You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, Perkuliahan Pancasila wajib di laksanakan di setiap Perguruan Tinggi di Indonesia.

Tujuan dari perkuliahan pancasila ini tentunya untuk mengajarkan nilai-nilai pancasila kepada setiap mahasiswa. Diharapkan dengan adanya perkuliahan pancasila ini, mahasiswa bisa mendalami dan mengamalkan pancasila di kehidupan sehari hari.Namun, meskipun sebeneranya Pancasila sudah diajarkan sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar melalui pelajaran Kewarganegaraan, namun kebanyakan dari kita menganggap pancasila hanyalah sebuah teori atau pelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas. Jadi siswa hanya mempelajari Pancasila hanya untuk sekedar pelajaran, bukan diterapkan sehari-hari. Hal ini berlanjut ke dunia perkuliahan. Meskipun sudah ada Perkuliahan Pancasila yang diadakan khusus untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada mahasiswa, namun kebanyakan Mahasiswa tidak melihat sisi penting dari perkuliahan ini. Mereka hanya sekedar datang dan mengejarkan tugas untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah wajib dan tidak mengamalkan apa yang telah mereka dapat di perkuliahan ini di kehidupan sehari-hari. Inilah salah satu factor mengapa hingga saat ini masih ditemukan banyak siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran disana-sini, serta melakukan halhal yang tidak terpuji lainnya. Pendidikan Pancasila dan moral yang mereka dapatkan sejak Taman Kanak-kanak hanya sekedar menjadi landasan teori namun tidak diterapkan dengan baik. Hal seperti inilah yang perlu diperbaiki
1

oleh semua Mahasiswa di Indonesia. Pendidikan Pancasila bukan hanya sekedar teori untuk dipelajari namun juga untuk diresapi dan diamalkan. Maka, akan terbentuk Mahasiswa yang bermoral, bijaksana dan berprestasi.

B. Rumusan Masalah 1
1. Apa yang dimaksud nilai-nilai Pancasila ? 2. Apa tujuan dan manfaat diterapkannya nilai-nilai Pancasila di

Perguruan Tinggi?
3. Apa saja bentuk pelanggaran atau penyimpangan dari mahasiswa

karena tidak menerapkan nilai-nilai Pancasila?


4. Bagaimana seharusnya Mahasiwa mengamalkan nilai-nilai Pancasila

di kehidupan Sehari-hari. C.Tujuan


1. Untuk mengetahui penerapan nilai-nilai pancasila.

2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat diterapkannya nilai-nilai pancasila di perguruan tinggi.
3. Untuk mengetahui bentuk pelanggaran atau penyimpangan dari

mahasiswa karena tidak menerapkan pancasila. 4. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya mahasiswa mengamalkan nilai-nilai pancasila dikehidupan sehari hari.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Perkuliahan Pancasila yang dilaksanakan oleh seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia bertujuan untuk menanamkan nila-nilai Pancasila pada diri Mahasiswa. Perkuliahan Pancasila wajib dilakukan oleh semua Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta, sesuai dengan Perundangundangan. Namun, Perkuliahan Pancasila yang biasanya diasakan dengan sistem penataran ini, sepertinya kurang berpengaruh terhadap jiwa Mahasiswa Mahasiswi di Indonesia. Mereka hanya sekedar dating ke perkuliahan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen namun tidak mengerti tujuan penting di adakannya perkuliahan Pancasila. Masih jarang ditemukan seorang mahasiswa yang memiliki jiwa Pancasila, yaitu menanamkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari. Banyaknya bentuk kekerasan serta pelanggaran yang dilakukan oleh Mahasiswa menunjukkan betapa jauhnya jiwa Pancasila dari Mahasiswa. Seorang Mahasiswa yang menanamkan nilai Pancasila di dirinya, pasti akan melakukan segala hal yang baik sesuai dengan yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia. Artinya segala perbuatan yang di lakukan oleh Bangsa Indonesia harus berpedoman pada Pancasila, karena Pancasila mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bermoral, berbudi luhur dan bijaksana. Kesadaran untuk menanamkan nilai pada diri Mahasiswa tidak hanya dari factor eksternal saja. Memberikan pelajaran tentang Pancasila dan mengajarkan Mahasiswa untuk berpedoman pada Pancasila tidak akan ada artinya tanpa kesadaran Mahasiswa itu sendiri

BAB III PEMBAHASAN A. Pendekatan Secara Historis Pancasila adalah Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945 diungkapkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 Pada waktu siding BPUPKI pertama, ketua BPUPKI Dlkter K.R.T Rajiman Widyoningrat, mengajukan suatu masalah khususnya yang akan dibahas dalam siding tersebut. Masalah yang dimaksudnya adalah suatu calon rumusan Dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk.Kemudian tampillah tiga orang pembicara yaitu Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan Dasar Negara Republik Indonesia. Kemudian untuk member nama lima asas/Dasar Negara tersebut Ir. Soekarno memberikan istilah Pancasila yang artinya Lima Dasar. Hal ini menurut beliau atas saran dari seorang teman ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya. Pada tanggal 17 Agustus Indonesia Merdeka dan keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkan UUD Republik Indonesia 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana di dalamnya termuat isi rumusan Lima Prinsip Dasar Negara yang memberikan nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia yang sudah menjadi istilah umum. Walaupun di dalam alinea ke empat Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksudkan Dasar Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
4

Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan Dasar Negara, yang kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 oleh Ir. Soekarno diberi nama dengan istilah Pancasila yang secara spontan diterima oleh peserta sidang. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membingbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makib baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar Negara seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan, dan kesaktiannya sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.

B.Pembahasan Tentang Nilai-Nilai Pancasila Di Perguruan Tinggi 1. Pendidikan Pancasila Pancasila merupakan dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 dan ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia perlu mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai pancaila di kehidupan sehari-hari. Pendidikan pancasila sudah mulai diberikan sejak anak-anak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga di Perguruan Tinggi yang lebih dilaksanakan dengan nama Perkuliahan Pancasila. Pendidikan

Pancasila itu sendiri telah di atur dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut : 1 a.) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) : serta Pemerintah mengusahakan dang menyelenggarakan Pendidikan Nasional dalam suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dalam Undang-Undang Ayat (2) : Terutama tujuan Negara yang terkandung dalam pembukaan UUND 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah Negara Indonesia bertujuan . Mencerdaskan kehidupan bangsa (Alinea IV) 1 b.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tengtang Sistem Pendidikan Nasional Dalam Pelaksanaanya pendidikan nasionlal diatur dalam UndangUndang Nomor 2 Tahun 1989 tengtang sistem pendidikan nasionlah Indonesia. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa : Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 1 ayat (2) 1 c.) Ketetapan No. II/MPR/1978 Bahwa Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia perlu dihayati dan diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan terwujudnya tujuan Nasional serta cita-cita Bangsa seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 Dari petikan peraturan perundang-undangan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Nasional atau pendidikan pancasila perlu diberikan di setiap pengajaran. Sehingga
6

setiap siswa bisa menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari serta memnuhi tujuan Negara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan pancasila sebaiknya memang dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan di Indonesia. 1 2. Tujuan dan manfaat perkuliahan Pancasila di Perguruan Tinggi Pendikan Pancasila memiliki suatu tujuan yang tercantum dalam GBHN 1993 yaitu tertuang dalam Ketetapan Nomor II/MPR/1993, tentang Pendidikan Nasional serta Pendidikan mental Pancasila, yang berbunyi Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila,, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa serta unsure unsure yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan khususnya nilainilai 1945 kepada generasi muda, dilanjutkan dan makin ditingkatkan di semua jenis dan jengajang pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta. Oleh karena itu perkuliahan Pancasila perlu dilaksanakan di semua Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Dalam perkuliahan Pancasila bisa melalui dua macam sistem yaitu lewat penataran dan dalam bentuk perkuliahan di dalam kelas. Sistem penataran untuk mengembangkan dalam hal pengamalan sedangkan sistem perkuliahan untuk mengembangkan bidang pengetahuan secara ilmiah. Dengan dua metode ini, diharapkan seluruh mahasiswa yang mengikuti perkuliahan pancasila dapat menghayati betul maksud dari pancasila secara teoritis serta dapat dipraktikkan di kehidupan sehari-hari. Dari perkuliahan Pancasila inilah kita belajar untuk menjalankan fungsi dari Pancasila tersebut. Mengingat Kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu
7

sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia atau dalam pengertian ini juga sering disebut Way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Dengan kata lain : Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang. Ini berarti, bahwa semua perilaku dan tindakan setiap masyarakat Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila. Karena sesungguhnya Pancasila mngandung nilai-nilai kebaikan serta mengajarkan hal yang baik. Manfaat lain yang di dapatkan dari perkuliahan Pancasila yaitu sebagai ruang bagi mahasiswa untuk bisa mengemukakakn pendapat mereka khususnya tentang penghayatan pancasila di Indonesia. Dengan sistem perkuliahan secara penataran disini Mahasiswa bisa mengeluarkan pendapat mereka untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui atau yang telah mereka terapkan tengtang Pancasila. Hal ini bisa membangun rasa percaya diri pada Mahasiswa. 1 3. Perbuatan Mahasiswa yang menyimpang dari Nilai Pancasila

Sebagai Mahasiswa, kita seharusnya menjadi siswa yang berprestasi dan membanggakan nusa dan bangsa. Bukannya berbuat keonaran disana sini serta menyebabkan ketidaknyamanan di lingkungan Masyarakat. Segala bentuk keonaran yang dibuat oleh Mahasiswa tersebut tentu saja telah melanggar nilai-nilai Pancasila yang telah di berikan di Perkuliahan Pancasila. Perkuliahan Pancasila yang bertujuan untuk menamkan moral pada setiap Mahasiswa seperti tidak berarti apa-apa. Berikut ini contoh contoh bentuk perbuatan Mahasiswa yang melanggar dari nilai Pancasila : 1
8

2 3 a.) Tawuran antar Mahasiswa

Hal ini sangat sering kita jumpai di setiap kota di Indonesia. Biasanya tawuran hanya bermula dari oerbedaan pendapat lalu berlanjut pada saling olok dan akhirnya berujung pada tawuran. Meskipun sekolah telah member larangan keras untuk melakukan tawuran dan aan memberikan hukuman yang berat kepada setiap Mahasiswa yang melanggar, namun seperinya budaya Tawuran tidak akan hilang begitu saja dari lingkungan Mahasiswa. Budaya tawuran seperti ini telah melanggar sila ke-2 Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila Ke-2 pada Pancasila ini mengajarkan setiap bangsa Indonesia untuk menjadi Mahasiswa yang bermoral, beradab, dan memiliki sifat saling tolong menolong. Namun dengan adanya tawuran di kalangan Mahasiswa, membuktikan bahwa para Mahasiswa ini tidak mengamalkan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Selain itu, Tawuran juga melanggar sila ke-3 dan ke-4 yaitu Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratdan perwakilan. Dengan adanya kekerasan serta perselisihan di lingkungan Mahasiwa, mencerminkan tidak adanya persatuan di antara mereka. Perbedaan pendapat seharusnya diselesaikan dengan jalan musywarah mufakat. Dengan adanya rasa saling menghargai pendapat dan tidak memaksakan pendapat pribadi, segala masalah pasti bisa diselesaikan dengan jalan damai tanpa kekerasan atau anarkisme. Jika Mahasiswa tidak memiliki kesadaran untuk menerapkan nilai pancasila dalam hal ini, maka akan timbul rasa saling tidak percasa sesama Mahasiwa dan pada akhirnya akan berujung pada perpecahan antar Mahasiswa. 1
9

2 3 b.) Diskriminasi antar Mahasiswa

Hal ini biasanya terjadi antar golongan di setiap Mahasiwa. Selain itu juga terjadi antar Senior dan Junior. Contohnya pada saat dilaksankannya OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), tidak sedikit Universitas atau Sekolah yang melakukan kekerasan kepada Mahasiswa baru. Kekerasan yang dilakukan tidak selalu dalam bentuk fisik, namun juga pernyataanpernyataan atau bentakan-bentakan yang dilakukan oleh Senior ke Junior. Ospek seharusnya dilakukan untuk mengenalkan lingkungan kampus kepada Mahasiswa baru, bukannya menakut-nakuti mereka dengan perlakuan tidak terpuji dari senior. Meskipun itu bertujuan untuk membentuk kedisiplinan pada setiap Maba, namun senior juga seharusnya memperhatikan begaimana memperlakukan Mahasiswa baru. Namun sekarang bentuk kekerasan pada Ospek sudah tidak terlalu kental lagi seiring dengan perkembangan jaman. Kebanyakan Universitas sudah melakukan Ospek dengan baik dan benar. Diskriminasi tidak hanya ditemui di kegiatan Ospek. Bisa juga terjadi antar golongan tertentu. Misalnya Golongan A hanya memberikan perlakuan khusus pada golongan mereka sendiri namun mendiskriminasikan Golongan B. Jika hal ini terus terjadi, bisa berakibat pada praktik KKN yang tentunya sangat merugikan masyarakat. Bentuk Diskriminasi antar Mahasiswa ini telah melanggar sila ke-5 yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sebagai warga Negara yang baik, kita seharusnya berlaku adil kepada setiap rakyat Indonesia. Tidak membedakan sesama atau mengutamakan golongan tertentu. Semua makhluk sama di mata Tuhan, tidak ada yang paling tinggi atau rendah. Oleh karena itu bersifat adil harus

10

kita lakukan di kehidupan sehari-hari. Adil yaitu menempatkan sesuatu sesuai dengan proporsinya. 1 c.) Sifat Individualisme atau tidak suka berorganisasi

Setiap Kampus atau Universitas pasti memiliki suatu Organisasi yang bergerak di bidang-bidang tertentu. Organisasi atau UKM ini bertujuan untuk menggali potensi Mahsiswa sesuai bidangnya. Organisasi yang bergerak maju dan berprestasi, pasti akan mengangkat nama sekolah mereka. Sekolah memberikan kebebasa kepada muridnya untuk memilih UKM yang sesuai dengan bidang mereka. Namun beberapa Mahasiswa lebih memilih untuk tidak mengikuti Organisasi apapun karena mals atau memang Ia tidak suka dengan berorganisasi. Mahasiswa seperti ini biasanya memiliki sifat Individualisme. Ia tidak suka melakukan musywarah dengan mahasiswa lain dan lebih memilih untuk menyendiri. Sifat seperti ini tentu akan merugikan diri sendiri. Bagaimanapun , berorganisasi sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri Mahasiswa dan membantu Mahasiswa untuk berinteraksi dengan Mahasiswa lain serta menambah wawasan. Setiap manusia tentu tidak bisa hidup sendiri, oleh karena itu kita pasti membutuhkan orang lain di setiap saat. Mahasiswa seperti ini telah melupakan nilai yang terkandung dalam Pancasila sila Ke-4 serta sila ke-3. Sila ke -3 dalam Pnacasila mengajarkan kita untuk memiliki sifat Persatuan Indonesia. Dengan beorganisasi, akan membetuk rasa dan kesatuan dalam diri kita. Selain itu Berorganisasi juga megajarkan kita untuk menjadi seorang pemimpin. Bila kita meminpin degan adil dan baik, maka kita bisa mengambil keputusan dengan baik dan benar sesuai dengan hasil Musyawarah. Oleh karena itu, berorganisasi memiliki banyak manfaat. Dan
11

orang yang tidak suka dengan organisasi, tidak akan mendapatkan manfaatmanfaat itu. Masih banyak contoh-contoh perbuatan Mahasiswa yang menentang sila-sila dari pancasila. Contoh diatas adalah contoh umum yang banyak kita temui di lingkungan Mahasiswa. Segala bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh Mahasiswa adalah bentuk kurang pedulinya Mahasiswa terhadap nilai Pancasila. Padahal Pancasila sudah mengajarkan nilai dan moral yang baik. Terganyung bagaimana seorang Mahasiswa menanggapi nilai yang terkandung pada Pancasila tersebut. 1 4. Menerapkan Nilai Pancasila di lingkungan Mahasiswa

Meskipun masih banyak Mahasiswa yang tidak mengamalkan nilai Pancasila dengan baik dan benar, namun ada banyak usaha yang bisa dilakukan Mahasiswa untuk membangkitkan jiwa Pancasila di diri mereka. Hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut : 1 a.) Berpikir Integralistik

Meresapi kembali cita-cita yang terkandung dalam Pancasila yang dapat diwujudkan dengan berpikir khas Pancasila, yaitu berpikir integralistik atau kekeluargaan, dalam arti berpikir dalam hubungan dan kesatuan serta keutuhan seluruh bangsa, bukan berpikir liberal atau materialisme dialektik. 1 b.) Meningkatkan permasyarakatan dan pembudayaan Pancasila

Meningkatan permasasyarakatan dan pembudayaan sampai pada lapisan terbawah dengan cara yang mudah dipahami sesuai dengan suasana lingkungan masing-masing. Pengamalan Pancasila secara bulat dan utuh; kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang, serta persatuan dan kesatuan. Setiap warga Negara, terutama para pemimpin dan para penyelenggara
12

Negara wajib berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam sekap dan perilaku sehari-hari dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan pergaulan internasional 1 c.) Membina kerukunan umat beragama

Mengingatkanbumat beragama khususnya di lingkungan Mahasiswa agar percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya serta kepercayaan yang diyakininya dan tidak terpancing untuk mempertangankannya dengan Pancasila serta membina kerukunan hidup antarumat beragam serta berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 1 d.) Meningkatkan ketaatan pada Hukum, Moral, dan Agama

Menyadarkan Mahasiswa bahwa pengamalan Pancasila akan terwujud dengan baik, apabila setiap pribadi meningkatkan ketaatannya, baik ketaatan hokum, moral, keagamaan, maupun social. Dengan ketaatan ini, Mahasiswa alan mempunyai pendirian yang kukuh dan tidak munafik. Serta sikap yang benar-benra menunjukkan tanggungjwaba sosialnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 1 e.) Meningkatkan kemampuan berpikir Rasional dan Kritis

Meningkatkan kemampuan berpikir secara rasional dan kritis, serta berwawasan luas sehingga tidak berombang-ambing oleh nafsu emosional dan mamou bersikap terbuka, serta siap dengan dialog dan musyawarah. 1 f.) Meningkatkan Patriotisme dan kesetiakawanan Sosial

13

Meningkatkan Patriotisme, kesetiakawanan social secara nasional dan kesadaran kebangsaan yang serasi perlu dituangkan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, baik sosial politik maupun sosial ekonomi. Penjelasan di atas merupakan beberapa cara untuk menyadarkan Mahasiswa terhadap Nilai Pancasila baik secara Internal maupun Eksternal. Namun bagaimanapun juga, nilai Pancasila tidak akan timbul didalam diri Mahasiwa tanpa kesadaran mereka sendiri. Jika seluruh Mahasiswa bisa melakukan dan mengamalkan Pancasila di kehidupan sehari-hari, maka Negara Indonesia akan memiliki para penerus bangsa yang berbudi luhur dan dapat mengangkat derajat Indonesia di mata Internasional serta terhindar dari segala bentuk KKN.

14

BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Pendidikan atau Perkuliahan Pancasila merupakan perkuliahan wajib di setiap Perguruan Tingi baik negeri ataupun Swasta. Perkuliahan ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila di setiap diri Mahasiswa. Namun kurangnya perhatian Mahasiswa terhadap Nilai Pancasila, menyebabkan tujuan utama Perkuliahan Pancasila tidak terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, perlu kesadaran dalam diri setiap Mahasiswa untuk menjungjung tinggi nilai Pancasila serta menjadi Mahasiwa yang berjiwa Pancasila. Implementasi pancasila sebagai paradigma kehidupan kampus adalah seperti contoh-contoh paradigma pancasila kehidupan kampus tidak jauh berbeda dengan kehidupan tatanan Negara. Jadi kampus juga harus memerlukan tatanan pumbangunan seperti tatanan Negara yaitu politik, ekonomi, budaya, hukum dan antar umat beragama. Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka sebagai makhluk pribadi sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rohani manusia. Unsur jiwa manusia meliputi aspek akal, rasa,dan kehendak. Sebagai mahasiswa yang mempunyai rasa intelektual yang besar kita dapat memanfaatkan fasilitas kampus untuk
15

mencapai

tujuan

bersama.

Pembangunanyang merupakan realisasi praksis dalam Kampus untuk mencapai tujuan seluruh mahsiswa harus mendasarkan pada hakikat manusia sebagai subyek pelaksana sekaligus tujuan pembangunan. Oleh karena itu hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pembangunan pengembangan kampus itu sendiri.

16

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, 1996. Pendidikan Pancasila. Yuridis Kenegaraan , Paradigma; Yogyakarta Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Edisi Reformasi, Paradigma; Yogyakarta Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995. Materi Pokok Pendekatan Pancasila, Universitas Terbuka Depdikbud ; Jakarta

You might also like