You are on page 1of 30

Laporan kasus

Hidrokel
Oleh: Ricky Herdianto

PENDAHULUAN
Hidrokel merupakan pembengkakan pada skrotum akibat terkumpulnya cairan serous abnormal di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika atau prosesus vaginalis. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel

Embriologi dan Proses Penurunan Testis


Pada minggu ke 6 umur kehamilan primordial germ cells mengalami migrasi dari yolk sac genital ridge. Dengan adanya gen SRY (sex determining region Y), maka akan berkembang menjadi testis pada minggu ke-7. Penurunan testis dimulai pada sekitar minggu ke-10 1. Fase transabdominal terjadi antara minggu ke-10 dan 15 kehamilan. Pada bulan ke-3 kehamilan terbentuk processus vaginalis yang secara bertahap berkembang ke-arah skrotum. 2. Fase inguinoscrotal terjadi mulai bulan ke-7 atau minggu ke-28 sampai dengan minggu ke-35 kehamilan. Testis mengalami penurunan dari regio inguinal kedalam skrotum dibawah pengaruh hormon androgen Faktor mekanik berperan : peningkatan tekanan abdominal menyebabkan testis keluar dari cavum abdomen, terbentuknya ujung processus vaginalis melalui canalis inguinalis menuju skrotum. Proses penurunan testis ini masih bisa berlangsung sampai bayi usia 9-12 bulan.

Definisi
Hidrokel adalah pembengkakan yang terjadi pada skrotum akibat terkumpulnya cairan serous abnormal di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis yang membungkus testis atau di dalam prosesus Vaginalis. Cairan membuat skrotum tampak membesar. Kondisi ini dapat timbul saat lahir atau didapat saat dewasa dan dapat mengenai satu skrotum atau keduanya

Etiologi
Produksi cairan berlebihan dari kantong, (hidrokel sekunder). Defek absorbs cairan (hidrokel primer). Struktur skrotum memungkinkan adanya hubungan dengan saluran drainase sistim limfatik. Hernia kavitas peritoneum (kelainan kongenital).

Klasifikasi
Hidrokel komunikata : adanya hubungan terbuka antara rongga abdomen. Hal ini hampir selalu disertai dengan hernia inguinal tak langsung Hidrokel non komunikata : cairan yang terjebak di dalam tunika vaginalis sesaat sebelum menutupnya prosesus vaginalis.

Patofisiologi & Patogenesis


Hidrokel Komunikata Caira berasal dari abdomen Ukuran hidrokel berubah : selama posisi tidur & valsava sederhana Peningkatan tekanan intraabdomen : mempengaruhi (penyakit paru kronik, peningkatan produksi cairan intraabdomen {(VP) shunts}) perlu operasi

Hidrokel Nonkomunikata Peningkatan produksi cairan atau konsekuensi dari gangguan absorbs. Timbul tiba-tiba pada anak yang lebih tua (post infeksi virus:serositis oleh virus menyebabkan peningkatan produksi cairan). Hidrokel posttrauma : peningkatan produksi cairan serosal sekunder akibat inflamasi. Filariasis merupakan penyebab klasik penurunan absorbs cairan limfatik sehingga menyebabkan hidrokel

Gambaran Klinis
Keluhan utama: ada benjolan pada kantong skrotum. Tidak nyeri Bisa berubah ukuran (tidak selalu) Unilateral/bilateral Transiluminasi +

Diagnosis
Anamnesis Riwayat prenatal: kehamilan kembar, prematuritas. Riwayat operasi inguinal

Pemeriksaan Fisik Transluminasi (+)

Imaging
USG Jarang diindikasikan untuk hidrokel simpel. Membedakan dgn spermatokel Mengetahui atrofi testis menunjukkan torsi kronis dan hidrokel reaktif dapat dilihat pada sonogram. USG dupleks Tidak dianjurkan pada hidrokel simple. Membedakan dgn torsi kronis dan mengidentifikasi aliran regurgitasi akibat valsava pada pasien varikokel.

Diagnosis Banding Inguinal hernia, femoral hernia Varikokel, Ektopik testis, Hematoma, Torsi testis, Kista sebaseus, Epididimistis, Aneurisma arteri femoral atau pseudoaneurisma

Tatalaksana
Hidrokel akibat overprodusi cairan krn infeksi : konservatif. Hidrokel akibat ketidakseimbangan produksi cairan dan resorbsinya : pembedahan

Terapi pembedahan
Teknik inguinal : tipe komunikata, adanya tumor testis. Teknik skrotal : hidrokel nonkomunikata kronik, harus dihindari pada curiga keganasan. Skrotal aspirasi : Rekurensi tinggi, nyeri, obstruksi epididimis. Tindakan operasi sebaiknya dilakukan usia > 1 th.

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PENDERITA
Nama Umur Agama Alamat Suku Bangsa No Rekam Medis Tanggal MRS Tanggal KRS : an.M : 9 tahun : Islam : Sumber wringin RT 1/2 Sukowono : Madura : 36.14.50 : 10-1-2012 : 12-1-2012

RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama Benjolan di testis kanan 2 tahun Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh terdapat benjolan di skrotum sejak 2 tahun yang lalu, benjolan awalnya hanya sebesar biji kopi, tapi lama-lama membesar, benjolan tidak terasa nyeri dan tidak hilang timbul dalam perubahan posisi ataupun saat mengejan. Tidak ada keluhan saat BAK. Pasien tidak demam, tidak mual atau muntah. Pasien mengaku tidak ada benjolan lain di tempat lain. RPD : RPO : RPK : -

PEMERIKSAAN FISIK
(Dilakukan pada tanggal 10 Januari 2012) 1. Kesan Umum : cukup 2. Kesadaran : kompos mentis 3. Tanda Vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg Denyut nadi : 80 x/menit, reguler Frekuensi napas: 20 x/menit Suhu aksilla : 36,50 C

4. Status Generalis
Kepala : Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada edema palpebra, refleks cahaya +/+ normal, pupil isokor, diameter 3/3 mm, mata kanan dan kiri tidak cowong, air mata +/+ normal. Hidung : tidak ada sekret, tidak ada napas cuping hidung, tidak ada perdarahan Telinga : tidak ada sekret, tidak ada perdarahan Mulut : mukosa mulut basah, tidak pucat, tidak ada pendarahan gusi Bibir : mukosa bibir basah, tidak pucat dan tidak sianosis Lidah : tidak kotor Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil tidak hipertrofi. Kesan: kepala dalam batas normal dan tidak ada kelainan Leher

: : tidak teraba

Pembesaran kelenjar limfe

Desakan vena jugularis : tidak meningkat Kesan: leher tidak ada kelainan (dalam batas normal)

Thorax : Cor

: I P P A

: ictus cordis tidak terlihat : ictus cordis tidak teraba : redup di ICS IV PSL : S1S2 tunggal : simetris +/+, retraksi -/-, ketertinggalan gerak dada -/: fremitus raba +/+ normal : sonor +/+ : Vesikuler +/+, Rhonci -/-, Wheezing -/-

Pulmo : I P P A

Abdomen :

I A P P

: flat : BU (+) normal : timpani : soepel, hepar/ lien tak teraba, undulasi (-) : akral hangat +/+, odem -/: akral hangat +/+, odem -/-

Extremitas

: atas bawah

5. Status Lokalis

Regio skrotalis dextra : benjolan (+), bulat, berukuran d = 6 cm, kistus, nyeri (-). Fluktuasi (+), transiluminasi (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan darah lengkap

Hasil Lab (10 Januari 2012)


Jenis pemeriksaan
Hb (g/dL)

Hasil
11,5 20,5 33,9 455 9,5 11,4 23,1 29,2

Nilai rujukan
L = 13,4-17,7, P = 11,4-15,1 4-11 L = 40-50%, P = 37-45% 150 450 Beda dg kontrol < 2 detik Beda dg kontrol < 7 detik

Leukosit ( x 109/L)
Hematokrit (%) Trombosit ( ... x 109/L) PPT Penderita Kontrol APTT Penderita Kontrol

Faal Hati
SGOT SGPT

33 19

L 10-35, P 10-31 U/L L 9-43, P 9-36

Faal Ginjal
Kreatinin Serum Urea Bun

0,6 26 12

L < 1,4 P < 1,1 mg/dL 10-50 mg/dl 6-20 mg/dl

DIAGNOSIS Hidrokel Funiculi PLANNING Pro hidrokelektomi PROGNOSIS Bonam

LAPORAN OPERASI (11/1/2012)


Tanggal Operasi : 11 Januari 2012 Nama Operasi : Hidrokelektomi Macam Operasi : Khusus Diagnosa Pre Op : Hidrokel Funiculi dextra Diagnosa Post Op : Hidrokel funiculi dextra Pre Operasi : Cek Lab : DL Puasa 4-6 jam Inform Consent Durante Operasi : Posisi berbaring dengan general anestesi, desinfeksi dengan betadine Injeksi Ceftriaxone 2 gram Dilakukan insisi para raphe dextra Didapatkan hidrokel funiculi dextra dengan = 6 cm Dilakukan eksisi hidrokel Rawat perdarahan, luka ditutup Luka operasi dijahit lapis demi lapis Operasi selesai. Post Operasi : Inf. RD5 1000 cc Inj . Ceftriaksone 2x1000 g inj. Antrain 3 x amp sadar baik ---> mss ( makan sedikit sedikit )

Pemeriksaan tgl 12 Januari 2012


S : --O : KU : sedang Kesadaran : composmentis Vital sign T : 120/80 mmHg RR : 20 x/m N : 80 x/m t : 36,5 o C K/L : a/i/c/d = -/-/-/Tho : C : S1S2 tunggal regular P : ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abd : flat, BU (+), timpani, soepel. Ext : akral hangat pada keempat ekstrimitas dan tidak terdapat oedem pada keempat ektrimitas. Status lokalis : Verband (+) : regio genitalia A : Hidrokel Funiculi Dextra post Hidrokelektomi H1 P : inf. RD5 1000 cc inj. Ceftriaksone 2 x 500 mg inj. Antrain 3 x amp diet TKTP

LAPORAN POST OPERASI


Pemeriksaan tgl 13 Januari 2012 S : Nyeri luka post operasi (+), batuk berdahak ( + ) O : KU : sedang Kesadaran : composmentis
Vital sign T : 130/80 mmHg RR : 20 x/m N : 82 x/m t : 36,7 o C K/L : a/i/c/d = -/-/-/Tho : C : S1S2 tunggal regular P : ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abd : flat, BU (+), timpani, soepel. Ext : akral hangat pada keempat ekstrimitas dan tidak terdapat edema pada keempat ektrimitas. Status lokalis : Verband (+) : regio genitalia

A : Hidrokel Funiculi Dextra post Hidrokelektomi H2 P : Inj. Ceftriaxone 1x2 gram Inj. Ketorolac 2x mg Diet TKTP P.O Cefixim 2x1 tab As. Mefenamat 3x1 tab
KRS Kontrol poli urologi

TERIMA KASIH

You might also like