You are on page 1of 15

MAKALAH

FENOMENA PERNIKAHAN USIA MUDA DI KALANGAN MAHASISWA

Disusun oleh: Minarti Anwarul Muna Ardisa Mita Purnaning Latifa Felani Kurniawati Yuli Subekti (11303241007) (11303241015) (11303241017) (11303241022) (11303241044)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2011
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyusun makalah ini dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Fenomena Pernikahan Usia Muda di Kalangan Mahasiswa. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam Program Studi Pendidikan Kimia. Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Hj. Mami Hajaroh, M. Si selaku Dosen Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam Program Studi Pendidikan Kimia yang membimbing kami dalam penyususnan makalah ini 2. Teman teman dari kelas Program Studi Pendidikan Kimia tahun ajaran 2011 / 2012 yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. 3. Pihak pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penysusunan makalah ini. Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 04 September 2011


2

Penyusun DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................................1 KATA PENGANTAR................................................................................................ 2 DAFTAR ISI................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4 Latar Belakang.............................................................................................................4 Ruang Lingkup Permasalahan......................................................................................4 Maksud dan Tujuan......................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6 Pengertian, Fungsi dan Dasar Pernikahan dalam Islam...............................................6
1.

Pengertian Pernikahan dalam Islam...........................................................6


2. Fungsi Pernikahan dalam Islam.......................................................................6

Tujuan, Motivasi dan Manfaat Pernikahan Usia Muda di kalangan Mahasiswa.........7


1.

Anjuran Menikah pada Usia Muda............................................................7


2. Tujuan dan Manfaat Menikah Usia Muda...................................................9

Dampak Pernikahan Usia Muda di Kalangan Mahasiswa...........................................10


1. 2.

Dampak Positif Pernikahan Usia Muda....................................................... Dampak Negatif Pernikahan Usia Muda.....................................................11 BAB III PENUTUP............................................................................................14 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 14

10

Saran.............................................................................................................................14 Daftar Pustaka..............................................................................................................15


3

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pernikahan usia muda atau yang lebih dikenal dengan sebutan penikahan dini merupakan salah satu permasalahan sosiologis yang klasik namun masih menimbulkan berbagi kontroversi dalam masyarakat. Dalam hal ini, usia muda yang dimaksudkan adalah usia yang sebenarnya sudah mampu untuk menikah namun masih tertunda dengan suatu hal, seperti kuliah. Dalam agama Islam, pernikahan merupakan sesuatu hal yang sangat dianjurkan. Allah SWT berfirman dalam Q. S. An Nuur ( 24 ) ayat 32 yang artinya : .Dan nikahkanlah orangorang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui. Namun demikian, pernikahan pada usia muda masih merupakan suatu yang dianggap aneh bahkan tabu bagi sebagian orang. Sebagian dari mereka menganggap bahwa menikah pada usia muda masih terlalu dini untuk dapat menyelami kehidupan rumah tangga yang penuh dengan permasalahan permasalan yang kompleks. Bahkan ada juga yang menganggap menikah di waktu muda selalu identik dengan married by accident ataupun sekedar untuk menutupi aib dari kesalahan seseorang. Untuk itu dalam makalah ini, akan dibahas lebih detail mengenai pengertian, dasar dan fungsi pernikahan dalam Islam yang mendukung pernikahan dalam usia muda khususnya mahasiswa serta manfaat pernikahan muda sangat dianjurkan dalam Islam.
B. Ruang Lingkup Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
4

1.

Apa pengertian, dasar dan fungsi pernikahan dalam Islam yang mendukung pernikahan usia muda khususnya di kalangan mahasiswa ?

2. Apa tujuan dan manfaat mengenai adanya pernikahan usia muda di

kalangan mahasiswa ?
3. Bagaimana dampak positif dan negatif serta pengaruh pernikahan

mahasiswa terhadap kuliah ?

C. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan disusunnya makalah ini adalah pembaca diharapkan dapat :
1. Mengetahui pengertian, fungsi dan dasar pernikahan usia muda di kalangan

mahasiswa 2. Mengetahui tujuan dan manfaat menikah dalam usia muda khususnya mahasiswa
3. Memahami dampak positif dan negatif menikah dalam usia muda serta

mampu menerapkan aplikasinya secara benar dalam kehidupan sehari hari

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian, Fungsi dan Dasar Pernikahan dalam Islam 1. Pengertian Pernikahan dalam Islam Pernikahan merupakan suatu ikatan yang terjadi antara laki laki dan perempuan yang disahkan sesuai dengan syariat agama Islam. Pernikahan merupakan fithrah manusia. Rasulullah SAW bersabda : Nikah adalah sunnahku. Barang siapa yang membenci sunnahku, bukanlah ia termasuk golonganku ( umatku ). ( HR. Bukhari dan Muslim ) Dari pengertian di atas, pernikahan merupakan sesuatu yang dianjurkan bahkan ditekankan untuk dilakukan. Bahkan Rasulluah SAW mengutamakan pemuda dan pemudi untuk merealisasikan ibadah ini. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk dan upaya mencegah terjadinya hal hal negatif yang mungkin muncul dari interaksi antara lawan jenis pada usia usia tersebut sehingga diperlukan suatu jalan agar terhindar dari hal hal yang mengarah ke perbuatan dosa. 2. Fungsi Pernikahan dalam Islam Agama Islam adalah agama yang fithrah dan manusia diciptakan Allah SWT sesuai dengan fithrahnya sebagai manusia. Allah memerintahkan kepada manusia agar bersikap selayaknya manusia dengan fthrahnya yang telah ditetapkan. Salah satu dari sekian banyak fithrah manusia adalah pernikahan. Untuk itu agama Islam sangat menganjurkan untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan). Apabila naluri ini tidak dipenuhi, maka dikhawatirkan akan menjerumus ke dalam hal hal yang sesat. Bermula dari hal tersebut, maka Islam menganjurkan menunaikan pernikahan sebagai suatu sarana untuk mencegah perbuatan perbuatan yang akan membawa manusia ke jurang kemaksiatan, seperti perzinaan. Perzinaan adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya dalam Q. S. Al Isra (17) ayat 32 sebagai berikut.
6

Artinya: "Janganlah kamu menghampiri zina sesungguhnya zina itu amat keji dan jalan yang sesat" Hadist Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu, bahwasanya ia berkata : ! , , , ; Artinya : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami:

Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mempunyai kemampuan (secara fisik dan harta), hendaknya ia menikah, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat meredam (syahwat) . (HR. Bukhori dan Muslim) Maka dari itu, menikah dapat berfungsi untuk mencegah diri kita dari perbuatan keji seperti perzinaan.

B. Tujuan, Motivasi dan Manfaat Pernikahan Usia Muda di kalangan

Mahasiswa
1. Anjuran untuk Menikah pada Usia Muda

Menurut psikologi, usia ideal untuk menikah adalah usia antara 19 sampai 25 tahun, sesuai dengan hadits yang diceritakan sahabat nabi yang bernama Ibnu Masud radhiyallahu anhu, Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mencapai baah, kawinlah. Karena sesungguhnya, pernikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata da menjaga kemaluan . Dan, barangsiapa belum melaksanakannya, hendaklah ia berpuasa karena
7

sesungguhnya puasa itu akan meredakan gejolak hasrat seksual. (HR Imam Yang Lima) Di dalam hadits ini Rasulullah menggunakan kata syabab. Syabab yang sering kita artikan sebagai pemuda ini adalah sesorang yang telah mencapai aqil baligh dan usianya belum mencapai tiga pluh tahun. Masa aqil baligh seharusnya telah dialami tiap-tiap orang pada usia sekitar 14-17 tahun dengan tanda-tanda telah mengalami mimpi basah (ihtilam). Walaupun untuk sekarang ini datangnya ihtilam seringkali tidak sejalan dengan berkembangnya kedewasaan berpikir. Sedangkan syarat sesorang sudah mencapai aqil baligh adalah adanya sifat rasyid atau kecendekiaan. Seseorang yang telah mempunyai sifat rasyid mapu memutuskan perkara dengan pertimbangan-pertimbangan yang sehat dan mendasar, dapat menimbang baik dan buruknya suatu keadaan, dapat memilih apa yang diprioritaskan, serta dapat bersikap mandiri. Salah satu tabda sesorang telah mencapai sifat rasyid adalah mampu untuk men-tasharuf-kan harta dengan baik. Salah satu hal yang menunjukkan seseorang sudah mencapai kedewasaan adalah manakala dia mampu untuk membelanjakan hartanya dengan baik, mengatu keuangan, dan memakai anggaran untuk jalan yang baik. Sebenarnya sifat rasyid ini sendiri masih perlu dipertanyakan. Apakah kita sudah memiliki sifat rasyid yang sempurna?. Di antara kita sebenarnya belum betul-betul mempunyai sifat rasyid yang memadai. Hal ini disebabkan karena kita tidak dididik untuk dewasa semenjak dini. Namun, kita tidak bisa begitu saja menyalahkan pendidikan, karena proses kedewasaan itu sendiri bisa diperoleh jika ada kemauan. Jika kita bertanya pada seorang pemuda atau pemudi mengapa mereka belum menikah juga, maka jawabannya adalah karena sedang kuliah, takut terkekang, dan belum mandiri. Sebenarnya hal tersebut tergantung diri kita sendiri, apakah kita sudah memiliki kemauan dan niat untuk berubah. Kita harus bersikap proaktif dalam upaya untuk mendewasakan diri dengan belajar berpikir dewasa dan melatih kemandirian baik sikap maupun ekonomi, jangan sematamata mengandalkan sumbangan dari orang tua. Jika niat dan kemauan sudah ada, kita akan segera mencapai taraf di mana kita sudah mampu untuk bertanggung jawab penuh terhadap diri kita sendiri. Jika ciri-ciri kedewasaan sudah kita miliki dan dorongan untuk dekat dengan lawan jenis telah menguasai hati, maka kita termasuk dari golongan ya masyarasyi syabaab. . .. Namun jika keduanya
8

belum terdapat pada diri kita, maka kita belum termasuk golongan yang dianjurkan untuk menikah meskipun usia kita sudah mendekati kepala tiga. Seebenarnya yang menjadi patokan untuk menikah bukanlah usia, melainkan apakah kita termasuk wajib, sunah, mubah, atau haram, namun bagi mereka yang aqil baligh dan belum mencapai tiga puluh tahun sangat dianjurkan untuk menikah karena banyak sekali kebaikan yang akan didapat dari sini. 2. Tujuan dan Manfaat Menikah Usia Muda Menikah sudah tentu menjadi tujuan semua orang karena ini sudah merupakan fitrah manusia. Menyukai lawan jenis dan kemudian menikah adalah hal yang wajar dan memang merupakan fitrah manusia. Usia muda sangatlah rentan terjerumus dalam perbuatan zina, maka pernikahan usia muda juga dapat menjadi tujuan kita agar terhindar dari perbuatan zina. Dengan adanya pernikahan, maka ikatan kita menjadi halal bahka akan mendapat pahala dan dinilai ibadah jika hubungan antar pasangan selalu harmonis. Jika pernikahan digunakan sebagai upaya untuk mencari kebahagiaan, biasanya pernikahan justru lebih rentan karena timbulnya ketidakpuasan di dalm rumah tangga. Yang paling penting dalam pernikahan justru barakah. Sebuah kata yang sering didengar namun tidak dimengerti artinya. Mendoakan pengantin baru agar pernikahannya bahagia dan mempunyai banyak anak adalh dilarang (makruh). Sebaliknya Sebaliknya, sunnah bagi kita mendo'akan saudara kita yang menikah dengan do'a barakah. Mudah-mudahan pernikahan itu barakah bagi pengantinnya dan barakah atas pengantin-nya, yakni barakah pernikahan tersebut juga terasakan oleh orangorang di sekelilingnya, karena menikah itu sendiri sebenarnya adalah ibadah dan dilakukan semata-mata mengharap ridha Allah swt. Sebuah rumah tangga merupakan ladang amal dan pahala dan banyak sekali manfaatnya. Salah satu manfaat kita menikah muda adalah selalu terjaga fajr (kemaluan) dari perbuatan zina, dapat melahirkan perasaan tentram, dan segera mendapatkan keturunan. Selain itu, berdasarkan sebuah studi ilmiah orang-orang yang menikah cenderung lebih sehat dibandingkan orang yang hidup tanpa pasangan seperti meningkatnya stamina, bertambahnya imunitas, dan pemulihan kesehatannya lebih mudah. Hal ini dikarenakan proses-proses faali tubuh karena meningkatnya kebahagiaan membuat kita memiliki daya tahan yang lebih baik. Selain itu, menikah akan membuat kita lebih semangat untuk melejitkan potensi diri. Hal ini didasarkan
9

sebuah teori dari Abraham H. Maslow yaitu teori hierarki kebutuhan manusia. Secara sederhana, teori ini mengatakan bahwa untuk mencapai kebutuhan puncak, manusia harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada dibawahnya. Kebutuhan paling dasar pada manusia adalah kebutuhan biologis seperti makan, minum, istirahat dan seks, setelah kebutuhan dasar terpenuhi maka manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan berikutnya yaitu kebutuhan fisiologis tentang kebutuhan akan rasa aman, di atas kebutuhan tersebut ada kebutuhan tentang belongings and love needs atau kebutuhan tentang rasa memiliki dan cinta yaitu kebutuha untuk bersatu dengan orang lain, diterima dan memiliki sesorang yang khusus sifatnya. Jika kebutuhan ini terpenuhi maka kebutuhan akan harga diri (esteem needs) juga akan meningkat. Sesungguhnya harga diri bersumber dari penjagaan diri atau iffah. Kita menjaga diri kita dari merengek di depan manusia, kita menahan diri dari meminta belas kasihan orang tua maupun mertua, kita menghindari diri dari sifat tamak dan mengharap bantuan orang lain. Seseorang yang memiliki komitmen yang kuat akan memiliki selfreinforcing atau penguatan diri yang besar. Yang dimaksud reinforcement adalah segala sesuatu yang menjadikan kita tidak puas dan selanjutnya lebih bersemangat dalam mengerjakan sesuatu.

C. Dampak Pernikahan Usia Muda di kalangan Mahasiswa 1. Dampak positif Pernikahan Usia Muda Pernikahan pada sejatinya merupakan sebuah ritual yang sakral. Setiap orang yang menikah pasti akan diselimuti rasa bahagia dan mempunyai harapan agar pernikahan tersebut terjadi seumur hidup. Sekali dan seumur hidup adalah alasan kuat untuk menikah di usia yang benar-benar matang dan siap agar tidak menyesal di kemudian hari. Namun bukan berarti menikah muda tidak mempunyai dampak positif dan tidak memberikan kebahagiaan. Salah satunya adalah terhindar dari seks bebas yang saat ini sedang marak di kalangan pelajar maupun mahasiswa. Seks bebas merupakan virus yang mulai menjangkiti pergaulan masyarakat Indonesia. Pergaulan ini diadaptasi dari budaya barat dan mulai diadaptasi kalangan remaja dan dewasa. Usia remaja memang sangat rentan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang berbau seks karena terjadinya
10

perkembangan

hormonal yang tidak terkontrol. Pernikahan dini dapat

meminimalisir tindakan-tindakan negatif tersebut. Tentunya keturunan merupakan salah satu tujuan pernikahan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh generasi penerus keluarga. Dengan pernikahan dini kita dapat memiliki keturunan dengan usia yang tidak terlampau jauh, sehingga kita bisa melihat anak kita tumbuh dan berkembang menuju dewasa, sehingga kesempatan kita untuk memiliki cucu jauh lebih besar bahkan dalam usia yang tidak terlalu tua. Dampak positif yang lain adalah memupuk cinta atau melewati masa pacaran dalam ikatan rumah tangga, sehingga hubungan tetap terjaga untuk selalu harmonis dan langgeng. Suatu daya tarik yang besar mengenai perkawinan adalah persepsi seseorang bahwa kehidupan berumah tangga merupakan perpanjangan yang romantis dari hubungan sesama muda-mudi saat masih pacaran. Allah berfirman dalam Q. S. An Nuur (24) ayat 32 :

.Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui. 2. Dampak negatif serta Bentuk Penyimpangan Pernikahan di Kalangan Mahasiswa Bagaimanapun, usia muda merupakan fase yang sangat labil dimana sesorang masih belum bisa mengendalikan emosi sehingga rentan terhadap pertengkaran-pertengkaran yang berujung perceraian karena setiap masalah dihadapi dengan emosi dan saling menyalahkan. Dilihat dari sisi kesehatannya sangat kurang baik untuk alat alat reproduksi manusia itu sendiri dan lebih rentan mengalami gangguan seksual. Di lain pihak masalah mendapatkan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi sangat menjadi sebab utama
11

keretakan hubungan sebuah keluarga, sangat berbeda dari remaja lain yang belum mengambil keputusan untuk menikah. Secara otomatis, terdapat beberapa hal yang harus disesuaikan oleh remaja yang sudah menikah, karena peran baru yang baru disandangnya yaitu sebagai seorang suami atau istri. Bagi remaja putra yang menikah muda, karena dengan keadaan kondisinya maka, ada pula remaja yang belum mandiri. Remaja putra masih suka menggantungkan dirinya pada orangtuanya dan orang - orang sekitarnya. Kondisi tersebut menjadikan remaja putra harus menyesuaikan diri untuk mandiri dan tidak terlalu menggantungkan diri dengan orangtua, namun lebih kepada pasangannya sendiri. Selain itu jika seseorang melakukan pernikahan di usia perkuliahan, maka dirinya harus tetap menghidupi keluarga dan mencari pekerjaan dalam usia yang masih muda dan dituntut untuk mandiri. Hal ini menyebabkan kurangnya konsentrasi dalam menuntut ilmu sehingga dapat terjadi kemungkinan perkuliahan akan terbengkalai. Dampak yang lebih luas lagi adalah penyalahgunaan terhadap pernikahan itu sendiri seperti yang sedang marak di era modern ini adalah nikah mutah atau biasa yang disebut kawin kontrak. Secara istilah mutah berarti seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan memberikan sejumlah harta tertentu dalam waktu tertentu, pernikahan ini akan berakhir sesuai dengan batas waktu yang telah di tentukan tanpa talak serta tanpa kewajiban memberi nafkah atau tempat tinggal dan tanpa adanya saling mewarisi antara keduanya meninggal sebelum berakhirnya masa nikah mutah itu. Nikah mutah itu sendiri hukumnya haram karena pernikahan dilaksanakan dengan tujuan talak. Lebih lanjut lagi, pernikahan ini disalahgunakan sebagai ladang porstitusi. Adapun yang seringkali terjadi dan sudah bukan rahasia umum lagi adalah adanya para pezina dari negera lain yang datang ke Indonesia semata-mata untuk mencari pekerja seks profesional, namun dalam kedok pernikahan. Ironisnya, kedua belah pihak sudah sama-sama tahu bahwa pernikahan itu sekedar menghalalkan hubungan seksual di antara mereka dalam jangka waktu tertentu dengan harga yang mereka negosiasikan. Tanpa harus disebutkan, baik calon istri, wali maupun laki-laki pezina itu sudah tahu akad kontrak apa yang mereka sepakati. Pada semua itu bukan sekedar nikah dengan niat talak, melainkan kawin kontrak alias zina.

12

Selain itu, nikah siri dan poligami juga sering disalahgunakan oleh pelakunya. Hal ini disebabkan karena nikah siri dan poligami sah secara agama. Sehingga Negara tidak bisa mengintervensi kaidah-kaidah agama dalam perkawinan. Contoh penyalahgunaannya adalah perdagangan perempuan dan prostitusi. Bahkan ada yang beranggapan bahwa dengan adanya larangan nikah siri maka perzinaan dan seks bebas akan semakin marak. Tentu saja hal ini merupakna pendapat yang salah karena secara tidak langsung mereka mengatakan bahwa nikah siri sebagai bentuk seks bebas yang dilegalkan agama.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
13

Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pernikahan adalah suatu bentuk ibadah kepada Allah yang sesuai dengan fithrah manusia yang Rasulullah SAW menganjurkan bahkan lebih cenderung mewajibkan khususnya bagi pemuda yang telah matang untuk menikah. Hal tersebut dikarenakan manfaat dan tujuan menikah sebenarnya adalah jalan untuk mencapai kesempurnaan agama. Namun pada kenyataannya, pernikahan usia banyak disimpangkan dari jalur jalur yang semestinya, sehingga pernikahan usia muda lebih mendapat sorotan negatif dari masyarakat awam.

B. Saran Dalam makalah ini, kami selaku penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Adapun saran yang kami dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut.
1. Masih

diperlukan pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai

permasalahan pernikahan usia muda di kalangan mahasiswa 2. Pernikahan usia muda sebenarnya merupakan ibadah yang suci kepada Allah SWT yang penuh dengan masalah yang lebih kompleks sehingga diperlukan wawasan yang luas untuk dapat membahass masalah ini lebih dalam lagi.

14

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Gulman.2007.Pendidikan Anak dalam Islam 1.Jakarta:Pustaka Amani. Akhmad Muzaimin Azzet.2004.Jangan Takut Menikah! Episode menikmati Cinta.Yogyayakarta:Teras Buku Kita. Muhammad Fauzil Adhim.2002.Indahnya Pernikahan Dini.Jakarta:Gema Insani. M. Quraisy Syihab.2007.Pengantin Al-Quran:Kalung Permata buat AnakAnakku.Tangerang:Lentera Hati. .2006.Al-Hikmah Al-Quran dan Terjemahannya.Bandung:Diponegoro.

15

You might also like