You are on page 1of 1

MURID TELADAN

Hari ini aku menghabiskan waktu seharian dengan perjalanan Jogja-Semarang dan memberi kuliah di sebuah universitas swasta di sana. Alhamdulillah, perjalanan lancar sekali, bahkan tak sampai perlu menunggu bus sama sekali karena aku segera mendapatkan bus yang akan berangkat, baik saat berangkat maupun pulangnya. Aku sudah puluhan kali ke Semarang, tapi kali ini tiba-tiba saja ingin menulis tentang Semarang.. Kisah ringan-ringan saja untuk refreshing dari aktivitas yang terlalu memeras otak..

Hm Semarang bukan kota yang asing untukku, bahkan termasuk kota yang cukup akrab sejak aku kecil, walaupun bukan termasuk jenis kota yang ingin aku tinggali. (Maaf, warga Semarang hehe.. lha, piye jal. panas, sering banjir, emang enak?..). Bahkan setengah darahku yang mengalir adalah darah Semarang, karena ayahku (alm) adalah asli dan besar di Semarang. Beliau bertemu ibuku pun di Semarang ketika ibuku yang asli Purwokerto itu bersekolah di sana. Semarang punya banyak kenangan untukku, sejak kecil hingga dewasa, baik kenangan manis maupun sedih. Aku coba menggali lagi kenangan-kenanganku yang terkait dengan kota Semarang.. Masa kecil Sepanjang yang aku bisa ingat, sewaktu kecil aku dan adik-adik kerap diajak ayah-ibu pergi ke Semarang mengunjungi Embah. Kami menyebutnya Mbah Semarang. Beliau adalah orangtua angkat ayah karena ayah sudah yatim piatu sejak kecil. Aku ingat benar, rumahnya di daerah Bulu, di pinggir sungai kecil (selokan). Beliau berjualan es di dekat rumah. AKu senang kalau di sana, karena bisa minum es cincau gratis. Ketika aku SMP, Embah wafat, dan sejak itu kami agak jarang pergi ke Semarang, kecuali jika ada saudara-saudara yang punya hajat. Semua pakdhepakdheku dari Ayah tinggal di Semarang. Di luar urusan keluarga, Semarang juga cukup mengesankanku karena aku pernah menjadi tamu orang nomer satu Jawa Tengah saat itu alias Pak Gubernur ketika aku SD kelas 5. Ceritanya, melalui proses seleksi yang cukup panjang dari tingkat lokal, kecamatan, kabupaten, dan propinsi, aku bersama 2 orang teman lain dari Salatiga dan Boyolali berhasil menjadi Pelajar Teladan SD seJawa Tengah, di mana aku menduduki peringkat ke dua. Kemudian kami diundang menghadap Pak Gubernur sebagai salah satu bentuk penghargaannya. Hm mengesankan sekali. Lomba lain yang pernah aku ikuti sewaktu SD di Semarang adalah Lomba Baris Berbaris dan Senam Pagi Indonesia (PBB-SPI) bersama teman-teman satu tim SD. Entah kenapa, lomba-lomba semacam itu belakangan tidak pernah ada lagi. Waktu SMP, aku mengikuti seleksi yang sama di Semarang utk Siswa Teladan SMP tingkat propinsi, demikian juga Lomba Baris Berbaris dan Senam Pagi, tetapi gagal mendapat peringkat.. Yah, tapi nggak papa bagaimanapun pengalamannya sangat berharga.

You might also like