You are on page 1of 1

Terapi Pada pasien dini didiagnosis dengan TB paru BTA positif lesi luas kasus putus obat, pengobatan

menggunakan OAT kategori I yaitu pemberian RHZE selama 2 bulan pertama tanpa Z dilanjutkan dengan 10 bulan RH. Pada pasien telah mengalami insufisiensi hepar maka pengobatan pada pasien ini tanpa menggunakan Pirazinamid yang memiliki efek paling hepatotoksik, meskipun isoniazid dan rifampicin juga memiliki efek yang sama tetapi lebih minimal. Isoniazid dan Rifampicin diberikan secara perlahan menggunakan dosis minimal. Konsumsi kedua obat tersebut dinaikkan perlahan-lahan, selama pemberian diperhatikan efek samping obat. Apabila terdapat tanda dan gejala insufisiensi hepar seperti mual, muntah dan kulit kekuningan, penggunaan obat segera dihentikan. Pada pasien dengan kasus putus obat perlu diperhatikan lama pengobatan sebelumnya, lama berhenti minum obat dan keadaan klinis, bakteriologi ternasuk kultur bakteri untuk menentukan resistensi bakteri terhadapa OAT, serta radiologi saat ini. Pilihan kategori OAT yaitu 2RHZES/1RHZE/5R3H3E3 Selain diberikan OAT, pada pasien ini juga diberikan terapi simptomatik lain seperti infus aminofusin untuk terapi kerusakan heparnya, kalnex untuk mengatasi perdarahan akibat batuk darahnya, Ranitidin untuk mengurangi sekresi asam lambung akibat beberapa obat yang diberikan, salbutamol yang digunakan sebagai bronkodilator karena pada pasien ini sangat sesak dan disebabkan karena bronkospasme, serta diberikan vectrine sebagai mukolitik atau pengencer dahak sehingga diharapkan dahak mudah dikeluarkan dan dapat mengurangi sesak napas.

Obat Pilihan Jenis-jenis tablet FDC dikelompokkan menjadi 2, yaitu: FDC untuk dewasa dan FDC untuk anak-anak. Tablet FDC untuk dewasa terdiri tablet 4FDC dan 2FDC. Tablet 4FDC mengandung 4 macam obat yaitu: 75 mg Isoniasid (INH), 150 mg Rifampisin, 400 mg Pirazinamid, dan 275 mg Etambutol. Tablet ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap intensif dan untuk sisipan. Tablet 2 FDC mengandung 2 macam obat yaitu: 150 mg Isoniasid (INH) dan 150 mg Rifampisin. Tablet ini digunakan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu dalam tahap lanjutan. Baik tablet 4FDC maupun tablet 2FDC pemberiannya disesuaikan dengan berat badan pasien. Untuk melengkapi paduan obat kategori II tersedia obat lain yaitu: tablet etambutol @400 mg dan streptomisin injeksi (vial @750 mg ).

You might also like