You are on page 1of 3

BELAJAR KONVENSIONAL Konvensional = tradisional = kuno = jadul ( JAMAN DULU :-) . Bagaimana menurut Anda ?

Sama atau tidak itu terserah Anda ! Yang pasti konvensional juga terdapat dalam cara mengajar seorang guru. Salah satu modelnya adalah model pembelajaran konvensional, model yang masih banyak digunakan oleh guru. Menurut Roestiyah N.K. (1998) cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak duhulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa dengan cara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Bahwa, pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Guru biasanya mengajar hanya menggunakan buku teks atau LKS, dengan mengutamakan metode ceramah dan kadang-kadang tanya jawab. Tes atau evaluasi yang bersifat sumatif dengan maksud untuk mengetahui perkembangan jarang dilakukan. Siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru, dengan patuh mempelajari urutan yang ditetapkan guru, dan kurang sekali mendapat kesempatan untuk menyatakan pendapat. Banyak kita temukan di lapangan bahwa selama ini pembelajaran matematika didominasi oleh guru melalui metode ceramah dan ekspositorinya. guru jarang mengajar siswa untuk menganalisa secara mendalam tentang suatu konsep dan jarang mendorong siswa untuk menggunakan penalaran logis yang lebih tinggi seperti kemampuan membuktikan atau memperlihatkan suatu konsep. Hal senada ditemukan oleh Marpaung (2001) bahwa dalam pembelajaran matematika selama ini siswa hampir tidak pernah dituntut untuk mencoba strategi dan cara (alternatif) sendiri dalam memecahkan masalah. dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran matematika secara biasa adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang selama ini kebanyakan dilakukan oleh guru dimana guru mengajar secara klasikal yang di dalamnya aktivitas guru mendominasi kelas dengan metode ekspositori, dan siswa hanya menerima saja apa-apa yang disampaikan oleh guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang, sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar, dan belajar siswa kurang bermakna karena lebih banyak hapalan. Menurut berbagai sumber , model ini sebenarnya sudah tidak layak lagi digunakan dalam suatu proses pengajaran, dan perlu diubah. Namun perlu diingat, ketika belum berkembangnya dunia pendidikan seperti sekarang , model apakah yang digunakan oleh seorang guru pada masa dulu ? Bukankah mereka menggunakan model konvensional ? itu jelas, apalagi di daerah yang kurang dijangkau oleh sumber-sumber informasi, seperti daerah pedalaman, atau daerah yang baru mengenal pendidikan, baru memiliki tenaga pengajar yang alakadarnya, serta berbagai fasilitas yang kurang mendukung. Namun perlu diingat, SAYA dan mungkin juga termasuk anda adalah sebuah produk konvensional, yakni hasil dari jeripayah guru kita dalam memberikan pengajaran yang umunya masih menggunakan metode konvensional. Bayangkan, dengan taraf pendidikan guru yang mungkin pada saat itu hanya sebatas SPG ( Sekolah Pendidikan Guru/Setara SMA ), mereka mampu menghasilkan produk SDM seperti SAYA dan mungkin juga Anda . Menanjubkan bukan ? Sekarang terserah Anda, bagaimana menganggap apakah model ini masih layak atau tidak, yang pasti itulah bukti yang saya dapat. http://www.pgsd.co.cc/2010/04/model-pembelajaran-konvensional.html

Pendekatan pembelajaran konvensional atau konservatif saat ini adalah pendekatan pembelajaran yang paling banyak dikritik. Namun pendekatan pembelajaran ini pula yang paling disukai oleh para guru. Terbukti dari observasi yang saya lakukan di sekolah-sekolah di Jawa Tengah, hampir 80% guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.

Sebagaimana dikatakan oleh Philip R. Wallace tentang Pendekatan konservatif, pendekatan konvensional memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Menurut Philip R. Wallace (1992: 13) Pendekatan pembelajaran dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang konservatif apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. .otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi murid-muridnya. b. Perhatian kepada masing-masing individu atau minat siswa sangat kecil. c. Pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa di saat ini. d. Penekanan yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap oleh siswa dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolok ukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi siswa diabaikan. Menurut Ujang Sukandi (2003: mendeskripsikan bahwa Pendekatan konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Di sini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai pen-transfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai penerima ilmu. Institute of Computer Technology (2006:10) menyebutnya dengan istilah Pengajaran tradisional. Dijelaskannya bahwa pengajaran tradisional yang berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Pengajaran model ini dipandang efektif, terutama untuk: a. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain. b. Menyampaikan informasi dengan cepat. c. Membangkitkan minat akan informasi. d. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan. Namun demikian pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut: a. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan. b. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari. c. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis. d. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi. Dalam proses pembelajaran bahasa misalnya, dalam pendekatan konvensional mempunyai ciriciri sebagai berikut: (a) lebih berpusat guru; (b) fokus pembelajaran lebih pada struktur dan format bahasanya (ilmu bahasa); (c) Guru berbicara, siswa mendengarkan; (d) para siswa melakukan kegiatan sendiri; (e) Guru selalu memonitor dan mengoreksi tiap-tiap ucapan siswa; (f) guru menjawab pertanyaan para siswa tentang (ilmu) bahasa; (g) guru yang menentukan topik atau tema pembelajaran; (h) guru menilai hasil belajar siswa; dan (i) kelas tenang. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendekatan konvensional dapat dimaknai sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran lebih banyak menggunakan ceramah dan demonstrasi, dan materi pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi.

Filed under: Artikel, Berita, Program Pelatihan, Sertifikasi Guru, Strategi Pembelajaran | Tagged: PAKEM, Pembelajaran Konvensional Pengumuman Sertifikasi Guru Jalur Portopolio Tahun 2009 Tips Mengatasi Peserta pelatihan yang sering ngelantur dan menyimpang dari topik

You might also like