Professional Documents
Culture Documents
Hidrokel
Oleh: Ricky Herdianto
PENDAHULUAN
Hidrokel merupakan pembengkakan pada skrotum akibat terkumpulnya cairan serous abnormal di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika atau prosesus vaginalis. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel
Definisi
Hidrokel adalah pembengkakan yang terjadi pada skrotum akibat terkumpulnya cairan serous abnormal di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis yang membungkus testis atau di dalam prosesus Vaginalis. Cairan membuat skrotum tampak membesar. Kondisi ini dapat timbul saat lahir atau didapat saat dewasa dan dapat mengenai satu skrotum atau keduanya
Etiologi
Produksi cairan berlebihan dari kantong, (hidrokel sekunder). Defek absorbs cairan (hidrokel primer). Struktur skrotum memungkinkan adanya hubungan dengan saluran drainase sistim limfatik. Hernia kavitas peritoneum (kelainan kongenital).
Klasifikasi
Hidrokel komunikata : adanya hubungan terbuka antara rongga abdomen. Hal ini hampir selalu disertai dengan hernia inguinal tak langsung Hidrokel non komunikata : cairan yang terjebak di dalam tunika vaginalis sesaat sebelum menutupnya prosesus vaginalis.
Hidrokel Nonkomunikata Peningkatan produksi cairan atau konsekuensi dari gangguan absorbs. Timbul tiba-tiba pada anak yang lebih tua (post infeksi virus:serositis oleh virus menyebabkan peningkatan produksi cairan). Hidrokel posttrauma : peningkatan produksi cairan serosal sekunder akibat inflamasi. Filariasis merupakan penyebab klasik penurunan absorbs cairan limfatik sehingga menyebabkan hidrokel
Gambaran Klinis
Keluhan utama: ada benjolan pada kantong skrotum. Tidak nyeri Bisa berubah ukuran (tidak selalu) Unilateral/bilateral Transiluminasi +
Diagnosis
Anamnesis Riwayat prenatal: kehamilan kembar, prematuritas. Riwayat operasi inguinal
Imaging
USG Jarang diindikasikan untuk hidrokel simpel. Membedakan dgn spermatokel Mengetahui atrofi testis menunjukkan torsi kronis dan hidrokel reaktif dapat dilihat pada sonogram. USG dupleks Tidak dianjurkan pada hidrokel simple. Membedakan dgn torsi kronis dan mengidentifikasi aliran regurgitasi akibat valsava pada pasien varikokel.
Diagnosis Banding Inguinal hernia, femoral hernia Varikokel, Ektopik testis, Hematoma, Torsi testis, Kista sebaseus, Epididimistis, Aneurisma arteri femoral atau pseudoaneurisma
Tatalaksana
Hidrokel akibat overprodusi cairan krn infeksi : konservatif. Hidrokel akibat ketidakseimbangan produksi cairan dan resorbsinya : pembedahan
Terapi pembedahan
Teknik inguinal : tipe komunikata, adanya tumor testis. Teknik skrotal : hidrokel nonkomunikata kronik, harus dihindari pada curiga keganasan. Skrotal aspirasi : Rekurensi tinggi, nyeri, obstruksi epididimis. Tindakan operasi sebaiknya dilakukan usia > 1 th.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama Umur Agama Alamat Suku Bangsa No Rekam Medis Tanggal MRS Tanggal KRS : an.M : 9 tahun : Islam : Sumber wringin RT 1/2 Sukowono : Madura : 36.14.50 : 10-1-2012 : 12-1-2012
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama Benjolan di testis kanan 2 tahun Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh terdapat benjolan di skrotum sejak 2 tahun yang lalu, benjolan awalnya hanya sebesar biji kopi, tapi lama-lama membesar, benjolan tidak terasa nyeri dan tidak hilang timbul dalam perubahan posisi ataupun saat mengejan. Tidak ada keluhan saat BAK. Pasien tidak demam, tidak mual atau muntah. Pasien mengaku tidak ada benjolan lain di tempat lain. RPD : RPO : RPK : -
PEMERIKSAAN FISIK
(Dilakukan pada tanggal 10 Januari 2012) 1. Kesan Umum : cukup 2. Kesadaran : kompos mentis 3. Tanda Vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg Denyut nadi : 80 x/menit, reguler Frekuensi napas: 20 x/menit Suhu aksilla : 36,50 C
4. Status Generalis
Kepala : Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada edema palpebra, refleks cahaya +/+ normal, pupil isokor, diameter 3/3 mm, mata kanan dan kiri tidak cowong, air mata +/+ normal. Hidung : tidak ada sekret, tidak ada napas cuping hidung, tidak ada perdarahan Telinga : tidak ada sekret, tidak ada perdarahan Mulut : mukosa mulut basah, tidak pucat, tidak ada pendarahan gusi Bibir : mukosa bibir basah, tidak pucat dan tidak sianosis Lidah : tidak kotor Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil tidak hipertrofi. Kesan: kepala dalam batas normal dan tidak ada kelainan Leher
: : tidak teraba
Desakan vena jugularis : tidak meningkat Kesan: leher tidak ada kelainan (dalam batas normal)
Thorax : Cor
: I P P A
: ictus cordis tidak terlihat : ictus cordis tidak teraba : redup di ICS IV PSL : S1S2 tunggal : simetris +/+, retraksi -/-, ketertinggalan gerak dada -/: fremitus raba +/+ normal : sonor +/+ : Vesikuler +/+, Rhonci -/-, Wheezing -/-
Pulmo : I P P A
Abdomen :
I A P P
: flat : BU (+) normal : timpani : soepel, hepar/ lien tak teraba, undulasi (-) : akral hangat +/+, odem -/: akral hangat +/+, odem -/-
Extremitas
: atas bawah
5. Status Lokalis
Regio skrotalis dextra : benjolan (+), bulat, berukuran d = 6 cm, kistus, nyeri (-). Fluktuasi (+), transiluminasi (+)
Hasil
11,5 20,5 33,9 455 9,5 11,4 23,1 29,2
Nilai rujukan
L = 13,4-17,7, P = 11,4-15,1 4-11 L = 40-50%, P = 37-45% 150 450 Beda dg kontrol < 2 detik Beda dg kontrol < 7 detik
Leukosit ( x 109/L)
Hematokrit (%) Trombosit ( ... x 109/L) PPT Penderita Kontrol APTT Penderita Kontrol
Faal Hati
SGOT SGPT
33 19
Faal Ginjal
Kreatinin Serum Urea Bun
0,6 26 12
A : Hidrokel Funiculi Dextra post Hidrokelektomi H2 P : Inj. Ceftriaxone 1x2 gram Inj. Ketorolac 2x mg Diet TKTP P.O Cefixim 2x1 tab As. Mefenamat 3x1 tab
KRS Kontrol poli urologi
TERIMA KASIH