You are on page 1of 15

POLY LACTIDE ACID

(Bahan Pembuatan Plastik Biodegradable)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Polimer

Disusun oleh : Eka Kumalasari Richa Dwi P Riskha Oktirisa Vincentia Dyah S Lilis Sobakhah Rahmatina Amalia Dian Sofi A (0810920031) (0810920061) (0810920063) (0810920065) (0810923017) (0810923021) (0810923041)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi pengemasan juga berkembang dengan pesat. Plastik merupakan bahan kemasan yang paling populer dan sangat luas penggunaannya. Akan tetapi, bahan kemasan ini menimbulkan permasalahan cukup serius. Polimer plastik yang tidak mudah terurai secara alami mengakibatkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Kondisi demikian menyebabkan bahan kemasan plastik tidak dapat dipertahankan penggunaannya secara meluas. Selain itu, plastik dalam proses pembuatannya menggunakan minyak bumi, yang ketersediaannya semakin berkurang dan sulit untuk diperbaharui (non-renewable). Salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah dengan membuat plastik dari polimer biodegradabel. Polimer biodegradabel terdiri dari dua jenis, yaitu alami dan sintetik. Polimer biodegradabel sintetik telah dihasilkan dan dikembangkan dari penelitian yang ekstensif, misalnya poliester alifatik memiliki rantai utama yang dapat dihidrolisis (Amass et al.1998). Salah satu poliester alifatik adalah poli(asam laktat) (PLA), mempunyai waktu degradasi lebih cepat sekitar 1216 bulan. PLA dalam bentuk L-PLA memiliki laju degradasi yang relatif lambat dikarenakan strukturnya yang kristalin. PLA adalah salah satu jenis plastik yang terbuat dari sumber biomassa terbarukan, seperti minyak nabati, pati jagung, pati kacang polong. PLA mempunyai sifat biodegradabel, artinya PLA dapat terdegradasi secara alami oleh panas, cahaya, bakteri, maupun oleh proses hidrolisis. Perkiraan waktu degradasi PDLLA adalah 1216 bulan (Demsey et al.2003). Selain itu, PLA juga mempunyai sifat biokompatibel, artinya cocok berada dalam tubuh tanpa menimbulkan efek yang berbahaya. Plastik biodegradable adalah polimer yang dapat berubah menjadi biomassa, H2O, CO2 dan atau CH4 melalui tahapan depolimerisasi dan mineralisasi. Depolimerisasi terjadi karena kerja enzim ekstraseluler (terdiri atas endo dan ekso enzim). Endo enzim memutus ikatan internal pada rantai utama polimer secara acak, dan ekso enzim memutus unit monomer pada rantai utama secara berurutan. Bagian-bagian oligomer yang terbentuk dipindahkan ke dalam sel dan menjadi mineralisasi. Proses mineralisasi membentuk CO2, CH4, N2, air, garam-garam, mineral dan biomassa. Definisi polimer biodegradable dan hasil akhir yang terbentuk dapat beragam bergantung pada polimer, organisme, dan lingkungan (Kaplan et al, 1993 dalam Hartoto et al, 2005). 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bahaya plastik konvensional? 2. Apakah keuntungan dan kelemahan dari poli asam laktat? 3. Bagaimana Sintesis polimer asam laktat? 4. Bagaimana Proses degradasi asam laktat? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui bahaya plastik konvensional 2. Mengetahui keuntungan dan kelemahan dari poli asam laktat 3. Mengetahui cara sintesis polimer asam laktat 4. Mengetahui proses degradasi asam laktat

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Bahaya Plastik Bahan dasar plastik adalah phthalate ester, di(ethylhexyl) phthalate (DEHP) yang bersifat stabil, sukar diuraikan oleh mikroorganisme sehingga kita terus-menerus memerlukan area untuk pembuangan sampah. Pada makanan yang dikemas dalam bungkus plastik, adanya migrasi zat-zat monomer dari bahan plastik ke dalam makanan, terutama jika makanan tersebut tak cocok dengan kemasan atau wadah penyimpannya yang tidak mungkin dapat dicegah 100% (terutama jika plastik yang digunakan tak cocok dengan jenis makanannya). Plastik mudah terbakar, ancaman terjadinya kebakaran pun semakin meningkat. Asap hasil pembakaran bahan plastik sangat berbahaya karena mengandung gas-gas beracun seperti hidrogen sianida (HCN) dan karbon monoksida (CO). Hidrogen sianida berasal dari polimer berbahan dasar akrilonitril, sedangkan karbon monoksida sebagai hasil pembakaran tidak sempurna. Hal inilah yang menyebabkan sampah plastik sebagai salah satu penyebab pencemaran udara dan mengakibatkan efek jangka panjang berupa pemanasan secara global pada atmosfer bumi. Sampah plastik yang berada dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme menyebabkan mineral-mineral dalam tanah baik organik maupun anorganik semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya fauna tanah, seperti cacing dan mikorganisme tanah, yang hidup pada area tanah tersebut, dikarenakan sulitnya untuk memperoleh makanan dan berlindung. Selain itu kadar O2 dalam tanah semakin sedikit, sehingga fauna tanah sulit untuk bernafas dan akhirnya mati. Berikut ini adalah bahaya lain yang ditimbulkan dari plastic konvensional :
1. Plastik biasanya mengandung berbagai zat aditif seperti bahan pengisi, penstabil,

pelunak, agen penguat, pewarna, dan sebagainya. Baik senyawa organik dan anorganik yang ditambahkan ke plastik untuk memperbaiki dan memodifikasi sifat-sifat mereka, dalam banyak kasus terdapat plastik yang mengandung logam berat. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika, plastik menghasilkan sekitar 28% dari semua limbah kadmium (Cd) dan sekitar 2% menghasilkan timbal (Pb).
2. Plastik menyebabkan efek visual yang cukup besar karena sifatnya yang ringan pada

tempat pembuangan sampah daripada bahan lainnya. Demikian pula, bobot yang ringan dari plastik menyebabkan keterbatasan pada daur ulang limbah plastik, karena jumlah

limbah dan biaya transportasi yang meningkat. Jadi, untuk mendaur ulang 1 ton plastik yang digunakan perlu mengumpulkan sekitar 20.000 botol plastik. 3. Karena limbah plastik yang ditemukan di limbah padatan kota bercampur dengan limbah padat lainnya, sehingga diperlukan langkah pemisahan yang kompleks dan mahal untuk memproduksi plastik dengan kemurnian relatif tinggi. 2.2. Kelebihan dan Kelemahan Poli asam Laktat Kelebihan poli asam laktat (PLA):
a. Renewable, PLA merupakan bahan serbaguna yang 100% dibuat dari bahan baku yang

dapat di daur ulang seperti jagung, beras, tebu, ubi jalar, gula, gandum, dan bahan-bahan yang memiliki kandungan pati yag tinggi. Cargill - Dow bekerja untuk mengembangkan teknologi konversi baru untuk memfasilitasi penggunaan bahan baku biomassa lignoselulosa, seperti residu jagung (residu tersisa di lapangan), rumput, gandum dan dan ampas tebu (sisa produksi gula tebu).
b. Biodegradable, artinya PLA dapat diuraikan secara alami di lingkungan oleh

mikroorganisme.
c. Biocompatible, dimana pada kondisi normal, jenis plastik ini dapat diterima oleh sel atau

jaringan biologi.Dihasilkan dari bahan yang dapat diperbaharui (termasuk sisa industri) dan bukan dari minyak bumi. Sehingga aman unttuk pengemas makanan.
d. Recyclable, melalui hidrolisis asam laktat dapat diperoleh dan digunakan kembali untuk

aplikasi yang berbeda atau bisa digabungkan untuk menghasilkan produk lain. Kelemahan Asam Polilaktat (PLA) a. Densitas tinggi (1,25 g/cc)
b. Ketahanan panas dan kelembaban kurang bagus.

c. Harganya relatif mahal Dengan melihat banyaknya keuntungan dari poli asam laktat, maka poli asam laktat (PLA) dapat pula dimanfaatkan dalam bidang medis, yaitu benang bedah, penyembuhan patah tulang, dan regenerasi jaringan tubuh. Selain itu, PLA dapat dimanfaatkan sebagai penyalut, serat, film, dan bahan pengemas. Penggunaan PLA sebagai bahan pengemas dapat mengurangi masalah akibat sampah karena PLA dapat terdegradasi secara alami balk oleh panas, cahaya, maupun bakteri. Degradasi PLA tergantung pada waktu degradasi tersebut. Lee et al. (2005) melaporkan bahwa degradasi PLA secara hidrolisis akan menyebabkan pengurangan massa PLA yang berbanding lurus dengan waktu degradasi. PLA dapat digunakan dalam

industri medis karena PLA bersifat biokompatibilitas, tidak beracun, serta tidak menimbulkan mutasi dan alergi. PLA yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami metabolisme dan masuk ke dalam siklus asam sitrat menjadi CO 2 dan H2O seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

PLA dapat diaplikasikan sebagai bahan pendukung obat. Namun, PLA memiliki tingkat kerapuhan yang cukup tinggi sehingga efektivitasnya berkurang. Kelemahan ini dapat ditutupi dengan cara blending dengan polimcr biodegradable lainnya. Adapun polimer biodegradable yang telah cicampur dengan PLA adalah poli asam glikolat, Polihidroksibutirat-co-hidroksivalerat (PHBV), PCl, dan pati. 2.3. Sintesis Poli Asam Laktat a. Kondensasi Monomer Poli asam laktat dapat disintesis melalui dua jalur utama yaitu polikondensasi dari asam laktat dan pembukaan cincin laktid. Metode kondensasi terjadi melalui ikatan antar monomer dan penghilangan molekul air atau molekul sejenis. Namun metode ini tidak dapat menghasilkan polimer dengan masa molekul tinggi karena sulitnya untuk menghilangkan pengotor dan air serta dikarenakan oleh sulitnya mencegah pembentukan dimer dari asam laktat sehingga proses polimerisasi akan terhenti. Selain itu pada pelaksanaanya metode ini membutuhkan reaktor yang besar, penguapan air yang terus menerus sehingga memerlukan suhu yang tinggi, recovery pelarut dan tingginya jumlah rasemik. Berikut mekanisme kondensasi monomer asam laktat:

HO CH H3C C

HO

O CH C OH

HO CH H3 C

O C O H

O C OH C H

OH

+
OH H3 C

CH 3

HO CH H3 C

O C O H
O CH C O H

O C OH
O C C H

OH C H

HO CH

O C O H
O CH H3 C C

O C C H

OH

+
CH 3

OH

CH 3

H3C

HO

OH

H2O + OH

HO

O O C C H

OH

H3 C

CH 3

CH 3

HO CH H3C

O C O

O C C H

OH

HO

O CH C OH

H C CH 3

+
CH 3 H3C

b. Pembukaan Cincin Polimerisasi pembukaan cincin adalah polimerisasi yang terjadi dengan pembukaan cincin laktid yang merupakan cincin dimer dari asam laktat tang biasa disebut laktid. Berikut mekanisme pembentukan dimer siklik asam laktat:
CH3 CH3 O C HO CH O O C HC OH CH 3 O CH HO C O H O C O

H C CH3

CH3 O CH HO C O H O O

CH3 CH C O O H O C O

OH
H C CH3 CH3 O CH C O H O C O C

H C CH3

CH3 O C O CH O C O

OH

H C CH3

H C CH3

Proses polimerisasi ini terjadi setelah proses pembukaan cincin terjadi dan akan menghasilkan polimer dengan massa molekul tinggi. Polimerisasi dapat terjadi pada waktu yang lebih singkat dengan bantuan katalis. Katalis yang sering digunakan adalah katalis organologam khususnya adalah alkoksida dari logam. Pada polimerisasi pembukaaan cincin anionik, gugus karbonil dari asam laktat akan diserang melalui reaksi nukleopilik yang akan diikuti dengan pemotongan dari ikatan asiloksigen. Mekanisme polimerisasi pembukaan cincin anionik dapat dilihat sebagai berikut:
CH3 O C O CH O C O O C CH3 CH O C OR CH3 O

M OR
O H C

H C CH3

CH3 O C O CH O C OR CH3 O O C O M

CH3 CH O O H C CH3 C RO M

H C

CH3 O C O CH O O H C CH3 C RO M O O C

CH3 CH O C OR

M
O

H C CH3

CH3 O C O CH O C OR O

CH3 CH C O O
CH3

M +

H C CH3

H C CH3

C O
O O C RO H C CH 3 C O CH3 H3 C CH O C O O CH O C O

H C

CH3 H3 C O O C RO H C CH 3 C O CH3 CH O C O O CH O C O

H C

CH3 H3C O O C RO H C CH 3 C O CH3


CH3

O C CH O O

CH O

+
H C C O

CH3 H3C O O C RO H C CH 3 C O CH3 CH


O

H 3C CH O C H C CH 3 C

O C O

CH O C

O C O O

CH O

+
H C C O

MO
O

H C CH 3

RO

Proses polimerisasi dipengaruhhi secara signifikan oleh sistem inisiator yang dipilih, ko-inisiator sebagai agen pengontrol rantai, konsentrasi katalis, perbandingan monomer dan inisiator, temperatur dan waktu polimerisasi. Telah dipelajari bermacam-macam katalis yang dapat digunakan dalam proses polimerisasi, contohnya: alumunium kompleks dengan bis(aminophenoxide)ligand, besi alkoksida/ariloksida, stannan oktanoat dan dietilamnie, seng alkoksida kompleks, titanium alkoksida, besi alkoksida, 2,6-dimetil ariloksida, kkompleks koordinasi kalsium, kompleks basa schiff dari Cu, Zn, Co, dan Ni dengan salisil dan asam aspartat. Terdapat pula beberapa penelitian yang menggunakan klorofom, etil asetat, aseton dll sebagai pelarut dalam kristalisai monomer, dan dilanjutkan dengan polimerisasi dengan bantuan diklorodimetil silan. Metode yang paling banyak digunakan adalah dengan

menggunakan katalis Stannan oktanoat menggunakan pelarut alkohol, karena sangat efektif dalam menghindari tingginya hasil rasemisasi pada temperatur yang tinggi, tidak beracun dan telah diterima oleh FDA. Berikut mekanisme polimerisasi pembukaan cincin dengan menggunakan katalis Stannan di etil oktanoat:
CH3 O C O CH O C O O O Sn O C H C C4 H 9
CH3 O C O CH O OR H C CH3 C O Sn OR

C4 H9

H C C 2 H5

H C CH3

CH3 O CH O OR

CH C2 H 5 3 O C CH O OR O C O CH3 CH3 Sn OR

O C O

OR Sn

C O CH3

CH3 O C O CH O O C O CH3 R Sn O OR O C

CH OR O C O CH3

OR Sn

CH3 O C O CH OR O C O CH3 Sn OR O

CH3 CH C O O O H C CH3 C O CH3 H C O C

Berikut skema pembuatan dari poli asam laktat dengan skala produksi:

2.4. Proses Biodegradasi Poli Asam Laktat PLA memiliki gugus hidroksil pada ujung rantainya menyebabkan PLA dapat terdegradasi secara alami. Struktur PLA disajikan pada Gambar 2 PLA merupakan poliester termoplastik linear yang mengandung ikatan ester dan diproduksi dari sumber yang dapat diperbaharui. Ikatan ester tersebut menyebabkan PLA dapat terhidrolisis baik melalui reaksi kimia maupun secara enzimatik (Pandey 2004). Degradasi adalah peristiwa terurainya suatu senyawa menjadi lebih sederhana karena sebab-sebab alami (Latief 2001), seperti fotodegradasi (degradasi yang melibatkan cahaya), degradasi kimiawi (hidrolisis), degradasi enzimatik, dan degradasi mekanik (angin, abrasi). Degradasi dapat terjadi melalui empat tahap, yaitu penyerapan air, pengurangan kekuatan mekaniknya (modulus dan kekuatan), pengurangan massa molar, dan kehilangan bobot. PLA akan terhidrolisis menjadi monomernya yaitu asam laktat. Berikut ini adalah waktu dan produk degradasi dari beberapa polyester.

Berikut ini adalah siklus degradasi dan pembentukan dari poli asam laktat:

Berikut mekanisme degradasi hidrolitik dari poli asam laktat oleh air dengan bantuan asam atau basa bronsted lowry:

BAB III KESIMPULAN


1. Plastik konvensional berbahaya karena sifatnya yang stabil sehingga sukar diuraikan oleh

mikroorganisme. Dilain pihak hasil pembakaran bahan plastik sangat berbahaya karena mengandung gas-gas beracun seperti hidrogen sianida (HCN) dan karbon monoksida (CO).
2. Poli asam laktat memiliki beberapa kelebihan yaitu: Renewable, Biodegradable,

Biocompatible dan Recyclable. Serta memiliki beberapa kelemahan

yaitu: densitas

tinggi (1,25 g/cc), ketahanan panas dan air kurang bagus, harganya relatif mahal. PLA memiliki sifat properties yang cukup baik jika digunakan sebagai aplikasi pengganti plastik konvensional. Aplikasi PLA yang telah dikembangkan saat ini diantaranya di bidang medis, pengemasan makanan, edible film, tekstil bahkan casing barang elektronik ringan.
3. Terdapat dua jenis polimerisasi asam laktat, yaitu polikondensasi langsung dari monomer

dan polimerisasi pembukaan cincin (ROP). 4. Poli asam laktat dapat terdegradasi dengan proses enzimatis dan juga dengan proses hidrolisis oleh air dengan katalis asam basa bronsted lowry.

DAFTAR PUSTAKA Ahmed, Jasim and Varshney, Sunil K, 2011, PolylactidesChemistry, Properties And Green Packaging Technology: A Review, International Journal of Food Properties, 14:3758, 2011. Bendix, Dieter, 1997, Chemical synthesis of Polylactide and its copolymers for medical applications, Polymer Degradation and Stability 59(1998)129-135 Edlund, U and Albertsson, C, 2003, Polyesters based on diacid monomers, Advanced Drug Delivery Reviews 55 (2003) 585609. Kristian, Rieko, 2010 http://rieko.wordpress.com/2010/01/22/poly-lacticacid-pla-produksi-aplikasidan-prospek-pengembangannya-di-indonesia/

Mehta, Rajeev, Modeling and Simulation of Poly(Lactic Acid) Polymerization, Thesis: and department of Engineering, Deemed University, India. Aliphatic Content: Effect on Moisture Sorption, Thesis: Department of Drexel University, India. Singh, Vinesh M, 2008, Synthesis of Polylactide with Varying Molecular Weight Enginering,

You might also like