timbangan berat badan
c) Alat ukur (microtoise) untuk tinggi badan
32
d) Spirometri
e) Kapas atau tissue
f) Alkohol
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Permohonan Persetujuan (Informed Concent)
Para tenaga kerja wanita yang akan diteliti sebelumnya harus
menandatangani surat persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian. Hal ini
sangat penting karena semua penelitian dengan subjek manusia baru dapat
dilaksanakan bila telah diperoleh persetujuan dari calon sampel penelitian.
3.7.2 Pengisian Kuisioner
Kuisioner merupakan salah satu instrumen penilaian yang paling sering
digunakan untuk studi cross sectional. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga
dilakukan pengisian kuisioner oleh para tenaga kerja wanita yang bekerja di PT
Export Leaf Indonesia Station Lombok. Pengisian kuisioner dilakukan untuk
menentukan subjek yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil pengisian
kuisioner tadi akan diperoleh data mengenai para tenaga kerja wanita di PT
Export Leaf Indonesia Station Lombok yang berisiko dan tidak berisiko terhadap
paparan debu tembakau.
3.7.3 Pemeriksaan Fungsi Paru
Tenaga kerja wanita dengan ataupun tanpa faktor risiko terpapar debu
tembakau selanjutnya akan melakukan pengukuran kapasitas ventilasi.
Pengukuran ini dilakukan dengan merekam kapasitas vital paksa (FVC)
33
menggunakan spirometer. Nilai FVC pada keadaan normal kurang lebih sama
dengan kapasitas vital (VC), tetapi akan sangat berkurang pada mereka yang
menderita obstruksi saluran napas. Perbedaan yang besar terlihat dari jumlah
udara yang dapat diekspirasikan setiap detiknya, terutama pada detik pertama.
Oleh karena itu biasanya juga dilakukan pengukuran terhadap volume ekspirasi
paksa selama detik pertama (FEV-1). FEV-1 merupakan petunjuk yang sangat
berharga untuk mengetahui adanya gangguan kapasitas ventilasi.
Pengukuran nilai FEV-1 dan FVC pada penelitian ini dilakukan dengan
cara membandingkan nilai mutlak yang didapatkan dari hasil pengukuran dengan
nilai prediksi (normal) yang telah ada berdasarkan usia dan tinggi badan
seseorang. Dari hasil perbandingan tersebut akan didapatkan nilai dalam bentuk
persentase yang menunjukkan apakah seorang responden mengalami penurunan
fungsi paru atau tidak.
Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengukuran terhadap rasio FEV-
1/FVC. Pada orang normal, persentase FEV-1 dibagi dengan FVC adalah sebesar
80%. Rasio ini besar sekali manfaatnya untuk membedakan antara penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh obstruksi saluran napas dengan penyakit-penyakit
yang tidak dapat membuat paru-paru mengembang sepenuhnya. Pada penyakit
obstruktif, seperti bronkhitis kronis, terjadi penurunan rasio FEV-1/FVC kurang
dari 80%.
34
3.8 Prosedur Pengukuran
1) Pengukuran Berat Badan
a) Pemeriksa memberikan informasi mengenai pemeriksaan yang akan
dilakukan.
b) Pasien diminta naik ke timbangan berat badan yang sudah dikalibrasi
dengan baik.
c) Bacalah hasil pemeriksaan dan catat hasil yang didapatkan.
2) Pengukuran Tinggi Badan
a) Pemeriksa memberikan informasi terlebih dahulu tentang pemeriksaan
yang akan dilakukan.
b) Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup
kepala).
c) Reponden diminta berdiri tegak dengan posisi kepala dan bahu bagian
belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada dinding tempat alat
ukur (microtoise) dipasang.
d) Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
e) Gerakan alat ukur sampai menyentuh bagian atas kepala responden.
Pastikan alat ukur berada tepat di tengah kepala responden. Dalam
keadaan ini bagian belakang alat ukur harus tetap menempel pada
dinding.
f) Lakukan pengukuran tinggi badan pada responden tersebut.
g) Catat hasil yang didapatkan.
35
3) Penilaian Status Gizi (Pengukuran IMT)
Status gizi dinilai dengan menentukan indeks massa tubuh (IMT) para
responden berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan.
beiat bauan kg
tinggi bauan cm
Skala pengukuran :
a) Status gizi kurang : skor IMT < 18,5
b) Status gizi baik (normal) : skor IMT 18,5 24,9
c) Status gizi lebih (overweight dan obesitas) : skor IMT > 25
4) Pengukuran Spirometri
Prosedur pemeriksaan faal paru dengan spirometri :
a) Meminta persetujuan pasien
b) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
c) Menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur pemeriksaan yang
akan dilakukan
d) Memposisikan pasien, berdiri tegak dan mouthpiece dipegang di
tangan kanan.
e) Meminta pasien untuk menarik napas sedalam mungkin, setelah itu
cuping hidung ditutup dengan tangan kiri dan mouthpiece diletakkan
pada mulut serapat mungkin, selanjutnya pasien melakukan ekspirasi
maksimal melalui mulut.
f) Untuk melakukan pemeriksaan FVC, mula-mula orang yang diperiksa
melakukan inspirasi maksimal sampai kapasitas paru total, kemudian
36
melakukan ekspirasi ke dalam spirometer dengan upaya ekspirasi
maksimal secepatnya dan sesempurna mungkin.
g) Selain itu juga dilakukan pengukuran terhadap volume ekspirasi paksa
selama detik pertama (FEV-1).
h) Catat hasil pemeriksaan.
i) Pemeriksaan dilakukan sebanyak 3 kali dan diambil hasil yang
reproduksibel.
3.9 Analisis Data
Data yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Untuk
menganalisis perbedaan nilai faal paru pada kelompok dengan dan tanpa faktor
risiko paparan debu tembakau digunakan uji-t independen dengan interval
kepercayaan 95% (IK95%). Uji-t independen digunakan untuk menganalisis data
dengan variabel bebas yang berskala nominal dan variabel tergantung dengan
skala numerik.
37
3.10 Alur Penelitian
Permohonan persetujuan Pengisian kuisioner
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
Populasi tenaga
kerja wanita
Besar sampel Simple random sampling
Dilakukan pengukuran fungsi paru
menggunakan spirometer
Nilai fungsi paru
(FVC, FEV-1, rasio FEV-1/FVC)
Faktor risiko (+) Faktor risiko (-)
Efek (+) A Efek (-) B Efek (+) C Efek (-) D
Analisis data
(uji t-independen)
Faktor risiko (+)
Faktor risiko (-)
38
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Irwan. 2006. Penyakit Paru Akibat Gangguan Kerja. Available from :
http://unhas.ac.id/Irwanashari.pdf (Accessed : 2011, February 14)
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC : Jakarta.
Lee, Antony. 2009. Kesehatan Ribuan Buruh Perempuan Pabrik Rokok
Diperiksa. Available from :
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/10/29/18131659/Kesehatan.
Ribuan.Buruh.Perempuan.Pabrik.Rokok.Diperiksa (Accessed : 2011,
February 12)
Likke, et al. 2000. Analisis Cost-Benefit Terhadap Industri Rokok di Indonesia.
Available from :
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewPDFInterstitial
/ 15604/15596 (Accessed : 2011, February 13)
Mengkidi, Dorce. 2006. Gangguan Fungsi Paru & Faktor yang
Mempengaruhinya Pada Karyawan PT. Semen Tonasa Pangkep
Sulawesi Selatan. Available from :
http://eprints.undip.ac.id/15485/1/Dorce_Mengkidi.pdf (Accessed : 2011,
February 13)
Mustajbegovic, et al. 2003. Respiratory Findings in Tobacco Workers.
Available from :
http://chestjournal.chestpubs.org/content/123/5/1740.full.pdf
(Accessed : 2011, February 14)
39
Price & Wilson, 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 6. Volume 2. EGC : Jakarta.
Pudjiastuti, Wiwiek. 2002. Debu Sebagai Bahan Pencemar yang
Membahayakan Kesehatan Kerja. Available from : http://www.mail-
archive.com/penggemar-sepeda-jelajah-
nusantara@googlegroups.com/msg00843/debu.pdf (Accessed : 2011,
February 15)
Seeley, et al. 2004. Anatomy & Physiology. Sixth Edition. The McGraw-Hill
Companies.
Sudigdo, 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Sagung Seto
: Jakarta.
Triatmo, et al. 2006. Paparan Debu Kayu dan Gangguan Fungsi Paru Pada
Pekerja Mebel (Studi di PT Alis Jaya Ciptatama). Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia Volume 5 Nomor 2. Available from :
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/213 (Accessed : 2011,
February 12)
Yanev & Kostianev. 2004. Respiratory Findings in Tobacco Industry Workers.
Available from :
http://chestjournal.chestpubs.org/content/123/5/1740.full.pdf (Accessed :
2011, February 12)
Yulaekah, Siti. 2007. Paparan Debu & Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja
Industri Batu Kapur. Available from :
40
http://eprints.undip.ac.id/18220/1/SITI_YULAEKAH.pdf (Accessed :
2011, February 13)
Yunus, Faisal. 1997. Dampak Debu Industri pada Paru Pekerja dan
Pengendaliannya. Available from :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6409/1/paru-antaruddin.pdf
(Accessed : 2011, February 15)