You are on page 1of 5

Unsur-Unsur Seni Rupa Oleh: I Made Suparta, Dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar 1.

Garis Garis adalah hubungan dua titik/jejek-jejak titik yang bersambungan atau berderet. Dalam gambar, garis adalah aktual/nyata. Dalam seni lukis/patung, garis bersifat maya atau berupa kesan karakter garis tergantung pada alat dan bahan yang digunakan seperti: karakter garis dengan pensil berbeda dengan goresan kapur, begitu pula tekanan tangan dalam menggores. Dalam seni kriya garis bisa didapat dengan berbagai teknik pahatan dan cawian. Garis yang tampak pada pahatan bisa berbentuk garis lurus, lengkung, mendatar, zigzag, keras ataupun tipis. Garis adalah unsur yang paling penting/elementer dalam seni rupa. Garis adalah hubungan dua buah titik atau jejak-jejak titik yang bersambungan atau berderet yang dapat menghasilkan irama. Secara historis jenis seni rupa yang menggunakan garis (kontur) ada di gua-gua yang bertolak dari keinginan untuk menggaris. Pedoman yang kuat dan ampuh bagi seni, dan buat kehidupan ini, adalah bahwa makin tajam, nyata, dan kuat garis batasnya, makin sempurna karya seninya. Pada seni kriya garis dalam ornamen bersifat aktual atau nyata, sedangkan dalam pahatan/ukiran garis tersebut bersifat maya atau berupa kesan. Kesan garis terjadi karena adanya pertemuan dua permukan atau sisi dalam bentuk. Secara fisik garis yang dimunculkan akibat pahatan/ukiran menjadi karakter tersendiri sesuai dengan yang dikehendaki atau memang merupakan karakter pembuatnya. Arah jejak dan jarak garis dapat berupa garis lurus, lengkung, zig-zag, vertikal,horisontal, ikal, dan vertikal. Garis yang menari, berirama atau yang lainnya dapat memberi kesadaran ritmik yang lebihgampang dirasakan dari pada diungkapkan, hal inidapat dinikmati dengan jalan analogi fisis. Namun untuk menceritakan ini secara visual (rupa) kita mencarikan atau memerlukan pendekatan empati yaitu beberapa hal harus diproyeksikan ke dalam garis. 2. Raut Raut adalah tampang, potongan, bentuk suatu obyek. Raut juga sering disebut perwujudan dari suatu obyek. Dilihat dari visual/tampilan raut tersebut berwujud sebagai: raut geometris seperti segi tiga, persegi atau lingkaran. Raut organis atau biomorfis yakni raut yang terbentuk dari lengkungan-lengkungan bebas. Raut dalam seni kriya dapat terbentuk karena tidak disengaja, kebetulan atau secara alamiah. Dalam buku Estetika Makna, Simbol, dan Daya, istilah raut untuk saat ini mengandung difinisi yang beragam dan sangat bias. Silang pendapat para ahli juga masih terjadi di perguruan tinggi seni ketika bangun praksis seni rupa, desain produk industri, desain interior, desain komunikasi visual, dan kriya seni ditarik atau diarahkan ke bidang kajian estetika. Dalam praksis kesenirupaan dan desain, diposisikan adanya unsur-unsur yang melibatkan aspek estetis (kepekaan, keterampilan, pengalaman,proses kreatif yang diimplementasikan keberbagai wujud berkarya, baik temetis atau bebas. (Agus sachari, 2002: 1).

3. Warna Dalam teknologi warna dikenal adanya warna cahaya atau warna aditif (benda yang memancar).Warna Figmen atau bahan disebut warna subteraktif (kualitas warna pada bahan). Pada seni kriya warna akan didapat dari bahan-bahan yang digunakan. Warna bahan yang alami memberikan nilai tambah pada suatu karya yang dihasilkan. Pemilihan jenis bahan seperti: kayu, bambu, dan rotan yang mengandung zat ektrasi telah memberikan keragaman warna pada setiap jenisnya. Warna olahan pabrik t sering digunakan untuk mewarnai barang-barang kerajinan. Tetapi bukan berarti karya kriya seni tidak menggunakan warna olahan pabrik. Oleh beberapa seniman/kriyawan di Bali selain menggunakan warna olahan pabrik, masih ada mengunakan warna tradisional. Warna-warna ini diperoleh dengan jalan membuat sendiri. Adapun bahan dari warna tersebut putih, coklat/oker, hijau, kuning dan merah. Jenis-jenis warna - Warna Primer- merah, kuning dan biru - Warna Sekunder oranye/jingga, hijau, ungu/violet - Warna tersier coklat, abu-abu, dan yang lainnya (ke-an). Menurut teori warna, putih dan hitam tidak tergolong warna. Sifat-sifat Warna: Panasdingin, Cerah-suram, terang-gelap. Dalam dunia teknologi warna dikenal adanya warna cahaya yang disebut warna aditif dan warna bahan disebut subtraktif yang sering digunakan bagi yang mencintai warna-warna alam (natural). Warna cahaya bersumber dari pantulan/pancaran sebuah benda, sedangkan warna bahan (subtraktif) yang juga disebut warna figmen adalah warna yang melekat pada bahan itu sendiri. Berdasarkan klasifikasinya warna dapat digolongkan menjadi warna primer, sekender, dan tersier. Menurut Herbert Read, Penggunaan warna dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu: warna heraldik, harmonis, dan murni. Penggunaan heraldik adalah warna digunakan untuk menutupi/mendukung jenis/bentuk natural yang telah ada. Penggunaan warna seperni ini bias dikatakan yang paling primitif yang dimanfaatkan untuk kepentingankepentingan simbolis. Penggunaan warna secara harmonis yang dimaksud adalah warna-warna yang disesuaikan, dihubungkan, dengan warna dominan untuk mendapatkan variasi pada obyek. Sedangkan penggunaan warna murni yang juga disebut ala Cezanne, warna untuk memperjelas dan warna digunakan untuk kepentingan warna iti sendiri. Suatu bentuk digambarkan secara langsung oleh warna tanpa mempertimbangkan cahaya dan bayangan atau yang lazin disebut chiaro-scuro. 4. Tekstur Tekstur adalah sifat atau kualitas permukaan (nilai raba) suatu benda seperti: kasar, halus, licin, dan berkerut. Tekstur dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Nyata, 2. Semu. Kriya yang hamper semua karyanya menggunakan bahan dari benda bertekstur, dapat dipastikan tekstur yang dihasilkan dari karya tersebut adalah tekstur nyata, dan sangat sedikit tekstur yang terdapat pada produk kriya bertekstur semu. Karya yang dikenakan tekstur semu lebih dominan pada barang-barang kerajinan yang terbuat dari bahan kualitas rendah. Tujuan barang tersebut diberi tekstur semu (warna) pada dasarnya untuk melindungi bahan agar lebih berkualitas/kuat. Dan sangat sedikit karya yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dibuat/diberi tekstur semu, dan bila hal

tersebut terjadi dikarenakan ada unsur kesengajaan untuk mendapatkan efek tertentu. Pada karya kriya kedua tekstur baik yang semua maupun nyata terdapat didalamnya. 5. Ruang Secara umum ruang dikaitkan dengan tiga demensi, namun dalam seni rupa, ruang adalah unsure yang memberi kesan keluasan, kesatuan, kedalaman, jauh atau dekatny suatu obyek. Ruang atau keluasan suatu obyek dalam gambar arsitektur ataupun seni rupa dapat dicapai dengan permainan perspektif. Ukuran dimensi atau matra yang secara realitas dapat dibagi tiga; eka,dwi,dan tri matra yang sebelumnya untuk menunjuk perbedaan suatu karya rupa seperi garis (ekamatra), lukisan/kriya (dwimatra), dan Patung/bangunan (trimatra) saat ini tidak begitu dipermasalahkan lagi didalam dunia seni rupa. Kesan bentuk tri matra juga bisa didapat pada karya dwimatra. Gelap terang sering dikaitkan dengan pencahayaan. Dalan Seni patung/kriya dapat melalui raut/kedalaman. Teori atau pendapat ini selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan gelap-terang atau cerah suramnya karya seni kriya tidak hanya terbatas dengan tinggi atau rendahnya kedalaman pahatan, namun dapat dilakukan seperti pada seni lukis yaitu dengan pewarnaan. Pahatan yang dalam identik dengan kesan gelap juga bisa berbalik kalau pada pahatan yang dalam tersebut diberi warna yang cerah/putih. Imanuel Khan seorang filsuf Jerman mengatakan ciri khas kebudayan terdapat dalam kemampuan manusia untuk mengajar dirinya sendiri. Dalam Kebudayaan, manusia tidak saja bertanya bagaimana sifat-sifat sesuatu, melainkan juga bagaimana sesuatu bersifat. (Syafii Dkk.,2003: 1.16). Selain kita hiharapkan untuk mengetahui sifat-sifat dari suatu benda atau suatu karya seni, ada baiknya pula kita (kriyawan) belajar dan memastikan untuk mengerti istilah kriya dan memberi arti beserta sifat-sifat yang terkandung di dalamnya. Gustav Theodor Fechner seorang pelopor estetika eksperimental dalam membuat suatu karya selalu mempertimbangkan dan menjadikan golden Section sebagai kuncinya. Begitu juga seorang yang ekstrim seperti Zeising menyatakan pembagian itu selalu ada di mana-mana pada setiap hasil seni. Hal ini (golden Section) bisa didapat pada struktur ataupun karena kesadaranya terhadap bentuk. (Herbert Read, Terj. Soedarso Sp. 2000: 7). Suatu proporsi (golden Section) dalam sebuah bentuk pada karya seni dapat memberi/ menjadikan karya tersebut indah. Sebuah benda dapat diekpresikan kedalam berbagai macam/jenis bentuk seni sesuai dengan spesialisasinya. Seperti misalnya burung, dapat dijadikan inspirasi sebuah tarian, lukisan, relief, nyanyian, ataupun tabuh. Ekpresi itu dapat diperlihatkan dengan berbagai media ungkap, seperti pada seni pertunjukan, rupa, musik, dan yang lainnya. Gerak, bentuk, dan irama yang terwujud adalah simbol-simbol yang mengandung makna tertentu. Pernyataan ekpresi itu sangat nyata dapat dilihat atau tersirat pada anak-anak ketika sedang bahagia, sedih, marah atau kecewa.

Unsur-unsur Seni Rupa


Bagi sekelompok orang yang memandang sesuatu secara holistik mungkin tidak akan tertarik pada pembahasan tentang unsur, oleh karena unsur merupakan bagian terkecil dari sesuatu yang membentuk kesatuan sistem. Bagi kelompok ini akan lebih tertarik pada prinsip-prinsipnya, apakah karya seni rupa itu secara keseluruhan enak di lihat atau tidak. Namun bagi kelompok atau orang yang berfikiran prakmatis, formal, atau struktural akan mengatakan enak tidaknya suatu karya Seni Rupa itu dinikmati adalah adanya unsur-unsur yang membentuknya. Untuk kepentingan analisis atau kritik seni pembahasan unsur Seni Rupa atau lebih lazim disebut sebagai Unsur Rupa atau Unsur Desain memang perlu dilakukan beberapa sumber, terkadang menyebut unsur rupa berbeda, akan tetapi dapat ditarik kesimpulan pada dasarnya unsur rupa adalah Garis, Raut, Warna, Tekstur, Ruang dan Gelap Terang. A. GARIS Garis merupakan unsur yang paling elementer di bidang Seni Rupa. Dengan hanya meletakkan posisi mata pensil di atas kertas dan selanjutnya digerakkan, maka jejak mata pensil itu akan menghasilkan garis. Oleh karenanya ada yang menyatakan bahwa garis adalah hubungan dua buah titik atau jejak titik-titik yang bersambungan atau berdempetan. Oleh karena itu garis dapat muncul secara rapi atau dapat juga muncul bergigi, bintik-bintik dan sebagainya, arah garis dapat menimbulkan garis lurus, garis lengkung, garis zig-zag. dan garis dapat berposisi tegak, datar, dan melintang. B. RAUT Raut adalah tampang, potongan, bentuk suatu objek. Raut dapat terbentuk dari unsur garis yang melingkup dengan keluasan tertentu sehingga membentuk bidang. Raut juga berarti perwujudan atau perawakan dari suatu objek, dalam hal ini raut berarti bangun, atau dalam pengertian lain raut sering dipahami atau dikenal sebagai bentuk atau bidang. Penampilan raut dapat berujud sebagai (1) Raut Geometris, seperti segi tiga, segi empat, lingkaran. (2) Raut Organik atau Biomorfis seperti raut yang terbentuk dari lengkunganlengkungan bebas. (3) Raut Bersudut berarti raut yang terbentuk dengan banyak sudut atau berkontur garis zig-zag. (4) Raut Tak Beraturan, adalah jenis raut yang terbentuk secara kebetulan seperti tumpahan cat atau semburan cat dan sebagainya. C. WARNA Warna merupakan unsur rupa yang memberikan nusansa bagi terciptanya karya seni, dengan warna dapat ditampilkan karya seni rupa yang menarik dan menyenangkan. Melalui berbagai kajian dan eksperimen, jenis warna diklasifikasi ke dalam jenis Warna Primer, Warna Sekunder, Warna Tersier.

Warna Primer adalah warna yang tidak diperoleh dari pencampuran warna lain, warna pokok atau dengan kata lain warna yang terbebas dari unsur warna-warna lain. seperti ( merah, kuning, biru ). Warna Sekunder adalah merupakan pencampuran dari dua warna Primer. misalnya warna biru campur warna kuning jadi warna hijau, warna biru campur warna merah jadi warna ungu atau violet, warna merah campur warna kuning jadi warna orange. Warna Tersier Adalah pencampuran dari dua warna sekunder. D. TEKSTURE Tekstur adalah sifat atau kualitas nilai raba dari suatu permukaan, oleh karena itu tekstur bisa halus, licin, kasar, berkerut, dan sebagainya. Dalam tekstur visual boleh jadi kesan yang di tangkap oleh mata itu kasar akan tetapi sesungguhnya halus atau sebaliknya. Kita dapat menentukan halus kasarnya suatu permukaan juga dapat merasakan kualitas permukaan antara kertas, kain, kaca, batu, kayu. Sedangkan pada tektur semu kesan yang di tangkap oleh mata tidak sama dengan kesan yang di tangkap oleh perabaan. E. RUANG Dalam bidang seni rupa, unsur ruang adalah unsur yang menunjukkan kesan keluasan, kedalaman, cekungan, jauh dan dekat. Dua bidang yang sama jenisnya misalnya lingkaran, akan memberikan kesan yang berbeda jika ukuran ke dua lingkaran itu berbeda. Lingkaran besar akan memberi kesan luas sedangkan lingkaran kecil akan memberi kesan sempit. Jika ke dua lingkaran itu berimpit akan memberi kesan dekat akan tetapi jika diatur berjarak akan memberi kesan ruang yang jauh. F. GELAP TERANG Gelap terang berkaitan dengan cahaya, artinya bidang gelap berarti tidak kena cahaya dan yang terang adalah yang kena cahaya. Goresan pensil yang keras dan tebal akan memberi kesan gelap sementara goresan pensil yang ringan-ringan akan memberi kesan lebih terang. Gelap terang dalam gambar dapat dicapai melalui teknik arsir yaitu teknik mengatur jarak atau tingkat kerapatan suatu garis atau titik, semakin rapat akan menghasilkan kesan semakin gelap demikian sebaliknya.

You might also like