You are on page 1of 8

Kelembagaan Penyuluhan

Beberapa komponen pokok yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembangunan pertanian adalah pemerintah, organisasi non pemerintah, sektor swasta dan petani. Pemerintah berperan sebagai perencana sekaligus pelaksana. Peran organisasi non pemerintah (LSM) tidak kalah pentingnya dalam kontek mikrospesifik lokasi. Peran swasta sangat strategis terutama dalam penyediaan barang, jasa, modal dan pemasaran. Peran petani adalah sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penerima manfaat. Agar kegiatan Penyuluhan Pertanian berjalan sesuai dengan program yang sudah dibuat sangat diperlukan partisipasi penuh dari masyarakat terutama pelaku usaha pertanian. Partisipasi ini diperlukan untuk menjamin keberlanjutan. Tiga aspek sosial dalam konsep pembangunan berkelanjutan yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan harus terintegrasi dimana individu dan lembaga saling berperan agar terjadi perubahan. Partisipasi merupakan manifestasi dari perilaku seseorang atau sekelompok masyarakat dalam mewujudkan

perannya sesuai harapan masyarakat yang melakukan tindakan sosial untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pelaksanaan kegiatan usaha, tidakan petani berpartisipasi tidak terlepas dari kemampuan diri serta perhitungan untung atau rugi. Dalam keadaan sewajrnya, petani tidak akan melakukan hal-hal di luar kemampuannya atau yang akan merugikan dirinya.

Kemampuan petani berkaitan dengan situasi lingkungan serta keadaan yang melekat pada dirinya. Hal lain adalah petani di Indonesia merupakan petani kecil dengan penguasaan dan pengusahaan lahan yang relatif sempit (< 0,25ha). Petani merupakan subjek utama yang menentukan produktivitas usaha tani yang dikelolanya. Secara naluri petani menginkan usaha taninya memberikan manfaat tertinggi dari sumber daya yang dikelola. Produktivitas sumber daya usaha tani tergantung pada tekhnologi yang diterapkan. Oleh karena itu, kemampuan dan kemauan petani dalam mengadopsi tehnologi budidaya anjuran merupakan syarat mutlak tercapainya upaya pengembangan pertanian di suatu daerah. Disamping itu, untuk mendorong pertumbuhan petanian yang memadai sangat ditentukan salah satunya keuangan pemerintah. Tahapan dalam menumbuhkan partisipasi petani terhadap inovasi yang ditawarkan adalah: pertama, mencairkan penolakan atau mengusahakan penerimaan; kedua,

menampilkan petani sebagai partisipan yang aktif dan bertanggung jawab melalui usaha

tindak lanjut yang memungkinkan petani terbiasa mengembangkan kegiatan inovatif; dan ketiga, meningkatkan peran petani agar lebih aktif mengembangkan produksi di daerah. Pola partisipasi yang efektif adalah yang didukung oleh kemampuan kerjasama dalam ikatan kelompok tani, sebagai sisitim sosial dan media interaksi untuk perubahan perilaku melalui adopsi tata nilai, tekhnologi, dan struktur yang relevan. Karena titik berat interaksi terdapat pada tingkat kelompok tani maka pembagian tugas dari antara petugas dari unsur struktural program perlu dilakukan. Oleh sebab itu penyuluh harus berada di tengah-tengah kelompok tani pada saat diperlukan, sesuai dengan rencana kerja kelompok tani yang dibina dan dilayaninya. Proses pengambilan keputusan dalan masyarakat petani merupakan suatu tindakan berbasis kondisi komunitas (commmunity-based action) yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu celah masuk (entry-point) upaya diseminasi tekhnologi. Kemampuan fasilisator dalam mengkomunikasikan ide merupakan salah satu kunci keberhasilan proses diseminasi dan alihi tekhnologi pertanian. Proses diseminasi tekhnologi akan berjalan lebih mulus bila disertai dengan pemahaman dan pemanfaatan potensi elemen-elemen kelembagaan dan status petani dalam suatu proses alih tekhnologi atau diseminasi tekhnologi baru.

Kelembagaan di Pusat

Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Departemen Pertanian Dalam pelaksanaan dibantu Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional. Fungsi komisi ini: menyiapkan bahan untuk perumusan kebijaksanaan nasional penyuluhan pertanian dan bahan untuk memecahkan masalah2 dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian

Keanggotaan Komisi ini: 60 % unsur non pemerintah, 40 % unsur pemerintah

Kelembagaan di Propinsi

Balai Diklat Pertanian/Agribisnis di Propinsi Dalam pelaksanaan dibantu Komisi Penyuluhan Pertanian Propinsi. Fungsi komisi ini: menyiapkan bahan untuk perumusan kebijaksanaan dan program penyuluhan pertanian propinsi serta yang menyangkut penyelenggaraan diklat SDM aparat pertanian teknis fungsional, keterampilan dan diklat kejuruan tingkat menengah.

Keanggotaan komisi ini: 60 % unsur non pemerintah, 40 % unsur pemerintah

Kelembagaan di Kabupaten/Kota

Unit kerja pengelola dan penyelenggara penyuluhan pertanian (Badan/ Kantor/ Balai/ UPTD Penyuluhan Pertanian atau yang berstatus Sub Dinas/ Bagian dan Seksi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah)

Dalam pelaksanaan dibantu Komisi Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota. Fungsi komisi ini: menyiapkan bahan untuk perumusan kebijaksanaan penyuluhan pertanian kabupaten/kota dan bahan untuk memecahkan masalah-masalah dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian

Keanggotaan Komisi ini: 60 % unsur non pemerintah, 40 % unsur pemerintah

Kelembagaan di Kecamatan

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) atau lembaga lainnya yang mempunyai fungsi dan tugas yang sama, ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan SK Bupati/Walikota

Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu Tim Penyuluh Pertanian. Tim ini terdiri dari Penyuluh Pertanian, Petani Pemandu, LSM, Mantri Tani, Mantri Kesehatan Hewan, dan teknisi pertanian lainnya.

Kelembagaan di Desa

Kelompok Tani Kelompok tani merupakan mitra kerja sejajar penyuluh pertanian

Kelembagaan lainnya antara lain: Perguruan tinggi LSM Lembaga adat Badan diklat swasta Production house Lembaga pemasaran

Adopsi dan Difusi

Pengertian dan tahap-tahap adopsi Meskipun berbagai teknologi dan inovasi bidang pertanian telah banyak dihasilkan (secara teknis dan ekonomis layak) namun tidak serta merta diterima dan diterapkan oleh target sasarannya/petani. Perlu kajian dan pendalaman tentang proses adopsi dan difusi inovasi pertanian untuk merancang strategi yang efektif agar target sasaran dapat menerapkan inovasi baru yang memiliki prospek lebih baik. Rogers and Shomaker-- inovasi : ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau obyekobyek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat tani sasaran Lionbergerhal yang baru- sesuatu yang dinilai baru atau dapat mendorong

terjadinya pembaharuan dalam masyarakat Mosher--- adoption of an innovation is the process by which a particular farmer is exposed to, considers, and finally rejects or practices a particular innovation. Rogers- traditionally, the process of adoption, in connection with agricultural extension, usually comprises five successive or stages, awareness, interest, evaluation, first trial, and either repeated use or rejection.

Tahapan-tahapan Adopsi Awareness/kesadaran: sasaran mulai sadar tentang inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh

Interest/tumbuhnya minat: keinginan untuk mengatahui lebih jauh sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan

Evaluation/evaluasi: penilaian terhadap baik/buruk ataumanfaat inovasi yeng telah diketahui informasinya secara lebih lengkap

Trial/mencoba: melakukan percobaan dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya

Adoption/adopsi: menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan dan diamatinya sendiri

Kategori dan Ciri-Ciri Pengadopsi Dalam proses adopsi suatu inovasi, kecepatannnya akan sangat bervariasi (sangat cepat, lambat, bahkan menolak) Pengkategorian golongan adopter berdasar status sosial, status ekonomi, perilaku komunikasi, pendidikan dan umur Kategori/group pengadopsi berdasarkan kecepatan mengadopsi adalah sbb: 1. perintis/innovators, 2. pengetrap dini/early adopters, 3. pengetrap awal/the early majority, 4. pengetrap akhir/the late majority dan 5. penolak/kaum kolot/laggars.

Perintis/innovators: pelopor/orang-orang yang pertama dalam suatu wilayah tertentu yang paling cepat mengadopsi suatu inovasi, memiliki rasa ingin tahu tinggi/curiousity, cenderung individualis

Pengetrap dini/early adopters: orang yang cukup aktif dlm pembangunan desa, umur relatif muda, pendidikan cukup tingi, status sosial agak tinggi, disegani oleh anggota masyarakat

Pengetrap awal/the early majority: golongan yang mudah terpengaruh bila hal baru telah disadari dan diyakini keunggulannya

Pengetrap akhir/the late majority: orang yang lambat menerima inovasi, kedudukan ekonominya rendah, kurang semangat dalam usahataninya

Penolak/laggards: kaum kolot, usia tua, statis dan pasif terhadap perubahan, kurang rasional

Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi y y y y y Sifat inovasi (keuntungan relatif, kompabilitas, kompleksitas, triabilitas, observabilitas) Jenis keputusan inovasi (kolektif, optional, otoritas) Saluran komunikasi (media massa, interpersonal) Sifat-sifat sistim sosial (modern/tradisional, pola komunikasi) Pelayanan penyuluhan

Variabel atau faktor lain yang mempengaruhi adopsi suatu inovasi Kondisi fisik usahatani Lokasi dan lingkungan usahatani Ketersediaan sarana produksi Fasilitas pendukung lainnya (jalan, pasar, sarana transportasi, listrik, dll) Hama penyakit Curah hujan Tipe tanah, fasilitas irigasi

Peran Utama Penyuluhan Pertanian dalam Proses Adopsi suatu Innovasi Membantu petani menjadi sadar tentang adanya suatu innovasi Membicarakan dengan petani sehingga petani menjadi tertarik Membantu petani melakukan penilaian Memberikan dorongan dan membantu melakukan percobaaan di lahan petani

. Proses Difusi Inovasi Pertanian Proses difusi inovasi pertanian: proses dimana inovasi pertanian menyebar diantara petani-petani sampai pada jumlah yang besar Waktu merupakan faktor penting dalam proses difusi; 1. pengambilan keputusan dari awareness sampai penerimaan/penolakan, 2. menentukan tingkat adopsi (jumlah pengadopsi) Pada tahap awal petani umumnya masih banyak yang ragu, setelah melihat

keberhasilan petani lain baru mau mencoba

Prof. Bryant Kearl mengungkapkan tiga strategi pembangunan pertanian : Difusion Model

Package Program Model The Induced Innovation Model

Difusion Model Model penyebarluasan inovasi pembangunan pertanian (yang dilakukan dan dikembangkan) kepada anggota sistem sosial yang memberikan tekanan pada mass media yang berupa pesan pesan ( dari luar ke dalam masyarakat ) Penelitian mengenai proses difusi bertujuan menjelaskan tahap-tahap untuk mencapai keberhasilan melaksanakan inovasi pertanian. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

~ Tahap kesadaran ~ Tahap penumbuhan minat ~ Tahap penilaian ~ Tahap percobaan ~ Tahap adopsi Model difusi sangat menekankan proses komunikasi Empat aspek penting dari sistem komunikasi massa yang dapat diandalkan  Mass media yang tersedia  Kemampuan menyerap pesan-pesan mass media  Isi pesan-pesan mass media  Cara penyampaian pesan-pesan mass media Package Program Model Model penyebarluasan inovasi pembangunan pertanian (yang dilakukan dan dikembangkan) kepada anggota sistem sosial berupa paket paket program pertanian dengan melibatkan instansi-instansi yang bersangkutan Pendekatan ini merupakan alat komunikasi untuk menarik perhatian para birokrat, usahawan, pemuka pendapat, ilmuwan, dan fihak-fihak yang dibutuhkan

kerjasamanya.

The Induced Innovation Model Model penyebarluasan inovasi pembangunan pertanian (yang dilakukan dan dikembangkan) kepada anggota sistem sosial berupa modernisasi sistem pemasaran

(mekanisme pasar) dengan menciptakan hubungan informasional yang diperlukan untuk penggunaan yang efektif dari faktor dan pemasaran produksi Model ini memberi perhatian yang besar kepada pasar, serta menghendaki adanya perbaikan dalam kaitan komunikasi pasar.

Tujuan dari lembaga pertanian antara lain: a. Fungsi organisasi b. Fungsi persuasi c. Fungsi hiburan d. Fungsi akselerasi e. Fungsi edukasi Fungsi-fungsi tersebut dikembangkan dalam proses penyuluhan. Fungsi akselerasi merupakan percepatan dalam hal pendekatan-pendekatan yang memperpendek jarak penyuluh dengan petani (pendekatan partisipatif/ proaktif/experimental). Petani ikut dalan penelitian aksi (Action research) yaitu penyuluh, petani dan stakeholder lainnya turut serta dalam perumusan masalah, proses penelitian/evaluasi. Mempercepat pembelajaran bisa dilakukan dengan transfer, difusi, atau adopsi. Petani dan perusahaan input menjalin kemitraan dengan pelakunya adalan tokoh-tokoh petani dan kaidah oleh petani. Tokoh-tokoh petani tersebut mengadakan sentuhan mekanisme pasar yang dibiayai oleh perusaan input. Jika berhasil, maka input boleh dipasarkan.

Penyuluhan merupakan sistem filisofi terbuka atau demokratis

desentralisasi

You might also like