You are on page 1of 32

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah


Wilayah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, baik yang terdapat di darat, laut maupun udara. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup antara lain adalah lingkungan hidup (habitat), letak geografis (lintang), dan iklim. Posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan. Indonesia dari beribu-ribu pulau berada diantara 2 benua, yaitu Asia dan Australia; 2 samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik; serta terletak di garis khatulistiwa yanga menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis. Dengan posisi seperti ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Keanekaragaman hayati Indonesia tersebar di berbagai wilayah, salah satunya di propinsi Jawa Tengah. Di propinsi Jawa Tengah akan ditemukan tumbuh-tumbuhan yang memiliki ciri, antara lain berbatang tinggi, berbatang rendah, berbatang keras, berbatang lunak, dll. Di sana juga akan ditemukan hewan-hewan yang memiliki ciri, antara lain bertubuh besar, bertubuh kecil, ada yang berkaki dua, berkaki empat, maupun yang berkaki banyak, dll. Selain itu, Jawa Tengah memiliki spesies endemik. Spesies endemik adalah spesies lokal, unik, dan hanya ditemukan di daerah atau pulau tertentu. Namun, propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami banyak perubahan dan perkembangan, sekaligus tempat yang paling banyak terjadinya kerusakan habitat flora dan fauna. Oleh karena itu, di butuhkan cara untuk menjaga kelestariannya.

1. 2. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi wilayah di propinsi Jawa Tengah? 2. Bagaimana karakteristik flora dan fauna yang dapat ditemukan di propinsi Jawa Tengah? 3. Flora dan fauna apa saja yang dapat ditemukan di propinsi Jawa Tengah? 4. Konservasi apa saja yang digunakan untuk melestarikan keanekaragaman hayati di propinsi Jawa Tengah?

1. 3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, diantaranya : 1. Untuk mengenal keanekaragaman hayati di propinsi Jawa Tengah. 2. Untuk mengetahui konservasi keanekaragaman hayati di propinsi Jawa Tengah. 3. Untuk menambah wawasan akan keanekaragaman hayati flora dan fauna di Indonesia, khususnya di provinsi Jawa Tengah.

BAB II PEMBAHASAN
2. 1. Wilayah Propinsi Jawa Tengah

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Letaknya 5o40' - 8o30' Lintang Selatan dan antara 108o30' - 111o30' Bujur Timur (termasuk Pulau Karimunjawa). Batas wilayah Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut. y y y y Sebelah barat Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah utara : Jawa Barat : Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta : Jawa Timur : Laut Jawa

Jawa Tengah terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi. Agak ke Selatan, tanah-tanah pegunungan diselingi dataran rendah dengan pegunungan membujur dari barat daya bersambung dengan pegunungan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Gunung yang tertinggi Gunung Slamet dengan ketinggian 3.428 meter, sedangkan Wonosobo merupakan kota yang tertinggi dengan ketinggian 756 meter di atas permukaan laut. Luas wilayahnya 32.548,20 km, atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimunjawa di Laut Jawa. Jawa Tengah memiliki panjang garis pantai 791,76 km, yang terdiri dari garis pantai utara sepanjang 289,07 km dan 289,07 km garis pantai selatan. Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara 3

dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50 km, di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan

merupakan pengangkatan zone Depresi Bandung. Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Awalnya, Gunung merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Di selatan kawasan tersebut, terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur). Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.

2. 2. Iklim dan Cuaca


Propinsi Jawa Tengah termasuk wilayah Indonesia yang dilalui oleh garis khatulistiwa yang menyebabkan daerah tersebut memiliki iklim tropis. Suhu udara ratarata di Jawa Tengah berkisar antara 18oC sampai 28oC. Tempat-tempat yang letaknya dekat dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Sementara itu, suhu rata-rata tanah berumput (kedalaman 5 cm), berkisar antara 17oC sampai 35oC. Rata-rata suhu air berkisar antara 21oC sampai 28oC. Sedangkan untuk kelembaban udara rata-rata 4

bervariasi, dari 73% samapai 94%. Curah hujan terbanyak terdapat di Stasiun Meteorologi Pertanian khusus batas Salatiga sebanyak 3.990 mm, dengan hujan selama 195 hari. 2. 3. Persebaran Flora di Propinsi Jawa Tengah Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan grumusol, sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur. Oleh karena itu, Jawa Tengah merupakan daerah yang cocok untuk penanaman berbagai macam tumbuhan (flora), seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biofarmaka, pohon-pohon tinggi, dll. Jawa Tengah memiliki flora identitas yang ditetapkan berdasarkan flora

tersebut endemik, khas, atau merupakan komoditi andalan di Jawa Tengah. Flora tesebut adalah bunga kantil (Michelia alba). Cempaka putih atau kantil merupakan salah satu anggota suku Magnoliaceae. Tumbuhan ini dikenal di Indonesia dan beberapa negara tetangganya karena kuncup bunganya sering kali digunakan dalam upacara-upacara tradisional atau ritual tertentu. Bunga kantil yang berbau harum biasa dipakai sebagai hiasan ronce (biasanya diletakkan di ujung), sesajian, serta diletakkan di daun telinga pengantin atau pendeta. Tanaman ini berbunga sepanjang tahun terutama

di musim hujan. Selain itu, terdapat flora yang menjadi identitas kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Berikut adalah daftar flora (tumbuhan) yang ditetapkan sebagai flora identitas ketiga puluh lima kota dan kabupaten di wilayah provinsi Jawa Tengah. No. Nama Kabupaten Gambar & Nama Flora

Kota Magelang

Dadap Serep (Erythrina orientalis)

Kota Tegal

Widuran (Zizipus mauritiana)

Kota Salatiga

Rejasa (Elaeocarpus grandiflorus)

Kota Surakarta

Sirih (Piper betle L)

Kota Pekalongan

Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea Widjaya)

Kota Semarang

Asem Jawa (Tamarindus indica Linn)

Kabupaten Kudus

Jambu Bol (Syzygium mallaccense)

Kabupaten Sukoharjo

Turi (Sesbania grandiflora)

Kabupaten Klaten

Kemuning (Murraya paniculata L. Jack)

10

Kabupaten Batang

Nangka (Artocarpus heterophyllus)

11

Kabupaten Karanganyar

Duku Mateseh (Lansium domesticum kultivar Mateseh)

12

Kabupaten Purbalingga

Duwet (Syzygium cumini)

13

Kabupaten Temanggung

Tembakau Gober Kemloko (Nicotiana tabaccum kultivar kemloko)

14

Kabupaten Sragen

Salam (Syzygium polyanthum)

15

Kabupaten Pekalongan

Melati Gambir (Jasminum multiflorum Burm.f)

16

Kabupaten Demak

Belimbing Demak (Averrhoa carambola kultivar Demak)

17

Kabupaten Tegal

Mangga Wirasangka (Mangifera indica kultivar Wirasangka)

18

Kabupaten Wonosobo

Pepaya Dieng (Carica pubescens Lenne & K Koch )

19

Kabupaten Kendal

Kendal (Cordia dichotoma)

20

Kabupaten Semarang

Klengkeng (Dimocarpus longan Lour)

21

Kabupaten Rembang

Kawista (Feroniella lucida)

10

22

Kabupaten Jepara

Durian Petruk (Durio zibethinus kultivar Petruk)

23

Kabupaten Purworejo

Manggis kaligesing (Garcinia mangostana var. Kaligesing)

24

Kabupaten Boyolali

Mawar Pager (Rosa chinensis Jacq)

25

Kabupaten Pemalang

Srigading (Nyctanthes arbortristis)

11

26

Kabupaten Magelang

Salak Nglumut (Salacca zalacca kultivar Nglumut)

27

Kabupaten Banjarnegara

Kayu Manis Cina (Cinnamomum cassia)

28

Kabupaten Kebumen

Kelapa Genjah Entog (Cocos nucifera kultivar genjah)

29

Kabupaten Banyumas

Nagasari (Mesua ferrea L)

12

30

Kabupaten Pati

Kapuk Randu (Ceiba Pentandra L)

31

Kabupaten Brebes

Bawang Merah Bima Brebes (Allium cepa kultivar Bima Brebes)

32

Kabupaten Wonogiri
\ Ketela Pohon (Manihot esculenta)

33

Kabupaten Blora

Jati Blora (Tectona grandis)

13

34

Kabupaten Grobogan

Lombok Besar (Capsicum annum)

35

Kabupaten Cilacap

Sukun Cilacap (Artocarpus altilis Parkinson)

2. 4. Persebaran Fauna di Propinsi Jawa Tengah Jawa Tengah memiliki fauna identitas yang ditetapkan berdasarkan fauna

tersebut endemik, khas, atau merupakan komoditi andalan di Jawa Tengah. Fauna tersebut adalah kepodang (Oriolus chinensis). Kepodang merupakan burung berkicau (Passeriformes) yang mempunyai bulu yang indah dan juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih, termasuk dalam membuat sarang. Kepodang merupakan salah satu jenis burung yang sulit dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk fisiknya. Burung kepodang termasuk jenis burung kurungan yang dibeli oleh masyarakat sebagai penghias rumah. Oleh karena itu, burung ini masuk dalam komoditas perdagangan yang membuat populasinya semakin kecil. Burung kepodang berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Burung ini berwarna hitam dan kuning dengan strip hitam melewati mata dan tengkuk, bulu terbang sebagian besar hitam. Tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam, iris merah, bentuk paruh meruncing dan sedikit melengkung ke bawah, ukuran panjang paruh kurang lebih 3 cm, kaki hitam. 14

Burung ini menghuni hutan terbuka, hutan mangrove, hutan pantai. Di tempat-tempat tersebut, burung kepodang dapat dikenali dengan kepakan sayapnya yang kuat, perlahan, mencolok & terbangnya menggelombang. Selain itu, terdapat fauna yang menjadi identitas kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Berikut adalah daftar hewan (binatang) yang ditetapkan sebagai fauna identitas ketiga puluh lima kota dan kabupaten di wilayah provinsi Jawa Tengah.

No.

Nama Kabupaten

Gambar & Nama Fauna

Kota Magelang

Burung Gelatik Madu (Parus major)

Kota Tegal

Itik Tegal (Anas platyrhyncos)

Kota Salatiga

Burung Kidangan (Zoothera citrina)

15

Kota Surakarta

Burung Punai Manten (Treron griseicauda)

Kota Pekalongan

Burung Perenjak Sayap Garis (Prinia familiaris)

Kota Semarang

Burung Kuntul Perak (Egretta intermedia)

Kabupaten Kudus

Burung Cucak Hijau (Chloropsis sonnerati)

16

Kabupaten Sukoharjo

Burung Srigunting Kelabu (Dicrurus leucophaeus)

Kabupaten Klaten

Ikan Nila Merah (Oreochromis ssp.)

10

Kabupaten Batang

Lebah Madu (Apis mellifera)

11

Kabupaten Karanganyar

Burung Jalak Gading (Acridotheres javanicus) 17

12

Kabupaten Purbalingga

Burung Jalak Suren (Sturnus contra)

13

Kabupaten Temanggung

Ayam Pelung (Gallus domesticus)

14

Kabupaten Sragen

Burung Branjangan (Mirafra javanica)

15

Kabupaten Pekalongan

Burung Kutilang Emas (Pycnonotus melanicterus) 18

16

Kabupaten Demak

Burung Belekek (Gallinago gallinago)

17

Kabupaten Tegal

Burung Jalak Suren (Sturnus contra)

18

Kabupaten Wonosobo

Domba (Ovis aries)

19

Kabupaten Kendal

Ayam Pelung (Gallus domesticus)

19

20

Kabupaten Semarang

Burung Cipoh (Aegithina tiphia)

21

Kabupaten Rembang

Kijang (Muntiacus muntjak)

22

Kabupaten Jepara

Burung Elang Laut (Haliaeetus leucogaster)

23

Kabupaten Purworejo

Kambing PE Ras (Capra sp.)

20

24

Kabupaten Boyolali

Sapi Lokal (Bos sp.)

25

Kabupaten Pemalang

Burung Kacer (Copsychus saularis)

26

Kabupaten Magelang

Itik Kalung (Anas platyrhinchos)

27

Kabupaten Banjarnegara

Burung Pelatuk Bawang (Dinopium javanense)

21

28

Kabupaten Kebumen

Burung Walet Putih (Aerodramus fuciphagus)

29

Kabupaten Banyumas

Burung Trocokan (Pycnonotus goiavier)

30

Kabupaten Pati

Ikan Bandeng (Chanos chanos)

31

Kabupaten Brebes

Kebo Ireng (Bubalus bubalis)

22

32

Kabupaten Wonogiri

Burung Jalak Uren Putih (Sturnus melanopterus)

33

Kabupaten Blora

Burung Betet (Psittacula alexandri)

34

Kabupaten Grobogan

Burung Puter Geni (Streptopelia risoria)

35

Kabupaten Cilacap

Ikan Sidat (Anguilla sp.)

23

2. 5. Konservasi di Propinsi Jawa Tengah Jawa Tengah mengalami banyak perubahan dan perkembangan, sekaligus
kehilangan keanekaragaman flora dan fauna cukup banyak, khususnya di hutan. Itu

disebabkan karena Jawa Tengah mempunyai potensi ancaman bencana yang besar, misalnya gempa bumi dan gunung meletus. Selain itu, yang mengakibatkan kerusakan di hutan sehingga menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna di Jawa Tengah semakin menyusut adalah akibat ulah tangan manusia dan kerusakan alam akibat terus berkembangnya industrialisasi. Karena faktor-faktor tersebut, dari periode tahun 2006 s/d 2010 tercatat sebagai berikut : 1. Bencana Alam Periode tahun 2006 s/d 2010 luas kawasan hutan akibat bencana alam seluas 7.715,57 Ha, kerugian pohon 669.107 batang. 2. Kebakaran Hutan Periode tahun 2006 s/d 2010 luas akibat kebakaran hutan seluas 25.553,18 Ha, kerugian pohon 1.253.675 batang.. 3. Pencurian dan Pengrusakan Pohon Periode tahun 2006 s/d 2010 kerugian pohon 158.709 batang. 4. Penggembalaan Liar Periode tahun 2006 s/d 2010 luas akibat penggembalaan liar kerugian tegakan seluas 996,61 Ha 5. Perambahan/Bibrikan Kawasan Periode tahun 2006 s/d 2010 luas akibat perambahan/bibrikan seluas 221,43 Ha. Untuk itu diperlukan konservasi-konservasi yang dapat digunakan untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Kawasan konservasi terdiri dari Cagar Alam (CA), Suaka Margasatwa (SM), Taman Nasional (TN), Taman Wisata Alam (TWA), Taman Hutan Raya), dan Taman Buru (TB). Di propinsi Jawa Tengah, hutan konservasi yang telah ditunjuk dan ditetapkan sejumlah 25 unit Cagar Alam, 1 unit Taman Nasional Laut, 1 unit Suaka Margasatwa, dan 5 unit Taman Wisata dengan rincian sebagai berikut.

24

Daftar konservasi-konservasi yang ada di Jawa Tengah.


1. Kawasan Konservasi di Seksi Konservasi Wilayah I Pati Luas (Ha) Potensi Flora Fauna

No.

Kawasan Konservasi

CA Keling Ia, b, c

6,8

Hutan alam yang cukup lebat seperti Winong, Jrakah, Kesambi dan Benda Hutan alam yang telah dijarah, saat ini ditumbuhi semak belukar Jati alam (sekunder) dan pohon rimba campuran (Kedoya, wuru, Juwet, Trembesi) Terdapat flora pegunungan yang memiliki nilai khas (Bendo, Brasan, Dualolo, Jrakah, Kalongan, Kedoya, Kedondong hutan, Jenggi, Girang, Jangkar, Jaranan, Jengkol) Jati alam sekunder dan pohon rimba campuran (Mahoni, Johar, Jrakah, Bendo, Kesambi) Jati alam dengan diameter yang cukup besar

Ayam hutan, Landak, Monyet ekor panjang, Kutilang dan Elang Monyet ekor panjang, Raja udang, Kijang, Ular dan Babi hutan Ayam hutan, Kutilang jambul, Trocokan, Emprit

CA Keling II/III

61

CA Kembang

1,8

CA Gunung Celering

1328,4

Babi hutan, Bajing tanah, Bajing terbang, Ular, Alapalap, Kutilang, Prenjak, Ayam hutan, Raja udang

CA Cabak I/II

30

Ayam hutan, landak, Monyet ekor panjang, Kutilang Kutilang, Tekukur, Trocokan, Babi hutan

CA Bekutuk

25,8

CA Gunung Butak

45,1

Ditumbuhi pohon rimba (kemiri, serut, panggang, tlutup, ketumbel, wadang, Kijang, lutung, babi hutan, jenar, weru, salam, kedoya, luwak, Prenjak, kutilang, biawak. rengas, kelapan, lengki, popohan, girang dan trengguli) Jati, mahoni, miri, kepel, kesemek Pohon jambon, gandaria, kelapa, cemara laut, dll Lutung, ayam hutan, kutilang, kacer Rusa, trenggiling, landak, burung elang laut.

8 9

TWA Sumber Semen TN(L) Kep. Karimun Jawa

17,1 111,625

25

2. Kawasan Konservasi di Seksi Konservasi Wilayah II Surakarta Luas (Ha) Potensi Flora Hutan alam campuran, tedapat, pakis, jamuju, sarangan, waru gunung, kantil, rengas, kaliandra, cemplongan, kina Walik angin, pakis, dadap, kerinyuh, pampung, pakis galar Jati alam dengan diameter besar dan hutan campuran (sengon buto, rengas, eukaliptus, kesambi, asam jawa, bamboo) Didominasi pohon pinus, akasia, puspa, tembelekan, beringin, cemara Tipe vegetasi hutan dataran tinggi yang didominasi oleh pinus Hutan pegunungan yang ditumbuhi sonokeling, mahoni, cendana, temu, puyeng, sambiroto, pule pandak Fauna Kijang, babi hutan, trenggiling, luwak, alapalap, raja udang, rangkong, prenjak, gelatik, ular Babi hutan, landak, trenggiling, kijang, jalak, kepodang, pelatuk Betet, gelatik, pekutut, tekukur, kutilang, kepodang, gemak, ular sanca cokelat Tempat trnsit gagak, ayam hutan, kuntul, tekukur, dederuk, garangan Banyak dijumpai monyet ekor panjang Tempa hidup satwa seperti kera ekor panjang, kijang ayam hutan, jalak putih, dan kutilang

No. Kawasan Konservasi

CA Gebugan

1,8

CA Sepakung

10

CA Donoloyo

8,3

TWA Tuk Songo Kopeng TWA Grojogan Sewu

6,5

64,3

SM Gunung Tunggangan

103,9

26

3. Kawasan Konservasi di Seksi Konservasi Wilayah III Cilacap Luas (Ha) 39,6 Potensi Flora Tipe hutan pegunungan dengan jenis: akasia decurans, pinus, bintamin Tipe hutan pegunungan tinggi dengan jenis: akasia decurans, cemara, puspa bintamin, cemara, pulai, wrakas Padang rumput yang ditumbuhi sedikit pinus Pinus, eboni, sengon, kenanga, nogosari Hutan alam yang selalu hijau dengan flora utama walikangin, walangan, bedali, pasang, wuru Fauna Burung mliwis, tekukur, kepodang, kacer, emprit, pentet, ikan bader bang Ikan lele, wader, burung pentet, prenjak, tekukur, elang hitam Kepodang, trocokan, elang Tekukur, kutilang, jalak uren dan garangan Elang bido, tulung tumpuk dan sesap madu

No.

Kawasan Konservasi TWA Telogo Warno/ Telogo Pengilon

CA Telogo Dringo

25,1

3 4

CA Telogo Sumurup CA Pantodomas

20,1 4,1

CA Pringombo I/II

58

TWA Gunung Selok

126,2

CA Nusakambangan Barat

675

CA Nusakambangan Timur

190

Monyet ekor panjang, Hutan alam yang terletak di kepodang, kuntul, pinggir pantai (akasia, kutilang, trocokan, sonokeling, mahoni) derkuku, gelatik Elang bido, Kangkareng Hutan alam tropis dataran perut putih, Raja udang rendah yang selalu hijau, paruh bangau, Trinil dengan flora utama Plalar pantai, Lutung, babi hutan, ular. Hutan alam tropis dataran Elang laut, kuntul, raja rendah yang selalu hijau, udang, kangkareng, tulung dengan flora wijaya tumpuk kusuma, pule, mindi, dll

27

4. Kawasan Konservasi di Seksi Konservasi Wilayah IV Pemalang Potensi No. Kawasan Konservasi CA Pagerwunung Darupono Luas Flora 1 33,2 Tumbuhan Jati alam dengan potensi cukup bagus Fauna Kijang, sesap madu, elang, kutilang, ayam hutan dan babi hutan Beraneka jenis satwa dijumpai seperti Elang, Raja udang, Bangau hitam, Kutilang, Ayam hutan, Tulung tumpuk, Macan tutul, Kancil Kijang Babi hutan, garangan, linsang, burung kuntul, trinil, raja udang dan pecuk Lutung, elang, sikatan, sesap madu, raja udang, kutilang, kuntul, ayam hutan, pecuk Monyet ekor panjang, kijang, biawak, tupai Monyet ekor panjang, garangan, bajing, landak, kutilang, dan raja udang Garangan, bajing, landak, kutilang, dan raja udang Elang brontok, kancil, kijang, ayam hutan, dan tekukur Burung emprit, ciblek, tekukur, kutilang, trocokan, sriti, pentet, pleci Elang, sesap madu, ayam hutan, bajing, burung ciblek, cici goci, gelatik batu, kacer, pleci, pentet, prenjak, puyuh, kutilang, dll

CA Ulo lanang Kecubung

69,70

Ditumbuhi tumbuhan alam seperti Plalar dan Jati

CA Peson Subah I

10,4

Hutan alam dengan flora johar, ketapang, kedoya, kayu api-api Hutan alam dengan beraneka jenis tumbuhan (gondang, jrakah, bendo, wunung, kedoya, laban dan kesambi) Berubah menjadi lahan pertanian akibat penjarahan Hutan alam yang didominasi oleh Jati. Hutan alam dengan flora utama pinus, wungu, wuru, johar, bendo Flora utama jrakah, bendo dan lo Jati alam dengan potensi bagus Hutan pinus, puspa, akasia, kaliandra, arumdalu dan ocarpa Ekosistem hutan tropis pegunungan tinggi dengan flora ande-andean, anggrung, bancetan, berasan, dll 28

CA. Peson Subah II

10

5 6 7 8 9

CA Vak 53 Comal CA Bantarbolang CA Moga CA Curug Bengkawah CA Sub Vak 18c dan 19b Jatinegara

29,1 24,5 3,5 1,5 6,6

10

CA Guci

11

CA Telogo Ranjeng

48,5

Taman Nasional Karimunjawa


Taman Nasional Karimunjawa

merupakan gugusan 27 buah pulau yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah, padang lamun, algae, hutan pantai, hutan mangrove, dan terumbu karang.

Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman Nasional Karimunjawa yaitu dewodaru

(Crystocalyx macrophyla) yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah. Kelompok algae yang dapat dijumpai terdiri dari tiga kelompok yaitu algae hijau, algae coklat, dan algae merah. Hutan pantai dan hutan mangrove dicirikan dengan adanya ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), jati pasir (Scaerota frustescens), setigi (Strebus asper), waru laut (Hibiscus tiliaceus), dan bakau hitam (Rhizophora mucronata). Jenis terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa merupakan terumbu karang pantai/tepi (fringing reef), terumbu karang penghalang (barrier reef) dan beberapa taka (patch reef). Kekayaan jenisnya mencapai 51 genus, lebih dari 90 jenis karang keras dan 242 jenis ikan hias. Dua jenis biota yang dilindungi yaitu akar bahar/karang hitam (Antiphates spp.) dan karang merah (Tubipora musica). Biota laut lainnya yang dilindungi seperti kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet (Charonia tritonis), nautilus berongga (Nautilus pompillius), batu laga (Turbo marmoratus), dan 6 jenis kima. Keanekaragaman satwa darat di taman nasional ini tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan satwa perairan. Satwa darat yang umum dijumpai antara lain rusa (Cervus timorensis subspec), kera ekor panjang (Macaca fascicularis karimondjawae); 40 jenis burung seperti pergam hijau (Ducula aenea), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), trocokan/merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), betet (Psittacula alexandri), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan ular edhor. Burung elang laut perut putih merupakan satwa yang terancam punah di dunia.

29

BAB III PENUTUP 3. 1. Kesimpulan


Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Letaknya 5o40' - 8o30' Lintang Selatan dan antara 108o30' - 111o30' Bujur Timur (termasuk Pulau Karimunjawa). Di propinsi Jawa Tengah terdapat banyak keanekaragaman hayati flora dan fauna. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya spesies yang terdapat di daerah tersebut, bahkan ada beberapa flora dan fauna yang menjadi endemik di daerah tersebut. Flora yang hidup di propinsi Jawa Tengah memiliki tingkat keanekaragaman cukup tinggi dan didominasi oleh pohon-pohon yang aktif melalukan fotosintesis. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi daerahnya yang dilalui garis khatulistiwa sehingga beriklim tropis, curah hujan tinggi, dan tanah yang cukup subur. Fauna yang hidup di propinsi Jawa Tengah memiliki ukuraran tubuh yang besar, terdapat beberapa jenis hewan primata, dan burung yang memiliki warna bulu kurang menarik. Dengan ciri-ciri tersebut, propinsi Jawa Tengah memiliki fauna bertipe oriental (asiatis). Di propinsi Jawa Tengah terdapat konservasi yang digunakan untuk melestarikan keanekaragaman hayati flora dan fauna. Hutan konservasi yang telah ditunjuk dan ditetapkan sejumlah 25 unit Cagar Alam, 1 unit Taman Nasional Laut, 1 unit Suaka Margasatwa, dan 5 unit Taman Wisata dengan rincian sebagai berikut.

No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Naman Kawasan
Ulo Lanang Kecubung Curug Bengkawah Guci Moga Telogo Ranjeng Gebungan Sepakung Pringombo I/II Getas Bantar Bolang

Kabupaten
Batang Pemalang Pemalang Pemalang Pemalang Semarang Semarang Banjarnegara Semarang Pemalang 30

Fungsi
CA CA CA CA CA CA CA CA CA CA

Luas (Ha)
71 1,5 2 1 18.5 1,8 2,5 58 1 24,1

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Sub Vak 18b &19b Vak 50 Comal Pager Wunung Daruplono Karang Bolong Nusa Kambangan Timur Nusa Kambangan Barat Wijaya Kusuma Telogo Dringo Telogo Sumurup Cabak Gunung Butak Bekutuk Gunung Celering Keling I/II/III Peson Subah I/II Kep. Karumun Jawa Grojongan Sewu Sumber Semen Tuk Songo Gunung Selok Telogowarno/ Pengilon

Tegal Pemalang Kendal Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Banjarnegara Banjarnegara Blora Rembang Blora Jepara Jepara Batang Jepara Karang Anyar Rembang Semarang Cilacap Wonosobo

CA CA CA CA CA CA CA CA CA CA CA CA CA CA CA TN(L) TN TN TN TN TN

6,6 24,1 30 0,5 277 928 1 26,1 20,1 30 45,1 25 1.328,4 65,8 30 111,625 64,3 17,1 6,5 126,2 39,6

3. 2. Saran 1. 2. 3. 4. 5. .. .. .. .. ..

31

DAFTAR PUSTAKA

http://dinpertantph.jatengprov.go.id/index.htm http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_karimun.htm http://dinhut.jatengprov.go.id/www/mod.php?mod=userpage&menu=907&page_id=15 http://dinhut.jatengprov.go.id/www/mod.php?mod=userpage&menu=906&page_id=14 http://dinpertantph.jatengprov.go.id/hortikultura.htm http://dinpertantph.jatengprov.go.id/buah.htm http://www.jatengprov.go.id/?mid=tentang http://indonesia-flora.blogspot.com/2011/07/maskot-flora-jawa-tengah.html http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah http://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/perikanan_tangkap/profil_detail/35 http://andimanwno.wordpress.com/2009/03/13/fauna-indonesia-tengah/ http://alamendah.wordpress.com/2010/11/05/flora-identitas-kota-dan-kabupaten-di-jawa-tengah/ http://www.uniknya.com/2011/09/5-flora-khas-provinsi-di-jawa/ http://www.uniknya.com/2011/09/5-fauna-khas-provinsi-di-p-jawa/ http://www.indonesianchm.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=112&Itemid =133&lang=in http://www.blogster.com/anjjateng/geografi-jawa-tengah

32

You might also like