Professional Documents
Culture Documents
1.
Topik.
masa mendatang.
2.
Latar Belakang. Sejak digulirkan satu dasawarsa lalu, harapan atas membaiknya
kehidupan demokrasi di Indonesia melambung tinggi. Harapan itu terutama ditunjukkan pada Reformasi Sektor Keamanan sebagai dasar terciptanya sistem politik Indonesia yang lebih demokratis. Pemilihan Presiden, legislatif dan Pilkada merupakan mekanisme memilih pemimpin yang akan melaksanakan konstitusi dan membuat kebijakan publik guna melaksanakan cita-cita bangsa dan menjalankan aspirasi rakyat. Dalam hal
reformasi 1998 telah menghasilkan pola perubahan dalam masyarakat, misalnya pembatasan kekuasaan presiden menjadi dua periode berturut-turut. Selain itu Pilpres tahun 2009 telah menunjukkan dinamika kekuasaan warga Negara dalam berdemokrasi dan hubungannya dengan pemimpin, parpol dan ormas. Berbagai aturan baru memberi
ruang bagi warga negara untuk menegakkan hukum konstitusional mereka. Ini membuat warga Negara menjadi lebih aktif sehingga prospek demokrasi Indonesia menjadi lebih baik di masa depan. Dalam demokrasi kekuasaan politik dianggap sah, apabila kekuatan itu merupakan aspirasi sebagian besar rakyat. Untuk itu rakyat mempunyai kewenangan penuh untuk menyetujui atau menolak berbagai kebijakan yang dibuat oleh penguasa / pemerintah. Bangsa Indonesia baru saja menyelenggarakan pesta demokrasi yang kesekian kalinya sejak kemerdekaan 17 agustus 1945 lalu diproklamirkan, yang mana diadakan setiap lima tahun sekali. Dengan tekad bersama agar terwujudnya penyempurnaan kedaulatan yang menjadi harapan dan cita-cita sebagai bangsa yang lepas dari kekuasaan negara lain. Selama kurun waktu tersebut Indonesia telah menerapkan beberapa tahapan sistem politik yaitu :
1) 2)
Demokrasi Liberal ( pada kurun waktu 1945 1959) Demokrasi Terpimpin (pada kurun waktu 1959 1965)
2 3) 4) Demokrasi Pancasila (pada kurun waktu 1966 1988) Demokrasi Era Reformasi (pada kurun waktu 1988 sekarang)
Ditengah kampanye pemilihan presiden, reformasi sektor keamanan yang bagaimana yang akan diusung sebagai bagian dari demokrasi di Indonesia.
Pelaksanaaan Pilkada diberbagai daerah masih diselimuti dengan berbagai protes dari rakyat maupun partai politik, karena ketidakpuasan terhadap pelaksanaan Pilkada di berbagai daerah Indonesia. Sehingga timbul pertanyaan bagaimana seharusnya sistem demokrasi diterapkan di Indonesia di masa mendatang tanpa ada pelanggaran HAM.
3.
Analisa.
kelemahan (bersifat negatif) dan kelebihan (bersifat positif) sebuah sistem yang ada , diantaranya yaitu :
a.
Kelemahan/Negatif
1)
liberal dikenal juga sebagai demokrasi parlementer, karena berlangsung dalam sistem pemerintahan parlementer ketika berlakunya UUD 1945 periode pertama, Konstitusi RIS dan UUDS 1950. Dengan demikian
demokrasi liberal secara formal berakhir pada tanggal 5 Juli 1959, sedang secara material berakhir pada saat gagasan Demokrasi Terpimpin dilaksanakan. Adapun Kelemahan demokrasi Liberal yaitu : a) Multipartai, yang mengakibatkan aspirasi yang belum
b)
c)
sehingga tidak ada pertanggungjawabannya. d) Sistem ini tidak sesuai dengan harapan rakyat karena tidak
demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan di bidang keamanan. Seperti Timbul banyak pemberontakan PRRI, Permesta, DI/TII yang ingin melepaskan diri dari NKRI.
f)
dalam keadaan darurat. g) Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet
pada masa demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
h)
penghentian di tengah jalan oleh lembaga legislatif setiap saat sehingga dapat menimbulkan krisi cabinet dan pemerintah tidak dapat menyelesaikan program-programnya.
2)
terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja. Era demokrasi terpimpin jatuh setelah terjadi peristiwa G 30S/PKI tahun 1965 yang diikuti dengan krisis ekonomi yang cukup parah sehingga dikeluarkan Supersemar. Adapun kelemahan demokrasi terpimpin yaitu : a) Kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis
nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. b) c) d) e) Pendapatan ekspor menurun. cadangan devisa menurun inflasi terus menaik korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.
legislatif maka permasalahan akan diserahkan kepada presiden, sehingga rakyat dan wakil rakyat tidak mempunyain peranan.
3)
Demokrasi
Pancasila adalah Demokrasi yang dijiwai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaaan dalam kemusyawaratan perwakilan yang berketuhanan yang maha esa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab yang berpersatuan Indonesia yang berkeadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Adapun kelemahan Demokrasi Pancasila adalah :
a)
b)
kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat.
c)
d)
Kecemburuan
antara
penduduk setempat
dengan
para
transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya. e) Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan
f)
masyarakat Tionghoa).
g)
h)
j)
Tidak ada
kekuasaan ke
pemerintah/presiden selanjutnya).
k)
penyakit Asal Bapak Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara pasti hancur.
l)
m)
n)
o)
pemerintahan, unjuk rasa yang dipelopori oleh mahasiswa, pelajar, dosen, praktisi, LSM dan para politisi.
4)
Reformasi
merupakan reaksi terhadap orde baru yang dianggap telah menyimpang dari tujuan dan cita-cita Demokrasi Pancasila. Kita sebagai warga negara berharap bangsa Indonesia bisa belajar dari pengalaman sejarah, setiap demokrasi dapat berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya. orde ini sering kita sebut juga sebagai orde transisi demokrasi. kelemahan Demokrasi era Reformasi adalah : Dalam Adapun
a)
keputusan.
b)
bertambah banyak.
khusus).
d)
Belum
siapnya
masyarakat
dalam
melaksanakan
era
keterbukaan ini.
b.
a) b)
Sangat menekankan kebebasan/kemerdekaan individu. Sangat menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia yang utama
seperti hak hidup, hak kemerdekaan, hak mengejar kebahagiaan, dan lain-lain.
c)
Menentang
ajaran
komunisme
yang
menganut
sistem
d)
dan lemah. Saat ini sedang diusahakan dalam Sistem politik liberalisme modern untuk menghilangkan jurang pemisah antara golongan kaya dan golongan miskin. e) Berusaha dengan keras untuk mewujudkan kesejahteraan
terhadap seluruh anggota masyarakat atau seluruh warga negara. Mengingat penderitaan dan kesengsaraan dapat menyebabkan perbuatan-perbuatan yang bertentang dengan konstitusi negara.
f)
h)
Asasi Manusia. i) HAM dipegang teguh dan dijunjung tinggi oleh negara
2)
Demokrasi Terpimpin.
a)
b)
c)
Rakyat
dapat
menjalankan
fungsi
pengawasan
dan
3)
adalah :
a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)
Sukses transmigrasi. Sukses KB. Sukses memerangi buta huruf. Sukses swasembada pangan. Pengangguran minimum. Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Sukses Gerakan Wajib Belajar. Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh. Sukses keamanan dalam negeri. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme.
adalah :
a)
Era keterbukaan.
b) c)
HAM diperhatikan, unjuk rasa dibebaskan, pemerintahan stabil, tidak banyak perubahan.
d)
c.
Konsep Pemecahan.
umumnya memberikan pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok yang mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian Negara demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kekuasaan rakyat. demokrasi modern Di dalam konstitusi-konstitusi Negara-negara perlindungan HAM menjadi isi pokoknya sehingga dapat
disimpulkan bahwa konstitusi sebenarnya merupakan instrument utama bagi perlindungan HAM sebab setiap pemerintahan kekuasaannya dibatas oleh konstitusi. Di dalam ilmu politik dan hukum tata Negara konstitusi memang Sesuai dengan jiwa dan semangat Pembukaan UUD 1945
memiliki fungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak tampil secara sewenang-wenang. yang mengamanatkan hendak dibangunnya Negara demokrasi tersebut, maka UUD 1945 mengimplementasikan ke dalam pasal-pasalnya tentang hak-hak asasi manusia. Bangsa Indonesia sejak awal mempunyai komitmen yang sangat kuat untuk menjunjung tinggi HAM, oleh karena itu bangsa Indonesia selalu berusaha untuk menegakkannya sejalan dan selaras dengan falsafah bangsa Pancasila dan perkembangan atau dinamika jamannya. Sistem politik mempunyai hubungan timbal balik dengan hukum serta berdampak langsung terhadap penegakan dan pengakuan terhadap HAM. Dalam sistem politik demokratis, watak hukum yang dihasilkan bersifat responsif, akomodatif. Substansi hukum yang tertuang di dalam beragam peraturan
9 perundangan yang ada menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. HAM menjadi salah satu ukuran penegakan hukum. Dalam sistem tersebut terjalin komunikasi serasi antara opini publik lewat wakil-wakilnya, juga media massa, agamawan, cendikiawan dan LSM dengan pemerintah. Dengan demikian, sistem
hukumnya ditandai dengan konsep impartiality, consistency dan stability. Salah satu kunci mempertahankan penegakan hukum dan stabilitas politik lebih lanjut, selain para pimpinan formal mampu memantapkan niat untuk mewujudkan politik hukum yang sudah ditetapkan, diikuti langkah konkret dengan mengangkat taraf hidup, kesejahteraan dan ketenteraman semua anggota masyarakat, terutama lapisan bawah yang tidak/kurang beruntung. Lebih-lebih kalau keterpurukan tersebut berbentuk kemiskinan cultural yang harus diperagai dan tidak menambah jumlah kemiskinan structural, hal ini sangat terkait dengan penegakan HAM. Kesadaran politik tinggi berarti kesadaran bernegara cukup tinggi, sehingga pada saatnya kesadaran hukumnya akan mengiringi pula. Hal ini menunjang sistem politik yang sehat dan demokratis. Lewat pendidikan politik yang objektif, terbuka
dan dialogis akan menciptakan kultur politik serta kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik yang ada, dan pada akhirnya dapat meningkatkan rasa cinta tanah air, Negara dan kemanusiaan. Transisi demokrasi adalah konsolidasi sistem politik dari pemerintahan lama yang berwatak otoriter menuju pemerintahan baru yang "reformis". Gejolak politik dan keamanan tidak bisa dihindarkan dalam masa transisi ini. Tugas utama institusi keamanan yakni melayani publik sehingga wajib memberikan rasa aman dari gangguan, ancaman, atau kejahatan serta teror dari dalam negeri maupun luar negeri. Institusi keamanan merupakan institusi yang berfungsi dibawah koordinasi suatu departemen yang seharusnya dipegang orang sipil yang kompeten. Jadi jelas sekali bahwa hubungan sipil dan militer yang proporsional akan menjadi ukuran berhasilnya reformasi di bidang keamanan, termasuk pula hubungan antara TNI dan Polri. Sebagai institusi yang menggunakan senjata, aparat keamanan harus dikontrol agar tidak terjadi penyalahgunaan senjata itu. Artinya masyarakat sipil harus mampu melakukan kontrol terhadap peran dan fungsi institusi keamanan. Tidak perlu diragukan munculnya berbagai lembaga riset yang khususnya mengkaji masalah militer dan pertahanan menjadi salah satu tolak ukur yang mempunyai kesamaan tujuan dalam membahas isu-isu keamanan dan terutama bagaimana menempatkan militer pada posisinya sesuai dengan semangat zaman (reformasi).
10 Di lain pihak, reformasi sektor keamanan harus dilandasi pada keinginan untuk membangun pemerintahan yang bersih dan bertanggungjawab (Good Governance). Salah satunya yaitu penegakan hukum (red; supremasi hukum). Apakah institusi hukum seperti kejaksaan dan pengadilan sudah menjadi tumpuan masyarakat demi mencapai keadilan. Seharusnya reformasi hukum yang dicitacitakan harus berjalan seiring dengan reformasi bidang keamanan. Reformasi hukum dan aturan perundang-undangan di bidang pertahanan dan keamanan harus bisa mencakup tentang tugas, peran dan kewenangan berbagai institusi keamanan. Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa sistem demokrasi yang diharapkan di Indonesia di masa mendatang tanpa adanya pelanggaran HAM yaitu demokrasi yang menawarkan kebebasan yang bertanggung jawab dalam mengimplementasikan hak asasi manusia. kebebasan politik yang luas. Empat kebebasan dasar, yaitu hak atas kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, hak atas kebebasan berkumpul, hak atas kebebasan berorganisasi, dan hak untuk turut serta dalam pemerintahan, yang vital bagi bekerjanya sistem politik dan pemerintahan demokratis telah dinikmati oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Melalui berbagai media hampir semua lapisan rakyat Indonesia sudah dapat mengekspresikan perasaan dan pendapatnya tanpa rasa takut atau was-was seperti pada zaman Orde Baru. Rakyat Indonesia relatif bebas mengkomunikasikan gagasan dan informasi yang dimilikinya. Rakyat menikmati pula hak atas kebebasan berkumpul. Pertemuan-pertemuan rakyat, seperti, konferensi, seminar, rapat-rapat akbar tidak lagi mengharuskan meminta izin penguasa seperti di masa Orde Baru. Kelompokkelompok masyarakat, seperti, buruh, petani, seniman, dan lain sebagainya yang ingin melakukan demonstrasi atau unjuk rasa di depan kantor atau pejabat publik tidak memerlukan izin, tapi sebelum menjalankan unjuk rasa diwajibkan untuk memberitahu polisi. Rakyat Indonesia juga dapat menikmati kebebasan berorganisasi. Rakyat tidak hanya bebas mendirikan partai-partai politik sebagai wahana untuk memperjuangkan aspirasi politiknya. Rakyat bebas pula untuk mendirikian organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti serikat petani, serikat buruh, perkumpulan masyarakat adat, dan lain sebagainya. Perwujudan hak atas kebebasan berorganisasi ini sangat vital bagi upaya rakyat untuk memperjuangkan kepentingan bersama. Selain itu, tumbuhnya organisasi-organisasi rakyat dari
11 bawah ini akan memperkuat masyarakat sipil yang diperlukan bagi berlangsungnya sistem politik dan pemerintahan yang demokratis. Kebebasan politik yang dinikmati oleh masyarakat Indonesia ternyata harus diimbangi dengan perlindungan hukum yang semestinya bagi hak-hak sipil, seperti, hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi, hak atas kebebasan dari penyiksaan, atau perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, hak atas pemeriksaan yang adil dan proses hukum yang semestinya, hak atas pengakuan pribadi di depan hukum, dan larangan atas propaganda untuk perang dan hasutan kebencian.
d.
Kesimpulan Seperti yang telah diulas dalam wacana di atas, mengenai hubungan antara demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) sangat lah erat. Dan dapat dikatakan kedua hal tersebut memiliki ikatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam Negara yang demokrasi perkembangan HAM telah kita lihat bersama. Perjalanan kedua hal tersebut sudah dimulai sejak dulu. Namun masih banyak terjadi pelanggaran terhadap Hak asasi manusia (HAM). Sementara sebuah Negara demokrasi hendaknya dapat dinilai dari unsur sejauh mana penegakan atau pelaksanaan Hak asasi manusia itu dapat dijalankan. Demokrasi yang bercirikan kebebasan melingkupi hak-hak mendasar tersebut. Jadi hendaknya demokrasi dan penegakan HAM itu harus sejalan, untuk mencapai kesejahteraan manusia dan pengakuan atas hak dasar setiap orang yakni Hak asasi manusia (HAM)
Jakarta,
Oktober 2011
Perwira Siswa
12