You are on page 1of 6

Perbandingan Doa Bapa Kami Versi Injil Lukas dan Injil Matius

Oleh: Ev. Otniol Seba, S.Th1 I. Pendahuluan Doa Bapa kami adalah salah satu doa yang penting yang diajarkan oleh Tuhan Yesus yang dicatat oleh kedua Injil, baik Matius dan Lukas. Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ini dicatat secara berbeda di dalam Injil Matius dan Lukas2. Perbedaan ini tidak hanya menguras energi untuk melakukan segala macam penelitian teks berkaitan dengan perbedaan kedua catatan di dalam Injil Matius dan Injil Lukas, tetapi juga perbedaan kedua catatan ini telah menimbulkan pertanyaan bagi sebagian besar orang Kristen zaman ini yang pada akhirnya memunculkan keberatan terhadap apa yang dituliskan oleh kedua penulis injil ini sebagai suatu kesalahan di dalam Injil Matius dan Lukas. Oleh karena itu di dalam paper ini, penulis akan memberikan perbandingan Doa Bapa Kami versi Lukas dan Matius dengan menitikberatkan pada konteks doa, jumlah permohonan dan pemakaian kosakatanya. Selanjutnya juga akan dibahas latar belakang perbedaan Doa Bapa Kami versi Lukas dan Matius. Yang terakhir kita akan menentukan manakah yang lebih otentik, doa Bapa Kami versi Matius ataukah versi Lukas.

II.

Perbandingan Doa Bapa Kami versi Lukas dan Matius Perbandingan Doa Bapa Kami versi Lukas dan Matius dapat dilihat di dalam ketiga

hal berikut ini: II.1. Konteks Doa Konteks Doa Bapa Kami versi Injil Matius dan Injil Lukas sangat berbeda sekali. Di dalam Injil Matius, konteks Doa Bapa Kami sangat berkaitan erat dengan khotbah di Bukit yang bersifat umum, di mana para murid seharusnya berdoa seperti demikian3.
Penulis Sedang Menyelesaikan Program Studi, MACE dan M.Div, di STT-Aletheia Lawang. Pernah melayani sebagai koordinator kerohanian di SMA Kristen Gloria 1 Surabaya dan wakil sekretaris umum BPH Majelis Umum GKA Gloria, periode 2009-2011. Sekarang melayani di GKA Gloria Pos PI Rungkut Surabaya. 2 Lihat dalam, Joachim Jeremias, The Lords Prayer. John Reumann (trans). (Philadelphia: Fortress Press, 1964), p. 6. 3 Charles H. Talbert, Reading The Sermon On The Mount: Character Formation and Decision Making in Matthew 5-7. (Michigan: Baker Academic, 2004), p. 109. Talbert wrote So the Matthean Jesus speaks about the practice of doing what they normally do. The issue is how they pray
1

Sedangkan di dalam Injil Lukas, Doa Bapa Kami diajarkan oleh karena respon atas permintaan para murid yang meminta mengajarkan, dengan mengikuti contoh dari Yohanes pembaptis yang mengajarkan doa kepada para muridnya 4. Doa Bapa Kami yang dicatat di dalam Injil Lukas lebih bersifat pribadi, hanya ditujukan bagi para murid. II.2. Jumlah Permohonan Jumlah permohonan di dalam Doa Bapa Kami baik yang ada di dalam Injil Matius dan Injil Lukas berbeda: Di dalam Injil Matius terdapat 3 permohonan bagi Allah (Thou Petitions) dan 2 permohonan untuk manusia (We petitions) yang menjadi paralelisme, yaitu: Ke-3 permohonan bagi Allah (Thou Petitions), adalah: Dikuduskanlah Nama-Mu Datanglah Kerajaan-Mu Jadilah Kehendak-Mu di bumi dan di surga Ke-2 permohonan untuk manusia (We Petitions), adalah: Berikanlah kami pada hari ini / makanan kami yang secukupnya Ampunilah kesalahan kami / seperti kami telah mengampuni5. Sedangkan di dalam Injil Lukas hanya terdapat 2 permohonan bagi Allah (Thou Petitions) dan 3 permohonan untuk manusia (We Petitions), yaitu: Ke-2 permohonan bagi Allah (Thou Petitions), tersebut : Dikuduskanlah Nama-Mu Datanglah Kerajaan-Mu Dan 3 permohonan untuk manusia (We Petition), tersebut: Berikanlah kami pada hari ini Ampunilah kesalahan kami Jangan membawa kami ke dalam pencobaan6 II.3. Pemakaian Kosakata

Lihat dalam Donald A. Hagner, Word Biblical Commentary, Volume 33a: Matthew 1-13, (Dallas, Texas: Word Books, Publisher), 1993, p. 145. 5 Ibid, p. 145. Hagner setuju dengan pandangan Jeremias, walaupun di dalam komentarnya tentang Injil Matius, Hagner menyimpulkan bahwa Matius memiliki 7 permohonan, sedangkan Lukas memiliki 5 permohonan. 6 Jeremias, The Lords Prayer, p. 10-13. Fitzmyer juga menyimpulkan 5 permohonan untuk Lukas. Hal ini dapat dilihat di dalam, Joseph A. Fitzmyer. The Gospel According to Luke XXXIV: A new Translation With Introduction and Commentary. The Anchor Bible. (New York: Doubleday, 1985), p. 896.

Ada beberapa penggunaan kata / kalimat yang terdapat di dalam Injil Matius yang tidak terdapat di dalam Injil Lukas. Ada dugaan kata / kalimat yang digunakan di dalam Injil Matius lebih panjang dari yang tercatat di dalam Injil Lukas merupakan tambahan dari Matius sebagai penulis Injil Matius yang mengutip sumber Q dan sumber-sumber yang digunakan oleh Lukas. Pertama, Matius menggunakan kalimat, Bapa kami yang ada di surga (=Our Father who art in heaven), berbeda dengan Injil Lukas yang hanya menggunakan kata Father. Kedua, kata / kalimat di bumi seperti di surga (= On earth as it is in heaven). Ketiga, kata / kalimat lepaskanlah kami dari pada yang jahat (=but deliver us from evil). Keempat, Injil Matius menggunakan kata debts (berhutang); sedangkan Injil Lukas menggunakan kata sins (=dosa / kesalahan)7.

III. Perbedaan Doa Bapa Kami versi Lukas dan Matius Yang menjadi perbedaan mendasar di dalam Doa Bapa Kami versi Matius dan Injil Lukas adalah: Gospel of Matthew Our Father who art in heaven Hallowed be Thy name Thy kingdom come Father ... Hallowed be Thy name Thy kingdom come Gospel of Luke

Thy will be done, On earth as it is in heaven Give us this day our daily bread. Give us each day our daily bread And forgive us our debts, as we also have forgiven our debtors And do not lead us into temptation but deliver us from evil And forgive us our sins, For we ourselves also forgive everyone who is indebted to us And lead us not into temptation -

Lihat dalam Simon Kistemaker, The Lords Prayer In The First Century. Journal of The Evangelical Theological Society 21/4 (Desember 1978), p. 320-321.

Pertama, Permohonan-permohonan di dalam Injil Matius mengindikasikan bahwa doa tersebut lebih dari satu bentuk doa, sedangkan di dalam Injil Lukas, doa tersebut menyatakan tujuan yang lebih original8. Kedua, Doa Bapa kami di dalam Injil Matius ditulis di dalam konteks Khotbah di Bukit yang menunjukkan setting secara umum di mana Tuhan Yesus mengajar berdoa secara benar (Matius 6:9) dan bukan dengan penuh kemunafikan (Matius 6:5)9 . Tetapi di dalam Injil Lukas, Doa Bapa Kami diajarkan oleh Tuhan Yesus atas respon terhadap para murid yang meminta mengajarkan doa tersebut (bnd. Lukas 11:1) di dalam konteks setelah Tuhan Yesus berdoa. Ketiga, Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius lebih bersifat umum karena diajarkan (secara langsung) di dalam khotbah kepada orang banyak. Sedangkan Doa Bapa Kami di dalam Injil Lukas, lebih bersifat pribadi hanya ditujukan kepada para murid10. Keempat, Di dalam Injil Matius ada 2 kalimat yang digunakan, yaitu: Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga dan Lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Kedua kalimat ini tidak terdapat di dalam Injil Lukas. Kelima, Di dalam Injil Matius menggunakan kata debts (=berhutang), sedangkan di dalam Injil Lukas menggunakan kata sins (= dosa-dosa).

IV. Manakah Yang Lebih Otentik Penjelasan mengenai keotentikan Doa Bapa Kami sebagaimana yang tercatat di dalam Injil Matius dan Lukas, menurut para ahli Alkitab dapat di bagi di dalam 3 bagian besar: Pertama, kelompok sarjana yang berpandangan bahwa Matius 6:9-13/Lukas 11:2-4, tidak hanya mewakili pandangan tradisional dan material-material yang otentik, tetapi meyakini bahwa Tuhan Yesus mengajarkan doa ini kepada para murid-Nya. Kedua, keotentikan Doa Bapa kami ini berisi 5 permohonan, yaitu: Dikuduskanlah nama-Mu, Datanglah kerajaan-Mu, Permohonan tentang makanan, pengampunan dosa dan melindungi dari pencobaan.

Darrell L. Bock, Baker Exegetical Commentary On The New Testament. Luke 9:5124:53. (Michigan: Baker Books, 1996), p. 1046. 9 David E. Lanier, The Lords Prayer: Matthew 6:9-13 - A Thematic And Semantic Stuctural Analysis. Criswell Theological Review 6.1 (1992), p. 58. Copyright 1992 by The Criswell College. 10 Leon Morris, The Gospel According To Matthew. (Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1992), p. 143.

Ketiga, keotentikan Doa Bapa kami harus mengikuti teks dan konteks dari penggunaan bahasa Yunaninya11. Keempat, Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dan Injil Lukas, sama-sama asli (= original) di dalam tradisinya, namun keduanya memiliki perbedaan di dalam menyajikan 2 peristiwa di dalam pandangan mereka12. Akan tetapi kita perlu meneliti lebih dalam melalui catatan kedua Injil tersebut berdasarkan teks dan konteks untuk memastikan manakah yang lebih otentik, apakah Doa Bapa Kami versi Matius ataukah Doa Bapa Kami versi Lukas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam kedua catatan Injil Matius dan Lukas mengenai Doa Bapa Kami: Pertama, keyakinan para ahli, bahwa Doa Bapa Kami yang original adalah doa yang lebih singkat. Di dalam hal ini, Doa Bapa Kami versi Lukas lebih singkat dibandingkan dengan Doa Bapa Kami versi Matius. Kedua, kata pengantar yang digunakan oleh Matius di dalam pembukaan berdoalah demikian, merupakan suatu bentuk yang menjadi standar tentang doa pada masa itu. Penekanan pada kata kamu di dalam bahasa Yunani mengindikasikan bahwa hal ini telah digunakan oleh komunitas Kristen dari Sinagoge yang menekankan tentang kesalehan yang tentunya sangat berbeda dengan penyembahan orang-orang Kristen pada konteks zaman itu. Sedangkan di dalam Lukas, Tuhan Yesus hanya menekankan contoh doa bagi murid-murid-Nya dengan lebih sederhana. Ketiga, Matius menggunakan formulasi doa dengan bentuk liturgical13, sedangkan Lukas menggunakan bentuk yang lebih sederhana dengan kata-kata yang bersifat pribadi. Keempat, Penggunaan kata yang dipakai oleh Lukas lebih sederhana untuk menguatkan kesan bahwa Doa Bapa Kami ini diajarkan oleh Tuhan Yesus yang bersifat sangat pribadi.

Jeffrey B. Gibson, Matthew 6:9-13//Luke 11:2-4: an eschatological prayer? Biblical Theology Bulletin, Fall, 2001. COPYRIGHT 2001 Biblical Theology Bulletin, Inc. website: http://findarticles.com/p/articles/mi_m0LAL/is_3_31/ai_94330381/ 12 Bock, Luke 9:51-24:53, p. 1046. Yang jelas pernyataan ini tidak mewakili pandangan dari Darrell C. Bock. 13 Lihat dalam Hagner, Word Biblical Commentary, p. 145, Hagner wrote, Because this prayer is such an important piece of liturgical tradition, it is unnecessary to argue for common dependence upon Q to explain the common material Hill juga beranggapan yang sama bahwa Matius menggunakan formulasi liturgis di dalam Doa Bapa Kami, David Hill, The Gospel of Matthew New Century Bible Commentary. (Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1972), p. 135.

11

V.

Kesimpulan Kesimpulan di dalam paper ini jelas, bahwa Tuhan Yesus mengajarkan Doa Bapa

Kami versi Injil Lukas lebih otentik dari Injil Matius. Keduanya menjabarkan Doa Bapa Kami secara benar, walaupun di dalam penjabarannya, Injil Matius menyajikan Doa Bapa Kami sebagai suatu bentuk / model liturgi yang biasa dipakai di dalam tradisi Yahudi sebagai suatu bentuk penyembahan, sedangkan Injil Lukas menyajikan Doa Bapa kami untuk mengajarkan para murid berdoa dengan benar. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ada banyak perbedaan di antara Injil Lukas dan Injil Matius, dalam laporannya mengenai Doa Bapa Kami. Namun hal itu tidak berarti bahwa satu di antara keduanya adalah benar. Hal yang paling baik di dalam memahami perbedaan-perbedaan di dalam Injil Matius dan Injil Lukas yang menyajikan Doa Bapa Kami adalah keduanya menjabarkan sesuai dengan versi masing-masing. Ini tidak membuat kita menjadi ragu atas kisah / peristiwa yang dicatat di dalam Alkitab yang adalah Firman Allah, sebaliknya membuat kita semakin yakin bahwa Alkitab adalah Firman Allah benar, karena adanya konfirmasi dari masing-masing penulis Injil.

You might also like