You are on page 1of 14

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGELOLAAN RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL PADA PT.

BANK RAKYAT INDONESIA KANWIL MEDAN

PUTRI ADINDA LESTARI Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara RUSTAM Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Abstract This research aims to study the implementation of risk management in credit risk management and operational risk in credit process at PT. Bank Rakyat Indonesia as an interpretation of the Regulation of Bank Indonesia No 5/8/PBI/2003 concerning to the implementation of Risk Management at Public Bank. This research applies the case study approach by descriptive method to describe how the implementation of risk management incompany. The required data is primary data such as the interview to direction and secondary data such as Action Plan from PT. Bank Rakyat Indonesia. The results of research indicates that the policy, procedure and strategy applied in the bank especially in risk management as credit risk management and operational in credit process is based on minimum standard determined by Bank Indonesia according to the scope of the business activity of the bank.

Keywords: Risk Management, Credit Risk, Operational Risk.

1. Pendahuluan

Bank di dalam menjalankan fungsi menawarkan jasa-jasa keuangan, harus mengambil atau menerima dan mengelola berbagai jenis risiko keuangan secara efektif, agar dampak negatifnya tidak terjadi. Risiko yang diterima oleh sebuah bank adalah kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa atau serangkaian peristiwa bersifat negatif dan tidak diinginkan terjadi yang

dapat mengakibatkan kegagalan dan bukannya menguntungkan bank. Tetapi tanpa kegiatan usaha yang berisiko, bahwa tidak akan memperoleh return sebagai imbal hasilnya. Situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami perkembangan pesat yang diikuti semakin kompleksnya risiko bagi kegiatan usaha perbankan tersebut. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan praktik tata kelola yang sehat dan fungsi identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengelolaan risiko bank agar tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan bank atau yang dapat mengganggu kelangsungan usaha bank.Bank merupakan institusi yang paling rentan terhadap kegagalan, tetapi justru tidak boleh gagal. Kegagalan sebuah bank akan berdampak kepada system perbankan dan bahkan system perekonomian. Karena itu otoritas moneter negara sangat berkepentingan untuk mengatur dan mengawasi pengelolaan setiap aktivitas fungsional bank agar sedapat mungkin terintegrasi ke dalam suatu sistem dan proses pengelolaan risiko yang akurat dan komprehensif. Dalam rangka menciptakan prakondisi dan infrastruktur pengelolaan risiko maka bank wajib mengambil langkah-langkah persiapan pelaksanaan pengelolaan risikonya. Untuk itu pada tanggal 19 Mei 2003 Bank Indonesia menetapkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Umum yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2004. Semua bank nasional, daerah, koperasi dan caban bank asing di Indonesia harus mengimplementasikan peraturan itu dalam menjalankan operasional sehari-hari. Penerapan Manajemen Risiko (Risk Management) bertujuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan terjadinya suatu risiko atau peristiwa. Management Risiko merupakan proses di mana sebuah bank secara metodik menghubungkan risiko yang melekat pada kegiatannya dengan tujuan untuk mempertahankan/memperbesar keuntungan dari setiap aktifitas dan lintas portofolio dari semua kegiatan, Fokus dari Management Risiko adalah mengidentifikasi, mengelola dan mengendalikan risiko dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian PT. BRI (Bank Rakyat Indonesia) tidak terlepas dari berbagai risiko yang dapat mengakibatkan kegagalan usaha bank. Untuk itu, bank ini juga wajib menerapkan Manajemen Resiko dalam menjalankan operasional sehari-hari yang bukan hanya untuk memenuhi peraturan dari Bank Indonesia namun juga memberikan nilai tambah bagi bank. Dalam rangka penerapan Manajemen Risiko bagi bank umum, Bank Indonesia telah menetapkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 yang didalamnya Bank Indonesia telah menetapkan standar minimal yang harus dipenuhi oleh perbankan Indonesia dalam menerapkan Manajemen Risiko. Peraturan dari Bank Indonesia membedakan delapan jenis risiko yang harus dikelola bank terdiri dari risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik, dan risiko kepatuhan.Penelitian yang dilakukan ini difokuskan penerapan Manajemen Resiko dalam mengelolan risiko kredit dan risiko operasional dalam bidang perkreditan pada PT. BRI (Bank Rakyat Indonesia). Kredit juga merupakan unit usaha yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi yang disebabkan oleh berbagai faktor, yang diantaranya adalah perubahan ekonomi ataupun kondisi lingkungan lainnya, yang pada gilirannya dapat menjadikan sebuah kredit menjadi bermasalah. Risiko kredit masih sangat dominan dibanding risiko lainnya. Risiko Kredit relatif memiliki lebih banyak alat pengaman seperti kolateral, risk premium dalam perhitungan bunga, dan lain sebagainya. Risiko Operasional berbeda dari jenis risiko lainnya, karena risiko ini tidak berhubungan langsung untuk menghasilkan imbal hasil (return). Dalam usaha perkreditan, risiko kredit dan risiko operasionalmerupakan risiko yang saling berhubungan erat.

2. Tinjauan Pustaka

2.1.Pengertian Bank Menurut Kasmir (2002:11), Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan lembaga keuangan didefinisikan sebagai setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana. Di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 31 dijelaskan:Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang membutuhkan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

2.2. Pengertian Kredit Sebagai lembaga keuangan, di samping memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang, usaha pokok bisnis perbankan adalah memberikan pelayanan kredit kepada para nasabahnya. Kredit berasal dari bahasa Yunani, credere ( yang artinya kepercayaan atau amanat) atau dari bahasa latin, creditum ( yang artinya hampir sama, kepercayaan akan kebenaran atau amanat). Menurut Rivai Veithzal (2007:4),Kredit adalah Penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang / borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan:Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pijak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

2.3.Pengertian Risiko Tampubolon (2004:19) Risiko didefinisikan sebagai bentuk-bentuk peristiwa yang mempunyai pengaruh terhadap kemampuan seseorang atau sebuah institusi untuk mencapai tujuannya. Sedangkan Eddie Cade dalam Tampubolon (2004:20) menyatakan bahwa risiko adalah: Exposure to uncertainty of outcome. Dengan definisi yang dirumuskan oleh code ini mencoba menegaskan bahwa outcometidak selalu berupa kerugian, di mana dalam suatu kondisi tertentu sebagaimana diharapkan,outcome dapat saja berupa keuntungan (gain). Dengan kondisi yang diuraikan diatas, Cade mengarahkan bank untuk membedakan risiko yang diambilnya menjadi 2, yaitu: risiko murni (pure or static risk) yang hanya mempunyai satu arah yaitu kebawah (rugi), dan risiko spekulatif (speculative oor dynamic risk) yang mempunyai dua arah yaitu ke bawah (rugi) dan atas (untung), namun dalam hal ini risiko tidak mengenal satu arah yang bersifat untung saja. Risiko tidak hanya berkenaan dengan hal buruk yang tejadi namun juga hal buruk yang tidak terjadi. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003: Risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank. Secara ringkas, dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa risiko bank adalah kombinasi dari tingkat kemungkinan sebuah peristiwa terjadi disertai konsekuensi (dampak) dari peristiwa tersebut pada bank. Setiap kegiatan mengandung potensi sebuah peristiwa terjadi atau tidak terjadi, dengan konsekuensi/dampak yang memberi peluang untuk untung (upside) atau mengancam sebuah kesuksesan (downside).

2.4.Pengertian Manajemen Risiko Sukarman dalam Tampubolon (2004:33), Manajemen risiko sebagai keseluruhan sistem pengelolaan dan pengendalian risiko yang dihadapi oleh bank terdiri dari seperangkat alat, teknik, proses manajemen ( termasuk kewenangan dan sistem dan prosedur operasional) dan organisasi yang ditujukan untuk memelihara tingkat profitabilitas dan tingkat kesehatan bank yang telah ditetapkan dalam corporate planatau rencana strategis bank lainnya sesuai dengan tingkat kesehatan yang berlaku. Dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003: Manajemen risiko adalah serangkaian proses dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.

2.5. Manajemen Risiko dalam Pengelolaan Risiko Kredit Risiko kredit (credit risk) adalah risiko kerugian yang diderita bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-nya gagal memenuhi kewajibankewajibannya kepada bank. Singkat kata, credit risk adalah kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali pokok pinjamannya (plus bunga).( Ali,2006:199)

Bank for International Settlement (BIS) memberikan definisi tentang Credit Risk sebagai berikut: Credit risk is most simply defined as the potential that a bank borrower or counterparty will fail to meet its obligation in accordance with agreed terms. Kepentingan bank dalam kaitannya dengan risiko kredit sebagaimana didefinisikan di atas adalah, bank berusaha agar rate of return dari kredit yang diberikan bank adalah maksimum. Tujuan dari manajemen risiko kredit adalah untuk maksimalisasi tingkat pengembalian kredit bank dengan menjaga credit ris kexposure dalam batas ukuran yang akseptabel. Untuk mencapai itu diperlukan kepiawaian bank dalam mengelola perkreditannya. Manajemen bank dalam mengelola risiko kredit haruslah berdasarkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang telah teruji.

2.6.Manajemen Risiko dalam Pengelolaan Risiko Operasional Risiko operasional merupakan fungsi dari pengendalian intern, sistem informasi, integritas pegawai, dan berbagai proses operasional bank dalam kaitannya dengan service or product delivery. Oleh karena itu risiko ini juga merembet ke produk dan jasa perbankan, situs operasional, pasar dan jalur distribusi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan manajemen risiko dalam pengelolaan risiko operasional sebagaimana yang dipaparkan Robert Tampubolon dalam Risk Management (2004:193) dalam hal berikut: a. pengawasan aktif komisaris dan direksi, b. kebijakan prosedur dan penetapan limit, c. mengidentifikasi, mengukur, dan memantau risiko operasional, d. mengendalikan dan memantau risiko.

2.7.Hubungan Manajemen Risiko kredit dan Resiko operasional dengan Pengendalian Intern SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini. 1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi. Bank wajib melaksanakan sistem pengendalian intern secara efektif terhadap pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional pada seluruh jenjang organisasi bank yang sekurang-kurangnya mampu secara tepat waktu mendeteksi kelemahan dan penyimpangan yang terjadi.

2.8.Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui pada masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antar variabel-variabel penelitian (Erlina dan Sri Mulyani, 2007 : 28).

Peraturan Bank Indonesia No 5/ 8 / PBI / 2003 mengatur tentang Penerapan Manajemen Risiko. Penerapan Manajemen Risiko ini menurut Bank Indonesia diterapkan pada Bank Rakyat Indonesia mencakup Risiko Kredit dan Risiko Operasional, yang pada dasarnya kemungkinan akan terjadinya risiko khususnya Risiko Kredit dan Risiko Operasional.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu dengan cara menguraikan sifatsifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama, yakni dari perusahaan, yang akan diolah lebih lanjut. Dalam penelitian ini, data primer yang dikunpulkan penulis adalah hasil wawancara dengan direksi dan karyawan bagian-bagian yang terkait dengan penelitian ini.Dan data sekunder yaitu data yang diperoleh sehubungan dengan perusahaan yang telah terdokumentasi, seperti struktur organisasi perusahaan, sejarah perusahaan dan data kelengkapan lainnya. Teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah wawancara dan kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dan yaitu metode dimana data yang dikumpulkan diinterpretasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi dan metode Komparatif yaitu membandingkan aturan-aturan BI dengan praktik di perusahaan kemudian disimpulkan serta memberikan saran dari hasil perbandingan tersebut. Penelitian dimulai oleh penulis pada bulan September 2009 sampai dengan selesai, yang dilakukan di Kantor Wilayah PT. BRI (Bank Rakyat Indonesia) Jl. Putri Hijau No.2 A Medan

4. Hasil Penelitian

4.1.Analisis Penerapan Manajemen Risiko dalam Pengelolaan Risiko Kredit Beberapa prinsip yang diterapkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam penerapan manajemen risiko dalam pengelolaan risiko kredit adalah sebagai berikut. a. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi b. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit c. Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen Risiko d. Pengendalian Risiko Kredit

4.2.Analisis Penerapan Manajemen Risko dalam PengelolaanRisikoOperasional Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan kerugian potensial atas hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan. Risiko operasional dapat melekat pada setiap aktivitas fungsional bank, seperti kegiatan perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen, dan pengelolaan sumber daya manusia. Manajemen Risiko operasional bank mencakup seluruh aktivitas/kegiatan yang ada diseluruh unit kerja bank dan bertujuan untuk memberikan kecukupan kontrol yang memadai/reasonable assurance terhadap operasional bank. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan manajemen risiko dalam pengelolaan risiko operasional. a. Pengawasan Aktif Komisaris dan Direksi b. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit c. Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manaje men Operasional d. Pengendalian Risiko Operasional

4.3.Hubungan Manajemen Risiko Kredit dan Risiko Operasional dengan Pengendalian Intern Pelaksanaan kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan manajemen risiko BRI harus didukung oleh sistem pengendalian intern yang efektif, untuk mendeteksi kelemahan dan penyimpangan yang terjadi secara tepat waktu, sesuai dengan pendelegasian wewenang dan penilaian fungsi, yang diwujudkan dalam sistem dan prosedur operasional. Pengendalian intern merupakan suatu mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh Direksi BRI secara berkesinambungan dan efektif terhadap pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional pada seluruh jenjang organisasi. Sistem pengendalian intern wajib dievaluasi dan dinilai oleh Audit Intern dan disesuaikan dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

5. Kesimpulan Dan Saran

5.1.Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka, dapat diambil 3 kesimpulan. 1. Secara keseluruhan, penerapan manajemen risiko kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Hal ini didukung oleh beberapa prosedur, kebijakan dan strategi yang telah disusun oleh PT. Bank Rakyat Indonesia yang juga disesuaikan dengan lingkup usahanya. a. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi Tindakan-tindakan korektif yang diambil pengurus bank adalah sebagai berikut: 1) memberi persetujuan dan peninjauan secara berkala mengena strategi dan kebijakan manajemen risiko, 2) melakukan implementasi terhadap strategi dan kebijakan manajemen risiko kredit. b. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan sistem informasi manajemen Tindakan-tindakan korektif yang diambil oleh bank adalah sebagai berikut: 1) melakukan identifikasi risiko kredit, 2) menyusun prosedur pengukuran risiko kredit, 3) melakukan pemantauan dan meyusun laporan risiko kredit, 4) pengembangan sistem informasi manajemen risiko. c. Pengendalian risiko kredit Penerapan pengendalian risiko kredit harus memastikan bahwa unit kerja perkreditan dan transaksi risiko kredit lainnya telah dikelola secara memadai dan eksposur risiko kredit tetap konsisten dengan limit yang ditetapkan dan memenuhi standar dan kehati-hatian. 2. Secara keseluruhan, penerapan manajemen risiko operasional dalam bidang perkreditan pada PT. Bank Rakyat Indonesia telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 yang diadaptasi sesuai dengan lingkup usaha bank. Hal ini didukung oleh prosedur, kebijakan dan strategi yang telah diterapkan oleh bank.

3. Menciptakan sebuah manajemen risiko yang kokoh ke dalam seluruh jenjang organisasi adalah salah satu utama yang harus dipenuhi untuk membangun sebuah manajemen risiko yang efektif 5.2.Saran 1. Untuk membangun sebuah budaya manajemen risiko pada seluruh organisasi dari tingkatan paling bawah, beberapa praktek yang hendaknya diterapkan adalah sebagai berikut: a. membentuk suatu satuan kerja manajemen risiko yang mempunyai kompetensi yang memadai, b. menyusun suatu manual kode etik yang dikomunikasikan dengan baik, c. merekrut pegawai yang memiliki sikap (attitude) yang baik, bukan hanya penampilan saja, untuk memberi pelayanan yang terbaik kepada calon nasabah dan nasabah, d. mendefinisikan manajemen risiko sebagai bahan syarat untuk menduduki semua posisi manajemen, e. memeperkenalkan dan menerapkan pengenaan sanksi apabila ada pihak lain yang menemukan kesalahan atau potensi kerugian terlebih dahulu daripada pengambil risiko, f. menyusun insentif berupa penghargaan atau pemberian bonus yang akan mendorong pegawai untuk mengelola risiko dan memperoleh imbal balik yang se suuai dengan yang diharapkan dari pengambilan risiko tersebut, g. menerapkan seperangkat peraturan yang membuat pegawai berhati-hati di dalam pengambilan risiko, h. memasukkan penilaian kinerja mengelola risiko ke dalam proses penilaian kinerja

pegawai. 2. Bank perlu menerapkan risk based audit yang bertujuan untuk mengurangi risiko, mengantisipasi risiko potensial yang dapat merugikan bank,serta melindungi bank serta melindungi bank dari kejadian tidak terduga yang diantisipasi sebelum keja dian tersebut benar-benar terjadi.

REFERENCES

Ali, Masyhud, 2006, Manajemen risiko:Strategi Perbankan dan Dunia Usaha MenghadapiTtantangan Globalisasi Bisnis, PT. RajaGrafindo Persada,Jakarta

Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006, Akuntansi Perbankan, Buku 1, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Bank Indonesia, Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, SE. No.5/21/DPNP

Bank Indenesia, Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP

Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi penelitian dan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen (Edisi Pertama), USU Press, Medan.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat. Jakarta.

Idroes, Ferry N, Sugiarto 2006 ,Manajemen Risiko Perbankan ; Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel III Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta.

You might also like