You are on page 1of 9

Zat Allah

A.

Keghaiban zat Allah Kepercayaan kepada Allah dan pengenalan-Nya adalah suatu perkara yang

alamiah. Pengenalan Allah berarti bahwa Dialah satu-satunya Pencipta. Dia lain dari yang lain, meliputi segala sesuatu dan Maha Mengetahui. Kita tahu bahwa Islam mnekankan tentang ilmu sifat-sifat Allah. Hal ini karena memahami Zat Allah adalah sesuatu yang mustahil dan di luar kemampuan manusia maupun mahkluk lainnya. Pengenalan akan Zat Allah menekankan bahwa pikiran telah membatasi entitasnya. namun tidaklah mungkin suatu mahkluk membatasi Enbtitas Khaliknya. Hanya Entitas Allah, Sang Pencipta-lah yang meliputi ciptaa-Nya. ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu (QS.Fushshlihat 41:54) Itulah sebabnya syariat yg suci melarang kita untuk merenungkan dan memikirkan Zat Allah Yang Maha Kuasa dan diwajibkan bagi kita untuk sifat-sifat Allah, perbuatan-Nya, dan kemurahan-Nya sehingga kita bisa memperoleh makrifatullah. Dalam Usbul Al Kafi, imam Muhammad Baqir as berkata, bicarakanlah mahkluk Allah. Jangan bicarakan Entitas Allah. Dengan membicarakan Entitas Allah, rasa keingintahuan akan menjadi-jadi. Siapapun yg memikirkan bagaimana dan seperti apa Allah akan hancur. Orang seperti itu akan jatuh dalam kebinasaan dan tersesat. Mengenal Entitas Allah akan mustahil. Kita hanya membatasi diri pada perbuatan dan sifat-sifat-Nya. Tak ada sesuatu selain kebingungan yang akan diperoleh seseorang jika ia merenungkan Entitas Allah. Dan sebagai akibat dari kebingungan itu, ia mulai menjadi ragu, kemudian ia enggan menerima keberadaan Allah itu sendiri. Meskipun tidak bisa mengenal Zat Allah, tidak serta-merta kita harus mengingkari keberadaan-Nya. Tidak tahu sesuatu tidak bisa dijadikan alasan bahwa sesuat itu tidak ada. Allah itu mutlak adanya antara lain karena ada ciptaannya dan dibenarkan oleh pengalaman batin atau fitrah manusia serta diterangkan oleh wahyu Allah sendiri : QS Ali Imran, 3: 190-191 :
Zat Allah 1

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. 3:190) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):` Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)

QS. Al-ankabut, 29 : 61 Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: `Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?` Tentu mereka akan menjawab: `Allah`, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. 29:61) Mengenai zat Allah maha pencipta segalanya termasuk manusia maka manusia sendiri tidak mungkin menyangkanya. Melalui pengalaman panca indra dan kecerdasannya. Dimensi pencipta tidak mungkin sama dengan yang diciptakannya.

Q.S. Al anam,6: 103 Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. 6:103)
Zat Allah 2

Selanjutnya pembahasan tentang zat Allah akan diurakan dalam segi :


a. Keghaiban zat Allah dan kewajiban wujudnya

Masalah ghaib adalah masalah yang banyak dipenasari oleh orang, sebenarnya percaya kepada ghaib adalah salah satu rukun dari rukun iman, hanya sajakebanyakan orang memandang ghaib dari sudut kepentingan dirinya sendiri, bukan makna dari keberadaannya, sehingga banyaklah yang terseret kepada kemusryikan. Didalam rukun iman, iman kita kepada bahwa yang yang ghaib tidak sehingga sebenarnya terlihat itu

hanyalah pemberitahuan kepada yang tidaklah sempurna

tidaklah berarti tidak ada, oleh karena itu maka diadakanlah makhluk ghaib keghaibannya, kadangkadang bocor menjadi terlihat atau terdengar, kebocoran itulah yang sebenarnya dapat menjadi pelajaran yang penting, sebab dengan bocornya keghaiban makhluk tersebut kita jadi mengerti atau mengetahui bahwa ada sesuatu yang tidak terlihat oleh mata kita kecuali sekali-kali saja kalau terjadi kebocoran keghaibannya yang tidak sempurna itu, dengan mengetahui sesuatu yang tidak terlihat tetapi ada tersebutlah kita sedikitnya dapat menghayati keberadaan Allah yang Maha Ghaib, yang sangat sempurna keghaibannya, yang tidak akan pernah bocor dan terlihat oleh kita, kecuali kalau Allah sendiri yang berkehendak, atau kalau kita dapat sampai ke sisinya pada saatnya nanti. Jadi sebenarnya guna keghaiban di dunia ini hanyalah agar kita dapat sedikit memahami ataupun menghayati keberadaan Allah yang Maha Ghaib, oleh karena itu janganlah kita menyalah gunakan keghaiban itu menjadi sesuatu yang kita anggap hebat atau luar biasa, karena sudah jelas bahwa dari semua makhluk ciptaan Allah, hanya manusialah yang paling mulia, karena manusia diciptakan dengan segala kelebihan serta kekurangannya, yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, manusia dapat menggabungkan baik dan buruk menjadi jalan tengah, tidak seperti makhluk lain yang hanya baik saja, yang hanya buruk saja, yang memilih yang baik saja ataupun yang hanya memilih yang buruk saja, yang memilih salah satu saja
3

itulah

Zat Allah

yang membuatnya jadi berlebih-lebihan, tidak bisa mengambil yang sedangsedang Sebenarnya manusia itu adalah makhluk yang paling mudah berprasangka, sehingga sulit untuk mempercayai orang lain, tapi sungguh sangat mengherankan banyak sekali orang percaya kepada makhluk yang mereka tidak dapat melihatnya, sehingga mau menuruti atau taat kepada anjurananjuran makhluk tersebut, sedangkan kepada sesama manusia yang jelas-jelas dapat dilihatnya sulit sekali untuk percaya, malah percaya kepada makhluk yang rupa aslinya sama sekali belum diketahui, kecuali rupa tiruannya yang namanya juga tiruan ya tentu saja palsu, tetapi tetap saja, bahkan melihat kepalsuannya tersebut malah makin percaya karena merasa dapat melihat serta berkomunikasi dengan makhluk yang biasanya tidak dapat dilihat, mungkin juga karena merasa makhluk ghaib itu dapat melakukan keajaiban-keajaiban yang sebenarnya bagaimana mereka lakukan yang menurut mereka ajaib itu di belakang layarnya mungkin saja hanya tipuan seperti sulapan, misalnya kita minta emas kepada mereka, tahu-tahu emas tersebut tersedia didepan kita, tentu saja kita merasa itu suatu keajaiban, padahal sebenarnya emas itu mereka ambil dari lemari tetangga atau darimana saja maunya mereka, toh kita tidak akan tahu sebab mereka lakukan semua itu dibelakang layar ghaib yang kita tidak bisa lihat, karena tidaklah mungkin mereka menciptakan emas, mereka sama saja dengan kita tidak bisa menciptakan apa-apa, hanya Allah yang Maha Pencipta sajalah yang dapat mencipta segala sesuatu, bahkan makhluk yang bila terlihat selalu menyamar tersebut dapat menyamarkan kotoran menjadi emas dimata kita.saja, sebab hanya dengan menimbang antara baik dan buruklah yang akan membuat kita menjadi bijaksana.

Ghaib itu adalah samar tau rahasia seperti dinnyatakan al-quran : Q.S. Hud 11:123

Zat Allah

walillaahi ghaybu ssamaawaati wal-ardhi wa-ilayhi yurja'u l-amru kulluhu fa'budhu watawakkal 'alayhi wamaa rabbuka bighaafilin 'ammaa ta'maluun [11:123] Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkAllah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. Termasuk yang ghaib adalah : 1. Sesuatu yang sudah lewat Sejarah dan keadaan orang yang telah mati dialam kuburnya 2. Sesuatu yang tidak di jankau oleh indra saat ini Planet planet yang belum diketemukan 3. Sesuatu yang baru akan terjadi di kemudian hari Keadaan dan kelamin anak kita yang belum lahir
4. Sesuatu yang ghaib sebagai hasil perbuatan sihir mistik dan lain lain.

Meskipun hal hal tersebut dilarang agama islam tetapi kita mempercayai akan adanya. 5. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)
6. Sesuatu yang ghaib yang wajib diimani oleh umat islam dan jelas

dinyatakan dalam al-quran

Para ulama membagi ghaib menjadi 2 macam yaitu : Ghaib idhafi (nisbi) : suatu yang baru akan terjadi di kemudian hari ghaib hakiki : ghoib yang tidak terjangkau indra tapi diterangkan secara jelas oleh al-quraan, seperti zat Allah, malaikat, dan lain-lain. Keghaiban zat Allah tidak dapat dilihat dengan mata (terjangkau indera manusia) sepeti yang dirangkan al Quran

Zat Allah

Al-anam 103 Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Q.S. Al-Hadid, 57:3

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Mengapa Dzat Tuhan tidak Dapat Diketahui? Poin utama dalam masalah nir-batasnya Dzat Allah dan terbatasnya akal adalah ilmu dan pengetahuan kita sebagai manusia. Dia adalah wujud mutlak dari segala dimensi. Dzat-Nya, seperti ilmu, kuasa dan seluruh sifat-sifat-Nya, adalah tak terbatas. Dari sisi lain, kita dan seluruh yang bertalian dengan keberadaan kita, seperti ilmu, kuasa, hidup, ruang dan waktu, semuanya serba terbatas. Oleh karena itu, dengan segala keterbatasan yang kita miliki, bagaimana mungkin kita dapat mengenal wujud dan sifat yang mutlak dan tak terbatas? Bagaimana mungkin ilmu kita yang terbatas dapat menyingkap wujud nir-batas? Ya, dari satu sisi, kita dapat melihat dari jauh kosmos pikiran dan memberikan isyarat global ihwal Dzat dan sifat Allah swt. Akan tetapi, untuk mencapai hakikat Dzat dan sifat-Nya secara detail adalah mustahil bagi kita. Dari sisi lain, wujud nir-batas dari segala dimensi ini tidak memiliki keserupaan dan kesamaan. Dan ketakterbatasan ini hanyalah Dia; Allah Swt. sebab, sekiranya Dia memiliki keserupaan dan persamaan, maka kedua-duanya menjadi terbatas. Sekarang bagaimana kita dapat memahami wujud yang tak memiliki kesamaan dan keserupaan? Segala sesuatu yang kita lihat selain-Nya adalah wujud yang mungkin (mumkinul wujd)., sedangkan sifat- sifat wajib al-Wujud berbeda dengan sifat yang lainnya. Kita tidak berasumsi bahwa kita tidak memiliki pengetahuan tentang hakikat wujud
Zat Allah 6

Allah, tentang ilmu, kuasa, kehendak dan hidup-Nya. Akan tetapi, kita berasumsi bahwa kita memiliki pengetahuan global tentang hakikat wujud dan sifat-sifat-Nya. Dan kedalaman serta batin seluruh hal-hal ini tidak akan pernah kita ketahui. Dan kaki akal seluruh orang-orang bijak dunia, tanpa kecuali, dalam masalah ini tampak lumpuh: Pada akal seorang hakim hingga kapan Anda menggapai? Tak 'kan pernah terlintas dalam benakmu jalan ini. Akal tak 'kan memahami kedalaman Dzat-Nya, Bilamanakah sampai bongkahan kayu ke dasar laut! Dalam hadis yang diriwayatkan dari Imam Ash-Shadiq a.s. dikatakan: "Diamlah bilamana pembahasan sampai pada Dzat Allah". Artinya, jangan membahas ihwal Dzat Allah. Dalam masalah ini, seluruh akal buntu dan tidak akan pernah mencapai tujuannya. Berpikir tentang Dzat Nir-batas melalui akal yang terbatas adalah mustahil. Karena segala yang dirangkum oleh akal bersifat terbatas; dan terbatas bagi Tuhan adalah mustahil. Dengan ungkapan yang lebih jelas, tatkala kita menyaksikan jagad raya dan seluruh keajaiban makhluk-makhluk, dengan segenap kompleksitas dan keagungannya, atau bahkan melihat wujud diri kita sendiri, secara umum,kita memahami bahwa jagad raya ini memiliki pencipta dan Sumber Awal. Pengetahuan ini adalah pengetahuan global yang merupakan tahapan akhir bagi kekuatan pengenalan manusia tentang Tuhan. Namun, semakin kita mengetahui rahasia-rahasia keberadaan, semakin juga kita mengenal keagungan-Nya serta jalan pengetahuan global tentang-Nya semakin kuat. Akan tetapi, ketika kita bertanya kepada diri kita sendiri apakah hakikat Dia? Dan bagaimanakah Dia? Ketika kita mengarahkan tangan ke arah realitas Dzat Allah, kita tidak akan mendapatkan sesuatu selain keheranan dan rasa takjub. Kita akan mengatakan bahwa jalan untuk menuju ke arah-Nya adalah terbuka, dan jalan untuk menyentuh hakikatnya adalah tertutup. Dengan menyebutkan satu perumpamaan kita dapat menjelaskan masalah ini. Bahwa kita semua tahu bahwa ada kekuatan alam yang disebut sebagai kekuatan gravitasi. Segala sesuatu yang terlepas akan jatuh dan tertarik ke bawah. jika kekuatan gravitasi ini tidak ada, ketenangan dan ketentraman bagi seluruh makhluk di muka bumi tidak akan ada. Ilmu tentang adanya gravitasi bumi bukanlah sesuatu yang hanya diketahui oleh para ilmuwan saja.

Zat Allah

Anak-anak yang berakal sehat pun dapat mencerap realitas gravitasi bumi ini dengan baik. Akan tetapi, hakikat gravitasi bumi itu apa, apakah ia adalah gelombanggelombang frekuensi atau atom-atom atau kekuatan lain? Dan anehnya adalah gravitasi bumi bertentangan dengan segala sesuatu yang kita kenal dari alam semesta ini. Secara lahiriah, untuk transformasi dari satu titik ke titik yang lain tidak memerlukan waktu yang cukup. Berbeda dengan cahaya yang memiliki gerakan tercepat dalam dunia materi ini. Akan tetapi, ketika mengalami transformasi dari satu titik ke titik yang lain, ia masih memerlukan waktu jutaan tahun lamanya. Namun, gravitasi bumi dapat berpindah dalam satu detik dari satu titik bumi ke titik bumi yang lain dalam waktu yang cukup pendek dan atau sekurang-kurangnya kecepatan yang dimilikinya lebih singkat dari yang kita dengar hingga kini. Kekuatan macam apakah yang memiliki efek seperti ini? Bagaimanakah hakikat kekuatan ini? Tidak ada seorang pun yang memiliki jawaban yang jelas atas pertanyaan-pertanyaan ini. Kita hanya memiliki pengetahuan global tentang kekuatan gravitasi ini sebagai salah satu makhluk. Kita tidak memiliki pengetahuan tentangnya secara detail. Bagaimana kita dapat menguak ihwal Pencipta dunia materi dan hakikat metafisis yang merupakan wujud nir-batas dan dapat mengetahui kedalaman dzat-Nya? Akan tetapi, dengan kondisi seperti ini pun kita dapat menyaksikan bahwa Dia selalu hadir, mengawasi setiap tempat dan bersama setiap wujud di alam semesta ini.

Seratus ribu jelmaan yang keluar dari-Mu, Seratus ribu pandangan aku menyaksikan-Mu.[]

Allah wajib wujudnya! Wujud atau adanya Allah, bukanlah hal yang sukar sebab fitrah manusia sendiri telah membuktikan dan mengakui adanya Allah itu.
Pembicaraan Allah itu ada yang berhubungan dengan perkara yang wajib wujudnya, sebagaimana firmanNya :

Zat Allah

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuha selain Aku, maka sembahlah Aku". (Surat At-Thaha : 14

Sesungguhnya kafirlah orang yang mengatakan Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga". Surat Al-Maidah : 73

fitrah manusia dalam perjalanan hidupnya manusia dalam perjalanann hidupnya akan bertemu dengan bukti bukti adanya Allah. Tetapi kenyataan kadang kadang menjadikan adanya zat Allah seolah-olah tidak ada, karena baik zat maupun kekuasaanya berada sangat dekat dengan fitrah manusia sehingga ia tidak menyadarinnya atau bahkan menganggap dia sebagai tuhan.

Q.S. Fussilat. 41:53 Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu benar. Dan apakah Rabbmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu (QS. 41:53)

Zat Allah

You might also like