You are on page 1of 26

TRANSFUSI DARAH

Disusun oleh : Imyadelna Ibma Nila Utama 030.07.11

Pembimbing : Dr. Sabur Nugraha, Sp.An Dr. Ucu Nurhadiat, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESI PERIODE 21 NOVEMBER 24 DESEMBER 2011 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

DAFTAR ISI

Bab I PENDAHULUAN Bab II PEMBAHASAN II.1. DARAH II.2. TRANSFUSI DARAH Bab III KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

1 2 2 4 22 23

BAB I PENDAHULUAN Transfusi darah mrupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. Transfusi darah secara universal dibutuhkan untuk menangani pasien anemia berat, pasiendengan kelaian darah bawaan, pasien yang mengalami kecederaan parah, pasien yang hendak menjalankan tindakan bedah operatif dan pasien yang mengalami penyakit liver ataupun penyakitlainnya yang mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat memproduksi darah atau komponen darah. Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi transfusi darah, macam bentuk sediaan darah serta komponen darah, indikasi pemberian transfusi darah, dan reaksi transfusi darah.

BAB II PEMBAHASAN II.1. DARAH Darah berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya darah. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen. II.1.1. KOMPONEN DARAH Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Korpuskula darah terdiri dari:
1. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Kadar Hb inilah
4

yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia. Eritrosit berusia sekitar 120 hari.
2. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm
3. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Fungsi utama dari leukosit tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, darah. Plasma darah adalah bagian yang tidak mengandung sel darah. Komposisi plasma darah :
1. Air 2. Protein

sedangkan

orang

yang

kekurangan

leukosit

menderita

penyakit leukopenia. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 9000 sel/cc

Protein plasma terdiri dari : 1. Albumin ( 57% )

-Menjaga tekanan osmotik koloid 2. Globulin ( 40% )


5

-Terdiri dari 1, 2, , globulin. -Berperan dlm kekebalan tubuh. -Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam: 1. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen (Presipitin) 2. Antibodi yang dapat menguraikan antigen (Lisin) 3. Antibodi yang dapat menawarkan racun (Antitoksin) 3. Fibrinogen ( 3% )

-Mengandung faktor-faktor koagulasi Serum adalah cairan berwarna kuning supernatan yg terdapat pada darah yg mengalami koagulasi. Serum tidak mengandung fibrinogen, faktor koagulasi ( f. II, f.V , f. VIII ). II.2.2. FUNGSI DARAH Fungsi Umum Darah adalah : 1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air) 2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh) 3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh) 4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator) II.2. TRANSFUSI DARAH Transfusi darah adalah tindakan memindahkan darah atau komponennya ke dalam sistim pembuluh darah seseorang. Komponen darah yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh

seseorang adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi darah adalah suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang atau terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi. Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya,yaitu transfusi allogenic dan transfusi autologus. Transfusi allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan setelah 3 hari ditransferkan kembali ke pasien. II.2.1 TUJUAN TRANSFUSI DARAH Tujuan dari transfusi darah atara lain :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma). 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar

hemoglobin pada klien anemia.


3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi (misalnya: faktor

pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia). 4. Meningkatkan oksigenasi jaringan. 5. Memperbaiki fungsi Hemostatis. II.2.2 INDIKASI TRANSFUSI DARAH Dalam pedoman WHO disebutkan : 1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat. 2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang. Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktorfaktor pembekuan. Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya adalah :

1.

Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan. Anemia kronis. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen. Plasma loss atau hipoalbuminemia. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja. Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika Hb<8 gr/dl.

2. 3. 4. 5.

II.2.3. JENIS TRANSFUSI DARAH Darah lengkap (whole blood) Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam suhu 42C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb meningkat 0,90,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi. Indikasi :
1.

Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari

bakar
2.

volume darah total.

Rumus kebutuhan whole blood 6 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

Ket : -Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal -Hb pasien : Hb pasien saat ini Darah lengkap ada 3 macam. Yaitu : 1. Darah Segar Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan. Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik. Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam dan resiko penularan penyakit relatif banyak. 2. Darah Baru Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari donor. Faktor pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi peningkatan kadar kalium, amonia, dan asam laktat. 3. Darah Simpan Darah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah tersedia setiap saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang
9

kerugiaannya ialah faktor pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis. Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar dilepas ke jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar kalium, amonia, dan asam laktat tinggi.

Sel darah merah

Packed red cell Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 42C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.(3) Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g %. Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui. Kebutuhan darah (ml) : 3 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

10

Ket : -Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal -Hb pasien : Hb pasien saat ini Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh adalah: 1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit 2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload

berkurang 4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain. Indikasi: :
1. 2. 3.

Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml. Hemoglobin <8 gr/dl. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama : (misalnya empisema, atau penyakit jantung iskemik) Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.

4.

Dapat disebutkan bahwa : Hb sekitar 5 adalah CRITICAL Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah mencapai batas TOLERABLE atau OPTIMAL

11

1.

Frozen Wash Concentrated Red Blood Cells (Sel Darah Merah Pekat Beku

yang Dicuci) Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap. 2. Washed red cell

Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali dengan saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi human plasma. Kelemahan washed red cell yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta masa simpan yang pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired hemolytic anemia dan exchange transfusion.(3) Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma 3. Darah merah pekat miskin leukosit

Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 42C, berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk mengurangi reaksi panas dan alergi.(6) White Blood Cells (WBC atau leukosit) Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma dihilangkan 80 % , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik. Indikasi : Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan kultur darah positif, demam persisten /38,3 C dan granulositopenia). Suspensi trombosit

12

Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat menyebabkan pembentukan thrombocyte antibody pada penderita. (3) Transfusi trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena trombositopenia. Komponen trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 3 hari.(2) Indikasi pemberian komponen trombosit ialah :
1. Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah

trombositnya kurang dari 50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada trombocytopenic purpura, leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang karena pemberian sitostatika terhadap tumor ganas. 2. Splenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal juga memerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah. Rumus Transfusi Trombosit BB x 1/13 x 0.3 Macam sediaan:
1.

Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)

Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar. Penyimpanan 34C sebaiknya 24 jam.
2.

Platelet Concentrate (trombosit pekat) Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan

202C. Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi pada dewasa rata-rata 5.000-10.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi Antigen trombosit donor.(6)
13

Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet Rich Plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan kemudian memisahkannya dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor Plasma. Masa simpan 48-72 jam.(3) Plasma Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah (hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-faktor tertentu dari plasma seperti globulin.(3) Macam sediaan plasma adalah: 1. Plasma cair Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed red cell.
2.

Plasma kering (lyoplylized plasma) Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).

3.

Fresh Frozen Plasma Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung

dibekukan pada suhu -60C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan (hemostasis).(3) Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-220 ml. Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada. Ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor
14

pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh. Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat kalsium. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system Rh. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia. Indikasi : - Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B) - Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang mengancam nyawa. - Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi massif - Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan

4.

Cryopresipitate Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor

pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk menghentikan perdarahan karena kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita hemofili A. Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini tidak tahan pada suhu kamar. (2)

15

Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam, alergi. Satu kantong (30 ml) mengadung 75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg fibrinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII Indikasi : Hemophilia A Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi Penyakit von wilebrand Rumus Kebutuhan Cryopresipitate :

0.5x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

5.

Albumin

Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan dari plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi cairan 5% atau 20% 100 ml albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa Rumus Kebutuhan Albumin albumin x BB x 0.8

II.2.4 GOLONGAN DARAH DAN CARA PENGUMPULAN DARAH

16

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Sistem ABO Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B atau O

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O .

Sistem Rhesus
17

Sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera Macacca rhesus kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat ternyata bereaksi dengan sel-sel darah merah. ,antigen-Rh yang ditemukan dalam darah kera Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam darah manusia. Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu : 1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya 2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya Jika seseorang Rh(+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau Rh(-). Sedangkan orang dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah dengan Rh (-) saja. Oleh karena itu darah Rh(-) sering disediakan untuk operasi-operasi darurat dimana tidak ada waktu lagi untuk melakukan pengecekan golongan darah seseorang. Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat sebagai berikut:[1]
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

calon donor harus berusia 17-60 tahun, berat badan minimal 50 kg kadar hemoglobin >12,5 gr% tekanan darah 100-150 (sistole) dan 70-100 (diastole). Nadi 30-100x/menit teratur menandatangani formulir pendaftaranan tidak mengalami gangguan pada pembeku darah lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah, dan pemeriksaan oleh dokter untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak boleh dalam kondisi atau menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes
18

9.

militus, epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta mengalami sakit seperti demam atau influensa; baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah menerima transfusi kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum setahun menato, menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang menyusui. Penyumbang darah (donor) disaring keadaan kesehatannya.

Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya diperiksa untuk mengetahui adanya anemia. Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang menyebabkan darah mereka tidak memenuhi syarat untuk disumbangkan. Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker (kecuali bentuk tertentu misalnya kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria, kelainan perdarahan, AIDS dan kemungkinan tercemar oleh virus AIDS. Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat tertentu; untuk sementara waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk menyumbangkan darah. Biasanya donor tidak diperbolehkan menyumbangkan darahnya lebih dari 1 kali setiap 2 bulan. Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah aman. Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam, pengambilan darahnya sendiri hanya membutuhkan waktu 10 menit. Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum dimasukkan, tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang. Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter.

Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung bahan pengawet dan komponen anti pembekuan. Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis. Darah yang didinginkan dapat digunakan dalam waktu selama 42 hari. Pada keadaan tertentu,
19

(misalnya untuk mengawetkan golongan darah yang jarang), sel darah merah bisa dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun. Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching. Crossmatch adalah pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai atau tidak sesuainya darah donor dengan darah resipien. Dilakukan sebelum transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi darah. Terdapat dua cara pemeriksaan, yaitu:
1. Crossmatch mayor : mencampur enitrosit donor (aglutinongen donor)

dengan serum resipien (aglutinin resipien)


2.

Crossmatch minor : mencampur eritrosit resipien (aglutinongen resipien) dengan serum donor (aglutinin donor)

Cara menilai basil pemeriksaan adalah sebagai berikut:


-

Bila

kedua

pemeriksaan

(crossmatch

mayor

dan

minor

tidak

mengakibatkan aglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi darah boleh dilakukan; bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan hasil Crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu
-

Bila Crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan Crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka Crossmatch minor harus diulangi dengan menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor tersebut. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan
20

menghasilkan

aglutinasi,

maka

darah

donor

itu tidak dapat ditransfusikan. II.2.5 PROSES TRANSFUSI DARAH 1. Jelaskan prosedur kepada klien. Tentukan apakah klien pernah mendapatkan transfusi sebelumnya dan catatan reaksi ,jika ada. 2. Minta klien untuk melaporkan gejala berikut: Menggigil, sakit kepala, gatal dan kemerahan dengan segera. 3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani format persetujuan / informed concern. 4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan. 5. Buat jalur IV dengan kateter besar (diameter 18-G atau 19-G). 6. Gunakan selang infus yang mempunyai filterGantungkan wadah larutan NaCl 0,9% untuk diberikan setelah menginfuskan/ pemberian transfusi darah. 7. Ikuti protokol institusi dalam mendapatkan produk darah dari bank darah. Minta darah bila anda telah siap menggunakannya. 8. Dengan perawat yang lain, identifikasi kebenaran produk darah dan klien : 1. Periksa kompatibilitas yang tertera pada kantong darah dan informasi pada

kantong itu sendiri. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk darah lengkap, periksa golongan ABO dan tipe RH pada catatan klien. Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter. Periksa tanggal kadaluarsa pada kantong darah. Periksa darah terhadap adanya bekuan / gumpalan darah. Tanyakan nama klien dan periksa / cocokkan dengan gelang tangannya/gelang

nama. 9. Dapatkan data dasar tanda-tanda vital klien. 10. 1. 2. Mulai untuk mentransfusikan darah : Utamakan / isi jalur IV dengan 0,9 % normal saline. Mulai transfusi dengan lambat melalui tetesan pertama pada filter.

21

3.

Atur kecepatan tetesan 2 ml/menit pada 15 menit pertama transfusi dan tetap

bersama klien. Jika ditemukan adanya reaksi, hentikan transfusi, siram / suntik jalur IV dengan normal saline secara lambat dan beritahu dokter dan bank darah. 11. 1. Monitor tanda-tanda vital : Dapatkan tanda vital klien setiap 5 menit selama 15 menit pertama transfusi dan

setiap jam untuk yang berikutnya mengikuti kebijakan institusi/rumah sakit. 2. Observasi klien terhadap adanya kemerahan, ruam kulit, gatal, dispnea, bintik-

bintik merah di kulit. 12 Lepaskan dan buang sarung tangan. Cuci tangan. 13. Lanjutkan mengobservasi terhadap reaksi samping / efek samping transfusi. 14. Catat pemberian darah dan produk darah. Catat cairan yang digunakan mengikuti kebijakan rumah sakit / institusi. Bila transfusi sudah selesai (complete), Kembalikan kantong plastik dan selangnya ke bank darah. II.2.6 REAKSI TRANSFUSI DAN PENCEGAHANNYA Pada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi : I. Reaksi imunologi II. Reaksi non imunologi I. REAKSI IMUNOLOGI A. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK Reaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang terjadi tetapi serius dan terdapat pada satu diantara dua puluh ribu penderita yang mendapat transfusi.

22

Lisis sel darah donor oleh antibodi resipien. Hal ini bisa terjadi dengan cara reaksi transfusi hemolitik segera dan reaksi transfusi hemolitik lambat Reaksi ini sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana, misalnya salah memasang label atau membaca label pada botol darah. Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas, kemerahan pada muka, bendungan vena leher , nyeri kepala, nyeri dada, mual, muntah, nafas cepat dan dangkal, takhikardi, hipotensi, hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa diterangkan asalnya, dan ikterus. Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus dari ahli anestesi, ahli bedah dan lain-lain. Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takhikardi, hemoglobinuri, hipotensi, perdarahan yang tiba-tiba meningkat, selanjutnya terjadi ikterus dan oliguri. Terapi reaksi transfusi hemolitik : pemberian cairan intravena dan diuretika. Cairan digunakan untuk mempertahankan jumlah urine yang keluar. Diuretika yang digunakan ialah : a. Manitol 25 %, sebanyak 25 gr diberikan secara intravena kemudian diikuti pemberian 40 mEq Natrium bikarbonat. b. Furosemid Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan darah yang cocok. Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi vasopressor. Selain itu penderita perlu diberi oksigen. Bila terjadi anuria yang menetap perlu tindakan dialysis. B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK 1. Reaksi transfusi febrile Tanda-tandanya adalah sebagai berikut : Menggigil, panas, nyeri kepala, nyeri otot, mual. 2. Reaksi alergi
23

a. Anafilaksis : Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah transfusi. b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka penderita sembab. Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop. II. REAKASI NON IMUNOLOGI a. Reaksi yang disebabkan oleh volume yang berlebihan. b. Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus Epstein-Barr parasit serta bakteri. e. AIDS Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan beberapa tindakan pencegahan. Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan memberikan darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah. Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, , maka pada awal prosedur, resipien harus diawasi secara ketat. Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan. BAB III KESIMPULAN Transfusi darah adalah tindakan memindahkan darah atau komponennya ke dalam sistim pembuluh darah seseorang. Komponen darah yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi darah adalah suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang atau terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi.
24

Transfusi dapat timbul reaksi-reaksi yang tidak diinginkan. Reaksi transfuse secara umum dibagi menjadi reaksi hemolitik dan reaksi non-hemolitik. Untuk mencegah reaksi-reaksi tersebut dilakukan pemeriksaan golongan darah donor dan resipien, resipien diawasi secara ketat setelah dilakukan transfuse.

DAFTAR PUSTAKA

1. Latief SA, Suryadi KA, Cachlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi Kedua,

Jakarta : Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI : 2002 2. Sudoyo AW, Setiohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Keempat. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.

25

3. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=http://www.merckmanuals.com/home/blood_disorders/blood_transfusio n/types_of_transfusions.html

Accessed on 26 November 2011.


4. http://eidcp.blogspot.com/2009/11/kapan-transfusi-plasma-beku-segarfresh.html

Accessed on 26 November 2011.


5. http://www.jevuska.com/2008/04/03/packed-red-cell

Accessed on 26 November 2011.


6. http://bukujaga.com/transfusi-whole-blood.html

Accessed on 26 Novembe 2011.


7. http://bukujaga.com/transfusi-tc.html

Accessed on 26 Novembe 2011.

26

You might also like