You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Pemeriksaan laboratarium merupakan hal yang penting sebagai penunjang diagnosa suatu penyakit, sehingga hasil yang didapat dari diagnosa menjadi lebih akurat. Salah satu pemeriksaaan untung penunjang diagnosa itu adalah pemeriksaaan darah dan urin. Pemeriksaan ini sangatlah penting dalam menunjang diagnosis, mengetahui ada tidaknya suatu penyakit, jalannya penyakit tersebut, dan kelainankelainan yang terjadi. Umumnya beratnya kelainan hasil test laboratorium dapat mencerminkan beratnya penyakit dan mengikuti jalannya penyakit dapat dilakukan pemeriksaan laboratoriums ecara rutin selama beberapa waktu. Selain itu dengan pemeriksaan laboratorium ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jalannya suatu obat dan juga akibat buruk (toxic side effect) dari pengobatan yang dapat diketahui dengan melakukan beberapa test laboratorium yang bersifat menguji organ-organ tertentu. Seorang dokter harus mengetahui test-test laboratorium apa yang akan diminta oleh pemohon dan bagaimana menafsirkan hasil yang diterima dari laboratorium. Oleh karena itu, sebagai calon dokter yang kompeten maka mahasiswa FK UNRAM angkatan 2011 perlu untuk mengetahui pemeriksaan darah dan urin rutin tersebut sehingga kunjungan lapangan ke Laboratorium Hepatika diperlukan untuk menyaksikan secara langsung bagaimana pemeriksaan itu dilakukan, yang dalam hal ini berupa pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan urin rutin. B. Tujuan Adapun tujuan dari kunjungan lapangan ini adalah untuk mengetahui proses pemeriksaan darah dan urin rutin.

BAB II METODOLOGI A. Tujuan Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan darah dan urin rutin serta komposisinya B. Waktu dan Tempat Tempat Waktu : : Laboratorium Hepatika Jln. Bung Hatta No.34, Mataram Jumat, 6 Januari 2012 Pukul 13.30-14.30 WITA C. Narasumber D. Probandus 1. Pemeriksaan urin 2. Pemeriksaan darah E. Proses Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Darah a. Jumlah Komponen Merupakan tes untuk mengetahui jumlah komponen sel-sel darah dan mengetahui kelainan yang terjadi apabila jumlah sel berada diluar batas normal. : : Agus Gowinda Amijaya A. A. Gde Agung Adistaya : Priyanti, AMd.AK

Prinsip kerja Sampel darah rutin yang diambil, dicampur dengan anti koagulan dalam tabung dan dimasukan dalam mesin sysmex.

Alat dan Bahan


1. Alat -

Cell Counter ( Sysmex Kx-21 )

- Komputer & Printer (pembacaan hasil) - Spuit - Tabung reaksi


-

Antikoagulan (K3EDTA) Bahan

2.

- Sampel darah

Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan :


Mengambil sampel darah intravena pada fosa cubiti (3 cc) Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dicampur dengan antikoagulan K3EDTA sampai

pemeriksaan homogen

2. Memasukkan sampel darah kedalam cell counter sebanyak 20 mikro

(m3)
3. Menunggu perhitungan (sel darah, hematokrit) darah dengan cell

counter 4. Mencetak hasil pemeriksaan darah dari cell counter (hasil pemeriksaan terlampir)

b. Laju Endap Darah Merupakan tes untuk mengetahui kecepatan mengendap eritrosit selama satu jam. Prinsip kerja Sampel darah rutin yang diambil, dicampur dengan anti koagulan dalam tabung dan dimasukan dalam mesin sysmex.

Alat dan Bahan


1. Alat

- Pipet Western Green - Rak Western Green - Tabung Western Green - Natrium Sitrat 3,8 %, 50 ml - Timer (penanda waktu)

2. Bahan -

Darah 200 ml

Cara Kerja
1. Mengambil sampel darah dari tabung sebanyak 200ml dengan pipet

western green 2. Memasukkan natrium sitrat 3,8% sebanyak 50 ml ke dalam tabung 3. Campurkan darah dan natrium sitrat, kemudian ambil campuran dengan menggunakan pipet western green sampai batas 0 4. Letakkan pipet ke dalam rak western green 5. Miringkan rak 45 lalu tunggu sampai 7 menit 6. Amati endapan

2. Pemeriksaan Urin a. Metode Deep Stick memeriksa urin untuk mengetahui adanya

Tes yang digunakan dengan a. Prinsip kerja

penyakit-penyakit tertentu ( kencing manis, liver, infeksi protozoa )

Urin dicelupkan strip multiparameter yang terdiri dari parameter berat jenis, pH, Leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, uroglionogen, bilirubin, Hb, dan eritrosit. Cara ini disebut metode deep stick.

b. Alat dan bahan

Tabung reaksi Strip multiparameter (Urin strip) Indikator warna untuk urin strip Gelas objek Sampel urin

c. Cara Kerja I. Penilaian dengan stripe multiparameter a. Menyiapkan alat dan bahan Menuang urin ( sampel urin ) ke dalam tabung reaksi sebanyak 3/4 volum tabung. b. Menyelupkan strip dari stripe multiparameter ke dalam tabung yang berisi urin. c. Segera mengangkat strip dari sampel urin dan melihat perubahan warna yang terjadi pada stripe beberapa saat kemudian. d. Menilai hasil pemeriksaan dengan membandingkan perubahan warna pada stripe dengan warna srandar yang tercantum.

b. Metode Sentrifuge

Untuk memisahkan antara cairan urin dan sedimen urin yang terdiri dari epitel, kristal, eritrosit dan leukosit. a. Prinsip Kerja : Urin dalam tabung bersama pembanding (air) dimasukkan ke dalam sentrifuge.

b. Alat dan Bahan : Sampel urin Tabung penampung urin Mesin Sentrifuge Air sebagai pembanding Objek Glass dan Cover Glass Mikroskop

c. Cara Kerja : 1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memasukkan sampel urine pada tabung reaksi 3. Memasukkan tabung reaksi berisi urin dan air pembanding ke alat

sentrifuge 4. Menyetrifuge urine dengan kecepatan 2500 rpm selama 5 menit

5.

Mengeluarkan tabung yang berisi sampel urine dari alat sentrifuge, pada sampel telah terbentuk supernatant (bagian atas) dan sedimen (yang mengendap pada dasar tabung)

6.

Membuang bagian supernatant dan menuangkan bagian sedimen ke gelas objek (menyiapkan preparat)

7. 8. 9.

Preparat dilihat dengan mikroskop binokuler : Melihat sel epitel dengan perbesaran 100x Melihat sel leukosit dengan perbesaran 400x

10. Menilai preparat dengan menghitung jumlah sel-sel pada satu lapang pandang 11. Mancatat hasil pengamatan BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh dan pertahanan tubuh dari serangan kuman. Selain sebagai ebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Darah terdiri dari

plasma darah, dan komponen seluler darah yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keeping darah). General Properties Of Blood Volume pada orang dewasa Volume/body weight Suhu rata-rata pH Viskositas Osmolaritas Salinitas ( terutama Nacl) Hematocrit Hemoglobin Jumlah RBC Jumlah platelet WBC total Fraksi rata-rata dari berat badan Perempuan 4-5 L: laki-laki 5-6 L 80-85ml/kg 38 7.35-7.45 Keseluruhan darah 4.5-5.5: plasma 2.0 280-296 mOsm/L 0.9 % Perempuan : 37%-48% Laki-laki : 45%-52% Perempuan :12-16 g/dL Laki-laki : 13-18 g/dL Perempuan : 4.2-5,4 million/L Laki-laki : 4.6-6.2 million/L 130.000-360.000/L 5.000-10000/ L 8%

PLASMA DARAH

Plasma darah yang jumlahya 55% dari total darah dalam tubuh merupakan cairan homogen yang agak alkali yang berfungsi melarutkan zat-zat yang dibutuhkan dan zat-zat sisa dari tubuh. Plasma tersusun atas air (91%) , protein (7%), dan larutan lain (2%) seperti nutrien, enzim, garam anorganik, hormon, gas, dan zat sisa. 1. Air Air berfungsi sebagai medium untuk mengangkut berbagai bahan dalam darah. Selain itu, Karena air mampu menahan panas dengan kapasitas tinggi, plasma mampu menyerap dan mendistribusikan panas yang dihasilkan metabolisme di dalam jaringan

sementara suhu darah hanya mengalami sedikit perubahan. Energi panas yang tidak diperlukan akan dikeluarkan.

2. Protein Plasma Protein darah terdiri dari beberapa bagian yang yang besar yaitu albumin, globulin, dan fibrin. dalam plasma darah komposisi protein tertinggi yaitu albumin (58%), kemudian globulin (38%), dan fibrinogen (4%).

- Albumin Albumin berfungsi sebagai pengatur tekanan osmotik dalam tubuh, pengatur pH darah dan mengatur konsentrasi / kepekatan darah. banyak zat khusus yang beredar dalam gabungan dengan albumin, dan menyediakan protein untuk jaringan. Selain itu albumin berfungsi untuk mengikat berbagai macam ligand. Ligand ini mencakup asam lemak bebas (FFA), kalsium, hormone steroid tertentu, nilirubin dan sebagian triptofan plasma. Disamping itu, albumin memainkan peranan penting dalam trandportasi tembaga di dalam tubuh manusia. Sejumlah obat termasuk sulfonamid, penisilin G, dikumarol dan aspirin terikat dengan albumin; hal ini memiliki implikasi farnakologis yang penting. Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia ( kurang lebih 3.44.7 g/dL) dan menyusun sekitar 60 % dari total protein plasma. Sekitar 40% dari albumin terdapat dalam plasma, dan 60% lainnya ditemukan dalam ruang ekstraseluler. Hati menghasilkan kira-kira 12 gram albumin per hari yang merupakan sekitar 25 % dari total sintesis protein yang disekresikan organ tersebut. Albumin pada mulanya disintesis sebagai preprotein. Peptida sinyalnya dilepaskan ketika preprotein melintas ke dalam sisterna reticulum kasar, dan heksapeptida pada ujung terminal amino yang dihasilkan itu kemudian dipecah

10

lebih lanjut di sepanjang lintasan sekretorik. Sintesis albumin dikurangi pada sejumlah penyakit, khususnya pada penyakit hati. Plasma darah penderita penyakit hati acapkali memperlihatkan penurunan rasio albumin terhadap globulin ( rasio A:G menurun). Sintesis albumin mengalami penurunan yang relative dini pada keadaan malnutrisi protein, sepertu kwashiorkor. Albumin manusia yang matur terdiri atas satu rantai polipeptida yang tersusun dari 585 asam amino dan mengandung 17 buah ikatan disulfida. Dengan menggunakan enzim protease, albumin dapat dibagi jadi menjadi tiga domain yang yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Albumin mempunyai bentuk elips, yang berarti protein ini tidak akan banyak meningkatkan viskositas plasma sebagaimana yang dilakukan oleh molekul memanjang seperti fibrinogen. Karena masa molekulnya yang relatif rendah (kurang lebih 69 kDa) dan konsentrasi yang tinggi, albumin diperkirakan bertanggung jawab atas 75-80% tekanan osmotik pada plasma manusia. Hasil penelitian elektroforesis memperlihatkan bahwa pada orang tertentu plasmanya kekurangan albumin. Orang ini dikatakan menunjukkan analbuminemia. Preparat albumin manusia digunakan dalam terapi untuk syok hemoragik dan luka bakar. Akan tetapi, terapi ini masih ditinjau kembali karena beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemberian albumin dalam keadaan tersebut dapat meningkatkan angka mortalitas. - Globulin Globulin merupakan protein plasma yang yang terdiri dari globulin alpha( ), beta( ), dan globulin gamma(). Volume globulin 2-3 g/100ml darah. Globulin Menyusun 38% dari protein plasma. Dalam keadaan normal ada 2 sampai 3 g globulin dalam setiap 100 ml darah. Beberapa globulin seperti antibody dan komplemen adalah bagian dari system imun, dimana juga berperan dalam transport molekul. Globulin memiliki jauh lebih banyak macam susunan dari

11

albumin dan sesungguhnya membentuk jumlah besar protein yang berbeda-beda. Di bandingkan dengan albumin maka penyediaan tekanan osmotic oleh globulin kurang penting, tetapi di bidang lain ia lebih penting, misalnya semua anti bodi ( zat penolak ) yang melindungi tubuh adalah globulin. Globulin terdiri dari protrombin, berperan dalam proses pembekuan darah; haptoglobulin, berperan dalam transpor hemoglobin; seruloplasmin; apolipoprotein, berperan dalam transport lipid; serta transcobalamin, sebagai transpor cobalamin (vit. B12). Sedangkan globulin berperan sebagai antibodi yang membantu dalam sistem imunitas tubuh. - Fibrinogen Fibrinogen adalah faktor kunci dalam proses pembekuan darah. 3. Elektrolit Dalam plasma darah juga terdapat ion-ion elektrolit seperti K, Mg, Ca, Cl, bikarbonat , fosfat dan seterusnya. 4. Nutrien Sari-sari makanan (karbohidrat, protein, lemak), vitamin, dan bermacammacam mineral lain yang diserap darah pada proses pencernaan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. 5. Gas Gas juga terdapat dalam darah seperti O2 yang merupakan gas yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses metabolisme dan CO2 yang merupakan sisa hasil metabolisme serta gas- gas lainnya seperti N2.

KOMPONEN SELULER DARAH

12

Komponen seluler ini menempati 45% dari darah. Terdiri dari eritrosit (4,26,2 juta/mm3), leukosit 5-9ribu/mm3), dan trombosit (250-400/mm3). 1. Eritrosit Eritrosit merupakan sel darah yang membawa hemoglobin kedalam sirkulasi. Sel ini berbentuk lempengan bionkaf dan dibentuk di sumsum tulang. Pada mamalia, sel ini kehilangan intinya sebelum memasuki peredaran darah. Pada manusia, sel ini berada didalam sirkulasi selama lebih dari 120 hari. Rata-rata normal sel darah merah adalah 5,4 juta pada pria dan 4,8 juta pada wanita. Setiap sel darah merah manusia memiliki diameter 7,5m dan tebal 2m, serta setiap sel mengandung tepat 29 pg hemoglobin. Dengan demikian didapatkan sekitar 3x1013 seldarah merah 900 g hemoglobin didalam peredaran darah seorang pria dewasa. 2. Leukosit Leukosit padakeadaan normal terdapat 4000-11000 sel setiap mikroliterdarah manusia. Dari jumlah tersebut yang paling banyak adalah jenis granulosit (lekosit polimonuklear , PMN) . Sel granulosit muda memiliki inti berbentuk sepatu kuda, yang akan berubah menjadi multilobuler dengan meningkatnya umur sel. Sebagian besar sel tersebut mengandung granula netrofilik ( netrofil), sedangkan sebagian kecil mengandung granula yang dapat diwarnai dengan zat warna asam (eosinofil), dan sebagian lagi mengandung granula basofilik (basofil). Dua jenis sel lain yang lazim ditemukan dalam darah tepi adalah limfosit, yang memiliki inti bulat besar dan sitoplasma sedikit, serta monosit yang mengandug banyak sitoplasma tidak bergranula dan mempunyai inti berbentuk meneyerupai ginjal. Kerjasama sel tersebut menyebabkan tubuh mempunyai sitem pertahanan yang kuat terhadap berbagai tumor dan infeksi virus, bakteri dan parasit.

13

3. Trombosit Trombosit adalah jasad kecil bergranula dengan diameter 2-4m. Jumlahnya sekitar 300.000/L darah dan pada keadaan normal mempunyai waktu paruh sekitar 4 hari. Megakrosit, yaitu sel raksasa dalam sumsum tulang membentuk trombosit dengan cara mengeluarkan sedikit sitoplasma kedalam sirkulasi. Sekitar 60-75% trombosit yangtelah dilepas dari sumsum tulang berada didalam peredaran darah, sedangkan sisanya sebagian besar terdapat didalam limpa.

B. Urin Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal yang berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa eskresi tubuh dan racun. Proses terbentuknya urin dibagi menjadi filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit. Penyaringan (filtrasi) Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.

14

Penyerapan kembali (reabsorbsi) Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan di berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain.

15

BAB IV HASIL A. Hasil Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Darah a. Hasil pemeriksaan terlampir. b. Laju Pengendapan Darah : 18 mm/jam 2. Pemeriksaan Urin Hasil Pengamatan: I. Pada stripe multiparameter terdapat warna yang mengindikasi keterangan tertentu:
1. Berat jenis

: 1,025 kg/m3 : 5 (pH normal 5-9) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

2. pH
3. leukosit

4. nitrit 5. protein 6. glukosa 7. keton 8. uroglinogen 9. bilirubin 10. eritrosit 11. Hb

16

II. Evaluasi Mikroskop


1. Perbesaran total 100x: terdapat 2-5 sel epitel 2. Perbesaran total 400x: terdapat 0 leukosit

3. Pembesaran total 400x: terdapat 0 eritrosit 4. Tidak ditemukan kristal BAB V ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN 1. Pemeriksaan Darah a. Jumlah Komponen Sel Darah Berdasarkan dari hasil pemeriksaan sampel darah yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah komponen sel darah probandus berada pada rentan yang normal (terlampir). Pada pemeriksaan mesin sysmex kx-21 hanya dapat menghitung tiga jenis leukosit, yaitu neutrofil, limfosit dan monosit. Abnormalitas jumlah sel darah, akan ditandai dengan warna biru untuk menunjukkan kekurangan jumlah dan warna merah untuk menunjukkan kelebihan jumlah. Dalam pemeriksaan ini terdapat kekurangan monosit tetapi tidak berpengaruh secara signifikan. b. Laju Endapan Darah Dari hasil pemeriksaan, didapatkan laju endapan darah sebesar 18 mm/jam. Jumlah normal laju endap darah untuk wanita 0-10 mm/jam dan untuk laki-laki 0-12 mm/jam. Hal ini menunjukkan bahwa laju endap eritrosit abnormal. 2. Pemeriksaan Urin a. Metode deep stick

17

Dari hasil pemeriksaan semua indikator bernilai negatif, yang menunjukkan bahwa urin probandus normal. b. Metode Sentrifuge Dari hasil pemeriksaan menunujukkan kadar sedimentasi berada pada rentang normal, serta tidak ditemukannya kristal kalsium oksalat berbentuk amplop atau dasi kupu-kupu, tripel fosfat yang berbentuk prisma dan asam urat yang berbentuk kubus.

18

BAB V PENUTUP Kesimpulan Hasil dari pemeriksaan darah Rutin (penghitungan sel-sel darah, hematokrit, hemoglobin) dan pemeriksaan urin Rutin (berat jenis, pH, leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, uroglinogen, bilirubin, ertrosit, Hemaglobin ) pada dua mahasiswa yang menjadi probandus menunjukkan tak di temukan penyakit-penyakit tertentu seperti kanker darah, diabetes melitus, infeksi bakteri tertentu, dan penyakit penyakit yang berkaitan lainnya.

19

Daftar Pustaka Price, S.A & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi : konsep klinis dasar proses proses penyakit. ,vol. 1, 6th edition. Jakarta: EGC. Leesoon , leeson dan Paparo , ( 2000 ) . Buku Ajar Histologi . Vol.4 . Jakarta : EGC Di Fiore , ( 2000 ) . Atlas Histologi Manusia . Penerbit EGC : Jakarta Guyton , Arthur C , Hall, John E , ( 2008 ) . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Vol 11. EGC : Jakarta

20

You might also like