You are on page 1of 28

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang senantiasa melimpahkan rahmat serta

kan rahmat serta taufik-Nya. Salawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada kesempatan ini penulis akan membuat suatu makalah yang berjudul Bisnis Konveksi, Peluang Usaha yang Tidak Ada Matinya . Adapun pembuatan makalah kecil ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester (UAS) pada AMIK BSI Tahun 2011 Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik ilmu pengetahuan maupun ketentuan-ketentuan dalam pembuatannya, juga keterbatasan buku-buku yang penulis miliki.Semua ini masih jauh dari sempurna dan kebenarannya.Untuk itu penulis sangat mengharapkan tanggapan, kritik dan saran dalam penyempurnaan penulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. TERIMA KASIH Jakarta, Oktober 2011 Penulis:

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...... i DAFTAR ISI .... ii BAB I PENDAHULUAN ...... 1 BAB II PEMBAHASAN 1. Landasan Teori... 4 2. Bisnis Konveksi, Peluang Usaha yang Tidak Ada Matinya 11 3. Latar Belakang Perusahaan11 3.1. Data Perusahaan..14 3.2. Biodata Pemilik Perusahaan14 3.3. Susunan Pemilik/Pemegang Saham...15 3.4. Keunggulan Produk yang Dimiliki.15 3.5. Kegiatan Pemsaran dan Promosi yang sudah Dilakukan..16 3.8. Target/Segmen Pasar yang Dituju..17 3.9. Strategi Pemasaran..18 3.10. Pesaing...18 3.11. Saluran Distribusi..18 3.12. Analisis Produksi19 3.13. Bahan Baku dan Penggunaanya19 3.14. Kapasitas Produksi.20 3.15. Analisis Produksi21 3.16. Laporan Laba Rugi.22 3.17. Foto Produk.23
ii

BAB III PENUTUP Kesimpulan ... .24 Saran.24 DAFTAR PUSTAKA...25 LAMPIRAN............26

iii

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam kewirausahaan, kekayaan menjadi relatif sifatnya.Ia hanya merupakan produk bawaan (by-product) dari sebuah usaha yang berorientasi dari sebuah prestasi. Prestasi kerja manusia yang ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri.Ada pengusaha yang sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri sebagai orang yang hidup mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya belum bisa dikatakan kaya, namun berpenampilan begitu glamor dengan pakaian dan perhiasan yang amat mencolok. Maka soal kekayaan akhirnya terpulang pada masing-masing individu. Keadaan kaya miskin, sukses gagal, naik dan jatuh merupakan keadaan yang bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun piawainya ia. Ilmu kewirausahaan hanya menggariskan bahwa seorang Wirausahawan yang baik adalah sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus asa saat jatuh. Tidak ada satu suku katapun dari kata Wirausaha yang menunjukkan arti kearah pengejaran uang dan harta benda, tidak pula kata wirausaha itu menunjuk pada salah satu strata, kasta, tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok elite tertentu. Di Indonesia, di penghujung abad ke 20 ini kewirausahaan boleh dikata baru saja diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam meniti karier dan penghidupan. Seperti diketahui, umumnya rakyat Indonesia mempunyai latar belakang pekerja pertanian yang baik. Dengan hidup dialam penjajahan hampir 3,5 abad lamanya, nyaris tidak ada figur panutan dalam dunia kewirausahaan. Yang ada hanya pola pemikiran feodalisme, priyayiisme, serta elitisme yang satu diantaranya sekian banyak ciricirinya adalah mengagungkan status sosial sebagai pegawai, terutama pegawai negeri (kontras dengan status leluhur yang petani). Pada era orde baru, pemerintah sadar bahwa untuk memajukan bangsa dan negara, peran serta masyarakat swasta harus dilibatkan secara serius. Oleh sebab itu keWirausahaan mulai dikampanyekan, dengan berbagai penekanan bahwa lowongan kerja tidak akan mampu menampung jumlah angkatan kerja yang dari tahun ke tahun semakin membengkak. Lebih jauh para pengusaha kecil dibina dengan harapan bisa berkembang menjadi tonggak tumpuan ekonomi di masa datang.Pengusaha besar diberi kemudahan, karena merekalah kini pemainpemain utama yang mendukung tugas pemerintah di sektor ekonomi.Sebagai negara berkembang bisa dimengerti kalau terjadi berbagai ekses dan penyimpangan.Dengan masyarakat yang berlatar belakang non entrepreneur serta cendrung feodalis, bangsa Indonesia tampak kurang siap di berbagai aspek. Dalam periode transisi dari alam birokrasi ke iklim bisnis yang serba cepat, pacuan kewirausahaan menyebakan para pengusaha Indonesia kedodoran pada segi-segi yang
1

amat penting, diantaranya faktor sikap mental (attitude),motivasi, etos kerja serta kesadaran tentang pengabdian kepada bangsa dan negara. Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman naluri.Seorang pemburu memerlukan naluri untuk bersaing dengan buruannya.Demikian juga dalam dunia kewirausahaan.Pengusaha bersaing tidak hanya dengan perusahaan-perusahaan pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan situasi tertentu, seperti moneter dan ekonomi, politik, perubahan kebijaksanaan pemerintah.Untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan yang mungkin terjadi, seorang Wirausahaan perlu melatih naluri keWirausahaannya, agar selalu siap menghadapi hal apapun dantetap bertahan hidup. Kim Woo Chong, pendiri Daewoo, mengatakan bahwa sekali wirausahawan memproklamirkan diri sebagai seorang Wirausahawan, maka semua pemikiran dan tindakan wirausahawan adalah untuk usaha. Wirausahawan harus merendam jiwa raga wirausahawan kesana. Makin lama wirausahawan menjiwai dunia wirausaha, makin banyak pengalaman wirausahawan, maka makin tajamlah naluri wirausahawan. Seseorang yang mempunyai komitmen diri yang teguh akan sikapnya adalah orang yang mampu untuk menjadi pemimpin yang selanjutnya cara dan metode yang diterapkannya disebut Kepemimpinan. Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah perlakukanlah orang-orang lain sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan. Berusaha memandang suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo seliro. Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol.Ciriciri mereka biasanya sangat menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya pengusaha. Mereka tampil beda. Salah satu contoh : adalah Kim Woo Chong, seorang Wirausahawan terkemuka di Korea, pendiri kelompok Daewoo. Kim tidak pernah terpengaruh oleh sepak terjang pengusaha-pengusaha lain dan ikut-ikutan mengejar trend bisnis yang ramai-ramai dilakukan orang. Pada saat para pengusaha lain berlomba-lomba mencari pasar di Amerika dan Eropa, ia secara mengejutkan justru menerobos negara-negara tirai besi, seperti Rusia dan sekutu-sekutunya. Lebih mencengangkan lagi ia juga merangkul negara-negara yang sejauh ini sangat ditakuti dan diharamkan oleh negara-negara penganut kapitalisme seperti Libia dan Iran. Akan tetapi kenyataan membuktikan bahwa Kim benar. Dengan keputusannya itu ia, dan Daewoo berkembang menjadi salah satu konglomerat terbesar di Asia serta diperhitungkan dimana-mana termasuk Amerika dan Eropa. Charles Webber: 1970, mengatakan bahwa untuk menjadi negara maju, minimal diperlukan 2% komunitas pengusaha besar dan 20% komunitas pengusaha menengah dan kecil, dan tentunya untuk dapat dan mau menjadi pengusaha sangat diperlukan rangsangan makro maupun mikro serta bakat-bakat kepemimpinan pada warga negara di suatu negara. Bagaimanakah dengan
2

kondisi kewirausahaan, kepemimpinan serta motivasi apa saja yang mendorong para pengusaha kecil untuk berwira usaha?.Untuk inilah makalah ini ditulis. 2. Pokok Masalah

Bagaimanakah kondisi kewirausahaan di Indonesia saat ini? Bagaimana kondisi jasa konveksi di Indonesia? Motivasi apa saja yang mendorong para pengusaha konveksi untuk berwirausaha?

3. Tujuan

Ingin Mengetahui kondisi kewirausahaan di Indonesia saat ini. Ingin mengetahui bagaimana jasa konveksi di Indonesia khusus di jakarta. Ingin mengetahui apa saja yang mendorong para pengusaha konveksi untuk berwirausaha.

4. Batasan Masalah Malakalah ini membahas tentang Matinya Bisnis Konveksi, Peluang Usaha yang Tidak Ada

BAB II LANDASAN TEORI A. Kewirausahaan Sosok kewirausahaan yang ideal dituntut mempunyai nilai-nilai kearah kualitas manusia yang semapan mungkin, dalam artian sangat memperhatikan struktur prioritas kewirausahaan yang terdiri dari empat lapisan yaitu : 1. Sikap Mental Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam keadaan baik.Unsur ini yang menentukan apakah orang menjadi sosok yang tinggi budi ataukah sebaliknya menjadi orang yang jahat dan culas. Orang baik budi merupakan kader pembangunan bangsa, sedangkan orang jahat akan menjadi beban masyarakat dari bangsa itu sendiri. Tentu kita tidak ingin melihat bahwa banyak kejahatan dan keculasan merajalela di negeri ini.Itu sebabnya pembinaan sikap mental menjadi unsur penting dalam dunia kewirausahaan sekaligus dalam kehidupan.Selain menghadirkan sifat-sifat baik alamiah seperti kejujuran dan ketulusan, sikap mental mencakup juga segisegi positif dalam motivasi dan proaktivitas. Saran-saran berikut akan membantu wirausahawan untuk mengembangkan sikap mental yang baik : 1. Para wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya. Tunjukan sikap mental yang positif terhadap pekerjaan wirausahawan, karena sikap inilah yang akan ikut menentukan keberhasilan wirausahawan. 2. Otak wirausahawan merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk renungan pikiran wirausahawan yang akan memungkinkan wirausahawan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti. 3. Kebanyakan orang membatasi pikiran-pikirannya pada problem-problem dan kegiatankegiatan sehari-hari. Gunakanlah imajinasi wirausahawan untuk meluaskan pikiranpikiran wirausahawan dan cobalah berpikir yang besar-besar. Orang-orang yang dapat melihat gambaran besar adalah orang yang bersifat wirausaha dan merupakan calon-calon pemimpin bisnis maupun masyarakat. 4. Rasa humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat. Terlalu serius dapat merugikan pekerjaan wirausahawan dan tidak sehat. Menunjukan rasa humor berpengaruh terhadap orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai. 5. Pikiran wirausahawan haruslah terorganisasi dengan baik sekali dan mampu memfokuskan pada pelbagai problem. Wirausahawan haruslah mampu memindahkan perhatian wirausahawan dari satu problem ke problem lain dengan upaya yang minim.

2. Kepemimpinan. Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah perlakukanlah orang-orang lain sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan. Berusaha membangkitkan suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo seliro. Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya pengusaha. Mereka tampil beda. Salah satu contoh : adalah Kim Woo Chong, seorang Wirausahawan terkemuka di Korea, pendiri kelompok Daewoo. Kim tidak pernah terpengaruh oleh sepak terjang pengusaha-pengusaha lain dan ikut-ikutan mengejar trend bisnis yang ramai-ramai dilakukan orang. Pada saat para pengusaha lain berlomba-lomba mencari pasar di Amerika dan Eropa, ia secara mengejutkan justru menerobos negara-negara tirai besi, seperti Rusia dan sekutu-sekutunya. Lebih mencengangkan lagi ia juga merangkul negara-negara yang sejauh ini sangat ditakuti dan diharamkan oleh negara-negara penganut kapitalisme seperti Libia dan Iran. Akan tetapi kenyataan membuktikan bahwa Kim benar. Dengan keputusannya itu ia, dan Daewoo berkembang menjadi salah satu konglomerat terbesar di Asia serta diperhitungkan dimana-mana termasuk Amerika dan Eropa. a. Perilaku Pemimpin Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :

Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran, merencanakan dan mencapai sasaran. Berorientasi pada orang, yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.

Orientasi Tugas Seorang pemimpin dengan orientasi demikian cenderung menunjukan perilaku :

Merumuskan secara jelas peranannya sendiri maupun peranan stafnya. Menentukan tujuan-tujuan yang sukar tapi dapat dicapai. Melaksanakan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan, membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan. Berminat mencapai peningkatkan produktivitas. Orientasi Orang

Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung akan menunjukan perilaku sebagai berikut :

Menunjukan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan, jika timbul. Menunjukan perhatian pada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.
5

Menunjukan pengertian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan dan keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan staf. Menerapkan prinsip penekanan ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif. Menciptakan suatu suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.

b. Tindakan Kepemimpinan Saran-saran berikut akan dapat membantu wirausahawan meningkatkan kepemimpinan wirausahawan : kemampuan

1. Sekali wirausahawan telah mengambil keputusan, ambil tindakan secepat mungkin 2. Upaya-upaya wirausahawan dapat dilipat gandakan melalui bakat dan kemampuan staf wirausahawan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, wirausahawan harus mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan kemampuan ini dari orang-orang yang mampu disekitar wirausahawan dan menyokong serta percaya pada wirausahawan sebagai pemimpin. 3. Wirausahawan akan memperoleh kepercayaan pada kemampuan kepemimpinan wirausahawan, jika wirausahawan memusatkan perhatian pada upaya meningkatkan kekuatan-kekuatan wirausahawan. Jauhilah situasi dimana kelemahan-kelemahan wirausahawan akan tampak. 4. Seorang pemimpin yang baik bersedia mengakui kesalahan-kesalahan dan mengubah rencana-rencana. Wirausahawan haruslah sadar bahwa keadaan selalu berubah dan penyesuaian-penyesuaian haruslah dibuat sewaktu-waktu. 3. Tata Laksana Tata laksana merupakan terjemahan dari kata Management artinya pengelolaan.Yang perlu dimengerti disini adalah manajemen bukan semata-mata konsumsi para manajer saja.Setiap orang perlu manajemen apapun status dan jabatan orang tersebut.Bahkan ibu rumah tanggapun perlu manajemen untuk mengelola uang dapur dan belanjaannya. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur. Gunanya jelas, yaitu untuk menghasilkan efektifitas dan efisiensi setiap pekerjaan, agar mendapatkan hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya. Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan yang bersifat praktis.Kalau sikap mental dan kepemimpinan berada di dalam jiwa, manajemen berada diluar mirip ketrampilan teknis. Manajemen mempunyai arti yang amat luas.Kegunaannya juga sangat universal dan semua orang atau organisasi memerlukan manajemen. Banyak sekali kasus yang membuktikan bahwa bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi kacau dan morat marit. Perusahaan
6

tanpa manajemen yang baik, bisa dipastikan akan mengalami hambatan besar dalam perkembangannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang ingin memulai usaha harus mewaspadai aspek tata laksana sedini mungkin.Mulailah kegiatan manajemen seketika pada saat perusahaan baru saja dimulai, sekecil apapun ukurannya. 4. Ketrampilan Lapisan terluar dari struktur prioritas keWirausahaan adalah ketrampilan. Banyak pihak berpendapat, bahwa dengan berbekal penguasaan ketrampilan, seseorang akan bisa diharapkan menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya tidaklah terlalu salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya seorang penjahit dengan ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki sebuah perusahaan pakaian jadi yang cukup besar. Namun demikian, kalau wirausahawan mau meneliti lebih jauh, ternyata keberhasilankeberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh ketrampilan semata, melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha.Leadership yang bersangkutan yang menuntun dan membawanya ke jenjang sukses. Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang, baik trampil maupun tidak untuk bisa tampil sebagai tokoh yang sukses, atau orang yang berkecukupan yaitu :

Memanfaatkan ledership yang berasal dari diri sendiri. Memanfaatkan ledership orang lain. Faktor keberuntungan ( luck atau hoki )

B. Karakteristik Wirausahawan. Sejarah kewirausahaan menunjukkan bahwa Wirausahawan mempunyai karakteristik umum serta berasal dari kelas yang sama. Para pemula revolusi industri Inggris berasal dari kelas menengah dan menengah bawah.Dalam sejarah Amerika pada akhir abad ke sembilan belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata Wirausahawan adalah anak dari orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin dan tidak kaya.Schumpeter menulis bahwa Wirausahawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada dari semua kelas. Menurut Mc Clelland, karakteristik Wirausahawan adalah sebagai berikut : 1. Keinginan untuk berprestasi.

Penggerak psikologis utama yang memotivasi Wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai kebutuhan.Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan.Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetisiindividu.
7

2. Keinginan untuk bertanggung jawab. Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi mereka akan melakukannya secara berkelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasil. 3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah. Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi. 4. Persepsi pada kemungkinan berhasil. Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kwalitas kepribadian Wirausahawan yang penting.Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya.Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut. 5. Rangsangan oleh umpan balik. Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk.Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka. 6. Aktifitas enerjik. Wirausahawan menunjukan enerji yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu.Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan. 7. Orientasi ke masa depan. Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.

8. Ketrampilan dalam pengorganisasian. Wirausahawan menunjukkan ketrampilan dalam organisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan.Mereka sangat obyektif dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli bukan teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien. 9. Sikap terhadap uang. Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka.Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian dari kompetensi mereka. C. Potensi Kewirausahaan. Karakteristik Wirausahawan sukses dengan semangat tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa diri sendiri.

1. Kemampuan inovatif. Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik. 2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity) Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. 3. Keinginan untuk berprestasi adalah tanda-tanda penting dari dorongan keWirausahaan. Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri. 4. Kemampuan perencanaan realistis. Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis.Tujuan ditetapkan sesuai dengan tujuan dari Wirausahawan. 5. Kepemimpinan terorientasi pada tujuan.

Wirausahawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan.Semangat yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka ke arah tujuan yang ditetapkan. 6. Obyektivitas. Wirausahawan obyektif di dalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas keWirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. 7. Tanggung jawab pribadi. Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri. 8. Kemampuan beradaptasi. Para Wirausahawan mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Ketika Wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun melihat situasi secara obyektif. 9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator. Wirausahawan mempunyai mengidentifikasi dan kemampuan mengorganisasi dan administasi di dalam

mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efisien.

10

BAB II.b ANALISA Bisnis Konveksi, Peluang Usaha yang Tidak Ada Matinya 1 Bisnis konveksimerupakan salah satu bisnis yang cukup populer dan peluang usaha yang tidak ada matinya di Indonesia.Bisnis ini menjadi populer disebabkan beberapa hal. Pertama, industri konveksi menghasilkan produk berupa pakaian yang merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga bisnis ini akan selalu ada. Banyak orang bergelut di bidang konveksi karena marketnya jelas dan luas. Kedua, bisnis konveksi populer karena modal untuk memulai usaha ini tidak terlalu besar.Dengan bermodalkan dua sampai tiga unit mesin jahit, seseorang dapat memulai bisnis konveksi.Dibandingkan mesin-mesin produksi lainnya yang harganya ratusan, bahkan miliaran, mesin jahit dapat dibeli dengan harga ratusan ribu saja dan salah satu mesin produksi termurah. Tempat untuk memulai usaha ini juga tidak membutuhkan ruangan besar, apalagi sampai membangun sebuah pabrik. Garasi rumah yang luasnya hanya beberapa meter dapat dijadikan tempat bisnis konveksi. Bisnis Konveksi dan Bisnis Garment Di dalam sebuah proses manufaktur garment, terdapat sebuah proses pengolahan kain menjadi pakaian siap jadi yang terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1. 2. 3.

cutting (memotong); making (proses menjahit); dan trimming (proses merapikan).

Ketiga proses inilah yang dikerjakan dalam bisnis konveksi atau populer dengan istilah CMT (Cut, Make, and Trim). Lalu apa yang membedakan antara bisnis konveksi dan bisnis garment?

Perbedaan antara bisnis konveksi dan bisnis garment adalah proses produksinya. Di pabrik garment, proses produksi dikerjakan berdasarkan jenis proses. Contohnya, saat proses membuat kerah baju. Semua pekerja di pabrik garment tersebut melakukan hal yang sama, yaitu hanya membuat kerah. Ketika proses memasuki tahapan menyambung lengan dengan baju, semua pekerja akan melakuakn proses tersebut. Demikian seterusnya.

11

Di pabrik konveksi, proses produksi dikerjakan secara keseluruhan oleh masing-masing operator jahit.Setiap operator menjahit baju dari menjahit lengan sampai menjadi satu pakaian utuh.Setelah satu pakaian selesai dibuat, setiap operator kembali menjahit potongan kain menjadi pakaian siap pakai.Demikian seterusnya. Awal Mula Bisnis Konveksi di Indonesia Sebenarnya, konveksi adalah cara yang dilakukan pabrik-pabrik garment untuk menyelesaikan pesanan yang tidak mungkin dikerjakan atau tidak efisien lagi untuk dikerjakan. Pesananpesanan ini akhirnya disubkontrakkan atau dikonveksikan kepada beberapa pemanufaktur kecil. Pabrik garment kemudian melakukan pembinaan kepada pemanufaktur-pemanufaktur kecil ini, seperti cara memotong kain yang benar, cara melakukan proses QC, dan lain-lain. Pemanufakturpemanufaktur kecil ini lambat laun disebut konveksi.Itulah awal mula lahirnya bisnis konveksi di Indonesia. Cara Mengembangkan Bisnis Konveksi Saat ini, bisnis konveksi menjadi tren di kalangan pebisnisnya. Permintaan akan produk ini terus mengalir baik dalam partai kecil maupun besar, misalnya order dari komunitas-komunitas tertentu, seragam sekolah, baju karyawan, sampai order baju partai untuk kepentingan pemilihan umum. Ada beberapa hal yang harus dimiliki agar bisnis konveksi dapat berkembang dengan baik. 1. Ketekunan Ketekunan adalah faktor penting keberhasilan sebuah usaha.Hal ini banyak dialami oleh para pengusaha konveksi yang saat ini sudah sukses.Para penguasaha tersebut pada awalnya membuka usaha konveksi skala kecil.Secara bertahap, usaha kecil ini berkembang pesat menjadi perusahaan besar.Kuncinya adalah ketekunan dan membangun relasi yang kuat dengan pelanggan. 2. Modal Selain ketekunan, modal tidak kalah penting saat mengembangkan usaha konveksi. Sebuah usaha konveksi belum bisa menerima order dalam jumlah besar jika modalnya kurang atau belun ada. Hal ini mengakibatkan usaha konveksi ini tidak bisa bersaing dengan perusahaan konveksi lainnya karena belum dapat mencukupi permintaan dalam jumlah besar.Jadi, modal sangat menentukan dalam hal ini.

12

BAB II.c EMBANO SHIRT EMBANO SHIRT berdiri pada tanggal 7 Desember 1990 di Jakarta Usaha ini didirikan oleh Bapak Suwarso,Usaha ini didirikan karena melihat pada era saat ini nilai konsumenrisme masyarakat meningkat terutama pada pembelian pakaian. Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia.Manusia memerlukan pakaian untuk menutupi tubuhnya dan melindungi diri dari panas, dingin dsb.Untuk itulah saya melihat kesempatan tersebut dan mendirikan usaha pabrik konveksi. EMBANO SHIRT merupakan usaha home industry yang memerlukan kain sebagai bahan dasar dari pembuatan pakaian tersebut.caranya dengan menggunakan teknik potong, bentuk pola, padu padan warna warni kain, dan selanjutnya menyatukannya dengan dijahit tangan atau menggunakan mesin. Disamping hal tersebut kami juga menggunakan para pekerja yang kreatif,inovatif,dan ketelitian dalam pengerjaannyai. Sehingga slogan yang kami tawarkan disini adalah Keindahan Dibalik Kesederhanaan. VISI Menciptakan peluang usaha terbaik dalam bidang pakaian MISI

Menciptakan produk-produk yang inovatif, mempunyai nilai tambah, dan berdaya saing tinggi. Menjadi perusahaan konveksi yang profesional yang memiliki manajemen yang tepat guna dalam mengelola organisasi dan menjalankan usaha. Memberikan kesempatan kepada berbagai lapisan masyarakat untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.

13

DATA PERUSAHAAN 1. Nama Perusahaan :


Embanoshirt

Konveksi

2. Bidang Usaha

3. Jenis Produk / Jasa

Pakaian jadi untuk dewasa

4. Alamat Perusahaan

Jl.M awar luar, Koja,Jakarta Utara

5. Nomor Telepon

085716448111

6. Bank Perusahaan

BCA

Tahun 1990

7. Mulai Berdiri

14

BIODATA PEMILIK / PENGURUS

1. Nama

Bpk. Suwarso

2. Jabatan

Pemilik Perusahaan

3. Tempat dan Tanggal Lahir

Pemalang,1966

4. Alamat Rumah

Koja, Jakarta Utara

5. Nomor Telepon

085716448111

6. Pendidikan Terakhir

SMA

7. Pengalaman Kerja

10 Tahun

SUSUNAN PEMILIK/PEMEGANG SAHAM NAMA Suwarso TOTAL JUMLAH SAHAM NILAI SAHAM PRESENTASE 100 % 100 %

15

PRODUK Produk kami berwujud kaos dan kemeja baik lengan panjang atau lengan panjang. Produk yang kami hasilkan harganya sangat terjangkau berkisar antara Rp 320.000 - Rp 400.000,-/lusin (tergantung dari motif, penggunaan kain dan teknik pekerjaannya).Perusahaan kami menghasilkan 2000 pcs kaos dan kemeja dalam 1minggunya.

KEUNGGULAN PRODUK YANG DIMILIKI

1. Jahitan Rapi 2. Lapisan kerah kemeja dari plastic dan kardus 3. bahan baku yang bermutu

KEGIATAN PEMASARAN DAN PROMOSI YANG SUDAH DILAKUKAN

PERSONAL SELLING Memberikan contoh/ sample baju yang akan di pasarkan kepada calon pelanggan hal ini mengakibatkan naiknya jumlah pesanan produksi PAMERAN Pameran dagang di Jakarta

16

TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU GAMBARAN KARAKTERISTIK PEMBELI/PENGGUNA


Pembeli Individu, kelas sosial menengah kebawah. Distributor/Toko pakaian

PENGEMBANGAN PRODUK Perubahan disain sesuai mode yang berlaku/trend, Peningkatan kualitas bahan dan STRATEGI PEMASARAN jahitan dan mencoba diversifikasi produk ke pakaian anak PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN akan direncanakan untuk menjajakiperluasan wilayah pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan pegusaha / distributor/ toko pakaian KEGIATAN PROMOSI 1. Promosi penjualan Produk sampel Intensifikasi pameran dagang/bazaar/pasar malam Diskount Khusus/ pemberian Voucher Jaminan produk 2. Iklan Brosur/Daftar Harga Selebaran 3. Personal Selling Lobbying Presentasi penjualan 17

STRATEGI PENETAPAN HARGA

Harga disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat lapisan menengah ke bawah. ANALISIS

PESAING PESAING Home Industry di sekitar Area usaha. KEUNGGULAN Biaya tenaga kerja lebih murah. KELEMAHAN 1. Jahitan kurang rapi 2. Mutu bahan rendah 3. Desain kurang baik

SALURAN DISTRIBUSI

WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI SAAT INI

1.Wilayah Pemasaran

Lokal ..................... 100 %

2. Jalur Distribusi
18
Individu Distributor

WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI YANG DIRENCANAKAN


Lokal ....................... 75% 1.

Wilayah Pemasaran

Luar daerah 25%

Jalur Distribusi

Individu

Distributor

ANALISIS PRODUKSI PROSES PRODUKSI

PROSES PRODUKSI Memotong Mengobras Menjahit Memasang kancing

BAHAN BAKU Kain Kain Kain + Benang Kancing

MESIN Mesin gunting Mesin Obras Mesin Jahit Mesin Lobang Kancing

BAHAN BAKU DAN PENGGUNAANNYA BAHAN BAKU Kain BAHAN PENOLONG Kancing Benang KEBUTUHAN RATA-RATA PER BULAN 10 kayu KEBUTUHAN RATA-RATA PER BULAN 1 gross 10 lusin

19

KAPASITAS PRODUKSI

FASILITAS DAN MESIN PRODUKSI YANG DIMILIKI FASILITAS & MESIN PRODUKSI *) Mesin Jahit Mesin Obras Mesin Making Up Mesin Kansai Mesin M.H Mesin Bartex Mesin Lubang Kancing Mesin Pasang kancing Jumlah 19 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit Total Nilai @ Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 1,800,000 3,000,000 8,000,000 6,000,000 6,000,000 16,000,000 16,000,000

Rp. 8,000,000

Mesin Gunting Potong Mesin setrika (gosokan) TOTAL

1 Unit 7 Unit 34 Unit

Rp. 2,500,000 @ Rp. 135,000

Rp. 100645000

KAPASITAS PRODUKSI RATA-RATA PER BULAN

8000 pcs/bulan

20

ANALISIS SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)

ANALISIS KOMPETENSI SDM TINGKAT PENDIDIKAN Tidak Lulus SD SD SMP SMU TOTAL Jumlah 15 10 25

21

LAPORAN LABA RUGI KONVEKSI EMBANO TAHUN 2010 A. HASIL PENJUALAN 276,50 PENJUALAN Sub Total Hasil Penjualan B. BIAYA PRODUKSI / VARIABEL 50,00 Bahan Baku Bahan Pembantu Upah Buruh Produksi Biaya Lain-lain Sub Total Biaya Produksi C. BIAYA TETAP 10,00 Biaya Pemeliharaan Sub Total Biaya Tetap D. BIAYA ADMINISTRASI 5,0 Biaya Pemasaran Alat Tulis Kantor
22

0,000 276,50 0,000

0,000 8,0 00,000 54,00 0,000 5,0 00,000 117,00 0,000 0,000 10,00 0,000 00,000 10,00 0,000

Listrik, Air , Telepon Biaya lain-lain Sub Total Biaya Administrasi TOTAL BIAYA LABA SEBELUM PAJAK PAJAK LABA BERSIH

35,00 0,000 3,5 00,000 53,50 0,000 180,500,000 96,000,000 96,000,000

FOTO PRODUK

23

BAB III PENUTUP Demikian business plan ini dibuat dengan harapan dapat berguna bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Tidak lupa juga penyusun sampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga business plan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Manusia tidak pernah luput dari adanya kesalahan, oleh sebab itu penyusun mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam business plan ini. Semoga business plan ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca.

KESIMPULAN a. Bisnis konveksi merupakan bisnis yang mengandalkan jasa. Sehingga sangat penting untuk berorientasi pada kepuasan pelanggan. b. Pemilihan lokasi merupakan salah satu factor yang penting dalam memulai bisnis konveksi. c. Penetapan harga yang terlalu rendah belum tentu baik, karena tidak semua orang perduli dengan harga yang murah Lebih baik memberikan harga rata-rata dengan kualitas baik. SARAN

24

a. Diperlukan suatu keberanian untuk memulai usaha.

b. Keuletan sangat diperlukan dalam menjalankan bisnis.

DAFTAR PUSTAKA Sumidjo, Wahyo, 1984,Kepemimpinan dan Motivasi, Ghalia Indonesia, Jakarta. http://artikelrande.blogspot.com/2http://bemfeunair.files.wordpress.com/2010/08/contohbp.pdf010/07/manajemen-kewirausahaan.html Thoha, Miftah, 1994,Kepemimpinan Dalam Manajemen, CV. Rajawali, Jakarta. Yukl, Gary, 1996, Kepemimpinan Dalam kewirausahaan, Prerhallindo, Jakarta. http://bemfeunair.files.wordpress.com/2010/08/contoh-bp.pdf010/07/manajemenkewirausahaan.html

25

You might also like