You are on page 1of 58

PRESENTASI KASUS LUKA BAKAR

IDENTITAS PASIEN y Nama y Jenis kelamin y Tanggal masuk y Usia y Status perkawinan Suku bangsa y Alamat
y y y

: : : : :

Tn. S Laki-Laki 27-11-09 49 tahun Menikah

Agama Pekerjaan Pendidikan

: Betawi : Lorong 20 RT 007/006 no.5 Koja : Islam : Montir Bengkel : SMA

A. ANAMNESIS y Diambil dari: Alloanamnesis y Tanggal : 27 November 2009 y Jam : 07.00 WIB Keluhan Utama: y Tubuh terbakar api 1 jam SMRS Keluhan Tambahan: y Pasien tampak kesakitan

Riwayat Penyakit Sekarang y 1 jam SMRS, OS terbakar api ketika sedang membakar sate. OS yang sedang hendak menyiapkan pembakaran sate terkena ledakan dari dirigen minyak tanah yang terletak dekat dari sumber api. Dan ketika itu juga adik dari OS berusaha membantu memadamkan dengan berniat menyiramkan air tapi ternyata yang disiramkan itu adalah minyak tanah. Sehingga api disekujur tubuh OS malah semakin membesar, OS terkapar di tanah dan berguling-guling ksakitan. Dan akhirnya orang-orang sekitar cepat-cepat memadamkan dengan jalan menyiramkan air dan juga dengan menggunakan kain

Riwayat Penyakit Sekarang y Kejadian ini terjadi pada halaman belakang rumah pasien (ruangan terbuka) dan ketika jatuh ke tanah OS mengaku tidak membentur sesuatu, Os juga mengaku tidak mengalami sesak napas ataupun penurunan kesadaran.

Riwayat Penyakit Dahulu y OS mengaku tidak memiliki riwayat perawatan/pembedahan di RS sebelumnya. y Riwayat Diabetes Melitus disangkal, Hipertensi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga y Tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma, TBC

B. Primary Survey Airway y Tidak tampak adanya sumbatan jalan napas,darah(-), muntahan (-), corpus alienum/jelaga/arang (-), lidah tidak terlipat kebelakang, suara napas tidak mengorok. Breathing y Kedua dinding thoraks tampak simetris pada pergerakan, napas spontan, tidak ada jejas maupun vulnus pada dinding thoraks, suara nafas vesikuler, ronchi (-), Wheezing (-). Circulation y Pasien tidak tampak pucat, sianosis (-), nadi carotis dan radialis teraba cukup isi, 100x/menit reguler.

Disability y Glasgow Coma Scale (GCS) : y Eye = 4 y Verbal = 5 y Movement = 6 y 15 Exposure y Pakaian OS segera dievakuasi guna mengurangi pajanan berkelanjutan serta menilai luas dan derajat luka bakar.

C. Secondary Survey Status Generalis y Keadaan Umum y Kesadaran y Tekanan darah y Nadi
y y y y

Tampak sakit berat Composmentis 150/100 mmHg 100x/mnt, reguler, cukup isi Suhu : 36,9 C Pernapasan (Frekuensi dan tipe) : 28x/menit pernapasan torakoabdominal Tinggi badan : 170 cm Berat badan : 85 kg

: : : :

Kelenjar Getah Bening y Submandibula : tidak teraba y Leher : tidak teraba y Supraklavikula : tidak teraba y Ketiak : tidak teraba y Lipat paha : tidak teraba Kepala y Ekspresi wajah : normal y Rambut : hitam beruban y Simetri muka : simetris

Mata
Exophthalmus : tidak ada y Kelopak : tidak oedem y Konjungtiva : anemis -/y y y y y y y

Sklera : ikterik -/Lapangan penglihatan : normal Tekanan bola mata : tidak dilakukan Deviatio konjungae : tidak ada Nystagmus: tidak ada Pupil : isokor Refleks : cahaya langsung +/+ Tidak langsung +/+

: tidak ada : jernih : tidak dilakukan Gerakan mata : normal

Enopthalmus Lensa Visus

y y y y y y y y

Telinga Tuli Selaput pendengaran Lubang Penyumbatan Serumen Perdarahan Cairan

: : : : : : :

-/utuh +/+ -/+/+ -/-/-

y y y y y y y y y y

Mulut Bibir : normal Tonsil : T1-T1 tenang Langit-langit : normal Bau pernapasan: tidak khas Gigi geligi : normal Trismus : tidak ada Faring : tidak hiperemis,jelaga (-) Selaput lendir : normal Lidah : tidak kotor, tidak kering, jelaga (-)

Leher y Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10 x 2 cm warna kulit merah pucat y Tekanan vena Jugularis (JVP): 5-2 cmH2O y Kelenjar Tiroid : tidak teraba membesar y Kelenjar Limfe : tidak taraba membesar Dada y Bentuk : simetris y Pembuluh darah : tidak tampak y Buah dada : simetris y Retraksi sela Iga : (-)

Paru-paru
y y y y y y y y y

Inspeksi Palpasi

Kiri Kanan Kiri Kanan

Perkusi Auskultasi

Kiri Kanan Kiri Kanan

Depan Belakang : simetris dalam kondisi statis dan dinamis : simetris dalam kondisi statis dan dinamis : vokal fremitus normal vokal fremitus normal : vokal fremitus normal vokal fremitus normal :sonor sonor :redup redup : Vesikuler, Rh (-), Wh (-) Vesikuler, Rh (-), Wh (-) :vesikuler, Rh (-), Wh (-) Vesikuler Rh(-), Wh (-)

y y y y y y y

Jantung Inspeksi Palpasi

: tidak tampak pulsasi iktus kordis : iktus kordis di sela iga V di linea midclavicula kiri Perkusi Batas kanan jantung : sela iga V, linea sternalis kanan Batas kiri jantung : sela iga V, 1 jari medial linea midclavikula kiri Batas atas jantung : sela iga II, linea parasternalis kiri Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), Gallop(-)

y y

Perut Inspeks i : datar, tidak ada ascites, Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio abdomen dekat umbilikus memanjang dengan ukuran 15 x 3 cm (derajat II 3%) Palpasi : supel, NT epigastrium (+) Hati : tidak teraba membesar Limpa : tidak teraba membesar Ginjal : balotemen - / :: shifting dullness (-) fluid wave / undulasi (-) tymphani : Bising usus (+) normal

y y

Lain-lain Perkusi Auskultasi

Ekstremitas Terdapat Luka Bakar Grade II di lengan kiri dan tungkai kiri serta lengan kanan

Status Lokalis y Tampak luka bakar berwarna merah pucat kehitaman pada daerah leher kiri dengan ukuran 5 x 2 cm. (derajat II 2%) y Tampak luka bakar berwarna merah pucat kehitaman pada pinggirnya di daerah regio brachii dan antebrachii sinistra ukuran 50 x 10 cm memanjang ke bawah sampai ke bagian belakang, bullae (+)(derajat II 9%) y Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio abdomen dekat umbilikus memanjang dengan ukuran 15 x 3 cm (derajat II 3%) y Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio femur (depan) sampai kruris depan sinistra dan memanjang ke bawah, bullae (+) (derajat II 4,5%) y Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio femur (depan) sampai kruris depan dekstra dan memanjang ke bawah , bullae (+) (derajat II 4,5%)

STATUS LOKALIS

y y y y y y y y y y y y y y y y

D. Hasil laboratorium Pemeriksaan Hematologi 27 November 2009 Hb : 14,5 g/dl Leukosit : 16.100/mm3 Trombosit : 257.000/mm3 (n) Ht : 44 % (n) Hasil laboratorium pada tanggal 28 November 2009 Hb : 16,1 g/dl Leukosit : 24.200/mm3 Eritrosit : 3,92 juta/uL Trombosit : 213.000/mm3 (n) Ht : 30 % (n) LED : 6 (n) MCV : 85 fL (n) MCH : 27 (n) MCHC : 32 g/uL (n)

Fungsi Ginjal y Kreatinin : 1,3 mg/dl (n) y Ureum : 39 mg/dl (n) Elektrolit y Na : 133 mmol/Lt y K : 3,68 mmol/Lt (n) y Cl : 112 mmol/Lt Pemeriksaan Hitung jenis leukosit y Basofil : 0% (0-1%) y Eosinofil : 0% (1-4%) y Segment neutrofil : 86% (35-70%) y Neutrofil : 1% (3-5%) y Limfosit : 6% (20-40%) y Monosit : 7% (2-10%)

Hasil laboratorium pada tanggal 3 Desember 2009 y Trigliserida 159 mg/dL y Kolesterol HDL 25 mg/dL y Kolesterol LDL 83 mg/dL (n) Elektrolit y Natrium :144 (n) y Kalium :4,23 (n) y Chlorida :110 y Hb : 12,8 g/dl y Leukosit : 11.800/mm3 y Eritrosit : 4,74 juta/uL y Trombosit : 261.000/mm3 (n) y Ht : 40 % (n) y LED : 6 (n) y MCV : 85 fL (n) y MCH : 27 (n) y MCHC : 32 g/uL (n)

Masa perdarahan : 14 menit (n) Masa pembekuan : 3 menit (n) Fungsi Ginjal Kreatinin : 1,0 mg/dl (n) Ureum : 41 mg/dl Elektrolit y Na : 133 mmol/Lt y K : 3,68 mmol/Lt (n) y Cl : 112 mmol/Lt Pemeriksaan Hitung jenis leukosit y Basofil : 1% (0-1%) y Eosinofil : 5% (1-4%) y Segment neutrofil : 71% (35-70%) y Neutrofil : 5% (3-5%) y Limfosit : 11% (20-40%) y Monosit : 12% (2-10%) y Kolesterol total : 140 (n)
y y y y y

y y y

E. Resume Anamnesa 1 jam SMRS, OS terbakar api ketika sedang membakar sate. OS yang sedang hendak menyiapkan pembakaran sate terkena ledakan dari dirigen minyak tanah yang terletak dekat dari sumber api. Dan ketika itu juga adik dari OS berusaha membantu memadamkan dengan berniat menyiramkan air tapi ternyata yang disiramkan itu adalah minyak tanah. Sehingga api disekujur tubuh OS malah semakin membesar, OS terkapar di tanah dan berguling-guling ksakitan. Dan akhirnya orang-orang sekitar cepat-cepat memadamkan dengan jalan menyiramkan air dan juga dengan menggunakan kain. Kejadian ini terjadi pada halaman belakang rumah pasien (terbuka) dan ketika jatuh ke tanah OS mengaku tidak membentur sesuatu. Tidak ada sesak atau penurunan kesadaran

Status Lokalis y Tampak luka bakar berwarna merah pucat kehitaman pada daerah leher kiri dengan ukuran 5 x 2 cm. (derajat II 2%) y Tampak luka bakar berwarna merah pucat kehitaman pada pinggirnya di daerah regio brachii dan antebrachii sinistra ukuran 20 x 5 cm memanjang ke bawah sampai ke bagian belakang, bullae (+) (derajat II 9%) y Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio abdomen dekat umbilikus memanjang dengan ukuran 15 x 3 cm (derajat II 3%) y Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio kruris depan dekstra dan memanjang ke bawah ukuran 20 x 6 cm, bullae (+) (derajat II 4,5%) y Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio kruris depan dekstra dan memanjang ke bawah ukuran 22 x 5 cm, bullae (+) (derajat II 4,5 %)

F. Diagnosis kerja dan dasar diagnosis y Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan laboratorium rutin : y Luka bakar derajat II dengan luas luka bakar +/- 23%

G. Pemeriksaan yang dianjurkan Albumin/total protein serum , AGD, kadar COHb H. Terapi Prinsip Primary survey ABCDE lanjut secondary survey y Terapi Cairan Baxter: Ringer Laktat 4cc x BB x % luka bakar; 4 x 75 x 23 = 6900 cc/24 jam. Diberikan setengahnya pada 8 jam pertama dan sisanya 8 jam berikutnya. Untuk keesokan harinya berikan setengah jumlah dari hari pertama dan seterusnya. y Pemasangan dauer kateter untuk monitoring volume urine (monitoring volume cairan input dan output).
y y y y

Pemasangan Nasogastric tube. Injeksi Tetanus Toxoid 1 cc intramuskuler. Antibiotik Cefotaxim 2 x 1 gram. Antrain 3 x 1 ampul. Ranitidin 2 x 1 ampul. Pencucian luka dengan NaCl lalu diolesi dengan Burnasin dan ditutup dengan sufratul dan verban steril. y Rawat Inap y Direncanakan untuk operasi pembersihaan luka, eskarotomi, nekrotomi. y Lakukan penggantian verban dan perawatan luka berkelanjutan
y y y y y y

Dilakukan tindakan eskarotomi dan nekrotomi pada tanggal 8 Desember 2009: y Pasien dibaringkan dalam general anastesi y Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah operasi y Dilakukan tindakan nekrotomi dan eskarotomi y Penutupan luka dengan sufratulle, kasa steril kompres penicilin prokain, lalu ditutup dengan verban gulung y Operasi selesai Instruksi Post Operasi y Puasa sampai sadar benar, IVFD RL 24 tpm, tampung urine, medikasi: ceftizoxime 2x1 gram, remopain 2x30mg, gastridin 3x1 ampul, omeprazole 2x1 ampul, sactivis 2x30mg

I. Prognosis y Ad Vitam y Ad fungsionam y Ad sanationam


y

: dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA LUKA BAKAR (COMBUTIO) PENDAHULUAN y cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. y Penyebab selain terbakar api langsung atau tidak langsung, juga pajanan langsung dari sinar matahari, listrik maupun kimia. y Luka bakar karena siraman air panas cukup sering pada kecelakaan rumah tangga.

DEFINISI y Merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi y Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. y komplikasi yang fatal shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah distress pernapasan. distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar).

EPIDEMIOLOGI y Di Amerika 2 sampai 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian 5 - 6 ribu kematian/tahun y Di Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta pada tahun 1998 di laporkan 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38% sedangkan di Rumah Sakit Dr.Sutomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106 kasus luka bakar, kematian 26, 41 %.

Patofisiologi y Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan y Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak sel darah yang di dalamnya ikut rusak anemia y Permeabilitas udem + bula dengan membawa serta elektrolit volume cairan intra vaskuler y Tubuh kehilangan cairan antara % - 1 %, Blood Volume setiap 1 % luka bakar. y insensible water loss meningkat

>20 % syok hipovolemik y Pada kebakaran daerah muka cedera inhalasi + keracunan CO y luka bakar yang berat ileus paralitik Stres dan beban faali tukak peptic (tukak curling) Hematemesis melena
y

Patofisiologi cont.d.. cont.d..

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS y Secara klinis y Laboratorium : Hb,Ht,Leukosit,trombosit, Electrolit, albumin, fungsi ginjal, AGD, COHb KOMPLIKASI y Syok karena kehilangan cairan. y Sepsis / toksis. y Gagal Ginjal mendadak y Cedera Inhalasi

PROGNOSA : y Tergantung derajad luka bakar. y Luas permukaan y Daerah yang terkena, perineum, ketiak, leher dan tangan karena sulit perawatan dan mudah kontraktur. y Usia dan kesehatan penderita.

FASE LUKA BAKAR 1. Fase akut / fase syok / fase awal. y Fase ini mulai dari saat kejadian sampai penderita mendapat perawatan di IRD /Unit luka bakar. y Ancaman ganguan ABC + cedera inhalasi

2. Fase Subakut y Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi. Luka yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu : y a. Proses inflamasi atau infeksi. y b. Problem penutupan luka. y c. Keadaan hipermetabolisme. 3. Fase Lanjut y Fase ini penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap dipantau melalui rawat jalan. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan timbulnya kontraktur.

PENYEBAB LUKA BAKAR y Berdasarkan penyebab luka bakar, luka bakar dibedakan atas beberapa jenis penyebab, antara lain : y 1. Luka bakar karena api y 2. Luka bakar karena air panas y 3. Luka bakar karena bahan kimia y 4. Luka bakar karena listrik, petir dan radiasi y 5. Luka bakar karena sengatan sinar matahari. y 6. Luka bakar karena tungku panas/udara panas y 7. Luka bakar karena ledakan bom.

DERAJAT LUKA BAKAR

Derajat luka bakar

LUKA BAKAR

LUAS LUKA BAKAR

KRITERIA BERAT RINGANNYA (American Burn Association) 1. Luka Bakar Ringan - Luka bakar derajat II <15 % - Luka bakar derajat II < 10 % pada anak anak - Luka bakar derajat III < 2 % 2. Luka bakar sedang - Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa - Luka bakar II 10 20 % pada anak anak - Luka bakar derajat III < 10 % 3. Luka bakar berat - Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa - Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak anak. - Luka bakar derajat III 10 % atau lebih -Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, genitalia/perineum. y - Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
y y y y y y y y y y y y y y y

kaki

dan

PENATALAKSANAAN PENDERITA LUKA BAKAR FASE AKUT. y Pada penanganan penderita dengan trauma luka bakar, seperti pada penderita trauma trauma lainnya harus ditangani secara teliti dan sistematik. I. Evaluasi Pertama (Triage) A. Airway, sirkulasi, ventilasi B. Pemeriksaan fisik keseluruhan. C. Anamnesis D. Pemeriksaan luka bakar

Penanganan di Ruang Emergency y Diwajibkan memakai sarung tangan steril bila melakukan pemeriksaan penderita. y Bebaskan pakaian yang terbakar. y Dilakukan pemeriksaan yang teliti dan menyeluruh untuk memastikan adanya trauma lain yang menyertai. y Bebaskan jalan napas. y Diberikan cairan ringer Laktat dengan jumlah 3050 cc/jam untuk dewasa dan 20-30 cc/jam untuk anak anak di atas 2 tahun dan 1 cc/kg/jam untuk anak dibawah 2 tahun. y Dilakukan pemasangan Foley kateter y Di lakukan pemasangan nosogastrik tube y morfin intravena y Timbang berat badan

Diberikan tetanus toksoid bila diperlukan. y Pencucian Luka di kamar operasi dalam keadaan pembiusan umum y Eskarotomi y Penutupan luka dapat terjadi atau dapat dilakukan bila preparasi bed luka telah dilakukan dimana didapatkan kondisi luka yang relative lebih bersih dan tidak infeksi.
y

RESUSTASI CAIRAN BAXTER formula y Hari Pertama : y Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x % luas luka bakar per 24 jam y Anak : Ringer Laktat: Dextran = 17 : 3 y 2 cc x berat badan x % luas luka ditambah kebutuhan faali.
y y y y y

jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. diberikan 16 jam berikutnya. Hari kedua Dewasa : hari I Anak : diberi sesuai kebutuhan faali

Menurut Evans - Cairan yang dibutuhkan : 1. RL / NaCl = luas combustio % X BB/ Kg X 1 cc 2. Plasma = luas combustio % X BB / Kg X 1 cc 3. Pengganti yang hilang karena penguapan D5 2000 cc y Hari I --- 8 jam X y ---16 jam X y Hari II -- hari I y Hari ke III --- kari ke II

TRAUMA INHALASI Mekanisme kerusakan saluran napas. 1. Trauma panas langsung 2. Keracunan asap yang toksik 3. Intoksikasi karbon monoksida (CO)

KLINIS Kecurigaan adanya trauma inhalasi bila pada penderita luka bakar terdapat 3 atau lebih dari keadaan berikut : y Riwayat terjebak dalam rumah/ ruangan terbakar y Sputum tercampur arang y Luka bakar perioral, hidung, bibir, mulut atau tenggorokan. y penurunan kesadaran. y Tanda distress napas, rasa tercekik, tersedak, malas bernapas dan adanya wheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan (iritasi mukosa) y Gejala distress napas. Takipea y Sesak atau tidak ada suara.

Pemeriksaan tambahan : 1. Kadar karboksihemoglobin (COHb) 2. Gas Darah 3. Foto Toraks biasanya normal pada fase awal 4. Bronkoskopi Fiberoptic y Bila terdapat sputum berarang, edema mukosa, adanya bintik bintik pendarahan dan ulserasi diagnosa trauma inhalasi. 5. Tes Fungsi paru y Scan Paru Xenon tidak praktis.

PENATALAKSANAN 1. Dilakukan trakeostomi dengan local anestesi, dengan atau tanpa kanul trakeostomi. 2. Pemberian oksigen 2 - 4 liter /menit melalui trakeostomi. 3. Pembersihan secret saluran pernapasan secara berkala serta bronchial washing. 4. Humidifikasi dengan nebulizer. 5. Pemberian bronkodilator (Ventolin inhalasi setiap 6 jam. 6. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan.
Gejala subyektif : gelisah, sesak napas (dispnea) Gejala obyektif : frekuensi napas meningkat (30-40 kali / menit), sianotik, stridor, aktivitas otot pernapasan tambahan, perubahan hasil pemeriksaan analisis gas darah 98 jam pertama). Gambaran hasil infitrat paru dijumpai > 24 jam samapi 4-5 hari.

7. Pemeriksaan radiologik (foto toraks) dikerjakan bila masalah pernapasan telah diatasi. 8. kasus ini dirawat pada bed observasi dengan posisi duduk atau setengah duduk. 9. Pelaksanaan di ruang resusitasi instalasi gawat darurat.

KESIMPULAN y Mengingat kasus luka bakar merupakan suatu cedera berat yang memerlukan penanganan dan penatalaksanaan yang sangat komplek dengan biaya yang cukup tinggi serta angka morbiditas dan mortalitas karena beberapa faktor penderita, factor pelayanan petugas, factor fasilitas pelayanan dan faktor cideranya. y Untuk penanganan luka bakar perlu perlu diketahui fase luka bakar, penyebab luka bakar, derajat kedalaman luka bakar, luas luka bakar. Pada penanganan luka bakar seperti penanganan trauma yang lain ditangani secara teliti dan sistematik. y Penatalaksanaan sejak awal harus sebaik baiknya karena pertolongan pertama kali sangat menentukan perjalanan penyakit ini.

THANKS FOR UR ATTENTION!

TERIMA KASIH

You might also like