Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengertian secara umum, kanker dapat dikatakan sebagai
pembelahan sel yang tak terkendali. Tanpa memperhatikan jenisnya, kanker
pada mulanya berkembang pada sel normal dan sehat dan memiliki
karakteristik dasar sel normal ini, setidaknya dalam tahapan perkembangan
awalnya. Namun demikian, sel-sel ini cenderung kehilangan sebagian
kemampuannya. Salah satu kemampuan yang penting adalah kemampuan
untuk bereaksi terhadap pesan-pesan yang dikirimkan oleh lingkungannya atau
oleh organismenya sendiri, yang mengatur replikasi sel. Ketika ketakteraturan
seperti ini terjadi, sel tak lagi dapat mengendalikan replikasinya dan
pertumbuhan jaringan. Proses ini, yang dikenal dengan "pembelahan
berkesinambungan" secara genetis ditransfer kepada sel-sel baru,
mengakibatkan penyebaran tumor, yang pada gilirannya menyerang jaringan
tetangganya. Sel yang rusak ini memakan nutrisi sel lain, menghabiskan suplai
asam amino yang sangat penting. Sel kanker akhirnya menutup saluran dalam
tubuh manusia dengan volumenya yang terus membesar. Mereka berakumulasi
dalam berbagai organ seperti otak, paru-paru, hati dan ginjal, mengelilingi sel
sehat dan normal dalam organ ini dan menghalangi fungsi normalnya,
akhirnya menimbulkan ancaman yang serius terhadap kehidupan manusia.
Sel normal hanya membelah diri kalau mereka menerima perintah dari
sel tetangganya. Ini termasuk cara pengamanan di dalam organisme itu. Akan
tetapi, sel kanker tidak merespon mekanisme ini dan menolak setiap
pengendalian pada sistem replikasinya. Jenis kanker yang dijelaskan sejauh ini
tak menyebabkan masalah pada sistem pertahanan. Tubuh yang kuat dengan
sistem pertahanan yang efektif mampu berjuang melawan sel kanker yang
berkembang dan bertambah jumlahnya, dan bahkan mengalahkan penyakit itu.
Masalah utama muncul ketika membran sel kanker robek sendiri karena
bantuan enzim (enzim pac-man), dan bercampur dalam peredaran darah
dengan menembus cairan limpatik, dan akhirnya mencapai sel dan jaringan
yang jauh.
-1-
Skenario saat ini cukup negatif. Sel yang biasanya bekerja secara
kolektif memberi manusia karunia melihat, mendengar, bernapas, dan hidup,
tiba-tiba tumbuh membandel, tidak mematuhi perintah "berhenti" yang
diterima dari sel tetangganya. Saat mereka terus membelah diri, mereka
mengusung proses pengrusakan berkecepatan penuh yang membawa pada
kematian tubuh total.
Jika kita
bandingkan
tubuh manusia
dengan sebuah
Pep eran ga n ant ara sel kanker (merah negara, dan
jambu) da n limfosit (kunin g). sistem
pertahanan manusia dengan pasukan yang kuat dan bersenjata lengkap, sel
kanker umpama pemberontak negara. Pemberontak ini semakin hari semakin
banyak, terus melakukan perusakan terhadap struktur saat itu. Akan tetapi
pasukan tentara di negara ini sama sekali tidak dapat ditembus.
Kanker menjadi bentuk yang mengancam nyawa ketika sel yang rusak
ini berkelit dari sistem
bunuh diri. Dalam
kasus ini, diaktifkanlah
suatu mekanisme
pertahanan sekunder
untuk mencegah
multiplikasi tak (Jika dip erlukan, den ga n pe nu h
terkendali sel-sel ini. disiplin sel ak an bu nu h diri. )
Jika mereka berhasil
pula melewati penghalang ini, tahapan berikutnya yang mereka hadapi adalah
"saat krisis". Pada tahap ini, sel-sel yang telah berhasil meloloskan diri dari
sistem keamanan sebelumnya sekaligus dibunuh semuanya. Akan tetapi, bisa
jadi satu di antara sel-sel ini berhasil mengatasi "krisis". Sel kanker
"pemberontak" tersebut akan mentransfer sifat pemberontakannya kepada
turunannya, yang akan bermultiplikasi dalam jumlah besar. Sekarang pasien
kanker harus melawan dengan usaha yang intensif.
-3-
dan berhati-hati untuk tidak menduduki tempat sel lain. Prosedur ini diajarkan
kepada mereka melalui berbagai molekul mediator yang memungkinkan sel
menjaga tempat mereka masing-masing. Akan tetapi, terkadang ada juga
kejadian saat molekul mediator ini absen atau tak dapat memenuhi tugasnya.
Keadaan ini menguntungkan sel kanker. Saat molekul penghalang tidak ada di
sekitarnya, sel kanker menyebar lebih cepat. Di samping itu, sel kanker tak
perlu menancapkan dirinya pada satu tempat tertentu. Mereka merusak aturan
dengan hidup bebas tanpa menetap di suatu tempat.
(Proses sel seha t beru bah menja di sel ka nker. Sel sel-sel pertahanan. Mungkin
kedengarannya ganjil, kita
norm al sep erti yan g tampak di se belah kir i melakuk an
bukan sedang mem-
bu nu h diri at au be rub ah menja di sel kank er kare na
bicarakan aktor berbakat
men galami be rba gai mu tasi ge ne tic )
melainkan tentang sel
kanker, yang bermain-main melawan musuhnya. Sebelum mencoba
menjelaskan permainan yang benar-benar cerdas ini, mari kita meninjau ulang
apa yang sudah dijelaskan sejauh ini.
Apakah yang akan terjadi jika misi sulit ini diserahkan kepada satu
triliun manusia berpendidikan tinggi? Akankah tingkat keberhasilannya sama-
sama mengesankan? Apakah mungkin mereka membuat khalayak ramai
mengikuti keinginan mereka meskipun ada kewajiban serta aturan disiplin
yang ketat? Jika sebagian anggotanya lupa rumus antibodi yang harus
dibuatnya, atau enggan memproduksinya, atau menolak bunuh diri saat
diperlukan, akankah semua tahapan ini berfungsi dengan teratur? Akankah
perjuangannya berbuahkan kemenangan? Dapatkah pasukan yang
beranggotakan miliaran orang melanjutkan usaha tanpa kesalahan? Adakah
komandan atau manajer terampil yang mau melaksanakan tanggung jawab
mengendalikan miliaran orang ini? Betapapun, sel pertahanan kita tak
memerlukan komandan atau manajer. Sistem mereka beroperasi dengan cara
yang sangat teratur, tanpa suatu penghalang atau kesulitan. Tak ada anarki atau
kerancuan selama proses. Hanya ada satu penyebab di balik kesempurnaan dan
fungsi yang sangat efektif ini: Allah. Dia-lah yang membangun sistem ini
sampai ke rincian terkecil, dan mengilhami unsur-unsur sistem ini untuk
memenuhi tanggung jawab mereka. Pada ayat ke-5 surat As-Sajadah
dinyatakan: "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi." Sesuai dengan aturan
ini, sel pertahanan meneruskan usahanya tanpa istirahat ataupun merasa
terpaksa dengan wahyu yang diberikan oleh Allah kepada mereka ini.
Jangan lupa, sel kanker awalnya adalah sel tubuh yang membawa karakter
molekuler manusia. Akibatnya, sel pertahanan sulit mengenali sel kanker.
Lebih jauh lagi, sel kanker berhasil menang dari sebagian anti-bodi dengan
suatu cara yang sampai saat ini belum diketahui.
-5-
efek yang terjadi malah sebaliknya. Bukannya berhenti, aktivitas sel kanker
malah meningkat, penyebaran tumor semakin cepat dan kuat.
Sel kank er tid ak be rtind ak sen dir i. Kolaborasi antara antibodi dengan sel kanker
bahkan dapat mencapai dimensi yang lebih
Ada ba nyak sel yan g
luas. Ada juga kejadian sel kanker bergabung
berk omunikasi dan bek erja sama
dengan antibodi untuk membentuk "sel T
de ng an nya. (Baw ah ka na n: sel
penekan palsu". Sel T penekan palsu ini
kank er pa yud ara, at as: sel kanker
memberi informasi yang salah kepada
kulit)
antibodi dengan memancarkan pesan "tak ada
bahaya". Situasi yang lebih mengancam terjadi apabila sel kanker berkembang
menjadi "sel T penolong palsu", bukan sel T penekan palsu. Dalam keadaan
seperti ini, pesannya dikirimkan ke lebih banyak antibodi. Lingkungan seperti
inilah yang paling nyaman bagi sel kanker.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menambah literatur kajian patologi yang terfokus pada kanker
payudara.
2. Untuk mengungkap bagaimana kanker payudara ini terjadi.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah resiko terkena kanker
payudara.
4. Untuk menambah nilai mata kuliah patologi.
C. Batasan Masalah
Pembahasan patologi sangat luas cakupannya karena itu penulis
memfokuskan permasalahan pada kanker payudara.
Untuk mempermudah dalam penulisan tugas ini, maka penulis
merumuskan dan membatasi makalah ini dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana terjadinya kanker payudara?
2. Apa gejala-gejala yang menandakan adanya serangan kanker?
3. Bagaimana cegah resiko terkena kanker payudara?
4. Adakah pengobatan bagi yang mengalami kanker payudara.
BAB II
PEMBAHASAN
-7-
Payudara berfungsi memproduksi ASI,
terdiri dari lobulus-lobulus yaitu kelenjar
yang menghasilkan ASI, tubulus atau
duktus yang menghantarkan ASI dari
kelenjar sampai pada puting susu (nipple),
pembuluh darah sebagai pemberi nutrisi
dan saluran-saluran limfe yang akan berkumpul
pada KGB aksila fungsinya membawa
cairan jaringan dan penyaring terhadap
penyebaran bakteri dan sel-sel kanker,
saluran limfe tidak dapat secara sempurna
menyaring sel-sel kanker sehingga
memungkinkan terjadinya penyebaran pada organ tubuh lainnya, jaringan
payudara dilindungi oleh jeringan lemak dan ligamen-ligamen. Umumnya keganasan
pada payudara diberi nama berdasarkan asal sel kanker yaitu dari duktus atau lobulus.
B. Patofisiologi Payudara
Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan
racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian
lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di
tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau
kanker baru. Proses ini disebut metastasis.
Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk
ke dalam tubuh kita, diantaranya pengawet makanan, vetsin, radioaktif,
oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah.
Tetapi yang terakhir ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah tubuh kita
mampu menetralkan zat karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh.
Bersama aliran darah dan aliran getah bening, sel-sel kanker dan racun-racun
yang dihasilkannya dapat menyebar ke seluruh tubuh kita seperti tulang, paru-
paru, dan liver tanpa disadari oleh penderita. Karenanya tidak mengherankan
jika pada penderita kanker payudara ditemukan benjolan di ketiak atau
benjolan kelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula kanker pada
liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya. Penderita sering batuk yang
tak kunjung sembuh atau sesak napas yang berkepanjangan.
-9-
1. Jika dalam keluarga ada penderita kanker payudara
2. Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami
manepause
3. Tidak pernah menyusi anak
4. Kegemukan
5. Tidak pernah melahirkan anak
6. Pernah mendapat terapi hormon
7. Pernah mendapat radiasi pada payudara
Deteksi
Kanker payudara yang diketahui baru pada stadium satu kemungkinan
sembuhnya lebih tinggi dan tidak perlu dilakukan operasi pengangkatan
payudara. Itu sebabnya, deteksi sedini mungkin sangat penting. Cara
paling mudah dan murah untuk mendeteksi kanker ini adalah melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).
Sadari dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada saat itu
payudara terasa lunak. Dalam posisi berbaring atau berdiri, kita bisa
meraba dengan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) secara lembut ke
payudara. Jika menemukan benjolan atau kerutan, bentuk payudara tidak
simetris, kulit berubah seperti kulit jeruk, dan pembesaran kelenjar getah
bening di ketiak, segera periksakan ke dokter.
Ada sejumlah kecil kanker payudara muncul tanpa adanya benjolan sama
sekali. Jenis kanker payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast
Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat agresif. Jika tidak segera
terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian. Kenali gejala-gejalanya
seperti:
Inflammatory Breast Cancer ini sering disalahartikan sebagai infeksi. Jika Anda
mengalami gejala-gejala di atas, mintalah rujukan untuk melakukan
mammogram. Jika ada perubahan warna pada payudara, minta pula rujukan
untuk biopsy. Jika gejala-gejala tetap ada tanpa adanya diagnosa penyebabnya,
minta pendapat kedua atau ketiga sampai ada dokter yang dapat menentukan
penyebab gejala-gejala tersebut.
Pria juga dapat terkena kanker payudara walau persentasenya lebih kecil
daripada perempuan. Kanker payudara pada pria juga berbahaya. Penyebaran
kanker payudara pada pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara pria
lebih tipis dari perempuan sehingga pada tahap awal mungkin sudah terjadi
- 11 -
pelekatan pada jaringan sekitarnya. Karena itu, disarankan pria juga melakukan
SADARI sehingga setiap perubahan cepat diketahui.
0 Tis - -
(LCIS/DCIS)
I T1 N0 M0 93%
IIA T1 N1 M0 72%
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0 72%
T3 N0 M0
T3 N1/N2 M0
Keterangan
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter « 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm
T3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)
Perkembangan kanker
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini,
kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa
ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di
laboratorium.
Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada
kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh
hanya 30 - 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium
I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada
pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran
untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak
ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan
chemotherapie (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-
kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah
parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker
dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal
mungkin.
F. Pencegahan
- 13 -
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya
benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum
menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
• Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat
digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada
sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin
dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna
- 15 -
1. Tauge 10. Sawi putih
11. Daging merah
2. Vetsin
12. Rokok
3. Tape 13. Nangka
14. Durian
4. Es
15. Soft drink
5. Cabai 16. Kangkung
17. Ikan asin
6. Kurangi garam
7. Lengkeng
8. Alkohol
9. Nanas
1. Wortel 6. Brokoli
2. Lobak 7. Kubis
Minum juga susu kedelai setengah gelas, lakukan dua kali sehari, atau
konsumsi selalu 100 gram tempe setiap hari. Aneka Sayuran Hijau Pencegah
Kanker:
1. Buncis
2. Daun singkong
3. Kacang panjang
4. Daun pepaya
Menurut Dr. Vivi K. Tjahjadi, dari Karyasari, obot untuk kanker payudara adalah
rebusan sambiloto, kunir putih, rumput mutiara dan keladi tikus, diminum pagi
siang dan sore. Ramuan ini jika diminum 12 hari, lambat laun rasa nyeri akan
berangsur hilang dan benjolan juga hilang. Payudara akan kembali seperti semula
tanpa rasa sakit. Dengan minum ramuan ini kanker payudara berpeluang benar-
benar sembuh
Pilihan terapi
Operasi
· Breast-Conserving Therapy (BCT): Operasi pengangkatan kanker tanpa
pengangkatan jaringan payudara yang sehat yang dilanjutkan tindakan
radioterapi.
· Lumpektomi : Operasi pengangkatan kanker disertai sedikit jaringan
sehat sekitarnya dan KGB sekitar aksila yang terkena.
· Mastektomi segmental : Operasi pengangkatan kanker disertai daerah
sehat sekitarnya lebih luas dari lumpektomi terutama jaringan dibawah
tumor dan KGB aksila yang terkena
· Mastektomi: Operasi pengangkatan payudara
· Total mastektomi: Operasi pengangkatan seluruh payudara dan sebagian
KGB aksila
· Radikal mastektomi modifikasi: Operasi pengangkatan seluruh payudara
sebagian besar KGB aksila dan sebagian otot dada
· Radikal mastektomi: Operasi pengangkatan seluruh payudara, seluruh
KGB aksila dan seluruh otot dada (sudah tidak lazim dipakai)
· Diseksi KGB aksila
· Rekonsruksi payudara
Radioterapi
Menggunakan energi sinar untuk dapat mematikan sel kanker, baik secara
langsung (radiasi eksternal) maupun penempatan material radioaktif secara
langsung pada jaringan payudara (implan radiasi). Radioterapi kadang
digunakan pasca operasi khususnya pasca BCT untuk mematikan sisa – sisa
sel kanker yang tertinggal juga digunakan preoperasi secara tunggal atau
kombinasi bersama kemoterapi untuk mengurangi massa tumor.
Kemoterapi
- 17 -
Kemoterapi menggunakan kombinasi obat untuk membunuh sel kanker, baik
secara injeksi maupun oral.
Terapi hormonal
Terapi hormon digunakan pada sel kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi
oleh adanya hormon tertentu, termasuk operasi pengangkatan ovarium yang
memproduksi hormon pada wanita.
Terapi biologi
Bertujuan meningkatkan pertahanan tubuh alami untuk dapat melawan sel-sel
kanker sebagai contoh (trastuzumab) suatu antibodi monoklonal dengan target
sel kanker payudara dengan menghambat reseptor HER-2 suatu reseptor faktor
pertumbuhan epidermal (Epidermal Growth Factor Receptor).
Pilihan terapi pasien dengan DCIS
1. BCT dan radioterapi dengan atau tanpa tamoxifen
2. Total mastektomi dengan atau tanpa tamoxifen
Pilihan terapi pasien dengan LCIS
1. Observasi pasca diagnosis biopsi
2. Tamoxifen untuk menurunkan insiden kanker payudara
3. Total mastektomi profilaksis bilateral tanpa diseksi KGB
Pilihan terapi kanker payudara stadium I,II dan IIIA
· Terapi primer
Pengobatan lokal regional:
- Mastektomi radikal
- Breast-Conserving Therapy (lumpektomi, radiasi, dan operasi
pengangkatan KGB yang terkena)
- Radikal mastektomi modifikasi dengan atau tanpa rekonstruksi
payudara. Radioterapi ajuvan pasca mastektomi pada KGB aksila (+)
Pengobatan lanjut
Cara lainnya adalah dengan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan
(biopsi) dari benjolan itu, kemudian diperiksa di bawah mikroskop
laboratorium patologi anatomi. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan
itu adalah kanker, maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk
menghindari penyebaran ke bagian tubuh yang lain.
• Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang pernah menderita
kanker payudara.
Wanita yang belum pernah melahirkan anak. Ternyata pada golongan ini
sering dijumpai serangan kanker payudara.
- 19 -
Penyakit Degeneratif
Walaupun penyebab persisnya belum diketahui secara pasti, banyak ahli
berpendapat bahwa kanker tergolong penyakit degeneratif, artinya penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya fungsi organ-organ tubuh. Dalam hal kanker,
penyebabnya antara lain tingginya polusi (udara, air, makanan, zat-zat kimia),
kesalahan gaya hidup (sering stres, gampang marah, larut dalam kesedihan, suka
“makan/minum enak”, tidak pernah olahraga, dsb), infeksi virus/bakteri, selain
ada juga faktor umur dan keturunan.
Sebagai penyakit degeneratif, sebenarnya kanker bisa dicegah dan
dikendalikan dengan menghindari/menghilangkan faktor-faktor penyebabnya.
Inilah yang sering kurang disadari oleh penderita dan pejuang kanker. Padahal
menjalani pengobatan kanker (operasi, kemoterapi, radiasi) tanpa menghilangkan
faktor-faktor penyebabnya.
1. Menerima keberadaan kanker itu dengan hati ikhlas dan pikiran positif,
percaya penuh bahwa sesungguhnya Tuhan sedang menurunkan anugerah di
balik kondisi sakit tersebut. Doa, keikhlasan, dan sikap positif sangat
meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh lebih kuat melawan sel-sel
kanker (maupun penyakit lainnya).
2. Menjaga jiwa, sikap, dan perilaku supaya tetap tenang, tidak bingung, tidak
sedih berlarut-larut, tidak marah-marah, tidak stress. Jiwa yang tidak stabil
membuat tubuh menghasilkan zat-zat beracun, membuat sel-sel tubuh bersifat
asam, dan kondisi ini ibarat “pupuk”, sangat disukai sel-sel kanker untuk
tumbuh subur.
3. Tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
4. Cukup istirahat dan menjaga pola makan.
5. Menghindari polusi, asap rokok, dan sinar matahari berlebihan. Sinar
matahari dibutuhkan, tetapi cukup 20 menit sehari, khususnya sinar matahari
pagi.
6. Olahraga dan tinggal di lingkungan yang kaya oksigen/banyak tanaman.
Olahraga meningkatkan kadar oksigen dalam sel tubuh, sedang kanker benci
pada sel yang kaya oksigen, karena dia akan mati merana di dalamnya!
7. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan
tubuh, jika perlu mengkonsumsi jamu, suplemen, atau antioksidan. Tetapi
ingat, anda harus tahu persis apa yang anda konsumsi: apa kandungannya, apa
manfaatnya, apa efek sampingnya, seberapa takarannya, bagaimana cara
mengkonsumsinya, dan bagaimana interaksinya dengan obat-obat lain.
8. Menjaga semangat, jangan sampai kendur, jangan pernah menyerah,
walaupun perjuangan harus dilakukan berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-
tahun.
- 21 -
pWrapPolygonVertices8;5;(-169,0);(-169,21352);(21600,21352);(21600,0);(-
169,0)wzTooltip31.jpgfBehindDocument1fIsButton1fLayoutInCell1
pWrapPolygonVertices8;5;(-208,0);(-
208,21431);(21600,21431);(21600,0);(-
208,0)wzTooltip21.jpgfBehindDocument1fIsButton1fLayoutInCell1
pWrapPolygonVertices8;5;(- 169,0);(-
169,21355);(21600,21355);(21600,0);(-
169,0)wzTooltip6.jpgfBehindDocument1fIsButton1fLayoutInCell1
pWrapPolygonVertices8;5;(-169,0);(-169,21352);(21600,21352);(21600,0);(-
169,0)wzTooltip8.jpgfBehindDocument1fIsButton1fLayoutInCell1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit kardiovaskular, adalah
penyebab utama kematian di negara berkembang. Faktor genetik, gaya hidup,
dan diet juga harus dipertimbangkan sebagai faktor risiko penting penyebab
penyakit tersebut. Misalnya saja, sekitar 50% semua jenis kanker disebabkan
oleh cara makan yang salah.
Kerusakan sel oksidatif juga diperkirakan ikut pegang peranan menjadi
penyebab munculnya penyakit-penyakit tersebut. Bagaimana mengatasinya?
Mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan diduga para ahli bisa
mengatasi, paling tidak, mengurangi risiko terkena penyakit tersebut.
Antioksidan banyak ditemukan pada buah dan sayuran dan buah berwarna,
seperti tomat. Buah yang satu ini mengandung lycopene, pigmen karoten yang
dikenal sebagai antioksidan yang sangat potensial. Beberapa penelitian telah
membuktikan keampuhan lycopene ini. Misalnya dalam the Canadian
Medical Association Journal, Sanjiv Agarwal dan Akkinappally Venketeshwer
Rao, beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa diet yang mengandung tinggi
lycopene berpengaruh positif sebagai pelindung tubuh dari penyakit kronis.
Hal ini jelas sangat menggembirakan. Pasalnya, buah dan sayuran kini
sedang gencar-gencarnya direkomendasikan sebagai pola makan yang sehat,
ditambah lagi ternyata manfaatnya bisa sebagai pelindung dari penyakit yang
kini banyak ditakuti. Tapi kedua ahli tersebut juga menyarankan penelitian
lanjutan. "Seperti berapa takaran lycopene yang pas sebagai pelindung dari
penyakit kronis tersebut. Atau berapa banyak yang baik bila hanya digunakan
sebagai makanan sehat. Dan untuk lebih baik lagi bagi yang sudah mengetahui
pencegahan lebih baik dari pada mengobati harus lebih mengkampanyekan
SADARI (periksa payudara sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi dini
terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana,
namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara,
karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang
DAFTAR PUSTAKA
- 23 -
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC;
Jakarta.