You are on page 1of 42

menyebabkan perubahan pada pokok masalah.

MUQADDIMAH Terkadang kami menyebutkan pendapat yang


dikuatkan (tarjih) oleh sebagian ahli fiqh Syafi'i seperti
al Bulqini karena lemahnya pendapat di kitab aslinya.
Maka hendaklah setiap mukallaf serius mempelajari
kitab ini agar diterima amalnya. Kami namakan kitab
ini: Mukhtashar 'Abdillah al Harari al Kafil bi 'Ilm
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. ad-Din ad-Dlaruri (Ringkasan 'Abdullah al Harari
Dia yang maha Hidup, kekal dan Pengatur segenap yang memuat ilmu agama yang pokok).
makhluk.
Ini adalah Mukhtashar (ringkasan) yang
memuat sebagian besar pokok-pokok ilmu agama
yang tidak boleh bagi setiap orang mukallaf1 untuk
melalaikannya (wajib diketahui). Yaitu perihal aqidah,
masalah-masalah fiqh; mulai dari tata cara bersuci
hingga haji, beberapa hukum tentang mu'amalah.
Semuanya dalam (bingkai) madzhab Imam asy-Syafi'i.
Kemudian penjelasan tentang dosa-dosa hati dan
anggota badan seperti lidah dan lainnya. Asal kitab ini
adalah karya sebagian para ahli fiqh Hadlramaut;
yaitu 'Abdullah ibn Husain ibn Thahir. Kemudian
dilengkapi dengan banyak tambahan tentang
masalah-masalah penting, dengan membuang
pembahasan mengenai tasawwuf yang ia sebutkan
dan merubah sebagian kalimat-kalimatnya tanpa

1
Mukallaf : orang yang sudah baligh, berakal dan telah
mendengar dakwah Islam (dua kalimat syahadat).

www.darulfatwa.org.au 1
Bab I bermula, tidak didahului dengan ketiadaan, Maha
Hidup, tidak membutuhkan kepada yang lain, tidak
berakhir, Maha Pencipta, Pemberi rizki, Maha
POKOK-POKOK AQIDAH mengetahui, Maha Kuasa, yang mudah bagi-Nya
melakukan segala apa yang Ia kehendaki. Segala apa
yang Ia kehendaki terjadi dan segala apa yang tidak Ia
kehendaki tidak akan terjadi. Tidak ada daya untuk
menjauhi perbuatan dosa kecuali dengan
pemeliharaan-Nya, dan tidak ada kekuatan untuk
(Pasal)
berbuat ta'at kepada-Nya kecuali dengan pertolongan-
Wajib bagi semua mukallaf untuk memeluk Nya. Allah memiliki segala sifat kesempurnaan yang
agama Islam, meyakininya untuk selamanya dan layak bagi-Nya dan Maha Suci dari segala kekurangan
melaksanakan segala hukum-hukum yang diwajibkan bagi-Nya.
atasnya. Di antara hal yang wajib diketahui dan Allah tidak menyerupai sesuatupun dari
diyakini secara mutlak, dan wajib diucapkan seketika makhluk-Nya dan tidak ada sesuatupun dari makhluk-
jika memang dia (mukallaf) kafir, atau jika tidak (ia Nya yang menyerupai-Nya, Dia Maha Mendengar dan
bukan seorang kafir) maka wajib mengucapkannya Maha Melihat.3 Hanya Allah yang tidak memiliki
dalam shalat, adalah dua kalimat syahadat: permulaan (Qadim), segala sesuatu selain-Nya memiliki
permulaan (Hadits-baharu). Dia-lah sang Pencipta,
r ِ‫ﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ﺍ ﺭ‬‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ ﺃﹶﻥﹼﱠ ﻣ‬‫ﺪ‬‫ﻬ‬‫ﺃﹶﺷ‬‫ ﺇﻻﱠ ﺍﷲُ ﻭ‬‫ ﺃﹶﻥﹾ ﻻﹶ ﺇﻟﻪ‬‫ﺪ‬‫ﻬ‬‫ﺃﹶﺷ‬ segala sesuatu selain-Nya adalah ciptaan-Nya
(makhluk). Segala yang ada (masuk ke dalam wujud),
Makna ‫ ﺃﺷـﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟـﻪ ﺇﻻ ﺍﷲ‬: aku mengetahui, meyakini benda4 dan perbuatannya, mulai dari (benda yang
dan mengakui (dengan ucapan) bahwa tidak ada yang terkecil) dzarrah hingga (benda terbesar) 'Arsy, segala
disembah dengan hak (benar) kecuali Allah, yang Esa,
tiada sekutu bagi-Nya, tidak terbagi-bagi,2 tidak 3
Pendengaran Allah tidak seperti pendengaran makhluk,
penglihatan Allah tidak seperti penglihatan makhluk.
4
Benda yang dimaksud di sini bukan benda padat, tetapi A'yan
2
Karena Dia bukan jism; benda. Ini adalah makna Ahad atau Ajsam; segala sesuatu yang memiliki bentuk dan ukuran, termasuk
menurut sebagian ulama. manusia.

www.darulfatwa.org.au 2
gerakan manusia dan diamnya, niat dan lintasan hanyalah melakukan kasb.6 Adapun penciptaan hanya
fikirannya; semuanya itu (ada) dengan penciptaan milik Allah, Allah berfirman:
Allah, tidak ada yang menciptakannya selain Allah,
bukan thabi'ah (yang menciptakannya) dan bukan (286 : ‫ [ )ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ‬‫ﺖ‬‫ﺒ‬‫ﺴ‬‫ﺎ ﺍﻛﹾﺘ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻬ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ﻋ‬‫ ﻭ‬‫ﺖ‬‫ﺒ‬‫ﺎ ﻛﹶﺴ‬‫] ﳍﹶﺎﹶ ﻣ‬
pula 'Illah.5 Akan tetapi segala sesuatu tersebut masuk Maknanya: "Bagi setiap jiwa (balasan baik dari) kebaikan
pada keberadaan (ada) dengan kehendak Allah dan yang ia lakukan dengan kasabnya dan atas setiap jiwa
kekuasaan-Nya, dengan ketentuan dan ilmu-Nya (balasan buruk atas) keburukan yang ia lakukan" (Q.S. al
yang azali (yang tidak bermula), sebagaimana firman Baqarah: 286)
Allah: Kalam Allah Qadim (tidak bermula)7 seperti
seluruh sifat-sifat-Nya. Karena Allah tidak menyerupai
(2: ‫ﻰﺀٍ [ )ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﻔﺮﻗﺎﻥ‬‫ ﻛﹸﻞﱠ ﺷ‬‫ﻠﹶﻖ‬‫ﺧ‬‫] ﻭ‬ semua makhluk-Nya, baik pada Dzat-Nya, Sifat-sifat-
Nya dan perbuatan-Nya. Allah Maha Suci dari apa
Maknanya : "Dan Allah menciptakan segala sesuatu"
yang dikatakan orang-orang zhalim (orang kafir)
(Q.S. al Furqan: 2)
dengan kesucian yang agung.
Artinya Allah mengadakannya dari tidak ada
Kesimpulan dari makna (syahadat pertama) ini
menjadi ada. Makna (Khalaqa) demikian ini tidak layak
adalah ketetapan adanya tiga belas sifat bagi Allah,
bagi siapapun kecuali hanya bagi Allah. Allah
yang sering terulang penyebutannya dalam al Qur'an,
berfirman:
baik dengan lafazh maupun maknanya saja. Yaitu: al
(3 : ‫ ﺍﷲ[ )ﺳﻮﺭﺓ ﻓﺎﻃﺮ‬‫ﺮ‬‫ﻖﹴ ﻏﹶﻴ‬‫ﺎﻟ‬‫ ﺧ‬‫ﻦ‬‫ﻞﹾ ﻣ‬‫]ﻫ‬ Wujud (Allah ada), al Wahdaniyyah (tidak ada sekutu
bagi-Nya pada dzat, sifat dan perbuatan-Nya), al Qidam
Maknanya: "Tidak ada pencipta selain Allah" (Q.S. (tidak bermula), al Baqa (tidak berakhir), Qiyamuhu bi
Fathir: 3) nafsihi (tidak membutuhkan kepada yang lain dan
An-Nasafi berkata: "Apabila seseorang segala sesuatu membutuhkan kepada-Nya), al Qudrah
melempar kaca dengan batu hingga pecah, maka
6
lemparan, hantaman batu dan pecahnya kaca Kasb adalah apabila seorang hamba mengarahkan niat dan
kehendaknya untuk melakukan suatu perbuatan dan pada saat itulah Allah
semuanya adalah ciptaan Allah. Jadi seorang hamba menciptakan dan menampakkan perbuatan tersebut.
7
Kalam Allah yang dimaksud di sini adalah Kalam Allah yang
5
Thabi'ah adalah 'adah ; kebiasaan. Kebiasaan api adalah merupakan sifat Dzat-Nya. Karena sifat kalam ini qadim berarti pasti
membakar. 'Illah adalah sebab. Api adalah sebab terjadinya pembakaran. bukan huruf, suara dan bahasa karena semua itu baharu, makhluk.

www.darulfatwa.org.au 3
(Maha Kuasa), al Iradah (berkehendak), al 'Ilm pertanyaan dua malaikat; Munkar dan Nakir, al Ba'ts
(mengetahui segala sesuatu), as-Sam'u (mendengar (dibangkitkannya semua orang mati), al Hasyr (saat
segala sesuatu), al Bashar (melihat segala sesuatu), al dikumpulkannya makhluk di suatu tempat), al
Hayat (yang maha hidup), al Kalam (berbicara dengan Qiyamah (hari kiamat), al Hisab (perhitungan atas segala
kalam yang bukan huruf, suara dan bahasa), perbuatan), ats-Tsawab (balasan bagi seorang mukmin
Tanazzuhuhu 'an al Musyabahah li al hadits (maha suci yang membuatnya senang), al 'Adzab (balasan bagi
dari menyerupai segala yang baharu). Karena sifat- seseorang yang membuatnya sedih dan merugi), al
sifat ini banyak penyebutannya dalam teks-teks Mizan (timbangan yang memiliki dua neraca; satu
syari'at, para ulama mengatakan: Wajib atas setiap untuk kebaikan dan lainnya untuk keburukan), an-Nar
Mukallaf (Wajib 'Aini) untuk mengetahuinya. Dan (neraka Jahannam), ash-Shirath (jembatan terbentang di
karena Dzat Allah adalah Azali (tidak bermula), maka atas neraka, satu ujungnya pada bumi yang telah
demikian pula sifat-sifat-Nya pasti (wajib) Azali, karena diganti – al Ardl al Mubaddalah- dan ujung lainnya di
kebaharuan sifat suatu dzat mengharuskan satu tempat menuju ke arah surga), al Haudl (telaga), as
kebaharuan dzat tersebut. Syafa'ah (Syafa'at), al Jannah (sorga), ar Ru'yah (melihat
Makna r ‫ــﺪﺍ ﺭﺳــﻮﻝ ﺍﷲ‬‫ ﻭﺃﺷــﻬﺪ ﺃﻥ ﳏﻤ‬: "Aku Dzat Allah --di akhirat kelak-- dengan mata kepala
dengan tanpa disifati dengan sifat-sifat makhluk, tanpa
mengetahui, meyakini dan mengakui (dengan ucapan)
bentuk, tanpa tempat dan tanpa arah, tidak seperti
bahwa Muhammad ibn 'Abdullah ibn 'Abdul
terlihatnya makhluk), dan kekekalan di dalam surga
Muththalib ibn Hasyim ibn 'Abd Manaf al Qurasyi
dan neraka. Juga beriman dengan para malaikat Allah,
(dari kabilah Quraisy) shallallahu 'alayhi wasallam
para rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, ketentuan (al maqdur)-
adalah hamba Allah dan utusan-Nya kepada segenap
Nya yang baik dan buruk, dan bahwa Nabi
makhluk. Dan bahwa Muhammad r lahir dan diutus
Muhammad adalah penutup para nabi dan pemimpin
(menjadi seorang Nabi dan Rasul) di Makkah, hijrah
seluruh manusia (keturunan Adam).
ke Madinah dan dimakamkan di sana".
Wajib berkeyakinan juga bahwa setiap nabi
Termasuk cakupan makna syahadat kedua ini,
Allah pasti (wajib) memiliki sifat jujur, dapat dipercaya
meyakini bahwa Nabi Muhammad jujur dalam segala
(Amanah) dan cerdas. Mustahil bagi mereka sifat
berita yang ia bawa dan sampaikan dari Allah. Di
bohong, khianat, ar-Radzalah (terjatuh dalam perbuatan
antaranya : (adanya) siksa dan nikmat kubur,
hina), bodoh dan dungu.

www.darulfatwa.org.au 4
Mereka pasti (wajib) terjaga dari kekufuran, telah banyak sikap ceroboh (sembrono) dalam
dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil yang berbicara, hingga sebagian orang mengucapkan kata-
menandakan rendahnya jiwa pelakunya, baik sebelum kata yang mengeluarkan mereka dari Islam, sedang
mereka menjadi nabi maupun sesudahnya. Mereka mereka tidak menganggap bahwa hal tersebut adalah
mungkin (ja-iz) saja melakukan dosa-dosa kecil (yang perbuatan dosa, terlebih melihatnya sebagai
tidak menandakan rendahnya jiwa pelakunya), kekufuran. Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah :
namun mereka diingatkan langsung untuk taubat "‫ﻔﹰﺎ‬‫ﺮﹺﻳ‬‫ ﺧ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﻌ‬‫ﺒ‬‫ﺎﺭﹺ ﺳ‬‫ﺎ ﰲ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﻮﹺﻱ‬‫ﻬ‬‫ﺎ ﻳ‬‫ﺄﹾﺳ‬‫ﺎ ﺑ‬ ‫ﺮﻯ‬‫ ﻻ ﻳ‬‫ ﺑﺎﻟﻜﻠﻤﺔ‬‫ﻜﹶﻠﱠﻢ‬‫ﺘ‬‫ ﻟﹶﻴ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫" ﺇﹺﻥﱠ ﺍﻟﻌ‬
sebelum dosa-dosa tersebut diikuti oleh orang lain.
Dari sini diketahui bahwa kenabian tidak sah (‫)ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ‬
(berlaku) bagi saudara-saudara nabi Yusuf yang telah Maknanya: "Sungguh seorang hamba jika mengucapkan
melakukan perbuatan-perbuatan keji itu, mereka itu perkataan (yang melecehkan atau menghina Allah atau
adalah selain Binyamin. Sedangkan al Asbath (kisah syari’at-Nya) yang tidak dianggapnya bahaya, padahal
mereka disebutkan dalam al Quran) yang perkataan itulah yang menjerumuskannya ke (dasar) neraka
mendapatkan wahyu (diangkat menjadi Nabi) dari (yang jarak tempuhnya) 70 tahun (dan tidak akan dihuni
Allah, mereka adalah keturunan saudara-saudara nabi kecuali oleh orang-orang kafir)"
Yusuf (bukan saudara-saudara nabi Yusuf tersebut) . Artinya jarak tempuhnya dari atas ke bawah adalah 70
tahun dan itulah dasar neraka jahanam; tempat yang
hanya dihuni oleh orang-orang kafir. Hadits ini
(Pasal) diriwayatkan oleh at Tirmidzi9 dan dishahihkannya.
Semakna dengan hadits ini sebuah hadits yang
Wajib atas setiap muslim memelihara diriwayatkan oleh al Bukhari10 dan Muslim.11
Islamnya dan menjaganya dari hal-hal yang merusak
dan memutuskannya, yaitu riddah (kufur; keluar dari
Islam). An Nawawi dan lainnya berkata: "Riddah
mereka yang meyakini bahwa Allah menempati atau menyatu pada alam,
adalah kekufuran yang paling keji"8. Pada masa ini artinya bahwa Allah adalah kesatuan alam dan alam bagian dari-Nya.
9
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Sunan-nya: Kitab Zuhud,
8
Makna pernyataannya: "Riddah adalah kekufuran yang paling bab tentang orang yang berbicara dengan sebuah perkataan agar
keji" adalah dari sisi keburukannya, bukan berarti bahwa segala bentuk ditertawakan oleh orang banyak.
10
macam riddah lebih parah dari kufur yang asli, karena kufur yang paling Diriwayatkan oleh al Bukhari dalam Shahih-nya: kitab ar-
parah adalah at-ta'thil; menafikan adanya Allah, dan aqidah hulul; Riqaq, bab menjaga lidah.

www.darulfatwa.org.au 5
Hadits ini merupakan dalil bahwa ketika Di antara bagian pertama (Kufur Keyakinan):
seseorang telah nyata jatuh dalam kekufuran tidak Ragu perihal adanya Allah atau Rasulnya atau al
disyaratkan ia harus mengetahui hukumnya (bahwa Qur'an atau hari akhir atau surga atau neraka atau
hal tersebut menyebabkannya jatuh dalam kekufuran), pahala atau siksa dan hal-hal lainnya yang termasuk
dan tidak harus (dengan) lapang dada ketika perkara-perkara yang telah disepakati (ijma'), meyakini
mengatakannya, juga tidak harus meyakini makna bahwa alam qadim (tidak bermula) atau azali dengan
lafazh itu sendiri seperti yang dikatakan kitab "Fiqh as- jenis dan materinya atau meyakini alam qadim dengan
Sunnah". Begitu juga tidak disyaratkan bahwa jenisnya saja, atau menafikan salah satu sifat di antara
seseorang yang jatuh dalam kekufuran tersebut tidak sifat-sifat Allah yang wajib bagi-Nya dengan ijma'
sedang dalam keadaan marah, sebagaimana hal ini (konsensus para ulama) seperti bahwa Allah maha
telah diisyaratkan oleh an-Nawawi. Ia berkata: "Bila mengetahui, atau menisbatkan sesuatu yang Allah
seseorang marah kepada anak atau budaknya, lalu ia maha suci (mustahil mempunyai sifat tersebut) darinya
memukulinya dengan pukulan yang keras, kemudian dengan ijma' seperti bentuk, atau menghalalkan
orang lain berkata kepadanya: (teganya engkau sesuatu yang haram secara ijma' yang sudah dikenal
melakukan ini !?) Bukankah engkau seorang muslim?, dengan pasti oleh semua orang Islam (hukum halal
ia menjawab: "bukan !", ia ucapkan dengan sengaja, atau haramnya) serta termasuk hal-hal yang tidak
maka ia telah kafir". Hal ini juga diungkapkan oleh samar baginya seperti (haramnya) perbuatan zina,
selain an-Nawawi dari kalangan ulama madzhab homo seks, membunuh, mencuri dan merampas, atau
Hanafi dan madzhab lainnya (Sebagaimana dikutip mengharamkan sesuatu yang jelas kehalalannya seperti
dalam kitab al Fatawa al Hindiyyah). jual beli dan nikah, atau menafikan kewajiban yang
Riddah (kufur) ada tiga macam sebagaimana telah disepakati dengan ijma' seperti shalat yang lima,
pembagian an-Nawawi dan lainnya dari kalangan atau sujud sebagai bagian darinya (shalat), zakat,
ulama madzhab Syafi'i, Hanafi dan lainnya: puasa, haji dan wudlu, atau mewajibkan sesuatu yang
Keyakinan, Perbuatan dan Ucapan. Setiap dari tiga tidak wajib secara ijma', atau menafikan sesuatu yang
macam ini memiliki cabang yang sangat banyak. telah disyari'atkannya dengan ijma', atau berniat untuk
jatuh kepada kekufuran di masa mendatang, atau
11
Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya: kitab az Zuhd untuk berbuat salah satu dari yang telah disebutkan di
wa ar Raqa-iq, bab tentang berbicara dengan kalimat yang menyebabkan atas, atau ragu-ragu (antara melakukan atau tidak) hal-
jatuh ke dalam neraka.

www.darulfatwa.org.au 6
hal tersebut; (bukan perkara yang terlintas dalam agama yahudi atau nashrani atau tidak
hatinya yang datang dengan tiba-tiba tanpa ia menganggapnya sebagai agama; ia mengatakan ini
kehendaki). Atau mengingkari status Abu Bakr as bukan dengan tujuan menyerupakan orang yang
Shiddiq --semoga Allah meridlainya-- sebagai sahabat dipanggil dengan orang kafir atau yahudi dan lainnya
Rasulullah, atau kerasulan seseorang di antara rasul- (mungkin dalam prilakunya). Menghina salah satu
rasul yang kerasulan mereka telah disepakati secara nama Allah atau janji-Nya atau ancaman-Nya, hal ini
ijma', atau mengingkari satu huruf yang telah menjadi dilakukan oleh seseorang yang tidak samar baginya
ijma' sebagai bagian dari al Qur'an, atau menambah tentang penisbatan hal tersebut kepada Allah. Juga bila
satu huruf di dalam al Qur'an yang telah disepakati seseorang berkata: "jika Allah memerintahkanku
dengan ijma' atas ketiadaannya dengan keyakinan dengan suatu perkara maka aku tidak akan
bahwa hal itu bagian darinya, atau mendustakan mengerjakannya" atau "apabila kiblat berubah ke arah
seorang rasul atau merendahkannya atau mengecilkan ini maka aku tidak akan shalat ke arahnya" atau "jika
namanya (melakukan Tashghir)12 dengan tujuan Allah memberiku surga maka aku tidak akan
menghinanya, atau membolehkan kenabian (diangkat memasukinya", ucapan-ucapan ini ia maksudkan
menjadi nabi) bagi seseorang setelah nabi Muhammad. untuk merendahkan atau ‘inaad (menolak).
Bagian kedua adalah perbuatan: Seperti sujud Juga seperti perkataan seseorang: "jika Allah
kepada berhala atau matahari atau makhluk lainnya menyiksaku karena aku meninggalkan shalat dalam
dengan niat beribadah kepadanya. keadaan sakitku maka Ia telah menzhalimiku" atau
Bagian ketiga adalah perkatan: Bagian ini berkata tentang suatu perbuatan "ini terjadi bukan
sangat banyak tidak terhitung. Di antaranya: Bila dengan takdir Allah" atau "apabila para nabi, para
seseorang memanggil orang muslim dengan malaikat atau semua orang Islam bersaksi di
panggilan: "wahai kafir!" atau "wahai yahudi!" atau hadapanku maka tidak akan aku terima" atau berkata
"wahai nashrani!" atau "wahai orang yang tidak "saya tidak akan mengerjakan hal itu sekalipun
beragama (ateis)!" dengan bermaksud bahwa orang sunnah," dengan tujuan meremehkannya, atau bila ia
yang ia ajak bicara agamanya (yaitu Islam) dia anggap berkata "jika si fulan seorang nabi, maka aku tidak
sebagai kekufuran atau agamanya disamakan dengan akan beriman kepadanya" atau bila ia diberi fatwa oleh
seorang yang alim (ahli fatwa), kemudian berkata
12
Seperti nama nabi Musa dijadikan (ditashghir ) Muwaisa dengan "syari'at macam apa ini!", dengan tujuan merendahkan
tujuan menghinanya, maka dia telah kafir.

www.darulfatwa.org.au 7
hukum syari'at, atau berkata "laknat Allah atas setiap berkata (‫ )ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻟﻮﻫﻢ ﺃﻭ ﻭﺯﻧﻮﻫﻢ ﳜﺴﺮﻭﻥ‬-Q.S. al Muthaffifin :3-
orang alim", dengan tujuan ucapannya mencakup
, atau ketika melihat suatu kumpulan massa berkata
keseluruhan orang alim, adapun apabila tidak
(‫ )ﻭﺣﺸﺮﻧﺎﻫﻢ ﻓﻠﻢ ﻧﻐـﺎﺩﺭ ﻣﻨـﻬﻢ ﺃﺣـﺪﺍ‬-Q.S. al Kahf :47- dengan
dimaksudkan orang alim secara keseluruhan13 tapi
dengan tujuan melaknat para ulama yang hidup di tujuan merendahkan semua ayat-ayat ini, begitu pula
masanya dan ada qarinah (indikator-petunjuk pada setiap tempat (keadaan) yang membawa-bawa --
penentu) yang menunjukkan hal itu seperti sangkaan ayat-ayat-- al Qur'an dengan tujuan merendahkan hal
rusaknya perilaku mereka maka ia tidak dihukumi tersebut. Adapun apabila tidak dengan tujuan itu maka
kafir, namun begitu ia tetap tidak lepas dari dosa tidak menjadi kafir, akan tetapi as-Syaikh Ibn Hajar
karena ucapannya ini. Atau bila berkata "saya bebas berkata: "tidak jauh (kemungkinan besar) dari
(tidak mengimani) dari Allah atau dari para malaikat dihukumi sebagai perkara haram". Begitu pula
atau dari nabi atau dari syari'at atau dari Islam" atau dihukumi kafir orang yang mencaci seorang nabi atau
ia berkata "saya tidak mengenal hukum", dengan malaikat atau berkata: "saya akan menjadi mucikari
tujuan menghina hukum Allah. Atau ia berkata (jawa: germo) jika saya shalat", atau berkata: "saya
setelah menuangkan air ke dalam bejana (‫)ﻭﻛﺄﺳﺎ ﺩﻫﺎﻗـﺎ‬ tidak mendapatkan kebaikan semenjak saya shalat",
atau "shalat tidak baik bagi saya" dengan tujuan
-Q.S. an Naba' :34-, atau berkata setelah
menghina, atau ia berkata kepada seorang muslim:
mengosongkan tempat minuman (‫ )ﻓﻜﺎﻧﺖ ﺳـﺮﺍﺑﺎ‬-Q.S. an "saya adalah musuhmu dan musuh nabimu" atau
Naba' :20-, atau saat mengukur dan menimbang ia kepada seorang keturunan Rasulullah: "Saya adalah
musuhmu dan musuh kakekmu" dengan maksud Nabi
13
Orang yang mengatakan: "laknat Allah bagi setiap 'alim" Muhammad, atau mengucapkan kata-kata yang
disertai adanya qarinah (indikator-petunjuk penentu) yang menunjukkan semisal dengan lafazh-lafazh yang buruk dan keji ini.
bahwa ia tidak menginginkan keseluruhan ulama, seperti ia sebutkan
atau orang lain yang menyebutkan beberapa ulama suuk (tidak baik), Para ulama, seperti seorang ahli fiqh madzhab Hanafi
kemudian ia mengatakan: "laknat Allah bagi setiap 'alim", maka yang (al Faqih al Hanafi) Badr ar Rasyid dan al Qadli 'Iyadl al
dimaksudkan dalam perkataannya adalah ulama dari golongan terakhir Maliki, telah memberikan penjelasan dan contoh-
ini dan ia tidak dihukumi kafir. Adapun apabila ia mengatakan perkataan
ini " laknat Allah bagi setiap 'alim" tanpa didahului qarinah apapun
contoh yang banyak dalam masalah --kufur ucapan--
maka ia kafir. Sekedar niat di dalam hati tanpa disertai qarinah tidak ini. Maka semestinya seseorang menelaah itu semua,
dapat menghindarkannya dari kekufuran dan orang yang tidak
mengkafirkan hal ini maka ia juga kafir.

www.darulfatwa.org.au 8
karena orang yang tidak mengetahui suatu keburukan diterima darinya kecuali Islam, atau ia dibunuh yang
akan terjatuh padanya. akan dilaksanakan oleh khalifah, setelah ditawarkan
kembali kepadanya untuk masuk Islam. Dalam hal ini
(Kaidah) Sesungguhnya setiap keyakinan, (pelaksanaan hukum bunuh) khalifah bertindak
perbuatan atau ucapan yang menunjukkan berdasarkan (kesaksian) dua orang saksi yang adil atau
penghinaan terhadap Allah, kitab-kitab-Nya, para pengakuan orang kafir tersebut atas kekufurannya. Hal
rasul-Nya, para malaikat-Nya, syi'ar-syi'ar-Nya, ini (hukuman bunuh bagi orang yang murtad)
ajaran-ajaran agama-Nya, hukum-hukum-Nya, janji- berdasarkan hadits al Bukhari: ‫( ﻣﻦ ﺑﺪﻝ ﺩﻳﻨﻪ ﻓﺎﻗﺘﻠﻮﻩ‬Barang
Nya atau ancaman-Nya adalah kekufuran. Maka
siapa yang merubah agamanya (keluar dari Islam) maka
hendaklah setiap orang untuk menjauhkan dirinya bunuhlah ia).
dengan segala upayanya dari ini semua dalam Kekufuran (riddah) ini membatalkan puasa
keadaan apapun. seseorang, tayammumnya, nikahnya (baik sebelum ia
menggauli istrinya atau setelah menggaulinya jika
dalam masa 'iddahnya ia (murtad) masih tidak kembali
kepada Islam), tidak sah akad nikahnya atas seorang
(Pasal)
perempuan muslimah atau lainnya. Karena riddah juga,
Wajib atas orang yang jatuh dalam kekufuran binatang sembelihan seseorang menjadi haram
(riddah) untuk kembali seketika itu juga kepada Islam dimakan, ia juga tidak mendapat harta warisan (dari
dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan kerabatnya yang meninggal), tidak juga mewariskan
melepaskan diri dari apa yang menjadikannya jatuh hartanya, tidak dishalatkan, tidak dimandikan, tidak
dalam kekufuran tersebut. Dan wajib bagi dia untuk dikafani, tidak boleh dikuburkan di pemakaman
menyesal atas apa yang telah ia perbuat tersebut dan orang-orang Islam dan hartanya adalah faei'
bertekad untuk tidak kembali kepada kekufuran (dilimpahkan ke bait maal).
semacam itu. Bila orang ini tidak mau kembali kepada
Islam dari kekufurannya dengan mengucapkan dua
kalimat syahadat maka wajib diperintahkan untuk
bertobat (dengan kembali masuk Islam) dan tidak

www.darulfatwa.org.au 9
(Pasal)

Wajib atas setiap orang mukallaf


melaksanakan seluruh apa yang diwajibkan Allah
atasnya. Ia wajib melaksanakannya sesuai perintah
Allah dengan mengerjakan segala rukun-rukun dan
syarat-syaratnya serta menjauhi segala hal yang
membatalkannya. Dan wajib atasnya bila melihat
seseorang meninggalkan sesuatu di antara kewajiban
tersebut untuk memerintahnya agar melaksanakannya
sesuai aturannya; mengerjakan segala syarat dan
rukunnya. Wajib atasnya untuk memaksa orang
tersebut melakukan --sesuai tuntutannya-- ini jika ia
mampu memaksanya, dan bila tidak mampu
memaksa dan memerintahnya maka ia wajib
menginkarinya dalam hatinya, dan ini adalah batas
minimal yang seharusnya dilakukan seseorang dalam
keadaan tidak mampu.
Dan diwajibkan atas seseorang untuk
meninggalkan segala hal yang haram dan mencegah
pelakunya secara paksa dari keharaman tersebut jika
ia mampu memaksanya, atau apabila tidak mampu
maka wajib atas dia mengingkarinya dalam hatinya.
Haram menurut syara' adalah sesuatu yang
diancam oleh Allah bagi pelakunya dengan siksa dan
dijanjikan bagi yang meninggalkannya (dengan niat
mendapatkan ridla Allah) pahala. Kebalikan dari
haram adalah wajib.

www.darulfatwa.org.au 10
Bab II Wajib atas setiap orang muslim yang telah
baligh, berakal dan suci (dari haid dan nifas) untuk
melaksanakan kewajiban-kewajiban ini pada
BERSUCI (THAHARAH) DAN waktunya. Dan diharamkan untuk mendahulukannya
SHALAT atas waktunya (melakukannya sebelum masuk waktu)
dan mengakhirkannya dari waktunya dengan tanpa
udzur. Apabila datang penghalang shalat seperti haid
setelah berlalu masa (waktu shalat) yang
memungkinkannya mengerjakan shalat dalam --
(Pasal) jenjang—masa tersebut, dan dengan ditambah masa
untuk bersuci bagi yang memiliki semisal penyakit
Di antara kewajiban (terhadap mukallaf) adalah salas (keluar air kencing terus menerus), maka orang
shalat lima waktu dalam sehari semalam: tersebut harus mengqadla shalatnya itu. Atau apabila
1. Zhuhur: waktunya apabila matahari telah penghalang shalat (haid, pingsan dan lainnya) telah
tergelincir --ke arah barat-- hingga bayangan segala hilang, dan tersisa masa --antara waktu di mana ia
sesuatu menjadi sama --panjang-- dengan berada dengan waktu shalat berikutnya-- dengan
bendanya, selain bayangan istiwa'14. seukuran bacaan takbir (‫ـﱪ‬ ‫ )ﺍﷲ ﺃﻛـ‬sekali maka iapun
2. 'Ashar: waktunya dari setelah habis waktu zhuhur wajib mengqadla shalat --yang ada pada waktu
hingga terbenamnya matahari. hilangnya penghalang-- itu, begitu pula wajib
3. Maghrib: waktunya dari terbenamnya matahari mengerjakan shalat sebelumnya jika bisa dijama'
hingga hilangnya mega merah. dengan shalat tersebut. Seperti apabila penghalang
4. 'Isya': waktunya dari setelah waktu maghrib tersebut berhenti pada akhir waktu shalat 'ashr
hingga terbit fajar shadiq. sebelum terbenamnya matahari dengan seukuran
5. Shubuh: waktunya dari setelah waktu isya’ hingga cukup mengucapkan takbir, maka ia wajib
matahari terbit. mengerjakan 'ashr dan zhuhur. Juga wajib shalat 'isya
14
dan magrib jika penghalang tersebut berhenti sebelum
Bayangan istiwa’ adalah bayangan suatu benda ketika matahari
berada tepat di tengah langit. Bayangan ini adalah bayangan yang
terbitnya fajar dengan seukuran ucapan takbir.
terpendek dari benda tersebut.

www.darulfatwa.org.au 11
(Pasal) bersamaan dengan saat membasuh muka
tersebut, sementara dalam madzhab Malik niat
Wajib atas seorang wali (orang tua) anak, baik tersebut dapat mencukupi walau diucapkan sesaat
anak laki-laki maupun perempuan yang telah sebelum membasuh muka).
mumayyiz, memerintah keduanya untuk shalat, 2. Membasuh seluruh wajah, dari tempat tumbuh
mengajari keduanya tentang hukum-hukum shalat rambut (bagian atas) hingga ke dagu dan dari
tersebut setelah si anak berumur tujuh tahun dan anak telinga (kanan) nya hingga ke anak telinga
memukul keduanya bila meninggalkannya setelah (kiri) nya, baik kulit maupun rambutnya (yang
berumur sepuluh tahun, begitu juga puasa apabila ada pada wajahnya), dan tidak (wajib) membasuh
keduanya mampu melakukannya. Juga wajib atas wali bagian dalam jenggot dan jambang yang lebat
tersebut mengajari keduanya tentang aqidah, hukum- (sampai tidak terlihat kulitnya).
hukum; hal ini wajib... hal itu haram..., 3. Membasuh kedua tangan beserta kedua sikunya
disyari'atkannya bersiwak dan berjama'ah. Wajib bagi dan segala apa yang ada di atas keduanya.
penguasa (khalifah) untuk membunuh orang yang 4. Mengusap kepala atau sebagiannya sekalipun
meninggalkan shalat karena malas, jika ia tidak satu rambut yang berada di bagian kepalanya.
bertaubat. Namun hukumnya ia tetap seorang 5. Membasuh dua kaki dan mata kakinya atau
muslim. Kemudian juga wajib atas setiap muslim mengusap khuffi apabila telah sempurna syarat-
menyuruh keluarganya untuk shalat, juga menyuruh syaratnya.
setiap orang yang ia kuasa untuk menyuruh mereka 6. Mengerjakannya dengan susunan di atas.
(selain keluarganya).

(Pasal)
(Pasal)
Hal-hal yang membatalkan wudlu :
Di antara syarat-syarat shalat adalah wudlu. 1. Sesuatu yang keluar melalui qubul dan dubur
Rukun-rukun wudlu ada 6: selain mani (sperma).
1. Niat bersuci untuk shalat atau selain shalat -dari 2. Menyentuh qubul manusia atau lubang dubur
niat-niat yang mencukupi- ketika membasuh dengan telapak tangan tanpa kain (penghalang).
muka (dalam madzhab Syafi'i niat ini diucapkan

www.darulfatwa.org.au 12
3. Menyentuh kulit wanita lain (wanita yang boleh (Pasal)
dinikahi)
4. Hilang akal, tidak termasuk tidur dalam keadaan Di antara syarat shalat yaitu :
duduk yang tetap di tempatnya. Suci dari hadats besar (dengan mandi atau tayammum
bagi yang tidak mampu [karena ada ‘udzur] mandi).

ISTINJAK Sedangkan yang mewajibkan mandi ada 5 perkara :


1. Keluar mani (sperma)
(Pasal) 2. Jima’ (bersetubuh)
3. Haidl
Wajib beristinjak dari sesuatu yang keluar 4. Nifas
melalui qubul dan dubur dalam keadaan basah selain 5. Melahirkan.
mani (sperma) dengan menggunakan air sampai suci
tempat keluarnya atau (kalau tidak menggunakan air)
dengan menggosok tiga kali gosokan atau lebih Fardlu-fardlu mandi ada 2 :
sampai bersih tempat tersebut meskipun masih ada 1. Niat menghilangkan hadats besar atau
bekasnya dengan menggunakan sesuatu yang bisa semisalnya.
mencongkel (kotoran) , suci, padat dan tidak 2. Meratakan air ke seluruh anggota badan, baik kulit
terhormat seperti batu atau daun sekalipun ada air. dan rambut (bulu) walaupun lebat.
Cara yang kedua ini bisa dipakai kalau memang
kotoran yang keluar tidak berpindah dan belum
kering. Jika kotoran berpindah dari tempatnya atau (Pasal)
sudah kering maka wajib menggunakan air untuk
beristinjak (tidak bisa lagi menggunakan batu atau
semacamnya). Syarat-syarat bersuci :
1. Islam.
2. Tamyiz (mencapai umur sekiranya bila ditanya
dapat menjawab dengan benar seperti ditanya ada

www.darulfatwa.org.au 13
berapa kali shalat fardlu dalam sehari, berapa kali musta’mal (telah digunakan) untuk mengangkat
kita puasa dalam setahun dan lain-lain). hadats atau menghilangkan najis.
3. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke
anggota tubuh yang dibasuh. Orang yang tidak mendapatkan air atau
4. Mengalir airnya (ke anggota tubuh yang dibasuh) membahayakan dirinya jika menggunakannya maka
5. Air yang digunakan harus suci dan mensucikan, dia bisa bertayammum, dengan syarat:
yaitu air yang tidak tercabut namanya (dari status - (bertayammumnya) setelah masuk waktu sholat
air mutlak) disebabkan tercampur dengan benda - Hilangnya najis yang tidak dimaafkan
suci lain yang semestinya dapat dihindarkan - Tayammum dilakukan dengan tanah yang murni
darinya seperti : susu, tinta, dan yang serupa (tidak bercampur dengan abu misalnya) dan suci
dengan keduanya. Kalau air yang tercampur itu mensucikan yang diusapkan pada muka dan kedua
berubah sehingga tidak lagi disebut air mutlak tangan secara berurutan dengan melakukan dua
(dengan adanya keterangan khusus di bagian tepukan (ke tanah) dengan niat supaya
belakang seperti air susu misalnya) maka tidak sah diperbolehkan melaksanakan fardhu shalat. Niat ini
untuk bersuci. Adapun jika air berubah karena dilakukan bersamaan dengan memindahkan tanah
sesuatu yang tidak memungkinkan (sulit) untuk dan ketika pertama kali mengusap wajah.
dihindarkan darinya seperti berubahnya air karena
sesuatu yang ada di tempat air tersebut atau
tempat mengalirnya atau yang semacamnya yang (Pasal)
sulit menjauhkan air tersebut darinya maka tidak
apa-apa (boleh digunakan) dan air tersebut tetap Orang yang batal wudlunya haram baginya
suci. Disyaratkan juga air yang digunakan untuk melakukan shalat, thawaf, membawa mushaf dan
bersuci tidak berubah disebabkan najis walaupun menyentuhnya (dibolehkan membawa dan
perubahannya hanya sedikit. Jika kadar (volume) menyentuhnya bagi anak kecil dengan tujuan
air tersebut kurang dari dua qullah, maka mempelajarinya). Diharamkan pula bagi orang yang
disyaratkan tidak terkena najis yang tidak junub hal-hal yang telah disebut di atas dan membaca
dimaafkan, dan syarat kedua air tersebut tidak al-Qur’an serta berdiam diri di masjid. Begitu juga
wanita yang haidl dan nifas tidak boleh melakukan

www.darulfatwa.org.au 14
semua yang telah disebutkan di atas dan juga tidak Cara mensucikan najis Hukmiyah adalah
boleh melakukan puasa sebelum haidlnya berhenti dengan menyiramkan air pada benda yang terkena
dan bercumbu (melakukan istimta’) dengan suami najis. Najis hukmiyah adalah najis yang sudah hilang
atau tuannya (jika perempuan tersebut budak/hamba warna, rasa dan baunya.
sahaya) pada bagian di antara pusar dan lutut Dan najis kalbiyyah (karena jilatan anjing) cara
sebelum mandi (ada yang berpendapat tidak menghilangkannya dengan mencuci sebanyak 7x salah
diharamkan kecuali bersetubuh saja). satunya dicampur dengan debu yang suci, dan
basuhan air untuk menghilangkan najis yang ada pada
(Pasal) bendanya walaupun berkali-kali dianggap satu kali.
Dan disyaratkan (dalam menghilangkan najis) untuk
Di antara syarat-syarat shalat yaitu suci dari najis mengalirkan (bukan dengan meletakkan benda yang terkena
(baik yang ada): najis dalam bejana air) jika airnya sedikit (kurang dari dua
- di badan qullah).
- pakaian
- tempat
- dan sesuatu yang dibawa bersamanya (seperti (Pasal)
botol yang berada di sakunya).
Jika seseorang terkena najis atau sesuatu yang Di antara syarat-syarat shalat yaitu :
dibawanya terkena najis maka batal shalatnya kecuali
1. Menghadap kiblat
jika ia lemparkan seketika itu dan najis tersebut padat
2. Masuknya waktu shalat
atau termasuk najis yang dimaafkan seperti darah dari
3. Islam
luka di tubuhnya.
4. Tamyiz (yaitu seorang anak telah sampai
Dan wajib bagi seseorang untuk pada umur tertentu dimana ia telah
menghilangkan najis yang tidak dimaafkan dengan mampu memahami pembicaraan serta
membersihkan bendanya (najis) ; rasa, warna dan menjawab pertanyaan)
baunya, dengan air yang suci dan mensucikan.

www.darulfatwa.org.au 15
5. Mengetahui kefardluan shalat tersebut 4. Menambah satu rukun fi'li.
(kewajibannya; jika shalat tersebut 5. Satu kali gerakan dengan tujuan bergurau.
hukumnya wajib) 6. Makan dan minum kecuali dalam keadaan lupa
6. Tidak meyakini salah satu dari rukun- dan kadar makanannya sedikit.
rukunnya sebagai perkara sunnah 7. Berniat untuk memutuskan shalat.
7. Menutup aurat dengan sesuatu yang 8. Berniat memutuskan shalat dengan
dapat menutup warna kulit pada menggantungkan niat (memutus) kepada sesuatu
seluruh badan bagi perempuan yang yang lain.
merdeka kecuali muka dan kedua 9. Ragu–ragu untuk meneruskan atau memutuskan
telapak tangan dan sesuatu yang shalat.
menutupi bagian antara pusar dan 10. Berlalu satu rukun disertai keraguan pada niat
lutut bagi laki–laki dan budak saat takbiratul ihram (sudah dilakukan atau belum)
perempuan dari semua sudut atau arah atau lamanya waktu keragu-raguan tersebut.
kecuali bawah.

(Pasal)
(Pasal)

Yang membatalkan shalat : Di samping syarat-syarat yang telah dijelaskan


di atas, agar shalatnya diterima oleh Allah subhanahu
1. Berbicara walaupun dengan dua huruf atau satu
wa ta'ala juga disyaratkan bahwa shalat yang dilakukan
huruf yang bisa difahami kecuali dalam keadaan
lupa dan dengan kata-kata yang pendek. hendaklah diniatkan hanya untuk mendapatkan ridla
2. Gerakan yang banyak yaitu menurut sebagian Allah, dan hendaknya makanan, pakaian dan tempat
fuqaha gerakan yang lamanya satu rakaat shalat. shalatnya haruslah yang halal, juga disyaratkan
Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud hatinya dalam keadaan khusyuk ketika sedang shalat
dengan gerakan yang banyak adalah tiga kali walaupun hanya sebentar. Apabila syarat-syarat
gerakan anggota badan secara terus menerus, dan tersebut tidak terpenuhi maka sah shalatnya tapi tanpa
pendapat yang pertama lebih kuat dalilnya. pahala
3. gerakan yang berlebihan.

www.darulfatwa.org.au 16
(Pasal) persendian tulang (anggota badan) pada posisinya
sekaligus (serentak).
Rukun – rukun shalat itu ada tujuh belas: 7. I’tidal yaitu berdiri tegak setelah ruku'.
1. Berniat dalam hati untuk melakukan shalat dan 8. Thuma'ninah ketika i'tidal.
menjelaskan sebabnya atau waktunya (kalau 9. Sujud dua kali yaitu dengan meletakkan dahinya
memang shalat tersebut memiliki sebab atau semuanya atau sebagiannya pada tempat
waktu tertentu) dan diniatkan fardliyahnya shalatnya dalam keadaan terbuka dan melakukan
(kewajibannya) pada shalat fardlu. penekanan padanya serta menjadikan bagian
2. Mengucapkan Allahu akbar (takbiratul ihram) bawah (belakang) badannya lebih tinggi dari
sekiranya ia sendiri bisa mendengar suaranya bagian atas (depan)nya (at-Tankis), meletakkan
sebagaimana hal ini juga dilakukan pada setiap sebagian dari kedua lututnya dan bagian dalam
rukun qauli . kedua telapak tangannya dan bagian dalam jari –
3. Berdiri dalam shalat fardlu bagi yang mampu. jari kedua kakinya. Sebagian ulama di luar
4. Membaca al Fatihah dengan Basmalah dan semua mazhab Syafi'i mengatakan : "Tidak disyaratkan
tasydid-tasydidnya dan disyaratkan muwalah dalam sujud at-Tankis, maka seandainya
(bersambungan; tidak terputus dengan kepalanya lebih tinggi dari pada duburnya sah
berhenti/diam yang lama misalnya) dan tartib shalatnya menurut mereka”.
serta mengeluarkan huruf sesuai makhrajnya dan 10. Thuma'ninah dalam sujudnya.
tidak melakukan kesalahan pada bacaan yang 11. Duduk di antara dua sujud.
sampai merubah makna seperti mendlammahkan 12. Thuma'ninah ketika duduk.
huruf “TA” pada kalimat ‫ﺃﻧﻌﻤﺖ‬, dan diharamkan 13. Duduk untuk tasyahhud akhir dan bacaan
salah baca yang tidak merubah makna akan sesudahnya yaitu shalawat dan salam kepada
tetapi hal tersebut tidak membatalkan shalat. Nabi.
5. Ruku' dengan membungkukkan badan sekiranya 14. Tasyahhud akhir , yaitu membaca :
kedua telapak tangannya bagian dalam sampai ‫ﺒﹺـﻲ‬‫ـﺎ ﺍﻟﻨ‬‫ﻬ‬‫ ﺃﹶﻳ‬‫ﻚ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻼﹶﻡ‬‫ ﺍﹶﻟﺴ‬،ِ‫ ﷲ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺒ‬‫ ﺍﻟﻄﱠﻴ‬‫ﺍﺕ‬‫ﻠﹶﻮ‬‫ ﺍﻟﺼ‬‫ﻛﹶﺎﺕ‬‫ﺎﺭ‬‫ ﺍﹾﳌﹸﺒ‬‫ﺎﺕ‬‫ﻴ‬‫ﺤ‬‫ﺍﹶﻟﺘ‬
pada kedua lututnya. ‫ ﺃﹶﻥﹾ‬‫ﺪ‬‫ـﻬ‬‫ ﺃﹶﺷ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺤ‬‫ﺎﻟ‬‫ ﺍﷲِ ﺍﻟﺼ‬‫ﺎﺩ‬‫ﺒ‬‫ﻠﹶﻰ ﻋ‬‫ﻋ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻨ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻼﹶﻡ‬‫ ﺍﹶﻟﺴ‬،‫ﻪ‬‫ﻛﹶﺎﺗ‬‫ﺮ‬‫ﺑ‬‫ﺔﹸ ﺍﷲِ ﻭ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ﺭ‬‫ﻭ‬
6. Thuma'ninah ketika ruku' dengan kadar membaca
Subhanallah. Thuma'ninah adalah diamnya seluruh .ِ‫ﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ﺍ ﺭ‬‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ ﺃﹶﻥﱠ ﻣ‬‫ﺪ‬‫ﻬ‬‫ﺃﹶﺷ‬‫ ﺇﹶﻻﱠ ﺍﷲُ ﻭ‬‫ﻻﹶ ﺇﹺﻟﻪ‬

www.darulfatwa.org.au 17
Atau paling sedikitnya membaca: (Pasal)
‫ـﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ـﻼﹶﻡ‬‫ ﺳ‬‫ﻪ‬‫ﻛﹶﺎﺗ‬‫ﺮ‬‫ﺑ‬‫ﺔﹸ ﺍﷲِ ﻭ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﺒﹺﻲ‬‫ﺎ ﺍﻟﻨ‬‫ﻬ‬‫ ﺃﹶﻳ‬‫ﻚ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻼﹶﻡ‬‫ ﷲِ ﺳ‬‫ﺎﺕ‬‫ﻴ‬‫ﺤ‬‫ﺍﹶﻟﺘ‬ Shalat jama'ah itu fardlu kifayah bagi laki–laki
‫ﺍ‬‫ـﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ ﺃﹶﻥﱠ ﻣ‬‫ﺪ‬‫ـﻬ‬‫ﺃﹶﺷ‬‫ ﺇﹺﻻﱠ ﺍﷲُ ﻭ‬‫ ﺃﹶﻥﹾ ﻻﹶ ﺇﹺﻟﻪ‬‫ﺪ‬‫ﻬ‬‫ ﺃﹶﺷ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺤ‬‫ﺎﻟ‬‫ ﺍﷲِ ﺍﻟﺼ‬‫ﺎﺩ‬‫ﺒ‬‫ﻠﹶﻰ ﻋ‬‫ﻋ‬‫ﻭ‬ yang merdeka, mukim, baligh dan yang tidak ada
udzur, dan pada shalat jum’at fardlu 'ain bagi mereka
.ِ‫ﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ﺭ‬ jika ada empat puluh orang yang mukallaf, mustawthin,
15. Shalawat kepada Nabi Shalallahu 'alayhi wa sallam bertempat tinggal pada bangunan permanen bukan
paling sedikit membaca: dalam kemah/tenda karena bagi mereka yang sedang
‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ ﻣ‬‫ﻠﻰ‬‫ﻞﱢ ﻋ‬‫ ﺻ‬‫ﻢ‬‫ﺍﹶﻟﻠﹼﻬ‬ berkemah tidak wajib untuk melakukan shalat jum’at.
16. Mengucapkan salam dan paling sedikit Dan wajib (melakukan sholat Jum’at) bagi orang yang
berniat untuk menetap (di Balad al Jum’ah) selama
membaca : ‫ﻜﹸﻢ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻼﹶﻡ‬‫ﺍﹶﻟﺴ‬
empat hari penuh (yaitu selain hari masuk dan hari
17. Tertib (berurutan). Dan jika dia sengaja keluar) dan juga wajib (melakukan sholat Jum’at) bagi
meninggalkannya (tertib) seperti melakukan orang yang mendengar suara adzan seorang
sujud sebelum ruku' maka batal shalatnya. Dan muadzdzin yang keras suaranya dari ujung daerah
jika dia lupa maka hendaklah dia kembali ke yang berdekatan dengan Balad al Jum’ah.
posisi yang ia lupa kecuali dia pada posisi
tersebut (tetapi dalam raka’at lain) atau Dan syarat– syaratnya :
setelahnya maka dia menyempurnakan 1. Waktu dzuhur
raka'atnya dan raka'at di mana dia ada yang lupa 2. Dua kali khuthbah (di waktu Zhuhur) sebelum
salah satu gerakannya tidak dihitung (diabaikan), sholat yang didengarkan oleh empat puluh.
maka jika dia tidak ingat bahwa dia telah 3. Dilakukan dengan cara berjamaah dengan empat
meninggalkan ruku' kecuali setelah ia ruku' pada puluh orang tersebut.
raka'at sesudahnya atau ketika sujud pada raka'at 4. Tidak dilaksanakan shalat jum'at lain pada satu
sesudahnya maka gerakan yang ia lakukan antara daerah. (jika ternyata dilaksanakan dua shalat
yang demikian itu diabaikan (tidak dihitung). Jum’at) maka jika salah satu di antara keduanya
mendahului yang lainnya dalam takbiratul ihramnya
sholat Jum’at yang sah adalah yang lebih dahulu
selesai takbiratul ihramnya dan yang belakangan

www.darulfatwa.org.au 18
tidak sah, yang demikian ini jika memang (Pasal)
memungkinkan mereka berkumpul pada satu
Wajib bagi setiap orang yang bermakmum
tempat (masjid), akan tetapi jika sulit untuk
baik pada shalat jum’at dan selainnya :
berkumpul pada satu masjid maka keduanya sah
1. Tidak mendahului imam pada posisi berdirinya dan
yaitu yang lebih dahulu selesai takbiratul ihramnya
ketika mengucapkan takbiraktul ihram, bahkan batal
dan yang belakangan.
kalau dia berbarengan pada waktu membaca
takbiratul ihram dan membarengi imam pada selain
Rukun– rukun dua khutbah:
takbiratul ihram hukumnya makruh kecuali pada
1. Memuji Allah, dan shalawat kepada Nabi, dan
bacaan amin.
berwasiat untuk bertaqwa pada kedua khuthbah.
2. Diharamkan mendahului imam dengan satu rukun
2. Membaca ayat yang bisa difahami pada salah satu
fi'li dan batal shalatnya makmum apabila
dari kedua khutbah.
mendahului imam dengan dua rukun fi'li berturut–
3. Membaca doa untuk orang-orang mukmin pada
turut yang panjang atau satu panjang dan yang satu
khutbah yang kedua.
lagi pendek tanpa udzur. Dan begitu juga tertinggal
dari gerakan imam sebanyak dua rukun yang
Dan syarat-syarat dua khuthbah :
berturut-turut tersebut tanpa udzur, atau lebih dari
1. Suci dari dua hadats (besar dan kecil) dan dari
tiga rukun yang panjang walaupun karena udzur.
najis pada badan, pakaian dan sesuatu yang
Maka seandainya seseorang tertinggal karena
dibawa.
masih menyempurnakan bacaan al fatihah sehingga
2. Menutup aurat.
imam selesai rukuk dan dua sujud lalu imam
3. Berdiri.
duduk untuk tasyahhud atau imam berdiri maka
4. Duduk di antara kedua khuthbah dan
makmum harus segera meningalkan bacaan al
bersambungan antara rukun-rukun keduanya.
fatihahnya dan menyesuaikan diri dengan posisi
5. Bersambungan antara kedua khutbah dengan
imam dan makmum menambah satu raka'at setelah
shalat.
imam salam dan jika dia menyempurnakannya
6. Kedua khutbah (rukun-rukunnya) disampaikan
(bacaan al fatihah) sebelum demikian itu (duduk
dalam bahasa Arab.
untuk tasyahhud atau berdiri untuk rakaat

www.darulfatwa.org.au 19
berikutnya) maka dia mengerjakan sendiri sesuai rusaklah shalatnya, dan demikian juga kalau dia
tertibnya. menunggu sampai lama lalu mengikutinya.
Adapun kalau dia mengikutinya karena kebetulan
3. Mengetahui pergantian gerakan imam.
gerakannya sama tanpa niat (bermakmum) maka
4. Harus berkumpul dalam masjid atau jika tidak tidak batal shalatnya. Kesimpulannya, jika dia
maka pada jarak tiga ratus hasta (tangan). mengikutinya dengan sengaja (tanpa niat
5. Tidak terhalang antara keduanya (imam dan bermakmum) maka shalatnya rusak baik dengan
makmum) oleh suatu penghalang yang tidak bisa menunggu lama atau tidak, adapun jika dia
dilewati. menunggunya lama dan tidak mengikutinya pada
rukun fi'li (perbuatan) maka tidak batal shalatnya.
6. Harus sama gerakan shalat keduanya, maka tidak
sah orang yang melakukan shalat fardlu Dan wajib bagi imam untuk niat menjadi imam
(bermakmum) di belakang orang yang sedang pada shalat jum’at dan shalat mu'adah, adapun pada
shalat jenazah. selain keduanya hal tersebut hanya disunnahkan. Yang
dimaksud dengan shalat mu'adah adalah shalat yang
7. Keduanya tidak berbeda pada gerakan sunnah dikerjakan untuk kedua kalinya setelah dia shalat
yang perbedaan tersebut dianggap parah, seperti berjama'ah atau sendirian jika dia mendapatkan
tasyahhud awal; antara melakukan dan
seseorang yang hendak shalat kemudian dia shalat
meninggalkan yakni jika imam duduk (untuk bersamanya agar orang tersebut juga mendapatkan
tasyahhud awal) maka makmum harus duduk dan fadlilah shalat berjamaah.
jika imam berdiri (tidak melakukan tasyahhud awal
karena lupa) maka makmum harus berdiri
mengikuti imam. (Pasal)
8. Niat iqtida' (bermakmum) saat takbiratul ihram pada
shalat jum'at dan sebelum mengikuti (gerakan Memandikan mayat, mengkafaninya,
imam) dan menunggu dalam waktu yang lama menshalatinya, dan memakamkannya adalah fardlu
pada selainnya. Yakni sebelum mengikutinya kifayah jika mayat tersebut muslim dan dilahirkan
dengan sengaja, maka jika dia mengikuti imam dalam keadaan hidup, dan juga fardlu kifayah
(dengan sengaja) tanpa niat (bermakmum) maka mengkafani dan mengkebumikan mayit kafir dzimmi.

www.darulfatwa.org.au 20
Adapun bayi yang lahir karena keguguran dan ‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ ﻣ‬‫ﻠﻰ‬‫ﻞﱢ ﻋ‬‫ ﺻ‬‫ﻢ‬‫ﺍﹶﻟﻠﹼﻬ‬
meninggal wajib dimandikan, dikafani, dikebumikan,
keduanya (Dzimmi dan bayi yang meninggal karena kemudian membaca:
keguguran) tidak dishalatkan. ‫ﻪ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ﺍﺭ‬‫ ﻭ‬‫ ﻟﹶﻪ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻏﹾﻔ‬‫ﻢ‬‫ ﺍﹶﻟﻠﹼﻬ‬‫ﺮ‬‫ﺍﹶﷲُ ﺃﹶﻛﹾﺒ‬
Dan barangsiapa yang mati dalam peperangan
melawan orang kafir maka dia dikafankan dengan kemudian membaca: ‫ﻜﹸﻢ‬‫ﻠﹶـﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻼﹶﻡ‬‫ ﺍﹶﻟﺴ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﹶﷲ ﺃﹶﻛﹾﺒ‬. Dalam sholat
pakaian yang ia kenakan, jika tidak cukup maka jenazah ini harus juga dipenuhi semua syarat-syarat
ditambah dengan kain kafan lalu dikebumikan, tidak shalat dan ditinggalkan hal-hal yang membatalkannya.
dimandikan dan tidak dishalatkan.
Cara memakamkannya sedikitnya adalah:
Cara memandikan sedikitnya adalah: menggali lubang yang sekiranya dapat
menghilangkan najis dan meratakan air pada seluruh menyembunyikan baunya dan menjaganya dari
badan dan rambut meskipun rambutnya lebat cukup binatang buas. Disunnahkan mendalamkan lubang
sekali dengan air yang suci. kuburan seukuran tinggi orang berdiri sambil
Cara mengkafani sedikitnya adalah : menutupi mengangkat tangannya ke atas dan meluaskannya.
semua badan dan tiga lapis kain bagi orang yang Dan wajib menghadapkannya ke arah kiblat dan tidak
mempunyai harta peninggalan yang lebih dari dibolehkan memakamkannya dalam Fisqiyyah (laci
hutangnya dan dia tidak berwasiat untuk tidak mayat) .
dikafani dengan tiga lapis kain.
Cara menshalatkannya sedikitnya adalah: niat
menshalatinya, niat fardliyahnya, menentukan
mayatnya (yang disholati) walaupun hanya dengan
isyarat dalam hati dan dengan mengucapkan : ‫ـﺮ‬‫ﺍﹶﷲُ ﺃﹶﻛﹾﺒ‬
dalam keadaan berdiri jika dia mampu, kemudian
membaca al Fatihah, kemudian membaca: ‫ ـﺮ‬‫ﺍﹶﷲُ ﺃﹶﻛﹾﺒ‬
kemudian membaca:

www.darulfatwa.org.au 21
Bab III - Dan kambing adalah empat puluh ekor.
Maka tidak wajib zakat sebelum sampai batasan
tersebut dan harus mencapai haul (satu tahun
Zakat kepemilikan) setelah mencapai pada batasan tersebut.
Disyaratkan juga harus digembala di padang rumput
yang tidak ada pemiliknya yaitu digembala oleh
tuannya atau orang yang diberi izin untuk
menggembalakannya di di padang rumput yang tidak
(Pasal) ada pemiliknya, dan bahwa binatang itu tidak
Hal-hal yang wajib dikeluarkan zakatnya dipergunakan untuk bekerja seperti dipergunakan
adalah: untuk membajak sawah, berarti binatang yang
1. Unta dipergunakan untuk bekerja tidak wajib dizakati.
2. Sapi Setiap lima ekor unta wajib dikeluarkan
3. Kambing zakatnya berupa satu ekor kambing. Dan setiap
4. Kurma empat puluh ekor kambing dikeluarkan zakatnya
5. Zabib (anggur kering) berupa satu ekor domba jantan umur satu tahun atau
6. Tanaman pertanian yang dijadikan makanan pokok satu ekor kambing (kambing jawa) betina umur dua
dalam keadaan tidak terpaksa. tahun. Zakat dari tiga puluh ekor sapi adalah satu ekor
7. Emas anak sapi (jantan).
8. Perak Kemudian apabila bertambah jumlah binatang
9. Barang tambang tersebut, maka bertambah pula kewajiban zakatnya,
10. Rikaz dari keduanya (emas dan maka seseorang wajib mempelajari ketentuan yang
perak) diwajibkan oleh Allah Ta'ala.
11. Harta dagangan . Adapun kurma, anggur dan tanaman (yang
12. Zakat fitrah . menjadi bahan makanan pokok), permulaan nishabnya
adalah lima wasaq atau tiga ratus sha’ (lebih kurang
- Awal nishab unta adalah lima ekor. enam ratus kilo) dengan ukuran sha’nya Rasulullah,
- Sapi adalah tiga puluh ekor. yang takarannya terdapat di Hijaz.

www.darulfatwa.org.au 22
Dalam menghitung nishab tanaman, hasil suatu Zakat yang wajib dikeluarkan dari keduanya
panen digabung (disempurnakan) dengan hasil pada adalah 2,5%, semakin bertambah beratnya maka
panen yang lainnya dalam rentang waktu satu tahun bertambah pula zakatnya. Keduanya wajib dizakati
(meskipun hasil masing-masing panen tidak mencapai bila telah mencapai haul, kecuali pada hasil tambang
nishab namun jika hitungan digabung semuanya dan harta terpendam (Rikaz), wajib dikeluarkan
mencapai nishab maka wajib dikeluarkan zakatnya). zakatnya seketika itu juga (tanpa menunggu haul). Dan
Penggabungan ini disyaratkan terjadi pada tanaman zakat harta terpendam sebesar 20%.
yang sejenis (misalnya antara gandum dengan Zakat harta perniagaan, nishabnya dihitung
gandum), bukan pada tanaman yang berlainan jenis seperti nishab emas atau perak, demikian pula
(misalnya antara gandum dengan hinthah). zakatnya dihitung seperti pada zakat emas dan perak
Zakat tanaman wajib dikeluarkan apabila telah yaitu 2,5%. Pada harta perniagaan nishab dihitung di
nampak sudah dapat dimakan, oleh karenanya tidak akhir tahun perniagaan. Bila pada akhir tahun total
ada kewajiban zakat apabila tanaman tersebut belum harta mencapai nishab maka wajib dizakati, bila di
dapat dimakan, misalnya anggur yang masih masam akhir tahun hartanya tidak mencapai nishab maka
atau kurma yang mentah. Dan disyaratkan biji tidak wajib dizakati.
tanaman sudah mengeras. Harta perserikatan/kongsi (oleh dua orang atau
Zakat pada tanaman, bila dalam pengairannya lebih), nishabnya ditentukan seperti pada harta milik
tidak memakai biaya adalah sebesar sepuluh persen, pribadi (satu orang), dan zakatnya dikeluarkan juga
namun bila memakai biaya irigasi sebesar lima persen. seperti pada harta pribadi. Ini bila perserikatan
Jumlah zakat yang dikeluarkan akan bertambah tersebut memenuhi syarat-syarat perserikatan dalam
apabila jumlah hasil panennya bertambah. Tanaman syara’.
yang tidak mencapai satu nishab, tidak wajib Zakat fitrah wajib dikeluarkan apabila seseorang
dikeluarkan zakatnya kecuali apabila pemiliknya mendapatkan (hidup di) sebagian dari bulan ramadlan
hendak bersedekah (sunnah). dan sebagian dari bulan syawwal. Zakat fitrah ini
Nishab emas adalah dua puluh mitsqal (lebih wajib dikeluarkan oleh setiap muslim untuk dirinya
kurang 84,8 grm emas murni/24 karat). Sedang nishab sendiri dan mereka yang menjadi tanggungan (nafkah)
perak adalah 200 dirham (lebih kurang 594 grm perak nya, bila mereka memang muslim. Besarnya zakat
murni). fitrah yang wajib dikeluarkan bagi tiap individu adalah

www.darulfatwa.org.au 23
sebesar 1 sha’=lebih kurang 2 kg, dari bahan makanan
pokok daerahnya. Hal ini diwajibkan apabila seorang Bab IV
muslim tersebut mempunyai harta yang lebih dari
kebutuhannya untuk membayar hutang, pakaian, PUASA
tempat tinggal serta kebutuhan pangan bagi dirinya
dan orang yang menjadi tanggungannya pada hari
raya dan malamnya.
Diwajibkan niat dalam keseluruhan jenis
(pasal)
zakat, yaitu pada saat memisahkan kadar harta benda
yang akan dijadikan sebagai zakat.
Setiap muslim mukallaf wajib berpuasa di
Zakat tersebut wajib dibagikan pada orang
bulan Ramadlan. Adapun orang yang sedang haid atau
yang termasuk dalam delapan golongan berikut:
nifas, puasanya tidak sah dan keduanya wajib
1. Fakir
mengqadla puasa yang mereka tinggalkan.
2. Miskin
Bagi musafir (yang mengadakan perjalanan
3. Amil zakat
yang mencapai jarak qashar), dia boleh berbuka (tidak
4. Mu’allaf
berpuasa) meskipun perjalanan tersebut tidak
5. Hamba (budak)
memberatkannya, demikian pula bagi orang yang
6. Gharim, yaitu orang yang mempunyai hutang dan
sakit, hamil atau menyusui yang merasa berat dan sulit
tidak mampu membayarnya
apabila dia berpuasa, boleh berbuka tapi wajib
7. Sabilillah, yaitu orang yang berperang di jalan Allah
mengqadla puasanya.
dan dia tidak digaji dari pekerjaannya itu (relawan
Diwajibkan bagi orang yang berpuasa supaya
jihad). Bukan yang dimaksud fi sabilillah dalam hal
berniat setiap hari. Niat tersebut wajib dilakukan pada
ini adalah setiap amal yang baik.
malam hari dan wajib dijelaskan niatnya. Orang yang
8. Ibnu sabil, yaitu musafir yang tidak mempunyai
berpuasa wajib menahan dari:
bekal untuk sampai pada tujuannya.
1. Melakukan jima’.
Tidak boleh dan tidak sah memberikan zakat
2. Istimna’/onani (mengeluarkan mani dengan tangan
pada selain dari delapan golongan tersebut diatas.
misalnya).

www.darulfatwa.org.au 24
3. Muntah dengan sengaja.
4. Murtad. Bab V
5. Memasukkan sesuatu sampai pada batas
kerongkongan kecuali air liur yang suci. HAJI
6. Tidak gila, meskipun sebentar.
7. Tidak pingsan selama satu hari penuh.

Tidak sah puasa yang dilakukan pada dua


hari raya (Idul fitri dan idul adlha), hari tasyriq (11, 12,
(Pasal)
13 Dzulhijjah), paruh terakhir dari bulan sya’ban, pada
hari syak (30 sya’ban), kecuali apabila orang tersebut
Kewajiban haji dan umrah adalah sekali
menyambung puasa yang dia lakukan dengan hari-
seumur hidup bagi seorang muslim, merdeka,
hari sebelumnya, atau karena puasa qadla, atau nadzar,
mukallaf, yang memiliki harta yang cukup untuk
atau puasa yang biasa dia lakukan (seperti puasa
perjalanan ke sana dan kembali lagi ke tanah airnya,
senin– kamis)
lebih dari kebutuhannya untuk membayar hutang,
Orang yang membatalkan puasanya pada
kebutuhan tempat tinggal, pakaian yang layak dan
bulan Ramadhan tanpa ada rukhshah (keringanan yang
nafkah bagi yang wajib dia nafkahi, selama
diberikan dalam syar’) dengan melakukan jima’, maka
kepergiannya sampai kepulangannya dari tanah suci.
dia berdosa dan harus mengqadla puasa tersebut
segera setelah idul fitri serta diwajibkan baginya
Rukun haji ada enam:
membayar kaffarah (seperti kaffarah Zhihar), yaitu:
1. Ihram, yaitu berniat dalam hati dengan mengatakan:
memerdekakan budak, apabila dia tidak mampu
”Saya berniat (mulai) melaksanakan ibadah haji
maka berpuasa dua bulan berturut–turut apabila dia
atau umrah”.
tidak mampu maka dia harus memberi makan 60
2. Wuquf di Arafah, (waktunya adalah antara
orang miskin, masing–masing sebanyak satu mud
tergelincirnya matahari pada hari Arafah yaitu pada
gandum atau makanan pokok daerah tersebut. Satu
tanggal 9 dzulhijjah sampai terbitnya fajar malam
mud adalah cakupan dua telapak tangan orang yang
hari raya idul adlha).
berbadan sedang

www.darulfatwa.org.au 25
3. Thawaf di baitullah. 6. Berburu binatang darat yang boleh dimakan dan
4. Sa’i antara bukit Shofa dan bukit Marwa tujuh kali buas.
dari ‘aqd ke ‘aqd. 7. Bagi lelaki dilarang menutup kepalanya atau
5. Memotong sebagian atau seluruh rambut. memakai pakaian yang menutupi sepeti yang
6. Tertib dalam sebagian besar rukunnya. dijahit atau sejenisnya.
Adapun yang merupakan rukun ibadah umrah 8. Bagi wanita dilarang menutup muka dan memakai
adalah yang tersebut di atas kecuali wukuf di Arafah. sarung tangan.
Dan tiap-tiap rukun ini mempunyai tuntunan;
kewajiban dan syarat-syarat tersendiri yang harus Barang siapa mengerjakan salah satu dari hal-
dipenuhi. hal yang diharamkan ini maka dia berdosa dan harus
Dalam pelaksanaan thawaf disyaratkan membayar fidyah. Adapun orang yang merusak ibadah
menempuh jarak yang di mulai dari hajar aswad hajinya dengan jima', maka selain berdosa dan
menuju kembali ke hajar aswad sebanyak tujuh kali membayar fidyah hajinya rusak dan dia wajib
putaran, dan disyaratkan pula untuk menutup aurat, mengqadla sesegera mungkin dan menyempurnakan
suci dari hadats besar dan hadats kecil, serta (menuntaskan sampai selesai) ibadah hajinya (yang
menempatkan ka’bah di sebelah kiri kita, tidak rusak tersebut). Jadi orang yang merusak hajinya
menghadap atau membelakanginya. dengan jima’ dia harus tetap meneruskan ibadahnya
(tidak boleh memutuskannya) dan pada tahun
Diharamkan bagi orang yang sedang ihram: berikutnya dia mempunyai kewajiban untuk
1. Memakai wewangian. mengqadla’nya kembali.
2. Meminyaki rambut atau janggut dengan minyak,
lemak (yang sudah mencair) atau lilin yang berasal Wajib haji adalah:
dari sarang lebah madu yang sudah cair. 1. Ihram dari miqot; yaitu tempat yang telah
3. Memotong kuku atau rambut. ditentukan oleh Rasulullah untuk memulai ihram,
4. Jima' (termasuk pula hal-hal yang merupakan seperti tempat yang bernama Dzul hulaifah sebagai
permulaan jima', seperti berciuman). miqat bagi penduduk Madinah dan orang–orang
5. Melakukan aqad nikah. yang melewati daerah ini.

www.darulfatwa.org.au 26
2. Bermalam di Muzdalifah ketika haji menurut satu
pendapat, dalam pendapat yang lain tidak wajib. Bab VI
3. Bermalam di Mina menurut satu pendapat, dalam
pendapat yang lain tidak wajib. MU'AMALAT
4. Melempar jumrah aqabah pada hari raya qurban
(10 Dzulhijjah).
5. Melempar tiga jumrah (Jumrah Ula, Jumrah
Wustha dan Jumrah Aqabah) pada hari tasyriq (11,
12, 13 Dzulhijjah).
6. Thawaf wada’ menurut satu pendapat dalam
(pasal)
madzhab Syafi'i.

Orang yang tidak melaksanakan keenam Diwajibkan bagi setiap muslim mukallaf (baligh,
perkara ini (wajib haji), tidak rusak ibadah hajinya, berakal dan telah sampai padanya dakwah Islam)
tetapi dia berdosa dan harus membayar fidyah. untuk tidak melakukan sesuatu apapun sebelum
Berbeda dengan rukun–rukun yang telah disebutkan mengetahui apa yang dihalalkan dan yang diharamkan
sebelumnya, orang yang tidak melaksanakannya Allah berkenaan dengan hal tersebut, karena Allah
(sekalipun satu rukun) maka hajinya tidak sah dan telah membebankan kepada kita beberapa perkara,
orang yang meninggalkannya tidak bisa maka wajib bagi kita untuk memenuhi apa yang telah
menggantinya dengan dam; denda berupa dibebankan kepada kita tersebut.
menyembelih kambing. Allah telah menghalalkan jual beli (al Bay’) dan
Diharamkan berburu binatang dan memotong mengharamkan riba. Jual beli yang dihalalkan oleh
pepohonan di dua tanah haram baik bagi orang yang Syari’at Islam (al Bay’) telah dibatasi dengan Al at-Ta’rif
sedang melaksanakan ibadah haji atau tidak. Jika hal (al yang menjadikan suatu kata menjadi ma’rifah;
ini dilakukan di Mekah maka wajib membayar fidyah, definitif); yang berarti jual beli tertentu , karena
berbeda jika dilakukan di Madinah maka tidak wajib (bentuk-bentuk) jual beli tidaklah sah seluruhnya
membayar fidyah. Tanah haram-nya Madinah adalah kecuali jual beli yang memenuhi syarat-syarat dan
yang ada di antara bukit ‘Ayr dan bukit Tsawr.

www.darulfatwa.org.au 27
rukun-rukunnya, karena itulah wajib dipenuhi hukum karena kecerobohan dalam hal tersebut. Al
tuntunan tersebut. Qur’an telah mengisyaratkan akan pentingnya hal
tersebut; Allah berfirman:
Maka bagi orang yang hendak melakukan
transaksi jual beli ia harus mempelajari ilmu tentang [‫ﺓ‬‫ـﺎﺭ‬‫ﺠ‬‫ﺍﳊ‬‫ ﻭ‬‫ـﺎﺱ‬‫ﺎ ﺍﻟﻨ‬‫ﻫ‬‫ﺩ‬‫ﻗﹸﻮ‬‫ﺍ ﻭ‬‫ﺎﺭ‬‫ ﻧ‬‫ﻜﹸﻢ‬‫ﻴ‬‫ﻠ‬‫ﺃﻫ‬‫ ﻭ‬‫ﻜﹸﻢ‬‫ﻔﹸﺴ‬‫ﺍ ﺃﻧ‬‫ﻮﺍ ﻗﹸﻮ‬‫ﻨ‬‫ ﺀَﺍﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺎ ﺍﻟﹼﺬ‬‫ﻬ‬‫ﺎﺃﻳ‬‫]ﻳ‬
jual beli, karena jika tidak, maka mau tidak mau ia
akan memakan riba. Rasulullah shallallahu ‘alayhi
(6:‫)ﺍﻟﺘﺤﺮﱘ‬
wasallam bersabda: Maknanya: “Wahai orang-orang yang beriman jagalah
‫ﻳﻘﲔ ﻭﺍﻟﺸـﻬﺪﺍﺀ" ﺭﻭﺍﻩ‬‫"ﺍﻟﺘﺎﺟﺮ ﺍﻟﺼﺪﻭﻕ ﳛﺸﺮ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺒﻴﲔ ﻭﺍﻟﺼـﺪ‬ dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu”. (Q.S. at-Tahrim: 6)
‫ّﺤﻪ‬‫ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﺻﺤ‬ Al Imam ‘Atha’ -semoga Allah meridlainya-
Maknanya: “Pedagang yang jujur kelak akan dikumpulkan berkata (dalam penafsiran ayat di atas): “Yaitu dengan
di hari kiamat dengan para nabi, para Shiddiqin dan orang- Belajar tata cara mengerjakan shalat, puasa, jual beli,
orang yang mati syahid”. nikah dan thalaq”.15
Kedudukan yang tinggi tersebut tidaklah ia
dapatkan melainkan karena kesungguhannya dalam
mengekang jiwa dan nafsunya untuk menjalankan
transaksi-transaksi (akad) sesuai dengan aturan
syara’. Karena jika tidak, nyatalah ancaman Allah bagi
mereka yang melampaui batas-batas (yang telah
ditetapkan oleh syari'at). Kemudian akad-akad
lainnya seperti akad al-ijarah (sewa menyewa), al-qiradl
(bagi hasil), al-rahn (penggadaian), al-wakalah
(perwakilan), al-wadi’ah (titipan), al-‘ariyah (pinjam
meminjam), asy-syarikah (perserikatan; kongsi) dan al-
musaqah (perburuhan dalam menyiram tanaman) juga
harus dipenuhi syarat-syarat dan rukun-rukunnya.
Akad nikah membutuhkan kehati-hatian dan 15
Diriwayatkan oleh al Khathib al Baghdadi dalam kitabnya al
ketelitian yang lebih agar terhindar dari akibat-akibat Faqih wa al Mutafaqqih (1/13).

www.darulfatwa.org.au 28
Bab VII v Atau melakukan akad jual beli antara jenis yang
sama; emas dengan emas atau perak dengan perak,
tapi dengan penundaan penyerahan dari salah satu
RIBA keduanya (pihak penjual dan pembeli), atau dengan
adanya perpisahan antara penjual dan pembeli
sebelum saling menyerahterimakan dua barang
tersebut.
v Atau membuat akad dalam transaksi jual beli emas
dengan emas atau perak dengan perak dengan
(Pasal)
adanya tambahan timbangan pada salah satu dari
Riba hukumnya haram, baik melakukannya, keduanya.
memakannya, mengambil (harta)nya, mencatatnya v Demikian juga riba berlaku dalam jual beli
dan menjadi saksinya. makanan, artinya haram jual beli makanan dengan
makanan lain yang berlainan jenis; seperti jual beli
Riba adalah: qamh dengan sya’ir kecuali jika memenuhi dua
v Jual beli salah satu dari an-naqdayn dengan yang syarat; "yaitu tidak menyebutkan waktu penundaan
lain (emas dengan perak) dengan penundaan dalam penyerahan, dan antara pembeli dan penjual
penyerahan salah satunya. Yang dimaksud dengan tidak berpisah sebelum saling serah terima". Juga
an-naqdayn adalah emas dan perak, baik yang berlaku riba ini dalam jual beli makanan dengan
berbentuk mata uang atau lempengan, atau makanan lain yang sama jenisnya; seperti jual beli
perhiasan dan atau masih dalam bentuk aslinya burr dengan burr -dari jenis yang sama- kecuali
berupa butir-butir kecil (Tibr). dengan dua syarat yang disebutkan di atas dan satu
v Atau akad jual beli (emas dengan perak) dengan syarat lagi; sama dalam timbangannya. Karena
tanpa serah terima pada saat yang sama. Artinya itulah haram jual beli sya'ir dengan sya'ir, kecuali
dua orang yang bertransaksi (dalam jual beli emas apabila dengan: "takaran yang sama, tidak dengan
atau perak tersebut) berpisah sebelum adanya penundaan penyerahan, dan saling serah terima
serah terima. sebelum berpisah".

www.darulfatwa.org.au 29
v Haram menjual barang yang belum dia terima (saling ridla) walau dengan tanpa menyebut shighat
(dalam kepemilikannya). akad.
v Atau menjual daging dengan hewan. v Jual beli sesuatu yang tidak masuk dalam
v Atau jual beli hutang dengan hutang; seperti kepemilikannya; seperti memperjual belikan orang
apabila si Zaid berhutang kepada seseorang, merdeka dan tanah yang tidak bertuan.
kemudian orang tersebut menjual hutang v Jual beli benda majhul (barang yang tidak
(hartanya yang berupa hutang di Zaid) tersebut diketahui).
kepada ‘Amr (karena ia berhutang kepada 'Amr) v Jual beli benda najis; seperti darah,
dengan harga yang bertempo sampai satu bulan v Jual beli setiap benda yang memabukkan,
misalnya. v Jual beli benda yang diharamkan; seperti thunbur
v Atau menjual sesuatu yang bukan miliknya. (alat musik yang sejenis gitar),
artinya menjual sesuatu yang bukan miliknya atau v Juga haram jual beli benda yang halal dan suci
sesuatu yang tidak diwakilkan kepadanya untuk kepada orang yang diketahui akan menggunakan
menjualnya. benda tersebut untuk kemaksiatan; seperti menjual
v Atau menjual sesuatu yang tidak terlihat. Dalam anggur kepada orang yang akan membuat khamr,
satu pendapat imam Syafi’i menyatakan boleh jika atau menjual senjata kepada orang yang akan
disebutkan sifat-sifatnya. menyakiti orang lain,
v Tidak sah transaksi jual beli yang dilakukan oleh v Jual beli benda-benda yang memabukkan,
orang yang tidak mukallaf. Maka tidak sah jual beli v Menjual benda yang ada cacatnya dengan tanpa
orang yang gila atau anak kecil. Dalam madzhab memberitahukan cacatnya.
imam Ahmad; sah jual belinya anak kecil yang
sudah mencapai tamyiz.
v Atau jual beli barang yang tidak mampu untuk {Faedah}
diserah terimakan. Tidak sah membagi harta peninggalan mayit
v Atau Jual beli sesuatu yang tidak ada manfa’atnya. dan memperjual belikannya sebelum dilunasi hutang-
v Menurut sebagian ulama tidak sah jual beli dengan hutang si mayit, dilaksanakan wasiatnya dan
tanpa menyebutkan shighat akad (ijab qabul), dikeluarkan ongkos haji dan umrahnya jika si mayit
menurut sebagian ulama lainnya sah dengan taradli memiliki kewajiban untuk melaksanakannya, kecuali

www.darulfatwa.org.au 30
apabila benda-benda peninggalannya dijual dengan memisahkan budak perempuan dengan anaknya yang
tujuan untuk menyelesaikan hal-hal tersebut di atas. masih belum tamyiz, menipu dan berkhianat (saat jual
Jadi harta peninggalan mayit itu seperti halnya harta beli) dalam membuat takaran, menimbang barang,
yang digadaikan (Marhun), artinya bahwa harta mengukur dengan hasta dan menghitung dengan
tersebut tertahan oleh hal-hal tersebut dan belum bilangan, dan atau juga berbuat bohong. Diharamkan
boleh dibagi, seperti halnya seorang budak yang juga menjual kapas atau barang dagangan lainnya
mencuri sekalipun senilai seper enam dirham, maka dengan harga lebih tinggi dengan sebab memberikan
budak tersebut tidak boleh dijual (oleh tuannya) pinjaman hutang kepada pembeli (kapas) tersebut,
hingga dipenuhi tanggungannya (dengan atau juga memberikan hutang kepada penjahit atau
dikembalikan barang yang dicurinya) atau diperoleh pegawai buruh lainnya kemudian dipekerjakan
izin dari pemilik harta yang dicuri untuk dijual dengan gaji dibawah standar normal karena sebab
(budak tersebut). hutang tersebut, artinya jika si pemberi hutang
Haram hukumnya bagi seseorang (si A) mensyaratkan hal tersebut (transaksi ini disebut
melemahkan minat beli seorang pembeli (si B) setelah dengan ar-Rabthah), atau memberikan hutang kepada
adanya kesepakatan harga antara dia (si B) dengan para petani sampai waktu panen datang, kemudian
penjual, agar orang pertama (si A) dapat membeli para petani tersebut menjual hasil panennya itu kepada
barang tersebut. Atau melemahkan minat penjual saat si pemberi hutang dengan harga yang lebih
hendak menjual barangnya kepada si B dengan harga rendah/murah sedikit karena hutang tersebut.
yang sudah disepakati mereka berdua, agar penjual (praktek seperti ini disebut dengan al-Maqdliyy).
menjual barangnya tersebut kepada si A. Terlebih lagi Demikian pula bentuk-bentuk transaksi yang
bila perbuatan "melemahkan minat" ini dilakukan dilakukan orang-orang sekarang, kebanyakan tidak
pada saat telah terjadinya akad (dalam tempo khiyar) mengindahkan peraturan-peraturan syari’at.
antara penjual dan pembeli. Maka bagi orang yang mengharapkan ridla
Juga haram membeli makanan pokok pada Allah dan keselamatan agama dan dunianya
waktu mahal harganya dan sangat dibutuhkan hendaklah ia mempelajari apa yang dihalalkan dan apa
masyarakat untuk ditimbun lalu dijual dengan harga yang diharamkan kepada orang yang 'Alim
yang lebih mahal, juga haram menambah harga (mengetahui ilmu-ilmu agama), Wari’ (menjaga diri
barang untuk menipu konsumen (an-Najsy). Haram dari hal-hal yang haram), Nashih (yang suka memberi

www.darulfatwa.org.au 31
nasihat) dan syafiq (penyayang) kepada agamanya
karena sesungguhnya mencari harta yang halal adalah
kewajiban setiap muslim.
Bab VIII
(Pasal)
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN HATI
Seseorang yang mampu (berkecukupan) wajib
memberi nafkah orang-orang tuanya yang tidak
mampu (fakir), sekalipun orang-orang tuanya tersebut
mampu bekerja. Juga wajib bagi orang tersebut
memberi nafkah anak turunannya (anak cucu) yang
kesulitan dan tidak mampu mencari nafkah sendiri,
baik karena mereka masih kecil atau karena penyakit
yang dideritanya yang menyebabkan mereka tiadak (Pasal)
mampu bekerja.
Wajib atas seorang suami memberi nafkah dan
mahar (mas kawin) kepada istrinya, dan wajib atasnya Di antara kewajiban-kewajiban hati adalah; Iman
memberi mut’ah untuk istri yang ditalaknya. Mut’ah adalah kepada Allah, dan iman kepada segala apa yang
harta yang diberikan kepada sang istri yang ditalak tanpa
sebab dari pihak istri. datang dari Allah, iman kepada Rasulullah dan iman
Wajib atas pemilik hamba sahaya atau pemilik kepada segala apa yang datang dari Rasulullah.
binatang-binatang ternak untuk memberi nafkah Dan ikhlas; artinya adalah berbuat ketaatan
mereka semua, dan tidak membebankan mereka hanya karena Allah semata. Menyesal atas maksiat
pekerjaan yang di luar kemampuan mereka, juga tidak yang telah diperbuatnya. Tawakkal kepada Allah.
boleh memukul mereka tanpa hak. Muraqabah lillah (merasa bahwa Allah selalu
Wajib bagi seorang istri ta’at kepada suaminya
berkenaan dengan dirinya kecuali dalam hal yang mengetahui segala perbuatannya). Ridla atas taqdir
tidak dihalalkan. Seorang istri tidak boleh melakukan Allah dalam arti berserah diri kepada-Nya dan tidak
puasa sunnah dan tidak boleh keluar dari rumah suaminya
tanpa seizin suaminya. membangkang (i’tiradl) kepada-Nya, mengagungkan
ajaran-ajaran-Nya, bersyukur atas nikmat yang telah

www.darulfatwa.org.au 32
dikaruniakan Allah kepadanya (dalam pengertian manusia; artinya menolak kebenaran dari orang lain
tidak menggunakan pemberian Allah tersebut dalam dan memandang rendah manusia. Dengki (al-Hiqd),
kemaksiatan), Sabar dalam menjalankan perintah dan yaitu; menyimpan rasa permusuhan yang disertai
meninggalkan larangan (hal-hal yang diharamkan dengan usaha untuk mewujudkannya serta ia sendiri
oleh) Allah juga sabar terhadap musibah yang tidak membenci perasaan hatinya tersebut. Iri hati (al-
ditimpakan oleh Allah kepadanya, membenci syetan, Hasad), artinya; membenci kenikmatan yang diraih
membenci perbuatan maksiat, mencintai Allah, al- oleh seorang muslim dan merasa keberatan dengannya
Qur’an, Rasulullah, sahabat-sahabat rasulullah, yang disertai dengan usaha untuk melenyapkan
beserta keluarganya dan orang-orang shaleh. kenikmatan tersebut darinya. Mengungkit-ungkit
shadaqah yang ia berikan kepada orang lain, perbuatan
ini meleburkan pahala shadaqahnya; seperti ia berkata
kepada orang yang telah menerima shadaqahnya:
MAKSIAT ANGGOTA BADAN "Bukankah aku telah telah memberimu ini dan itu
pada hari demikian?". Terus-menerus dalam berbuat
(Pasal) dosa. Berburuk sangka kepada Allah dan hamba-
hamba-Nya. Mendustakan (tidak mempercayai
Maksiat Hati adanya) ketentuan (qadar) Allah. Gembira dengan
maksiat yang ia kerjakan atau yang dikerjakan orang
Di antara maksiat hati adalah: riya' dalam lain. Berkhianat sekalipun kepada orang kafir; seperti
beramal kebaikan, artinya berbuat kebaikan karena berjanji akan melindungi orang kafir tersebut tapi
manusia; agar dapat pujian dari manusia. Perbuatan kemudian justru ia membunuhnya. Melakukan makar
riya ini dapat menghilangkan pahala kebaikan yang (al-Makr), yaitu; mencelakakan orang muslim dengan
dilakukannya. 'Ujub dalam berbuat ketaatan; artinya cara sembunyi-sembunyi atau tipu muslihat.
menganggap bahwa ibadah yang ia kerjakan adalah Membenci sahabat-sahabat rasulullah, keluarganya
murni hasil dari usahanya melupakan bahwa itu dan orang-orang shaleh. Pelit (al-Bukhl) dalam hal yang
adalah karunia dari Allah. Ragu akan adanya Allah. diwajibkan Allah, Kikir (as-Syuhh) (lebih parah dari
Merasa aman dari siksaan dan ancaman Allah dan pelit) dan tamak (al-Hirsh). Meremehkan atau
atau putus asa dari rahmat Allah. Sombong kepada menganggap kecil sesuatu yang diagungkan atau

www.darulfatwa.org.au 33
digambarkan keburukan dan kepedihannya oleh pemberian orang lain yang diberikan kepadanya
Allah; seperti perbuatan ta'at, perbuatan maksiat karena rasa malu dan tidak tulus dalam
(seperti meremehkan ancaman yang dijanjikan oleh memberikannya.
bagi mereka yang berbuat maksiat), al Qur’an, ilmu
agama, surga dan neraka.
(Pasal)

(Pasal) Maksiat Mata

Maksiat Perut Di antara maksiat mata adalah: Melihat


perempuan ajnabiyah (bukan mahramnya) ke muka dan
dua telapak tangannya dengan syahwat, atau melihat
Di antara maksiat perut adalah: Makan harta
kepada selain muka dan dua telapak tangannya
riba, menarik pajak, ghasab (mengambil hak milik
sekalipun tanpa syahwat. Demikian juga sebaliknya;
orang lain dengan paksa), mencuri (mengambil harta
perempuan melihat laki-laki yang bukan mahramnya
orang dengan cara sembunyi-sembunyi), dan setiap kepada apa yang ada di antara pusar dan lututnya.
harta yang dihasilkan dari transaksi yang diharamkan Tidak haram bagi perempuan tersebut melihat kepada
oleh syari’at.
yang selain antara pusar dan lutut dengan tanpa
Minum khamr (arak); pelakunya dihukum
syahwat. Haram juga melihat aurat (sekalipun sesama
dengan dicambuk sebanyak 40 kali, jika pelakunya
jenis). Haram bagi laki-laki dan perempuan membuka
adalah seorang yang merdeka, dan setengahnya (20 dua aurat besarnya (Qubul dan Dubur) di tempat yang
kali cambuk) jika hamba sahaya. Dan boleh bagi sepi dengan tanpa ada hajat. Boleh (Halal) bagi
khalifah menambah hukuman tersebut berdasarkan
seseorang dengan mahramnya atau sesama jenis
kemaslahatan yang dilihatnya. Makan barang-barang melihat kepada selain antara pusar dan lutut dengan
yang memabukkan, barang najis dan mustaqdzar (tidak
tanpa syahwat. Haram memandang hina atau rendah
najis tetapi menjijikkan seperti ingus, air ludah dan
terhadap seorang muslim. Juga melihat isi rumah
semacamnya). Makan harta anak yatim atau harta
orang lain tanpa seizin tuan rumah, atau melihat
wakaf dengan menyalahi apa yang telah disyaratkan
sesuatu yang disembunyikannya.
oleh orang yang mewakafkannya. Menerima

www.darulfatwa.org.au 34
(Pasal) melakukan dakwa (mengakui hak milik orang lain
sebagai miliknya) palsu, thalak bid’iy (yaitu mentalak
Maksiat Lidah istri dalam keadaan haid atau dalam keadaan suci yang
telah ia setubuhi pada masa suci tersebut). Zhihar, yaitu
Di antara maksiat lidah adalah: Ghibah, yaitu; berkata kepada istri: “Punggungmu seperti punggung
apabila engkau menyebut–nyebut sesama saudara ibuku”, artinya aku tidak lagi menggaulimu. Pelaku
muslim dengan sesuatu yang ia membencinya (untuk zhihar dikenakan kifarat jika tidak mentalaknya
dibicarakan terhadap orang) di antara apa yang ada seketika itu. Kifaratnya adalah; memerdekakan budak
pada diri orang tersebut di belakangnya artinya tidak mukmin yang normal (sehat dan tidak cacat), jika tidak
di hadapannya. Namimah, yaitu; menyebarkan isu atau mampu maka berpuasa selama dua bulan berturut-
propaganda permusuhan (provokasi). Tahrisy, yaitu; turut, dan jika tidak mampu berpuasa maka harus
provokasi dengan tanpa ucapan, sekalipun antara memberi makan 60 orang miskin dengan 60 mud (satu
binatang. Berbohong (perkataan yang tidak sesuai mud adalah satu cakupan dua tangan ukuran tangan
dengan kenyataan). Sumpah palsu. Mengucapkan orang yang sedang, tidak terlalu kecil atau terlalu
kalimat-kalimat yang mengandung qadzaf; kalimat besar). Salah dalam membaca al-Qur’an dengan bacaan
qadzaf ini sangat banyak sekali, intinya tuduhan yang bisa merusak makna, atau bacaan yang merusak
kepada seseorang atau salah seorang kerabatnya i’rab (harakat akhir kata) sekalipun tidak sampai
dengan perbuatan zina, baik dengan kata-kata yang merusak makna. Meminta-minta (mengemis) bagi
sharih (jelas) secara mutlak (dengan atau tanpa niat) orang yang berkecukupan dengan harta atau
atau dengan kata-kata kinayah (sindiran) yang disertai pekerjaannya. Bernadzar dengan tujuan menggagalkan
dengan niat tuduhan. Pelakunya (jika orang merdeka) hak waris ahli warisnya. Tidak berwasiat tentang
dihukum dengan 80 kali cambukan dan setengahnya hutangnya atau suatu benda titipan yang ada padanya;
bila ia seorang hamba sahaya. Mencaci sahabat yang keduanya tidak diketahui oleh orang lain.
Rasulullah. Bersaksi palsu. Menunda-nunda dalam Menisbatkan diri kepada selain ayahnya atau kepada
membayar hutang padahal dia mampu untuk selain tuannya yang telah memerdekakannya, seperti
membayarnya. Mencaci, melaknat dan menghina berkata; "saya telah dimerdekakan oleh si fulan",
seorang muslim dan setiap perkataan yang dengan menyebutkan nama orang lain yang tidak
menyakitinya. Berdusta kepada Allah dan rasul-Nya, memerdekakannya. Melamar perempuan yang telah

www.darulfatwa.org.au 35
dilamar muslim lainnya. Memberi fatwa tanpa (Pasal)
berdasarkan ilmu. Belajar dan atau mengajarkan ilmu
yang membahayakan tanpa ada sebab syar’i. Memakai Maksiat Telinga
hukum selain hukum Allah. Meratapi musibah
dengan menyebut-nyebut kebaikan dan atau Di antara maksiat telinga adalah: Mendengar
menjerit-jerit karena kematian seseorang. Setiap perkataan orang yang dirahasiakan darinya.
perkataan yang mendorong seseorang untuk berbuat Mendengar bunyi seruling, biola (alat musik yang
kemaksiatan dan atau perkataan yang melemahkan menyerupai gitar) dan suara-suara lain yang
seseorang dari melaksanakan pekerjaan wajib. Setiap diharamkan. Juga haram hukumnya mendengar ghibah,
perkataan yang mengandung hinaan terhadap agama, namimah dan semacamnya. Berbeda halnya jika
salah seorang nabi, ulama, al-Qur’an atau ajaran- mendengar suara-suara tersebut tanpa disengaja dan ia
ajaran Allah lainnya. Meniup seruling. Berdiam diri membencinya, namun demikian dia harus
dari amar ma’ruf dan nahi munkar tanpa ada udzur mengingkarinya jika mampu.
syar’i. Menyembunyikan ilmu yang wajib dipelajari
(tidak mengajarkannya) kepada orang yang
menuntutnya darinya. Mentertawakan orang karena (Pasal)
keluarnya angin darinya, atau mentertawakan seorang
Maksiat Kedua Tangan
muslim dengan tujuan menghinanya.
Menyembunyikan persaksian dan tidak menjawab Di antara maksiat kedua tangan: Mengurangi
salam yang wajib untuk dijawab. Haram bagi seorang takaran, timbangan atau ukuran (dengan hasta
yang sedang berihram haji atau umrah mencium misalnya). Mencuri, dan pencuri barang yang senilai
suami atau istri yang membangkitkan syahwat, juga seperempat dinar dari tempat biasanya barang tersebut
bagi yang sedang menjalankan puasa fardlu apabila disimpan, akan dikenakan hukuman had dengan
dikhawatirkan dapat menyebabkan keluarnya mani dipotong tangan kanannya kemudian jika dia
dan ada pendapat yang mengatakan bahwa hal mengulanginya lagi maka dipotong kaki kirinya, jika
tersebut hukumnya makruh, juga haram mencium dia mengulanginya kembali maka dipotong tangan
orang yang haram untukcdicium. kirinya, kemudian kaki kirinya. Merampas hak orang
lain secara terang-terangan dengan mengandalkan lari

www.darulfatwa.org.au 36
(an-Nahb), Menguasai hak orang lain secara terang- penghalang tapi dengan syahwat walaupun dengan
terangan dengan mengandalkan kekuatan (Ghashb) sejenisnya atau mahramnya. Menggambar sesuatu
dan mengambil pajak dan mengambil harta ghanimah yang bernyawa. Tidak membayar zakat atau hanya
sebelum dibagikan secara syar’i. Dan membunuh, mengeluarkan sebagian saja padahal sudah tiba
kifaratnya secara mutlak yaitu memerdekakan hamba waktunya dan ia mampu untuk membayarnya,
sahaya yang sehat (tidak cacat), jika dia tidak mampu mengeluarkan sesuatu yang tidak menjadikan sah
maka berpuasa dua bulan berturut–turut, dan kalau zakatnya, membagikan zakatnya kepada mereka yang
membunuhnya dengan sengaja maka ia dikenakan tidak berhak menerimanya, tidak membayar upah
hukuman qishash kecuali dimaafkan oleh ahli waris buruh. Tidak menolong orang yang sedang dalam
dengan syarat membayar diyat atau dengan cuma- Dlarurah (kesulitan yang sangat berat) dengan sesuatu
cuma (gratis). Sedangkan membunuh karena tersalah yang menyelamatkannya tanpa ada udzur syar’i, tidak
(Qatl al Khatha’) dan yang menyerupainya (Syibh al menolong orang yang sedang tenggelam padahal tidak
Khatha’) maka hukumnya wajib membayar diyat yaitu ada udzur syar’i. Menulis sesuatu yang haram untuk
seratus unta jika yang terbunuh adalah laki-laki diucapkan. Khianat; yaitu kebalikan nasihat, hal ini
merdeka yang muslim dan separuhnya bagi bisa terwujud dalam perkataan, perbuatan dan
perempuan merdeka yang muslimah, dan hukum diyat keadaan.
itu disesuaikan dengan kasus pembunuhannya. Dan di
antara maksiat tangan ialah memukul tanpa hak. Dan
mengambil suap dan menyuap. Dan membakar hewan (Pasal)
kecuali jika hewan itu menyakiti dan tidak ada jalan
lain untuk menolak bahayanya, memotong-motong Maksiat farji
tubuh hewan. Bermain dadu dan semua yang
mengandung perjudian hingga permainan anak Di antara maksiat farji adalah Zina (yaitu
dengan kaplek, dan memainkan alat musik yang memasukkan kepala penis ke dalam qubul). Liwath
diharamkan seperti biola, robab, seruling dan gitar. (yaitu memasukkan kepala penis melalui dubur).
Diharamkan bagi laki-laki menyentuh perempuan Hukuman bagi orang yang berbuat zina atau liwath
yang ajnabi (bukan mahram) dengan sengaja tanpa adalah Rajam; dilempar dengan batu sampai
kain penghalang atau dengan menggunakan kain meninggal, bagi laki – laki dan perempuan yang sudah

www.darulfatwa.org.au 37
menikah atau dicambuk seratus kali dan diasingkan (Pasal)
selama satu tahun bagi yang belum menikah dan bagi Maksiat kaki
seorang budak setengah dari ketentuan tersebut.
Bersetubuh dengan hewan meskipun hewan Di antara maksiat kaki : Pergi untuk melakukan
tersebut miliknya, onani dengan selain tangan istrinya perbuatan dosa seperti mencelakakan sesama muslim
dan tangan budaknya yang halal baginya, bersetubuh dengan menghasut seorang penguasa atau yang
di saat haidl, nifas, atau telah suci dari keduanya tapi lainnya, atau untuk membunuhnya; yaitu berjalan
belum mandi hadats besar atau setelah mandi wajib untuk membunuhnya atau melukainya tanpa hak.
tapi tanpa disertai niat yang sah, atau disebabkan Kaburnya seorang hamba dari majikannya, istri dari
tertinggalnya salah satu syarat dari syarat-syarat suamiya, seseorang pelaku jinayah dari hukuman
mandi wajib. Menampakkan sesuatu di hadapan qihsash, lari dari hutang, lari dari tanggungjawab
orang yang haram melihatnya atau membukanya memberi nafkah, lari dari kewajiban berbakti kepada
dalam keadaan sendirian tanpa tujuan apapun. kedua orang tua atau lari dari tanggungjawab
Menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang memelihara anak. Berjalan dengan sombong.
air kecil atau besar tanpa ada penghalang (penutup di Melangkahi pundak orang lain kecuali untuk
depannya yang tingginya 2/3 hasta atau lebih). Atau menempati tempat yang kosong. Berjalan di depan
ada sesuatu yang menghalanginya akan tetapi jauh orang yang sedang shalat apabila syarat-syarat
darinya lebih dari tiga hasta atau penghalang tersebut pembatasnya (Sutrah) terpenuhi. Mengarahkan kaki
tingginya kurang dari 2/3 hasta kecuali pada tempat (dengan selonjor misalnya) ke mushaf padahal mushaf
yang memang dikhususkan untuk buang air (boleh dalam posisi/tempat yang tidak tinggi. Dan setiap
menghadap atau membelakangi kiblat bila berada di perjalanan untuk melakukan perkara yang haram dan
tempat yang khusus disediakan untuk buang hajat meninggalkan kewajiban.
seperti WC dan kamar kecil). Buang air besar di atas
kuburan, Buang air kecil di masjid di tempat yang
dimuliakan secara syariat meskipun kencingnya
ditaruh di tempat semacam botol, Tidak khitan
padahal ia telah baligh, tapi menurut mazhab imam
Malik hal ini dibolehkan.

www.darulfatwa.org.au 38
(Pasal) Duduk bersama dengan ahli bid’ah atau orang fasiq
sehingga si fasiq tenggelam dalam kefasikannya.
Maksiat Badan Memakai emas, perak dan kain sutra atau
sesuatu yang kadar ketiganya lebih banyak bagi laki-
Di antara maksiat badan: Menyakiti (‘Uquq)
laki yang telah baligh kecuali cincin perak. Khalwah
kedua orang tua. Kabur dari peperangan; yaitu lari
dengan ajnabiyah yaitu berduaan antara laki-laki dan
dari barisan tentara Islam yang berperang di jalan
perempuan yang bukan mahramnya di tempat yang
Allah setelah sampai di medan peperangan.
sunyi tanpa ada orang ketiga; laki-laki atau perempuan
Memutuskan tali silaturrahmi. Menyakiti tetangga
yang disegani. Perginya seorang wanita tanpa
meskipun seorang kafir; yang telah mendapat jaminan
mahram. Mempekerjakan orang lain yang merdeka
keamanan. Menyemir rambut dengan warna hitam
secara paksa. Memusuhi wali. Menolong/membantu
(sebagian ulama membolehkan apabila tidak
dalam berbuat maksiat. Menyebarkan sesuatu yang
bertujuan untuk menipu dan mengelabui). Laki–laki
palsu. Memakai peralatan rumah (bejana-bejana) yang
menyerupai perempuan dan sebaliknya yakni dengan
terbuat dari emas dan perak atau menyimpannya, dan
sesuatu yang khusus bagi salah satu jenis dalam hal
untuk perhiasan diperbolehkan bagi perempuan.
berpakaian, sikap dan lain–lain. Isbal (melebihkan
Meninggalkan sesuatu yang fardlu, atau
pakaian hingga ke bawah mata kaki) dengan niat
melaksanakannya tapi dengan meninggalkan rukun
pamer atau sombong. Memberi warna pada tangan
atau syaratnya atau melakukan hal yang
dan kaki dengan daun pacar bagi laki-laki tanpa ada
membatalkannya. Meninggalkan shalat jum’at yang
kebutuhan yang diperbolehkan syara’.
hukumnya wajib baginya meskipun dia melakukan
Membatalkan ibadah wajib (seperti shalat,
shalat Zhuhur. Meninggalkan shalat berjama’ah bagi
puasa) tanpa udzur syar’i. Membatalkan ibadah haji
seluruh penduduk desa umpamanya. Mengakhirkan
dan umrah yang status keduanya adalah sunnah bagi
shalat fardlu sampai keluar dari waktunya tanpa
pelakunya. Meniru perbuatan orang mukmin dengan
udzur. Melempar binatang buruan dengan sesuatu
tujuan menghinanya. Mencari-cari kejelekan orang.
yang berat dan tumpul (dengan sesuatu yang dapat
Memakai atau yang membuat tato. Tidak bertegur
membunuhnya karena sebab beratnya seperti batu).
sapa terhadap seorang muslim selama lebih dari tiga
Menjadikan hewan sebagai sasaran latihan. Perempuan
hari kecuali ada alasan yang diperbolehkan syara’.
yang sedang dalam masa iddah keluar rumah tanpa

www.darulfatwa.org.au 39
udzur. Tidak menjalankan ihdad atas meninggalnya kemunkaran kecuali ada udzur. Bertamu di suatu
suami. Mengotori masjid dengan benda najis atau perayaan tanpa diundang atau yang mengadakan
meskipun dengan benda yang suci. Menunda-nunda pesta mengizinkannya masuk karena merasa malu bila
haji bagi yang telah mampu sampai meninggal dunia. mengusirnya.
Berhutang bagi orang yang tidak ada harapan secara Membedakan antara istri–istri (oleh suami yang
lahiriyah dapat membayar hutangnya dan orang yang berpoligami) dalam hal nafkah dan bermalam,
menghutanginya tidak tahu akan hal tersebut. Tidak sedangkan kecondongan cinta dan sayang yang lebih
memberikan tempo waktu yang lebih lama bagi orang pada salah satunya bukanlah maksiat. Keluarnya
yang tidak sanggup membayar hutang. Menggunakan seorang perempuan dari rumah untuk mencari
harta untuk perbuatan maksiat. Merendahkan al perhatian atau menggoda laki–laki.
Qur’an dan ilmu syara’ dan membiarkan anak kecil Melakukan sihir. Tidak taat pada
yang sudah mumayyiz untuk melakukan itu. Imam/Khalifah; seperti mereka yang membangkang
Memindahkan batasan tanah (memindahkan batasan kepada sayyidina Ali dan bahkan memeranginya, al
antara tanah miliknya dengan tanah milik orang lain). Bayhaqi mengatakan bahwa seluruh orang yang
Memanfaatkan tanah jalan dengan sesuatu yang tidak memerangi Ali adalah bughat (pembangkang), begitu
diperbolehkan. Menggunakan barang pinjaman tidak pula fatwa Imam Syafi’i sebelumnya, meskipun di
pada fungsinya, memakainya melebihi batas waktu antara mereka ada yang tergolong sahabat pilihan
yang telah ditentukan atau meminjamkannya kepada karena seorang wali sekalipun tidak mustahil berbuat
orang lain. dosa sekalipun dosa besar. Mengurus anak yatim,
Melarang orang mengunakan fasilitas umum masjid atau menjadi hakim padahal ia mengetahui
seperti padang rumput untuk menggembala, bahwa dirinya tidak mampu menjalankan amanat
melarang orang lain mencari kayu bakar di tanah tersebut. Menyembunyikan dan melindungi orang
yang tidak bertuan, melarang orang lain mencari yang zhalim dari orang yang ingin mengambil hak
garam atau emas dan perak di lahan tambang milik darinya. Menakut-nakuti orang muslim. Membegal
umum dan lainnya. Melarang orang lain mengambil dan pembegal ini dihukum sesuai dengan perbuatan
air dari sumbernya. Mengunakan barang temuan kriminalnya bisa didera, atau dipotong tangan dan
sebelum diumumkan ke publik/masyarakat sesuai kakinya secara berlawanan apabila ia membegal tanpa
dengan syarat-syaratnya. Duduk sambil melihat membunuh korbannya atau dibunuh dan disalib

www.darulfatwa.org.au 40
apabila ia membunuh korbannya. Tidak
melaksanakan apa yang telah dinadzarkan. Wishal
Bab IX
dalam berpuasa; yaitu berpuasa dua hari atau lebih
secara berturut–turut tanpa makan apapun.
Taubat
Menempati tempat duduk orang lain atau
mendesaknya dan sampai menyakitinya atau
mengambil giliran orang lain.

Wajib atas setiap mukallaf bertaubat dengan


segera atas dosa–dosa yang dilakukannya; yaitu
dengan menyesali perbuatan dosanya,
meninggalkannya dan bertekad untuk tidak
mengulanginya kembali. Bila dosa yang ia lakukan
adalah meninggalkan kewajiban maka segera ia
mengqadla kewajiban tersebut atau bila berkenaan
dengan hak sesama manusia maka segera ia
mengembalikannya atau meminta maaf dan direlakan
darinya.

www.darulfatwa.org.au 41
DAFTAR ISI 28. BAB III ZAKAT -43-
29. Hal-hal yang Wajib Dizakati -43-
30. Zakat Fitrah -46-
31. Golongan yang Berhak Mendapatkan Zakat -47-
32. BAB IV PUASA -48-
33. Kewajiban Berpuasa -48-
1. Muqaddimah -1- 34. Hari-hari yang Diharamkan Berpuasa -49-
2. BAB I POKOK-POKOK AQIDAH -3- 35. Kifarat Bagi Orang yang Membatalkan Puasanya Dengan
3. Makna Syahadat Pertama -3- Jima’ -49-
4. Makna Syahadat Kedua -7- 36. BAB V HAJI -50-
5. Wajib Memeluk Agama Islam -9- 37. Kewajiban Haji dan Umrah -50-
6. Riddah dan Pembagiannya -11- 38. Rukun-rukun Haji -50-
7. Kufur Keyakinan -12- 39. Hal-hal yang Diharamkan bagi Orang yang Sedang Ihram -51-
8. Kufur Perbuatan -13- 40. Wajib Haji -52-
9. Kufur Perkataan -13- 41. BAB VI MU’AMALAT -54-
10. Murtad dan Akibat Hukumnya -17- 42. Kewajiban Mengetahui Hukum-hukum Mu’amalat Bagi
11. Kewajiban Menjalankan Perintah dan Menjauhi Larangan -19 Mereka yang Hendak Melakukannya -55-
12. BAB II BERSUCI (THAHARAH) DAN SHALAT -21- 43. BAB VII RIBA -57-
13. Waktu-waktu Shalat -21- 44. Riba dan Macam-macamnya -57-
14. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak -23- 45. Kewajiban Memberi Nafkah -63-
15. Rukun-rukun Wudlu -23- 46. BAB VIII KEWAJIBAN-KEWAJIBAN HATI -64-
16. Hal-hal yang Membatalkan Wudlu -24- 47. Kewajiban-kewajiban Hati -64-
17. Istinjak -25- 48. Maksiat Badan -65-
18. Hadats Besar dan Cara Mensucikannya -26- 49. Maksiat Hati -65-
19. Syarat-syarat Bersuci -26- 50. Maksiat Perut -67-
20. Hal-hal yang Diharamkan Bagi Orang yang Tidak suci -28- 51. Maksiat Mata -68-
21. Syarat-syarat Shalat -29- 52. Maksiat Lidah -69-
22. Hal-hal yang Membatalkan Shalat -31- 53. Maksiat Telinga -72-
23. Syarat Diterimanya Shalat -32- 54. Maksiat Kedua Tangan -72-
24. Rukun-rukun Shalat -33- 55. Maksiat Farji -74-
25. Shalat Jama’ah dan Shalat Jum’at -36- 56. Maksiat Kaki -76-
26. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Shalat Berjama’ah - 57. Di antara Maksiat Badan -77-
38- 58. BAB IX TAUBAT -82-
27. Hukum Merawat Jenazah -40- 59. Daftar Isi -83-

www.darulfatwa.org.au 42

You might also like