You are on page 1of 18

SYNDROME COMPARTEMENT

AHMAD ZAHID FIKRI, S.KEP., NS ZANER10@YAHOO.COM ZAHFIK@GMAIL.COM

DEFINISI
Kompartemen sindrom digambarkan sebagai suatu kondisi dimana sirkulasi dan fungsi jaringan di dalam ruangan tertutup terancam oleh peningkatan tekanan pada ruangan itu (Charles dan Green, 1981)

KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologi : Sindrom kompartemen akut Sindrom kompartemen kronis

Berdasarkan tempat terjadinya :

Anterior compartement syndrome Deep posterior compartement syndrome

ETIOLOGI
Tekanan internal :
Penutupan jaringan facial yang rusak Pembalutan yang ketat Localized external pressure
Perdarahan Peningkatan permeabilitas sekunder Peningkatan tekanan kapiler Muscle hypertropi Infiltrated infusion Necrotic syndrome

Tekanan eksternal :

MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala 7 P :


Pain (nyeri) pada saat istirahat Pain (nyeri) pada gerakan pasif Paralisis Pallor (pucat) Parestesi Poikilotermia (suhu sesuai dengan sekitar) yaitu dingin Pulselesness (tak ada nadi).(Hamilton, 1992)

PENATALAKSANAAN
BLS (Basic Life Support)
Pemberian oksigen dengan aliran tinggi (high flow) Jangan kompres dengan es, karena menyebabkan vasokonstriksi Jangan diangkat, tetap posisikan seperti semula atau posisi nyaman dan aman Bidai untuk kenyamanan dan perlindungan Bawa untuk menerima fasilitas medis yang diperlukan ke klinik terdekat

CONTINUE
ALS (Advance Life Support)
Sama seperti BLS Morfin sulfat atau fentanyl

PENATALAKSANAAN MEDIS
Diuretik Manitol Bedah dekompresi Fasciotomi (kompartemen sindrom kronik)

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Anamnesa: Riwayat penyakit dahulu, riwayat penggunaan obat, riwayat penyakit sekarang

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum, TTV B1 (tdk ada masalah) B2 (edema, nadi hilang timbul/tidak teraba, pucat, sianosis) B3 (Nyeri, parestesia) B4 (tdk ada masalah) B5 (Myoglobulin dalam urin (komplikasi necrotic tubular acute)) B6 (terjadi kerusakan tulang)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d kompresi saraf dan iskemi otot Perubahan perfusi jaringan perifer b.d penurunan aliran darah Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan otot dan kerusakan jaringan

INTERVENSI
Nyeri
Tujuan: nyeri hilang atau berkurang dalam 15-30 menit Kriteria hasil:
Klien akan mengungkapkan perasaan saat nyeri terjadi Klien menyebutkan metode untuk mengurangi nyeri Klien mampu melakukan metode relaksasi saat dirasakan Ekspresi nyeri (-)

CONTINUE
Intervensi kepw
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, berirama dan lambat Ajarkan metode distraksi Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit Kolaborasi dengan dokter untuk indikasi pemberian analgesik

PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN


Tujuan: perfusi jaringan klien membaik Kriteria hasil:
Tanda-tanda edema berkurang/hilang Tidak terlihat pucat Menunujukkan denyut nadi reguler

CONTINUE
Intervensi keperawatan
Tinggikan ekstermitas di atas tinggi jantung, tidak boleh lebih dari 30 cm Lepaskan balutan/gips Anjurkan klien untuk tidak mengopres yang edema dengan es Kolaborasi dg dokter bedah untuk indikasi fasciotomi

KERUSAKAN MOBILITAS
Tujuan : klien tidak akan mengalami kerusakan mobilitas fisik Kriteria hasil :
Menggunakan tindakan pengamanan untuk meminimalkan kemungkinan terhadap cidera Memperlihatkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas Melaporkan adanya peningkatan fisik

CONTINUE
Intervensi Kepw
Ajarkan untuk melakukan latihan ROM aktif pada anggota yang sehat Lakukan latihan gerak pasif pada anggota gerak yang sakit Ubah posisi 2 sampai 4 jam

CONTINUE
Anjurkan untuk ambulasi, dengan atau tanpa alat bantuan Jika tidak mampu berjalan, bantu individu keluar dari tempat tidur pindah ke kursi roda atau kursi Dukungan dan bantuan keluarga dalam latihan ROM Dorong partisipasi klien dalam semua aktifitas sesuai kemampuan klien

MET BELAJAR YA
ARIGATO GOZAIMASU

You might also like