Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mengharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan menyebutkan berbagai aspek dan terminologi yang diajarkan pada pendidikan kelautan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Mengharapkan mahasiswa dapat mengetahui menyebutkan latar belakang sejarah pendidikan kelautan. 2. Mengharapkan mahasiswa dapat mengetahui menyebutkan berbagai terminologi pendidikan kelautan. dan
dan
3. Mengharapkan mahasiswa dapat mengetahui, menyebutkan dan menunjukkan berbagai aspek dan elemen dari sejarah pendidikan kelautan di Indonesia
Konvensi hukum laut PBB 1982 diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan penetapan UU No. 17 tahun 1985.
INDONESIAN SEAS
6, LU 11 LS ISLANDS CONTINENT
Wilayah negara Indonesia sekitar 5 juta km2, terdiri dari 1,9 juta km2 daratan dan 3,1 juta km2 lautan.
Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ), yang merupakan jalur dengan batas 200 mil dari garis batas dasar dengan luas mencapai 2,7 juta km2.
Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ) sebesar 2,7 juta km2. Wilayah tersebut memiliki keanekaragaman sumberdaya alam baik secara kualitatif dan kuantitatif, serta sumber daya manusia yang dapat dijadikan modal utama didalam pemenuhan dan penciptaan potensi untuk pemenuhan kebutuhan bangsa Indonesia.
Peningkatan kualitas hidup mencakup tiga kriteria. 1. Penyediaan kebutuhan dasar hidup hayati bagi masyarakat, seperti air, udara, bahan pangan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, terhindarnya dari serangan penyakit dan serangan musuh. Hal ini bersifat mutlak, agar manusia dapat hidup secara layak.
Peningkatan kualitas hidup mencakup tiga kriteria. 2. Terpenuhinya kebutuhan dasar manusiawi, seperti papan, sandang, pendidikan, pekerjaan, kebebasan beragama, mengeluarkan pendapat dan berkarya. Kriteria ini relatif tidak mutlak, namun harus terpenuhi.
SEJARAH KELAUTAN
Sejarah terbentuknya lautan, tidak terlepas dari terbentuknya bumi 4.7 trillium tahun yang lalu (Sumich, 1992). Teori yang ada menyatakan bahwa planet bumi terbentuk dari pemadatan sekumpulan gas dan partikel partikel hingga menjadi suatu kesatuan yang padat. Pemadatan tersebut diduga dikarenakan pemanasan oleh sinar matahari
SEJARAH KELAUTAN
Crust : 10 65 km Mantle : 65 2.900 km Outer Core : 2.900 5.300 km Inner Core 5.300 6.370 km
SEJARAH KELAUTAN
SEJARAH KELAUTAN
Wilayah lautan merupakan bagian dari bumi yang juga terbentuk karena proses pelapisan pada bumi tersebut. Air laut merupakan akumulasi dari air yang dihasilkan oleh gas vulkanik dan reaksi reaksi pemecahan kimiawi. Kehidupan di bumi dan lautan diduga muncul pada 1 trilliun tahun yang lalu berdasarkan fosil yang ditemukan. Oksigen bebas diproduksi oleh sel photosintetik mikroskopik. Oksigen tersebut berkembang sehingga menjadi bagian dari atmosfir.
SEJARAH KELAUTAN
Upaya penemuan kapan kehidupan di laut dimulai dibuktikan dengan fossil yang dijumpai dari era 500 juta tahun yang lalu. Fossil fossll tersebut terdiri dari cacing, sponge, karang, dan beberapa hewan akar yang nantinya berkembang menjadi biota darat. Hal ini juga membuktikan teori bahwa kehidupan berasal dari laut pada waktu tersebut. Bentangan air laut memberi perlindungan bagi biota biota yang hidup dari radiasi sinar ultraviolet yang cukup mengganggu
SEJARAH KELAUTAN
Sejarah eksplorasi manusia terhadap laut ditunjukkan oleh Pytheas pada 325 tahun sebelum masehi. Pytheas yang berasal dari Yunani melakukan pelayaran sampai ke Iceland sehingga menemukan metoda untuk mendeterminasi latitude ( lintang ). Satu abad berikutnya Eratosthenes dari Alexandria, Mesir melakukan estimasi keliling bumi sepanjang 45.000 km, dimana 12 % lebih besar dibandingkan keadaan sekarang yang hanya 40.000 km.
Selanjutnya pada abad menengah, para suku Viking, Arab, China dan Polynesia telah melakukan pelayaran pada berbagai lautan. Pada abad ke 15, semua daratan telah dikuasai manusia sebagai akibat pelayaran di laut tersebut, meskipun Antartika tetap belum tersentuh
Tahun 1768 sampai dengan 1779, James Cook dari Inggris melakukan pelayaran ke Lingkaran Antartik, dimana menjadi agen pengenal atas alat Chronometer Lautan buatan John Harrison. Chronometer tersebut berdasarkan longitude ( bujur bumi ). Tahun 1882, perjalanan saintifik di lautan dilakukan oleh Kapal Challenger. Kapal tersebut diantaranya mengukur 492 kedalaman di laut, dengan pengukuran paling dalam pada patahan Mariannas, di Atlantik sedalam 8185 m
Tahun 1968, kapal Glomar Challenger, mampu mengebor kedalaman sampai 7000 meter untuk menunjukkan adanya bentuk lapisan bumi dengan sejarah yang sama.
Tahun 1968, kapal Glomar Challenger, mampu mengebor kedalaman sampai 7000 meter untuk menunjukkan adanya bentuk lapisan bumi dengan sejarah yang sama.
Pengembangan keilmuan kelautan dimulai pada tahun 1985, Surat Edaran Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 1023/D/Q/1985 tanggal 6 Juni 1985, dengan dirintisnya pengembangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan di Universitas Diponegoro bersama lima perguruan tinggi Indonesia lainnya (Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanudin, Universitas Patimura, Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Riau ).
Perkembangan kelahiran Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan selanjutnya didukung oleh pendanaan, yang merupakan pinjaman dari Asian Development Bank ( ADB ), loan No. 894-INO dan 895-INO (SF), dalam bentuk Proyek Pendidikan Ilmu Kelautan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan di Universitas Diponegoro mendapatkan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 54/Dikti/Kep/1987 yang direvisi pada 1988 dengan SK Dirjen Dikti No. 24/Dikti/Kep/1988, tentang perubahan pengembangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan menjadi Program Studi Ilmu Kelautan di UNDIP
Fakultas Ilmu Kelautan di Universitas Diponegoro, merupakan salah satu Fakultas yang direncanakan didirikan sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Universitas Diponegoro tahun 1980 1990. Fakultas Ilmu Kelautan tersebut direncanakan sebagai wadah dan pengembangan dari program studi Ilmu Kelautan, yang merupakan cikal bakal pengembangan pendidikan bidang Kelautan.
Fakultas Ilmu Kelautan tersebut direncanakan sebagai wadah dan pengembangan dari program studi Ilmu Kelautan, yang merupakan cikal bakal pengembangan pendidikan bidang Kelautan, dalam upaya untuk mem back-up dan memperkaya Pola Ilmiah Pokok Universitas Diponegoro yaitu Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut ( Coastal Region Eco-development ).
Terima kasih