You are on page 1of 10

ADAB BERPAKAIAN DAN ADAB BERTAMU MENURUT AJARAN ISLAM 1. Adab berpakaian adalah sebagai berikut : 1.

Pakaian harus menutupi aurat. 2. Pakaian harus bersih dan rapi 3. Untuk laki-laki, agar memakai pakaian yang panjang sampai menutupi aurat 4. Sedangkan wanita, harus menggunakan pakaian yang menutupi anggota tubuhnya keculai wajah dan kedua telapak tangan 5. Para lelaki muslim, haram hukumnya menggunakan sutra dan emas. oleh karena itu, dilarang bagi lelaki muslim untuk menggunakan barang-barang diatas.sebagaimana sabda Rasulullah bersabda: Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram atas lelaki ummatku. (H.R.Abu Daud) 6. Dalam islam tidak diperkenankan lelaki memakai pakaian wanita dan sebaliknya. karena hal ini dapat menyebabkan "tassabuh" 7. Dalam ajaran islam, hukumnya sunat memakai pakaian dengan diawali bagian kanan 8. Tidak diperkenankan memakai pakaian yang mewah 9. Lebih mengutamakan pakaian yang berwarna putih 10. Hendaklah berpakaian yang rapi dan sopan

 FUNGSI PAKAIAN

Dari sekian banyak ayat Al-Quran yang berbicara tentan pakaian, dapat ditemukan paling tidak ada empat fungsi pakaian. Al-Quran surat Al-A'raf (7): 26 menjelaskan dua fungsi pakaian: Wahai putra putri Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu pakaian yang menutup auratmu dan juga (pakaian) bulu (untuk menjadi perhiasan), dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Ayat ini setidaknya menjelaskan dua fungsi pakaian, yaitu penutup aurat dan perhiasan. Sebagian ulama bahkan menyatakan bahwa ayat di atas berbicara tentang fungsi ketiga pakaian, yaitu fungsi takwa, dalam arti pakaian dapat menghindarkan seseorang terjerumus ke dalam bencana dan kesulitan, baik bencana duniawi maupun ukhrawi. Syaikh Muhammad Thahir bin 'Asyur menjelaskan jalan pikiran ulama yang berpendapat demikian. Ia menulis dalam tafsirnya tentang ayat tersebut:
1. Libasut taqwa dibaca oleh Imam Nafi' ibnu Amir, 2. Al-Kisa'i, dan Abu Ja'far dengan nashab (dibaca libasa 3. sehingga kedudukannya sebagai objek penderita). Ini 4. berarti sama dengan pakaian-pakaian lain yang 5. diciptakan, dan tentunya pakaian ini tidak berbentuk 6. abstrak, melainkan nyata. Takwa yang dimaksud di sini 7. adalah pemeliharaan, sehingga yang dimaksud dengannya 8. adalah pakaian berupa perisai yang digunakan dalam 9. peperangan untuk memelihara dan menghindarkan 10. pemakainya dari luka dan bencana lain.

Ada juga yang membaca libasu at-taqwa, sehingga kata tersebut tidak berkedudukan sebagai objek penderita. Ketika itu, salah satu makna yang dikandungnya adalah adanya pakaian batin yang dapat menghindarkan seseorang dari bencana duniawi dan ukhrawi. Betapapun, ditemukan ayat lain yang menjelaskan fungsi ketiga pakaian, yakni fungsi pemeliharaan terhadap bencana, dan dari sengatan panas dan dingin, Dia (Allah) menjadikan untuk kamu pakaian yang memelihara kamu dari sengatan panas (dan dingin), serta pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan... (QS Al-Nahl [16]: 81).

2. Tata Krama Berhias Pada hakikatnya Islam mencintai keindahan selama keindahan tersebut masih berada dalam batasan yang wajar dan tidak bertentangan dengan normanorma agama. Beberapa ketentuan agama dalam masalah berhias ini antara lain sebagai berikut: a. Laki-laki dilarang memakai cincin emas Sebagaimana larangan yang ditujukan oleh Rasulullah SAW terhadap Ali r.a a. Jangan bertato dan mengikir gigi Pada zaman jahiliyah banyak wanita Arab yang menato sebagian besar tubuhnya, muka dan tangannya dengan warna biru dalam bentuk ukiran. Pada zaman sekarang ini (khususnya di lingkungan masyrakat kita) bertato banyak dilakukan oleh kaum lelaki. Dengan bertato ini, mereka merasa mempunyai kelebihan dari orang lain. Adapun yang dimaksud dengan mengikir gigi ialah memendekkan dan merapikan gigi. Mengikir gigi banyak dilakukan oleh kaum perempuan dengan maksud agar tampak rapi dan cantik. Rasulullah SAW bersabda;

( ) Artinya: Rasulullah SAW melaknat perempuan yang menato dan yang minta ditato, yang mengikir gigi dan yang minta dikikir giginya. (HR At Thabrani) a. Jangan menyambung rambut Selain hadits yang tersebut didepan (dalam hal menyambung rambut) terdapat pula riwayat sebagai berikut:

:
( ) Artinya: Seorang perempuan bertanya kepada nabi SAW: Ya Rasulullah, sesunguhnya anak saya tertimpa suatu penyakit sehingga rontok rambutnya, dan saya ingin menikahkan dia. Apakah boleh saya menyambung rambutnya?. Rasulullah menjawab: Allah melaknat perempuan yang melaknat perempuan yang melaknat rambutnya. (HR Bukhari) a. Jangan berlebih-lebihan dalam berhias Berlebih lebihan ialah melewati datas yang wajar dalam menikmati yang halal. Berhias secara berlebih-lebiha cenderung kepada sombong dan bermegahmegahan yang sangat tercela dalam Islam. Setipa muslim dan muslimat harus dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan kesombongan, baik dalam berpakaian maupun dalam berhias bentuk yang lain. Memoles wajah dengan bahan make-up terlampau banyak serta menggunakan perhiasan emas pada leher, kedua tangan dan kedua kaki secara mencolok termasuk berlebihlebihan. Perbuatan yang demikian itu tidak lain adalah bermaksud untuk menarik perhatian pihak lain, terutama lawan jenisnya. Apabila yang dimaksudkan adalah untuk menarik perhatian suaminya maka hal itu baik untuk dilakukan. Akan

tetapi, apabila yang dimaksud itu semua orang (selain suami) maka hal itu termasuk perbuatan yang dialranga dalam Islam. Selain menjurus kepada sikap sombong, berlebih-lebihan termasuk perbuatan tabzir, sedangkan tabzir dilarang oleh Allah SWT. (lihat al-quran onlines di google) Artinya: 26) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. 27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al Isra : 2627)

3. Adab bepergian dalam islam Bepergian suatu hal yang tak dapat dihindari oleh setiap manusia. Baik bepergian untuk mencari rizki, silaturrahim pada keluarga, atau ibadah haji dan umroh. Agar bepergian kita lebih bermana dan memiliki pahala yang mulia di sisi Allah swt, maka kita dianjurkan melakukan adab-adabnya, yaitu: Pertama: Istikharah. Sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang akan bepergian, terutama untuk haji atau umrah, melakukan Istikharah. Doa yang paling utama dibaca dalam Istikharah adalah:

Astakhrullha bi rahmatihi khiyaratan f fiyatin. Aku memohon pilihan kepada Allah dengan rahmat-Nya pilihan dalam keselamatan. dibaca 3 kali, 7 kali, 10 kali, 50 kali, 70, atau 100 kali. Kedua: Memilih Waktu. Waktu yang baik untuk bepergian: hari Sabtu, Selasa, atau Kamis. Hari yang tidak baik untuk bepergian: Hari Senin,Rabu, dan hari Jumat sebelum shalat Jumat. Demikian juga tidak baik untuk bepergian pada tanggal: 3, 4, dan 5 bulan Hijriyah. Jika terpaksa harus melakukan bepergian pada hari-hari atau tanggal yang tidak baik atau naas itu, maka hendaknya bersedekah dan membaca Surat Fatihah, Surat Falaq dan An-Nas, ayat Kursi, Surat Al-Qadar, dan Surat AliImran dari kalimat: Inna fi khalqis samawati wal ardhi, hingga akhir Surat. Ketiga: Washiyat. Dianjurkan untuk setiap orang yang akan bepergian, terutama untuk haji, agar menyampaikan wasiat kepada keluarganya. Wasiat itu bisa berkenaan dengan urusan yang harus dilakukan, kewajiban, atau utang piutang. Ia juga dapat menyampaikan amanat yang harus dilakukan oleh anggota keluarganya. Keempat: Pemberitahuan. Nabi saw bersabda: Apabila seorang muslim akan bepergian, ia harus memberitahukan saudara-saudaranya. Begitu pula wajib bagi saudara-saudaranya menemui ketika ia kembali. Kelima: Bersedekah. Hendaknya bersedekah sebelum bepergian untuk memperoleh keselamatan dan bersedekah lagi ketika kembali sebagai ungkapan syukur. Setelah bersedekah ucapkan doa ini:

.
Allhumma inn isytaraytu bi hdzi-hish shadaqati salmat wa salmata safar wam ma, Allhumma wahfazhn wahfazh m ma wa sallimn wa sallim m ma wa ballighn wa balligh m ma bi baghikal hasanil jaml. Ya Allah, aku membeli dengan sedekah ini keselamatanku dan keselamatan perjalananku dan apa saja yang bersamaku. Selamatkan aku dan selamatkan yang bersamaku. Sampaikan aku dan yang bersamaku dengan cara penyampaianmu yang indah dan baik. Keenam: Mandi sunnah dan lakukan shalat Safar dua rakaat. Rakaat pertama, setelah Al-Fatihah baca Surat Al-Ikhlash. Rakaat kedua setelah Al- Fatihah baca Surat Al-Qadar. Setelah shalat, sujudlah lalu baca doa berikut (100 kali):

Astakhrullha bi-rahmatihi khiyara-tan f fiyatin.

Aku memohon pilihan kepada Allah dengan rahmat-Nya pilihan dalam keselamatan. Kemudian membaca: Ayat Kursi, tahmid, dan shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya. Kemudian membaca doa ini:

Allhumma inn astauwdi`uka nafs wa ahl wa ml wa dzurriyyat wa dun-yya wa khirat wa amnat wa khtimata a`mal. Ya Allah, aku titipkan kepadamu diriku, keluargaku, hartaku, keturunanku, duniaku dan hartaku, amanatku, dan penutup amalku. Baca juga Surat Al-Fatihah, Al-Falaq, Al-Nas, AL-Qadar, ayat kursi dan akhir surat Ali-Imran dimulai dari Inna fi Khalqis samawati wal ardhi . Ketujuh: Ketika keluar rumah bacalah: Tasbih Az-Zahra, Surat Fatihah, ayat Kursi, kemudian baca doa ini:

.
Allhumma ilayka wajjahtu wajh, wa alayka khallaftu ahl wa mli wam khawwaltan, wa qad wa-tsiqtu bika fal tukhayyibn y man l yukhayyibu man ardahu wal yudhayyiu man hafizhahu. Allhumma shalli `al Muhammadin wa lihi wahfazhn fm ghibtu`anhu wal takiln ilnafs y Arhamar rhimn. Ya Allah, kepada-Mu kuhadapkan wajahku; kepada-Mu kutinggalkan keluargaku, hartaku, dan apa yang telah Kau anugerahkan kepadaku. Sungguh aku mempercayai-Mu, maka jangan kecewakan aku wahai Yang Tidak Mengecewakan orang yang berkendak kepada-Nya, dan Yang Tidak Menyia-nyiakan orang yang dipelihara-Nya. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan peliharalah aku selama pepergianku serta jangan serahkan aku kepada diriku wahai Yang Mahakasih dari segala yang mengasihi. Kedelapan: Ketika mengendarai kendaraan, bacalah doa berikut ini:

Subhnalladz sakhkhara lan hdz wam kunn lahu muqrinn. Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. (Az-Zukhruf: 13). Kemudian membaca zikir ini:

Subhnallh wal-hamdulillh wa l ilha illh Kesembilan: Sepanjang perjalanan (kitab Mafatihul Jinan, bab 2, halaman 303) Wassalam perbanyaklah Zikir

DOA KETIKA BERCERMIN

AL_HAMDU LILLAH, Segala puji hanya milik Alloh

ALLOHUMMA KAMAA _HASSANTA KHOLQI Ya Alloh, sebagaimana Engkau memberiku rupa yang baik.

.
FA_HASSIN KHULUQI. maka jadikanlah padaku akhlaq yang baik (HR. Ibnu As-Sunni) 2 70 AL-ADZKAAR AN-NAWAWY Halaman 270

4. Adab Bertamu secara Islam


Dalam kehidupan sehari-hari, dapat dipastikan bahwa seorang manusia tidak dapat hidup seorang diri, sekaya dan secukup apapun, pastilah seorang manusia membutuhkan pertolongan dan bantuan orang lain. Dari rasa saling membutuhkan inilah timbul jalinan persaudaraan atau ukhuwah, pertemanan, dll. Dan setiap kegiatan sosialisasi tentunya ada kegiatan saling berkunjung baik ke rumah kerabat maupun menghadiri undangan walimahan kerabat, dll. Hal inilah yang membuat saya berpikir lebih lanjut, bagaimana sih adab bertamu ke rumah kerabat atau memenuhi undangannya secara Islam. Bagaimana secara Islam sikap yang seharusnya dalam memuliakan tamu dan menjadi tuan rumah, saya menemukan beberapa artikel di Internet yang akan saya copy paste disini. Semoga membantu dan menjadi pelajaran bagi kita semua dan terutama diri saya sendiri. Insya Allah Amiin Adab bertamu bagi Tamu: 1. Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat darinya kecuali ada udzur/halangan, karena hadits Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam mengatakan: Barangsiapa yang diundang kepada walimah atau yang serupa, hendaklah ia memenuhinya . (HR. Muslim) 2. Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang faqir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaannya. Ini berarti Islam secara NYATA mengajarkan bahwa tidak ada perbedaan manusia, kecuali dalam hal takwa.Apabila kita sedang berpuasa sekalipun, diharapkan hadir. Ada hadits yang bersumber dari Jabir Radhiallaahu anhu menyebutkan bahwasanya Rasululloh SAW bersabda: Barangsiapa yang diundang untuk jamuan sedangkan ia berpuasa, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia suka makanlah dan jika tidak, tidaklah mengapa. (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh AlAlbani). 3. Jangan terlalu lama menunggu di saat bertamu karena ini memberatkan yang punya rumah juga jangan tergesa-gesa datang karena membuat yang punya rumah kaget sebelum semuanya siap. Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu. 4. Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah. 5. Hendaknya mendo`akan untuk orang yang mengundangnya seusai menyantap hidangannya. Ya Allah, ampunilah mereka, belas kasihilah mereka, berkahilah bagi mereka apa yang telah Engkau karunia-kan kepada mereka. Ya Allah, berilah makan orang yang telah memberi kami makan, dan berilah minum orang yang memberi kami minum . 6. Tidak Mengintai Ke Dalam Bilik. Jika kita hendak bertamu dan telah sampai di halaman rumah, tidak diizinkan mengintip melalui jendela atau bilik, walaupun tujuannya ingin mengetahui penghuninya ada atau tidak. 7. Tidak Masuk Rumah Walaupun Terbuka Pintunya. Dari ayat 27 An Nuur, sebagaimana telah ditulis di atas, kita baru boleh masuk rumah orang lain harus mendapatkan izin dari pemilik rumah. 8. Minta Izin Maksimal Tiga Kali. Tamu yang hendak masuk di (halaman) rumah orang lain jika telah meminta izin tiga kali, tidak ada yang menjawab atau tidak diizinkan, hendaknya pergi. Dari Abu Sa id Al-Khudri ia berkata, Abu Musa telah meminta izin tiga kali kepada Umar untuk memasuki rumahnya, tetapi tidak ada yang menjawab, lalu dia pergi, maka sahabat Umar menemuinya dan bertanya, Mengapa kamu kembali? Dia menjawab, Saya mendengar Rasululloh bersabda, Barangsiapa meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan, maka hendaklah kembali. 9. Tidak Menghadap Ke Arah Pintu Masuk. Ketika tamu tiba di depan rumah, hendaknya tidak menghadap ke arah pintu. Tetapi hendaknya dia berdiri di sebelah pintu, baik di kanan maupun di sebelah kiri. Hal ini dicontohkan Rasululloh SAW.Dari Abdulloh bin Bisyer ia berkata, Adalah Rasululloh SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau

tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan Assalamu alaikum assalamu alaikum 10. Hendaknya Menyebut Nama Yang Jelas. Ketika tuan rumah menanyakan nama, tamu tidak boleh menjawab dengan jawaban Saya atau jawaban yang tidak jelas. Karena tujuan tuan rumah bertanya adalah ingin tahu siapa tamu yang mengunjunginya dan untuk menentukan sikap apakah tamu tersebut boleh masuk atau tidak. Adab menerima tamu bagi Tuan Rumah: 1. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan/melupakan orang-orang fakir. Rasululloh SAW bersabda: Seburuk-buruk makanan adalah makanan pengantinan (walimah), karena yang diundang hanya orangorang kaya tanpa orang-orang faqir. (Muttafaq alaih). 2. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan berbangga-bangga dan berfoya-foya, akan tetapi niat untuk mengikuti sunnah Rasululloh SAW dan membahagiakan teman-teman sahabat, ataupun syukuran dalam rangka bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. 3. Tidak memaksakan diri untuk mengundang tamu. Di dalam hadits Anas Radhiallaahu anhu ia menuturkan: Pada suatu ketika kami ada di sisi Umar, maka ia berkata: Kami dilarang memaksa diri (membuat diri sendiri repot). (HR. Al-Bukhari) 4. Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan. 5. Jangan menampakkan kejemuan/kebosanan terhadap tamu, tetapi tunjukkanlah kegembiraan dengan kahadiran tamu tersebut. 6. Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya. 7. Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat makanan (hidangan) sebelum tamu selesai menikmati jamuan. 8. Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.

You might also like