You are on page 1of 5

Selayaknya Masyarakat Dayak Mendapatkan Insentif SEBAGAIMANA kita ketahui dari ke-lompok peneliti di Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan

dimana pada umumnya masyarakat aslinya adalah masyarakat dari suku Dayak (khu-susnya di Pedalaman Kalimantan Timur). Dimana masyarakat asli ini memiliki berbagai kearifan tradisional dalam pengelolaan sumber daya alam hutan sekitar. Mulai dari perlindungan tanah, pemanfaatan hasil hutan sampai dengan pengelolaan api dan perburuan binatang liar di hutan. Dengan semakin majunya peradapan dan mulai meram-bahnya usaha-usaha pengelolaan hutan ke daerah pedalaman maka terjadi penurunan nilai-nilai lingkungan yang dapat menyebabkan berbagai pencemaran dan kerusakan alam, maka para peneliti mulai menggali berbagai kearifan lokal guna menjaga kondisi yang sudah mengalami degradasi akhirakhir ini. Mulai cara-cara budaya dan adat masyarakat dayak terhadap masyarakatnya dalam melindungi hutan sampai berbagai peraturan adat untuk tetap konsisten memelihara lingkungan

mereka demi kelangsungan hidup anak cucu mereka di masa depan. Berbagai contoh telah dapat kita lihat, bagaimana adat mengatur agar tetap ada hutan adat sehingga dapat menjaga kelestarian budaya, dimana hutan adat ini sebagai sumber ramuan dalam perlengkapan acara adat, demikian juga berbagai lahan lembo sebagai cadangan pangan bagi masyarakat Dayak sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, keluarga mereka. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan lauk-pauk mereka memiliki berbagai cara untuk tetap memelihara kebersihan sungai, serta ada waktu-waktu tertentu dimana musim berburu hewan di hutan dengan tetap memperhatikan kebutuhan yang diper-lukan tanpa melakukan perburuan ber-lebihan, karena yang diperlukan sebatas pemenuh kebutuhan keluarga dan masyaraktnya. Berbeda dengan masyarakat pendatang dengan me-nitikberatkan pada hasil yang ingin diperoleh seba-nyak-banyak dengan paham materialistis. Berbagai kearifan ini kini mulai diteliti serta didokumentasikan oleh para peneliti baik lokal

maupun internasional guna mempublikasikannya sesuai de-ngan tujuan dari lembaga masingmasing peneliti. Sudah banyak penelitian dilakukan di masyarakat dayak, baik dari sisi budaya, pengetahuan pengobatan, jenis tanaman, teknik perburuan, serta sistem-sistem perlindungan hutan guna pembangunan hutan yang berkelanjutan, sampai diseminarkan serta dipublikasikan di dunia internasional. Namun hasilnya MASYARAKAT DAYAK MEN-DAPAT NAMA sebagai masyarakat yang memperoleh predikat dan budaya dalam pelestarian hutan dan kearifan tradi-sional, namun sayang hasil yang kembali ke tanah dayak tidak sebanding dengan sumbangan budaya dan pengetahuan-nya. Pembangunan dan fasilitas kehidu-pannya pun tetap sebegitu saja dari zaman ke zaman, belum mendapatkan prioritas yang utama, seharusnya hasil dari penelitian yang ditulis tersebut disumbangkan sebagai pustaka untuk desa yang diteliti tersebut (paling tidak), masyarakat hanya sedikit bangga dengan kedatangan kulit putih (bangsa asing) ke desa untuk mendokumentasi

dan mempublikasikannya, yang lebih penting lagi masyarakat Dayak seha-rusnya mendapatkan berbagai fee (ba-yaran) sebagai orang yang memelihara kebudayaannya agar dapat memperoleh kesempatan untuk menuntut ilmu lebih tinggi (jika memungkinkan sampai ke berbagai belahan dunia) serta nantinya dapat meneliti dan mempublikasikan nilai-nilai kearifan nenek moyangnya, bukan sebagai penonton atau sebagai sumber data saja. Serta seyogyanya juga perlu mendapatkan fee (bayaran) dari hasil penjualan penulisan dari berbagai tulisan kearifan tradisional yang ditulis oleh seorang peneliti (yang dikomer-sialkan)tentunya bukan hanya peneliti saja yang mendapatkan fee.. Akhir-akhir ini berdasarkan penga-laman di lapangan, para tetua adat atau kepala kampung di pedalaman Kali-mantan terkadang mengeluh, mereka katakan mereka hanya ditanya ber-bagai hal tentang pengetahuan tradi-sional yang dimilikinya, namun hasil yang mereka peroleh setelah para peneliti kembali ke negaranya dan menulis berbagai hasil penelitiannya, mereka tidak

tahu hasilnya apalagi sampai dikomersialkan ditulis dalam bahasa Inggris yang cukup rapi dan sistematik sehingga dijual di pasar-pasar buku international di Singapura serta berbagai belahan dunia lainnya. Berdasarkan semua itu ada lebih baiknya untuk masa-masa mendatang masyarakat tradisional yang masih memiliki budaya dan adat yang dapat melestarikannya, perlu mendapatkan insentif termasuk masyarakat Dayak yang ada di Kalimantan Timur yang tinggal jauh di dalam hutan serta berbagai belahan anak sungai di daerah hulu.

You might also like